HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000
SUARA NTB
RABU, 18 SEPTEMBER 2019
Pengemban Pengamal Pancasila
16 HALAMAN NOMOR 157 TAHUN KE 15 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Satu Tahun Kepemimpinan Zul - Rohmi
Mataram (Suara NTB) Genap satu tahun kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M. Sc - Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M. Pd (Zul - Rohmi), pada 19 September 2019. Pemprov akan mulai efektif menerapkan Balance Score Card (BSC) untuk mengukur kinerja pejabat struktural eselon IV, III dan II beserta seluruh ASN pengelola kegiatan dan penyelenggara pelayanan publik. Kepala Bappeda NTB, Ir. Wedha Magma Ardhi, M.TP menjelaskan, dalam masa ujicoba penerapan BSC beberapa bulan terakhir, semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sudah bisa menggunakan BSC. Namun, OPD masih kurang dalam pengungkapan proses kegiatannya.
‘’Misalnya tadi, ada (kegiatan) yang tidak tercapai. Itu ada pembangunan fasilitas, kendalanya apa? Itu eselon IV harus mengisi kendalanya apa? Solusinya apa? Di situ atasannya yang memberikan petunjuk, solusinya apa? Itu yang belum terisi, belum terungkap,’’ kata Ardhi dikonfirmasi usai jeda rapat pimpi-
nan (Rapim) yang digelar tertutup di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur, Selasa (17/ 9) sore. Lewat aplikasi BSC, kinerja seluruh OPD lingkup Pemprov NTB dalam melaksanakan program-program unggulan dalam APBD 2019 akan terlihat. Output kegiatan yang dilaksanakan masing-masing
OPD dapat dilihat outputnya setiap saat. Evaluasi dilakukan tiap bulan. Dari evaluasi yang dilakukan gubernur dalam rapim tersebut, kata Ardhi, memang ada catatan yang harus menjadi perhatian OPD. Nantinya akan ada lima OPD yang akan menjelaskan kinerjanya di aplikasi BSC. Untuk memastikan bahwa Kepala OPD betul-betul mengawasi bawahannya. Mantan Asisten II Perekonomian dan Pembangunan Setda NTB ini mengatakan, Bersambung Wedha Magma Ardhi ke hal 15
(Suara NTB/nas)
Pemprov Efektif Terapkan BSC Ukur Kinerja Pejabat
Kepala Bappenda Pendaftar Pertama Calon Sekda NTB Mataram (Suara NTB) Kepala Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (Bappenda) NTB, Dr. Ir. H. Iswandi, M. Si menjadi pendaftar pertama calon Sekda pada hari pertama pembukaan pendaftaran calon Sekda NTB. Pansel Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Madya Sekda NTB telah membuka pendaftaran sejak Selasa, 17 September pukul 00.00 Wita sampai 4 Oktober 2019 pukul 16.00 Wita. Bersambung ke hal 15
Warisan Budaya Luar Biasa GUBERNUR NTB, Dr.H. Zulkieflimansyah, SE.M.Sc menegaskan bahwa pariwisata, tidak harus identik dengan laut dan gunung saja. Tetapi juga berbagai aktivitas seni budaya dan tradisi yang perlu terus diperkaya dan dilestarikan, sebagai aset wisata daerah. NTB kaya dengan warna warni seni budaya dan tradisi rakyat. ‘’Hampir di setiap desa wisata tersimpan potensi seni budaya dan tradisi, termasuk kerajinan tenun dan busana yang perlu dieksplore lebih lanjut,’’ ujar gubernur saat menutup Event Kesenian & Budaya Pringgasela, di Kecamatan Pringgasela Lombok Timur, Senin (16/9) malam. “Prosesi Boteng Tunggul ini yang sudah berusia delapan abad adalah warisan budaya yang luar biasa, harus tetap dijaga,’’tambah gubernur. Bersambung H.Zulkieflimansyah ke hal 15
KO M E N TTAA R
(Suara NTB/ist)
200 Petugas Razia Perladangan Liar di Hutan TNGR Mataram (Suara NTB) Sekitar 200 personel diterjunkan untuk menertibkan perladangan liar di Hutan Pesugulan, kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Penindakan itu berlangsung Selasa (17/ 9) dan meminta warga berladang segera keluar dari kawasan yang masuk radius Desa Bebidas Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur itu. Operasi penertiban berlangsung hingga Rabu (18/9) hari ini, melibat-
kan 200 personel dari Balai PPHLHK Jawa Bali Nusa Tenggara, Pemprov NTB, TNI, Polri, Pol PP Lombok Timur, Balai KSDA NTB dan KPH Rinjani Timur. Sebelum penindakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Bupati Lombok Timur H. Sukiman Azmy, ditindaklanjuti dengan pemasangan spanduk pengumuman larangan aktivitas di kawasan Hutan Pesugulan. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/ist)
TERTIBKAN - Anggota tim gabungan saat menertibkan aktivitas perladangan liar di kawasan hutan Pesugulan, kawasan Gunung Rinjani.
Inspeksi ke Sumbawa
BPBD Temukan Puluhan RTG Ditinggal Aplikator
Progres Positif TARGET kunjungan wisatawan NTB tahun 2019 disebut menunjukkan progres positif. Hal itu diukur dari pencapaian pascagempa yang terjadi pada 2018 lalu. Pada 2019 target kunjungan wisatawan NTB adalah empat juta orang wisatawan. Yaitu dua juta orang wisatawan domestik dan dua juta orang wisatawan mancanegara. Kepala Dispar NTB, H. L. Moh. Faozal, S. Sos, M. Si menerangkan, perlunya beberapa pembenahan, untuk mengejar pencapaian 100 persen. Terutama untuk memenuhi target kun(Suara NTB/dok) jungan wisatawan domestik. H. L. Moh. Faozal Disebut Faozal, saat ini pemulihan tingkat kunjungan wisatawan domestik masih mengalami beberapa kendala. Salah satunya terkait trauma kebencanaan dan pengurangan jumlah penerbangan langsung oleh beberapa maskapai. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/ist)
RAKOR - Kepala Pelaksana BPBD NTB H. Ahsanul Khalik saat memimpin rapat koordinasi dengan TPK dan BPBD Sumbawa, dihadiri fasilitator se-Kabupaten Sumbawa.
Mataram (Suara NTB) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB menemukan sejumlah masalah saat inspeksi ke Pulau Sumbawa akhir pekan kemarin. Sedikitnya ada 64 Rumah Tahan Gempa (RTG) bermasalah akibat ditinggal aplikator. Kasus ini sedang dikoordinasikan dengan Polda NTB dan Korem 162/WB untuk upaya penindakan. Kepala Pelaksana BPBD NTB, H. Ahsanul Khalik, S.Sos.MH membenarkan temuan tersebut. Dalam catatannya, ada 64 RTG yang sudah membuat perjanjian kerjasama dengan aplikator
tapi tak kunjung tuntas. ‘’Kita dapatkan rumah tersebut belum dikerjakan sama sekali. Diduga Aplikatornya tidak menepati perjanjian. Sementara dana sudah dicairkan,’’ kata Khalik. Jika diasumsikan anggaran per RTG Rp50 Juta, maka total pencairan senilai Rp3,2 miliar. Bagi Ahsanul Khalik, masalah ini sangat serius sehingga harus ditangani sesegera mungkin. Pekan ini ia sudah meminta kepada Tim Pengendali Kegiatan (TPK) rehabilitasi dan rekonstruksi untuk turun langsung untuk mengurai masalah tersebut. Bersambung ke hal 15
Loteng dan Lotim Tertinggi Kasus Kematian Bayi Baru Lahir di NTB Mataram (Suara NTB) Kasus kematian bayi baru lahir (neonatal) di NTB masih cukup tinggi. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dikes) dalam NTB Satu Data, dari 908 kasus kematian bayi pada 2018, sebanyak 676 kasus kematian neonatal. Dari 10 kabupaten/kota di NTB, kasus kematian neonatal tertinggi di dua kabupaten, yakni Lombok Tengah (Loteng) dan Lombok Timur. Di Loteng sebanyak 201 kasus kematian neonatal dan Lotim sebanyak 173 kasus.
Kepala Dikes NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi, Sp.A, MPH mengatakan, tingginya kasus kematian bayi baru lahir di Loteng dan Lotim karena memang kedua daerah tersebut jumlah penduduknya juga paling banyak di NTB. Namun, Eka menjelaskan pada tahun ini kasusnya menurun dibandingkan 2018 lalu. ‘’Tinggi, tetapi kalau kita bandingkan di 2018 sama sekarang (2019) turun 11,36 persen kematiannya,’’ kata Eka dikonfirmasi Suara NTB di Kantor Gubernur, kemarin.
Disebutkan pada 2018, kasus kematian nenonatal sebanyak 676 kasus. Namun pada tahun ini sampai Agustus 2019, angka turun menjadi 488 kasus. ‘’Jadi turun 11,36 persen kematian neonatal. Tapi masih tinggi kematian neonatal, karena awalnya angkanya tinggi,’’ tutur Eka. Upaya menekan kasus kematian neonatal merupakan salah satu indikator Sustainable Development Goals (SDGs) yang capaiannya masih nol. Atau capaiannya masih cukup jauh dari target SDGs.
Pada 2018, angka kasus kematian neonatal di 10 kabupaten/kota, antara lain Lombok Barat 28 kasus, Loteng 201 kasus, Lotim 173 kasus, Sumbawa 51 kasus, Dompu 35 kasus, Bima 65 kasus. Kemudian Sumbawa Barat 14 kasus, Lombok Utara 56 kasus, Kota Mataram 41 kasus dan Kota Bima 21 kasus. Bersambung ke hal 15
Nurhandini Eka Dewi
(Suara NTB/nas)
TO K O H