HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000 Online :http://www.suarantb.com
E-mail: suarantbnews@gmail.com
SUARA NTB
RABU, 17 JANUARI 2018
Pengemban Pengamal Pancasila
16 HALAMAN NOMOR 256 TAHUN KE 13
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Tolak Beras Impor Masuk NTB
Pemprov akan Surati Pemerintah Pusat
Mataram (Suara NTB) Pemprov akan menyurati pemerintah pusat terkait dengan penolakan beras impor masuk NTB. Penolakan ini dilakukan dengan alasan pada Januari hingga Maret mendatang, NTB memasuki musim panen yang jumlahnya diperkirakan hampir mencapai satu juta ton gabah kering giling setara 500 ribu ton lebih beras. Hal tersebut ditegaskan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Disbun) NTB, Ir. Husnul Fauzi, M.Si., dikonfirmasi Suara NTB usai pemantauan harga di Pasar Kebon Roek Ampenan Kota Mataram, Selasa (16/1) siang. “Saya dipanggil pak Sekda. Pemprov mau bersurat ke pusat. Intinya kita menolak beras impor masuk NTB,” ujarnya. Ia menjelaskan mulai Januari ini sudah ada panen padi di sejumlah daerah di NTB. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/nas)
PANTAU BERAS – Jajaran Pemprov NTB dan Pemkot Mataram saat memantau harga beras di Pasar Kebon Roek Ampenan Kota Mataram, Selasa (16/1).
Dermaga Gili Air Mulai Diselidiki Polda NTB Mataram (Suara NTB) Polemik soal tiang pancang dermaga Gili Air, Desa Gili Indah Kabupaten Lombok Utara (KLU) rupanya jadi perhatian Polda NTB. Penyidik mulai membidik proyek itu diawali dengan pemang-
gilan saksi-saksi. Penyelidikan itu terkait proyek pembangunan Dermaga Gili Air tahun 2017 senilai Rp 6,6 miliar. Proyek ini sebelumnya menjadi sorotan warga, karena sembilan unit tiang pancang diduga dibuang ke dasar laut. Kabid Humas Polda NTB,
AKBP Dra. Tri Budi Pangastuti, MM., membenarkan penyelidikan awal itu. Namun, pemeriksaan yang dilakukan Polda NTB ini, sifatnya masih klarifikasi kepada pihak-pihak terkait. “Ini masih sifatnya klarifikasi. Jadi masih dilakukan penyelidikan awal. Kum-
pulkan bukti-bukti dulu,” kata Tri Budi kepada Suara NTB, sebagaimana informasi dari Ditreskrimsus Polda NTB. Menurutnya, penyelidikan awal tidak lepas dari laporan masyarakat soal indikasi masalah pada proyek itu. Dia juga membenarkan soal surat
panggilan yang dilayangkan kepada saksi-saksi. Sesuai informasi diperoleh Suara NTB, penyelidikan itu diawali dengan masuknya laporan nomor : R/LI-07/XII/2017 ke Ditreskrimsus Polda NTB tanggal 27 Desember 2017. Bersambung ke hal 15
TO K O H Tak Masuk Zona Rawan MARKAS Besar (Mabes) Polri menganalisis kerawanan Pilkada Serentak 2018. Rangkaian Pilkada tiga kabupaten/kota dan Pilkada di Provinsi NTB tidak masuk zona rawan. Kapolda NTB, Brigjen Pol. Firli, Selasa (16/1) menjelaskan, Polri menggunakan sembilan indikator untuk m e n g u j i tingkat kerawanan di tiap daerah yang menyelenggarakan Pilkada. Bersambung ke hal 15
KO M E N TTAA R
(Suara NTB/ist)
DERMAGA - Dermaga Gili Air yang berlokasi di Desa Gili Indah yang sedang diusut Polda NTB. Sejumlah pihak dipanggil Polda NTB untuk diklarifikasi.
Hari Ini, KPU Umumkan Hasil Pemeriksaan Kesehatan Balon Kepala Daerah Firli (Suara NTB/why)
Tak Masukkan Beras Impor BULOG Divisi Regional (Divre) NTB memastikan tidak akan memasukkan beras impor ke daerah ini. Meskipun pemerintah pusat melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan mengimpor 500 ribu ton beras akhir Januari ini. “Iya, nggak ada (masuk beras impor) ke NTB. Pak gub juga sudah jelas, NTB cukup (stok beras), harganya (juga) stabil,” kata Kepala Bulog Divre NTB, Achmad Ma`mun dikonfirmasi Suara NTB di sela-sela melakukan pemantauan harga bersama Satgas Pangan Provinsi NTB di Pasar Kebon Roek, Selasa (16/1) (Suara NTB/bul) siang. Achmad Ma’mun Secara nasional, kata Ma’mun, NTB masuk zona hijau terkait dengan harga beras. Artinya, persediaan beras masih aman dan belum ada gejolak harga. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/ndi)
KETERANGAN - Ketua KPU NTB, Lalu Aksar Ansori didampingi komisoner lainnya serta Ketua IDI NTB, I Komang Gerudug dan Direktur RSUP NTB, L. Hamzi Fikri memberikan penjelasan setelah serah terima hasil pemeriksaan kesehatan bakal calon kepala daerah di Kantor KPU NTB, Selasa (16/1).
Mataram (Suara NTB) Tim dokter yang menangani pemeriksaan kesehatan terhadap kandidat bakal calon kepala daerah yang akan berlaga di pilkada serentak 2018 untuk Provinsi NTB dan tiga kabupaten/kota lainnya telah merampungkan hasil pemeriksaannya. Pemeriksaan kesehatan dilakukan dari tanggal 9 hingga 13 Januari lalu. Setelah diplenokan, tim dokter kemudian menyerahkan hasilnya ke KPU NTB, Selasa (16/1). Rencananya, hasil pemeriksaan kesehatan bakal calon kepala daerah akan diumumkan, Rabu (17/1). Serah terima hasil pemeriksaan kesehatan para kandidat bakal calon kepala daerah tersebut berlangsung di Ruang Rapat Utama KPU NTB. Bersambung ke hal 15
Laporan Hakim Bermasalah di NTB Masuk 10 Besar Mataram (Suara NTB) NTB masuk peringkat 10 besar pengaduan hakim bermasalah. Secara peringkat, jumlah pengaduan itu diketahui turun. Namun secara kuantitas, jumlah laporan masuk dari NTB termasuk meningkat selama 2017. Dari data Komisi Yudisial (KY) RI, hakim di NTB termasuk dengan potensi pelanggaran tinggi, sebab masuk ranking 10 nasional. Sementara di sisi lain, jumlah lembaga peradilan di daerah ini relatif sedikit. Dengan data, enam Penga-
dilan Negeri (PN), delapan Pengadilan Agama dan satu Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Laporan terbanyak dugaan pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH) ke KY itu, secara berturut-turut tertinggi DKI Jakarta sebanyak 318 laporan atau 21,59 persen, sementara NTB sebanyak 40 laporan atau 2,72 persen di bawah Sumatera Barat sebanyak 41 laporan 2,78 persen. Bersambung ke hal 15
Soal Dana Bimtek
Sekretaris DPRD KLU Diperiksa Polda NTB Mataram (Suara NTB) Sejumlah saksi kembali diperiksa dalam kasus dugaan penyimpangan dana Bimbingan Teknis (Bimtek) DPRD Kabupaten Lombok Utara (KLU), Selasa (16/1). Pemeriksaan masih terkait alokasi anggaran Rp 1,7 miliar tahun 2016. Salah satu saksi itu, Sekretaris DPRD KLU, Ahmad Sujanadi. Dikonfirmasi Suara NTB usai pemeriksaan, Ahmad Sujanadi enggan memberikan komentar. Sebab ia menyerahkan sepenuhnya penyelidikan ke Polda NTB. Bahkan ia sempat membantah, tidak ada masalah dalam pengalokasian dan penggunaan anggaran itu. “Ndak usah diangkat (publikasi, red). Ini sudah ndak ada masalah. Saya berharap ini segera selesai, karena memang ndak ada apa-apa,” jawabnya singkat. Selain Sujanadi, ada dua pejabat dari Sekretariat DPRD KLU lainnya juga dimintai keterangan bergilir di Subdit III Tipikor yang menangani kasus ini. Namun saksi lainnya memilih bungkam. “Maaf, saya sedang ndak sehat. Ndak bisa komentar,” ujar seorang sak-
si, sembari terus berlalu. Ini merupakan pemeriksaan lanjutan dari permintaan keterangan saksi-saksi sebelumnya. Ada pejabat aktif dan mantan pejabat. Di antara mantannya Kabag Umum Sekretariat DPRD KLU, Jumarep, mantan Kabag Keuangan Setda Muhammad Najib, yang saat ini menjabat Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) KLU, mantan Kasubag Perencanaan Ridwan yang sudah pensiun, staf Bagian Umum, Datu Aki Winadi Putra dan Rosidik. Mereka diklarifikasi atas laporan masyarakat terkait beberapa item untuk perjalanan dinas hingga ke lokasi bimtek. Dalam kegiatan bimtek, para pejabat dan mantan pejabat hingga staf kapasitasnya sebagai pendamping Dewan. Saksi diklarifikasi terkait sejumlah item pada dana bimtek. Di antaranya dana kontribusi lembaga Rp 4,5 juta untuk empat kali pelaksanaan, pembelian tiket pesawat, uang harian anggota DPRD selama bimtek Rp 1 juta per hari. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/ars)
SAKSI - Salah seorang saksi dari Sekretariat DPRD KLU usai dimintai keterangan di Subdit III Tipikor Polda NTB, Selasa (16/1).