Edisi Jumat 16 November 2018 | Suara NTB

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000

SUARA NTB

JUMAT, 16 NOVEMBER 2018

Pengemban Pengamal Pancasila

16 HALAMAN NOMOR 208 TAHUN KE 14 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

MA Menangkan Pemprov NTB pada Sengketa Lahan Poltekpar Mataram (Suara NTB) Hakim Mahkamah Agung (MA) akhirnya mengabulkan kasasi Pemprov NTB dalam perkara lahan Politeknik Pariwisata (Poltekpar) di Lombok Tengah. Tinggal menunggu salinan putusan untuk ditindaklanjuti pihak Pemprov melalui Jaksa Pengacara Negara (JPN) atas gugatan yang sebelumnya diajukan Suryo. Kasasi Pemprov sebelumn-

ya berdasarkan putusan Pengadilan Tinggi (PT) Mataram Nomor 149/PDT/2017/PT.MTR tertanggal 22 November mengabulkan banding Suryo. Putusan itu sekaligus membatalkan putusan PN Praya, Nomor 37/Pdt.G/2016/PN.Pya tertanggal 14 Juni 2017 yang sebelumnya memenangkan Pemprov NTB atas lahan seluas 41.555 hektare di Desa Puyung, Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/kir)

POLTEKPAR - Bangunan Gedung Poltekpar Lombok yang megah. MA akhirnya mengabulkan kasasi Pemprov NTB dalam perkara lahan tempat dibangunnya Poltekpar ini. Dengan adanya putusan MA, Poltekpar memenangkan sengketa ini.

Baru 18 Persen Pelamar CPNS Pemprov NTB Penuhi ’’Passing Grade’’ Mataram (Suara NTB) Sehari jelang berakhirnya tes Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) CPNS 2018, baru 18 persen pelamar CPNS Pemprov NTB yang memenuhi passing grade. Data sementara sampai Kamis (15/11), pelamar CPNS Pemprov yang lulus passing grade baru 78 orang. ‘’Sampai sesi III hari ini (kemarin), terpantau 10 orang lulus. Kalau semuanya sejak hari pertama tes sampai sekarang, 78 orang yang memenuhi passing grade. Ini masih jauh dari formasi 433,’’ sebut Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) NTB, Drs. H. Fathurahman, M. Si dikonfirmasi Suara NTB, Kamis (15/11) siang. Fathurahman mengatakan, min-

TO K O H Fokus dari Hulu ke Hilir KUNCI berhasilnya proyek apapun itu, membutuhkan perencanaan yang komprehensif, mengedepankan prinsip gotong royong dan betul-betul fokus dari hulu sampai ke hilir. Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd, saat hadir sebagai pembicara pada kegiatan roadshow proyek sanitasi yayasan PLAN International Indonesia (YPII), Kamis (15/11). Dalam acara yang diawali dengan penandatanganan komitmen bersama Wakil Bupati Sumbawa, Walikota Mataram, Perwakilan Pejabat Lombok Tengah dan Direktur Eksekutif PLAN ini, Hj. Sitti Rohmi Djalilah Bersambung ke hal 15

KO M E N TTAA R

(Suara NTB/humasntb)

Ribuan Pokmas Belum Terbentuk RIBUAN kelompok masyarakat (Pokmas) belum terbentuk di Kabupaten Lombok Utara (KLU) dan Lombok Barat (Lobar). Data Command Centre Penanggulangan Bencana Gempa NTB, di KLU baru terbentuk 73 Pokmas dan Lobar 47 Pokmas. Koordinator Command Centre Pemprov NTB, Tri Budiprayitno, SIP, M. Si , kemarin menyebutkan Pokmas yang harus terbentuk atau di-SK-kan bupati/walikota pada tujuh daerah terdampak gempa sebanyak 7.533 Pokmas. Saat ini baru terbentuk 694 Pokmas. Bersambung Tri Budiprayitno ke hal 15

(Suara NTB/nas)

BPTD Kaji Usulan ’’Extra Trip’’ Lembar - Padangbai Mataram (Suara NTB) Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) XII Kementerian Perhubungan RI langsung menggelar rapat Kamis (15/11) membahas keinginan penambahan trip oleh PT. ASDP Indonesia Ferry. Alasan extra trip untuk mengurai lambannya bongkar muat akan dikaji dan disinkronkan dengan fakta sejumlah kendala. Seperti dermaga terbatas, cuaca di laut dan kondisi kapal. Kepala BPTD, Koda Pahlianus Nelson D, kepada Suara NTB usai rapat petang kemarin, mengakui topik penting yang dibahas adalah extra trip, dari sebelumnya 32 trip menjadi 36 trip. Rapat digelar bersama PT. ASDP Lembar sembari mendengarkan sejumlah pertimbangan extra trip dengan alasan mengurai kemacetan bongkar muat. ‘’Kami rapat di Syahbandar, kira kira formula apa yang pas. Sekarang sedang dievaluasi, untuk penerbitan jadwal baru itu, sesuai permintaan ASDP itu,’’ kata Nelson. Mengenai surat usulan ASDP selaku regulator pengaturan aktivitas penyeberangan Lembar, pihaknya selaku pengawas sedang melakukan kajian. Ada empat aspek yang dilihatnya, bisa jadi bahan rujukan pengambilan keputusan. Diantaranya, kata Nelson, ketersediaan dermaga. Di mana, dermaga Padangbai hanya Dermaga 1 yang berfungsi maksimal. ‘’Dermaga dua ndak bisa dipakai nyandar kalau posisi air pasang top. Begitu juga kalau posisi air surut top, ndak bisa. Kalau permukaan air laut stabil, baru kapal bisa nyandar,’’ paparnya. Sementara cuaca juga berpengaruh pada pengaturan trip. Gelombang dan kecepatan angin diyakini berpengaruh pada laju kapal sampai di dua dermaga. Ke tiga, terkait usia kapal dengan mempertimbangkan kondisi mesin dan kecepatan labuh. Bersambung ke hal 15

‘’

Sampai sesi III hari ini (kemarin), terpantau 10 orang lulus. Kalau semuanya sejak hari pertama tes sampai sekarang, 78 orang yang memenuhi passing grade. Ini masih jauh dari formasi 433 H. Fathurahman imnya pelamar yang memenuhi passing grade hampir terjadi di semua daerah bahkan instansi vertikal. Pihaknya berharap ada kebijakan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PANRB) menyikapi persoalan ini. Pasalnya, potensi tidak

terisinya formasi yang dibuka tahun ini cukup besar jika melihat hasil sementara tes SKD. ‘’Kita di provinsi akan melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota di NTB mengambil suatu upaya berkaitan dengan persoalan rekrutmen CPNS 2018. Harapan kita tentunya pemerintah pusat ada kebijakan,’’ harapnya. Bersambung ke hal 15

RAPBD NTB 2019

Belanja Pegawai Melonjak Jadi Rp1,6 Triliun Mataram (Suara NTB) Pemprov NTB menyampaikan nota keuangan RAPBD 2019 dalam rapat paripurna di DPRD NTB, Rabu (14/11) malam. RAPBD 2019 direncanakan sebesar Rp5,26 triliun lebih. Penyampaian nota keuangan RAPBD NTB 2019, disampaikan Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd. Dari sisi belanja barang dan jasa maupun belanja modal terjadi penurunan mencapai Rp600 miliar lebih. Sedangkan belanja pegawai melonjak jadi Rp1,6 triliun lebih. Dari nota keuangan yang disampaikan Wagub, belanja pegawai berada di komponen belanja tidak langsung direncanakan sebesar Rp1,49 triliun. Bertambah sebesar Rp108,57 miliar atau 7,82 persen dari APBD Perubahan 2018. Selain itu, belanja pegawai juga direncanakan dalam komponen belanja langsung sebesar Rp203,51 miliar. Angkanya bertambah sebesar Rp12,62 miliar atau 6,61 persen dibandingkan APBD Perubahan 2018. Dari dua komponen belanja tersebut, belanja pegawai dalam RAPBD 2019 menembus Rp1,693 triliun lebih. Dari RAPBD sebesar

(Suara NTB/humasntb)

NOTA KEUANGAN - Wagub NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah usai penyampaian nota keuangan RAPBD 2019, Rabu (14/11) malam. Rp5,26 triliun, belanja langsung direncanakan sebesar Rp2,13 triliun. Belanja langsung tahun depan berkurang Rp631,30 miliar atau 22,85 persen dibandingkan APBD Perubahan 2018. Dua jenis belanja langsung yang turun signifikan dalam RAPBD 2019 adalah belanja barang dan jasa serta belanja modal.

Dalam RAPBD 2019, belanja barang dan jasa direncanakan sebesar Rp1,25 triliun. Atau berkurang Rp336,99 miliar atau 21,12 persen dibandingkan APBD Perubahan 2018. Selain itu, belanja modal juga turun. Dalam RAPBD 2019, Pemprov merencanakan belanja modal sebesar Rp669,73 miliar. Bersambung ke hal 15

Gairahkan Sektor Pariwisata

Penyediaan Huntap, Kunci Utama Percepat Pemulihan Ekonomi NTB (Suara NTB/dok)

Firmansyah

Mataram (Suara NTB) Pemulihan sektor ekonomi pascabencana gempa menghadapi persoalan yang kompleks. Ekonomi NTB tak akan pulih menjadi normal dalam satu sampai dua tahun. Menurut Pemerhati Ekonomi Universitas Mataram (Unram), Dr. Firmansyah, M. Si, untuk mempercepat pemulihan ekonomi NTB kuncinya ada dua. Pertama, mempercepat pembangunan atau penyediaan rumah bagi masyarakat korban gempa. ‘’Terlebih persoalan hunian belum selesai. Sehingga ada ketertundaan pembelanjaan masyarakat pada jangka pendek dan menengah. Ini

memukul daya beli masyarakat,’’ kata Firmansyah dikonfirmasi Suara NTB, Kamis (15/11) siang. Dengan kondisi seperti sekarang ini, kata Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unram ini, masyarakat belum sepenuhnya bisa fokus mengembangkan usahanya. Ditambah lagi faktor eksternal, seperti nilai tukar rupiah maka akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. ‘’Tapi memang harus kita urai satu persatu persoalan ekonomi NTB ini. Tahapan demi tahapan perlu kita selesaikan. Misalnya, paling pokok masalah hunian, in-

frastruktur penduduung. Kemudian infrastruktur UMKM,’’ sarannya. Ke dua, persoalan non infrastruktur ekonomi seperti relaksasi kredit bagi UMKM juga perlu dikoordinasikan oleh Pemda. ‘’Memang susah kita berharap rekonstruksi ekonomi bisa selesai jangka pendek dan menengah,’’ katanya. Untuk itu, kata Firmansyah, geliat sektor pariwisata perlu dibangun. Pasalnya banyak UMKM yang bergerak dalam sektor pariwisata di NTB. UMKM yang memproduksi suvenir dan produk-produk sekunder. Bersambung ke hal 15


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.