Edisi Selasa 16 Oktober 2018 | Suara NTB

Page 1

SUARA NTB

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000

SELASA, 16 OKTOBER 2018

Pengemban Pengamal Pancasila

16 HALAMAN NOMOR 182 TAHUN KE 14 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Dugaan TPPU BUMD

Naik ke Penyidikan, Penetapan Tersangka Menyusul

Mataram (Suara NTB) Kasus dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemprov NTB ditingkatkan statusnya ke penyidikan. Hanya saja, sejauh ini belum ditetapkan tersangka karena masih proses pendalaman penyidikan. Penetapan naik ke penyidikan diawali gelar perkara Kamis (11/10) lalu oleh Pidsus Kejati NTB. ‘’Setelah disepakati, per hari ini (kemarin), kasus TPPU sudah naik ke tahap penyidikan,’’ ujar Aspid-

sus Kejati NTB, Ery Ariansyah Harahap, SH, Senin (15/ 10). Pertimbangan peningkatan status setelah cukup bukti di tahap penyelidikan. Posisi kasus ini masih penyidikan umum. Sehingga be-

lum bisa ditetapkan siapa saja pihak yang paling bertanggung jawab (tersangka). Dalam pemeriksaan berikutnya, menurut Aspidsus, akan

tersangkanya. ‘’Kita penyidikan umum dulu. Dari penyidikan itu kita lihat, seperti apa dan siapa tersangkanya,’’ kata Aspid-

Setelah disepakati, per hari ini (kemarin), kasus TPPU sudah naik ke tahap penyidikan

‘’

Ery Ariansyah Harahap diperkuat lagi bukti dan keterangan saksi. Kemudian dilanjutkan dengan gelar perkara untuk disusul dengan penetapan siapa

sus. Ia memberi gambaran, calon tersangka memungkinkan dari berbagai kalangan. Mengingat kasus itu juga terdapat tindak pidana awal, terkait kasus korupsi. Terbuka peluang, tersangka dalam kasus pemberian kredit ber-

masalah itu juga jadi tersangka dalam kasus yang sama. ‘’Bisa jadi nanti tersangkanya sendiri-sendiri (kasus TPPU dan kasus awal). Atau yang jadi tersangka di pidana awal, akan jadi tersangka juga di TPPU, bisa juga seperti itu,’’ ungkapnya. Selanjutnya yang dilakukan adalah fokus mengejar aliran dana TPPU tersebut. Sejauh ini Kejati belum membuka apa saja aset dan alur aliran dana hasil dugaan pencucian uang salah satu BUMD NTB tersebut. Alasannya masih dalam pengembangan di tingkat penyidikan. Aset yang ditemukan berupa tanah dan bangunan adalah agunan untuk jaminan kredit dalam tindak pidana awal. Rencananya akan dilakukan penyitaan barang bukti. Sementara untuk tindak pidana pencucian uang, konteksnya menurut Aspidsus, fokus

pada pencairan bertahap Rp6,2 miliar. Uang itu tidak sesuai peruntukan dan diduga digunakan untuk kepentingan lain. ‘’Ketika kredit Rp6,2 miliar itu cair, dia pakai apa saja uang itu? Itulah TPPU-nya. Dalam kasus ini, uang itu yang kita selamatkan. Kalau dipakai untuk belanja dan transfer ke keluarga atau debitur, kita lacak terus ke sana,’’ paparnya. Tidak menutup kemungkinan dana bertahap pencairan Rp3 miliar, Rp1 miliar, Rp1,5 miliar, Rp500 juta dan Rp200 juta itu dibagi-bagi ke keluarga dan kolega calon tersangka. Ini akan terlacak dari proses transaksi berdasarkan dokumen dari PPATK. ‘’Jadi uangnya bisa jadi bergerak terus, kita cek terus kemana penggunaannya. Siapa terlibat,’’ tandasnya. (ars)

(Suara NTB/ars)

(Suara NTB/ron)

GEDUNG RUSAK-Rehabilitasi dan rekonstruksi sekolah yang rusak akibat gempa mendesak dilakukan. Siswa SMPN 14 Mataram yang belajar di dalam tenda karena gedungnya rusak. Kondisi pembelajaran di tenda yang tidak kondusif membuat pihak sekolah mengurangi durasi jam pelajaran.

GUBERNUR NTB, Dr.H. Zulkieflimansyah, SE.M.Sc mengaku kagum dengan kemajuan yang dialami Kabupaten Lombok Tengah (Loteng). Orang nomor satu di Bumi Gora ini pun mengaku, Loteng sangat menjanjikan dan punya potensi untuk menjadi daerah maju. Dengan banyaknya proyekproyek besar didaerah ini. Untuk itu, Dr. Zul – sapaan akrab Gubernur NTB ini mengajak semua lapisan masyarakat Loteng mempersiapkan diri. Dalam menghadapi kemajuan di masa yang akan datang. Jangan sampai masyarakat di daerah ini hanya jadi penonton di daerah sendiri. Tetapi harus menjadi pelaku. H. Zulkieflimansyah Bersambung ke hal 15

KO M E N TTAA R

(Suara NTB/humasntb)

Realisasi Masih Minim MUSIM hujan diprediksi akan melanda NTB mulai November mendatang. Sementara masih banyak korban gempa masih tinggal di pengungsian. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, realisasi pembangunan hunian sementara (huntara) bagi korban gempa baru 15.700 unit. Kepala Pelaksana BPBD NTB, Ir.H. Mohammad Rum, MT yang dikonfirmasi usai rapat evaluasi penanggulangan bencana di Kantor Gubernur, Senin (15/10) sore mengatakan masih banyak huntara yang dibutuhkan korban gempa. Bersambung ke hal 15 H. Mohammad Rum

Mataram (Suara NTB) Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M.Sc dipanggil mendadak oleh Presiden Ir. H. Joko Widodo (Jokowi), Senin (15/10) siang. Usai menghadiri peringatan HUT Lombok Tengah (Loteng), gubernur langsung terbang ke Jakarta bertemu Presiden Jokowi. Gubernur bersama Kepala BNPB, Menteri PUPR dan Kepala BPKP bertemu Presiden. Pertemuan itu membahas soal pencairan dana bantuan stimulan kepada korban bencana NTB. ‘’Bersama bertemu Presiden agar proses pencairan dana ke masyarakat tidak ribet,’’ tulis gubernur melalui akun media sosialnya. Setelah pertemuan dengan Presiden, prosedur dan proses pencairan bantuan yang tadinya 17 lembar kini hanya menjadi satu lembar saja. ‘’Dengan begini dana akan lebih mudah cair segera,’’ tulis orang nomor satu di NTB ini. Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/ist)

BERTEMU PRESIDEN - Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah foto bersama Kepala BNPB, Menteri PUPR dan Kepala BPKP usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Negara Jakarta, Senin (15/10) siang.

Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascagempa

NTB Dapat Bantuan Bank Dunia Mataram (Suara NTB) Pemprov NTB mendapatkan informasi dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) akan memperoleh dana dari Bank Dunia untuk proses rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana gempa. Bank Dunia memberikan pinjaman kepada pemerintah pusat sebesar 1 miliar dollar Amerika atau sekitar Rp15 triliun untuk penanganan bencana gempa NTB dan Sulawesi Tengah (Sulteng). Hal tersebut diungkapkan Kepala Bappeda NTB, Ir. H.

Ridwan Syah, MM, M. Sc, M.TP dalam rapat evaluasi penanggulangan bencana gempa di Kantor Gubernur, Senin (15/10) sore. Meskipun sudah mendapatkan kepastian NTB akan mendapatkan dana tersebut, namun Ridwan belum menyebutkan jumlahnya. ‘’Untuk gempa NTB dan Sulteng, insya Allah kita akan dapat bantuan dari Bank Dunia sebesar 1 miliar dolar. Kita diminta untuk segera. Pemerintah yang pinjam Rp15 triliun,’’ sebutnya. Bersambung ke hal 15

Wagub Minta Pimpinan OPD Gesit Mataram (Suara NTB) Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah meminta penyusunan dan penyampaian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) NTB 2018-2023 jangan sampai molor. Dalam kondisi penanganan pascabencana seperti saat ini, Wagub meminta seluruh pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) harus gesit. Ia meminta penyam-

paian rancangan RPJMD NTB lima tahun ke depan agar disampaikan ke DPRD sesuai jadwal yang telah ditetapkan, 26 Oktober mendatang. ‘’Jangan sampai molor. Sekarang waktu yang ada betul-betul kita manfaatkan mem-fix-kan penyusunan RPJMD. Tidak ada OPD nanti yang tidak ngeh dengan isi RPJMD,’’ tegas Wagub saat rapat pimpinan di Kantor Gubernur, Senin (15/10) sore. Dikatakan, seluruh OPD

masih punya waktu untuk memahami rancangan RPJMD 2018-2023 sebelum disampaikan ke DPRD untuk dibahas. Sehingga semua OPD diminta memahami betul seluruh isi dari rancangan RPJMD yang ada. Sehingga program atau kegiatan OPD inline dengan perencanaan lima tahun ke depan. RPJMD NTB lima tahun ke depan juga harus inline dengan RPJMN. Dalam pembangunan lima tahun ke depan, Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/nas)

RAPIM- Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah saat memimpin rapim di Kantor Gubernur, Senin (15/10) sore. Turut hadir Sekda NTB, H. Rosiady H. Sayuti

Inspektorat dan BPKP Inventarisir Proyek Mangkrak

(Suara NTB/dok)

Ayi Riyanto

Mataram (Suara NTB) Inspektorat Provinsi NTB join audit bersama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) turun menginventarisir sejumlah proyek mangkrak. Sudah ada beberapa aset terdata dan diperiksa efektivitasnya. Kerjasama audit itu dibenarkan Inspektur pada Inspektorat NTB, Ibnu Salim, SH.,M.Si dan Kepala BPKP NTB, Dr. Ayi Riyanto, Senin (15/10). Kedua pihak sudah bekerjasama menurunkan tim mengidentifikasi sejumlah aset Provinsi NTB yang tak difungsikan maksimal. ‘’Sekarang pendataan masih

berjalan. Belum bisa kita informasikan apa saja aset itu. Tapi intinya sedang berlangsung inventarisasi,’’ kata Ayi Riyanto. Audit itu atas permintaan Pemprov NTB, ditindaklanjuti Inspektorat. Ia menyebut audit ini termasuk kategori Audit untuk Tujuan Tertentu karena permintaan diajukan secara khusus. Langkah ini pernah ditempuh ketika KPK meminta pihaknya mengaudit proyek PLN pusat yang ada di NTB. Belum dipastikan kapan audit berakhir karena timnya masih terus bekerja. Juga soal berapa aset yang diperiksa dan sejauhmana efektivitas pe-

manfaatannya. ‘’Makanya kita cek satu satu dulu. Semua kita lihat dulu satu satu. Hasilnya kita koordinasikan dengan Inspektorat,’’ kata Ayi Riyanto. Dua diantara yang sudah tercatat adalah proyek kakap itu pembangunan Techno Park di bypass Labuapi dan Horti Park di Batukliang Lombok Tengah. Beberapa proyek sudah dimanfaatkan, namun sebagian masih mangkrak. Ibnu Salim juga membenarkan timnya sudah turun bersama BPKP. Dari informasi awal diperolehnya, ada yang sudah dimanfaatkan. ‘’Ada juga yang belum. Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/ars)

TO K O H Jangan hanya Jadi Penonton

Gubernur Bertemu Presiden, Pencairan Dana Bencana Tak Lagi Ribet

Ibnu Salim


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.