Edisi Sabtu 16 Februari 2019 | Suara NTB

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000

SUARA NTB

SABTU, 16 FEBRUARI 2019

Pengemban Pengamal Pancasila

12 HALAMAN NOMOR 283 TAHUN KE 14 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Masih Ada Ego Kredit Bermasalah BPR Lotim Tersisa Rp21 Miliar Sektoral Antar OPD Selong (Suara NTB) Angka kredit bermasalah di Perusahaan Daerah (PD) Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Lombok Timur (Lotim) tertinggi diantara tujuh BPR lainnya di NTB. Data terakhir, kredit bermasalah di BPR Lotim tersisa Rp21,3 miliar. Demikian diungkapkan, Direktur BPR NTB Lotim, Lalu Suwandi Arwan. Arwan tidak menampik fakta tingginya kredit bermasalah di perusahaan daerah yang mengelola keuangan itu. Lalu Suwandi Arwan kepada Suara NTB, Jumat (15/2) kemarin mengemukakan tingginya kredit macet tersebut menjadi atensi serius untuk segera dientaskan. ‘’Ng-

gih itu prioritas kami untuk saat ini,’’ ujar pengganti Mutawalli ini. Mengenai ratio Non Performing Loan (NPL) atau persentase kredit macet selama ini terus diupayakan penurunannya. NPL 35,78 persen pada posisi Desember 2018 turun menjadi 32.27 persen pada bulan Januari 2019. Bersambung ke hal 11

Lalu Suwandi Arwan (Suara NTB/rus)

Mataram (Suara NTB) Gubernur dan Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M. Sc - Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, sudah lima bulan memimpin NTB. Namun, Wagub melihat masih ada ego sektoral antara Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang satu dengan OPD lainnya. Wagub mengatakan, buntunya penyelesaian suatu persoalan karena OPD belum bersinergi dengan baik. ‘’Yang paling menjadi penyebab buntunya permasalahan atau lambatnya permasalahan itu selesai adalah sinergitas. Satu sama lain OPD itu merasa lebih penting. Pokoknya, intinya ada ego sektoral antara satu dan lain,’’

ungkap Wagub di hadapan puluhan Widyaiswara Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) NTB di ruang rapat utama, Jumat (15/2) siang. Ia mengatakan, masih adanya ego sektoral antar OPD merupakan suatu kenyataan. Karena ia bersama gubernur merasakan dan melihat sendiri hal tersebut. Ia mencontohkan jika ada pekerjaan yang dilakukan oleh beberapa OPD. Apabila tidak dikomandoi oleh atasan maka tak akan jalan. ‘’Misal kita kumpulkan OPD, mau kerjakan ini. Ini nggak akan bisa selesai tanpa dikomandoi. Bersambung ke hal 11

Seluruh PD.BPR NTB ’’Sakit’’

Pemprov Isyaratkan Lakukan Perombakan Direksi

Hj. Sitti Rohmi Djalilah

Menyikapi persoalan ini, Pemprov mengisyaratkan akan melakukan perombakan jajaran Direksi PD. BPR NTB. Biro Perekonomian Setda NTB sudah diminta mengkaji kinerja seluruh PD. BPR NTB. ‘’Kan lagi dikaji sama B i r o Ekonomi. Kalau diang-

TO K O H Merger BPR Disegerakan MERGER (penyatuan) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) milik pemerintah daerah menurut OJK (Otoritas Jasa Keuangan) satu-satunya cara menjadikannya lebih efektif dan efisien. Bila itu dilakukan, BPR NTB bisa menjadi satu-satunya BPR terbesar di provinsi ini. Demikian disampaikan Kepala OJK Provinsi NTB, Farid Faletehan mengakui, bahwasanya persoalan yang dihadapi oleh BPR-BPR milik pemerintah daerah, umumnya kurang inovatif. Sehingga tingkat kredit macetnya terbilang tinggi, di atas (Suara NTB/dok) 5 persen. Farid Faletehan ‘’BPR-BPR milik pemerintah daerah ini kredit macetnya tinggi. Makanya ia tergolong dengan NPL (Non Performing Loan) relatif tinggi,’’ jelas Farid. Bersambung ke hal 11

gap memang perlu, maka dilakukan (perombakan). Evaluasinya dicek laporan kinerjanya,’’ kata Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah dikonfirmasi di Kantor Gubernur, Jumat (15/2). Wagub mengatakan, ke depan pengelolaan PD. BPR NTB harus profesional. Orang-orang yang menjadi pengelola harus dipilih betulbetul yang profesional. ‘’Karena kuncinya ada pada direkturnya,’’ ujarnya. Dikatakan, saat ini Biro

Perekonomian sedang melakukan kajian atau evaluasi kinerja seluruh PD. BPR NTB. Dalam evaluasi tersebut dilihat laporan kinerja masingmasing BPR. Dari sana akan terlihat hasil kinerja dari masing-masing Direktur PD. BPR NTB. Tujuannya, bagaimana agar kinerja seluruh PD. BPR NTB lebih baik lagi ke depan. Diketahui, saat ini ada delapan PD. BPR NTB. Yakni PD. BPR NTB Kota Mataram, PD. BPR NTB Lombok Barat, PD. BPR NTB Lombok Tengah, PD.

Terbitkan Izin Ternak

Gubernur Mulai Siapkan Industrialisasi Peternakan di Sumbawa

KO M E N TTAA R Kantongi Dugaan Penyimpangan

Purnama (Suara NTB/ars)

POLDA NTB mengantongi sejumlah dugaan penyimpangan pada penyaluran dana Bantuan Sosial (Bansos) di NTB. Sejumlah kasus itu sedang dalam proses penyelidikan, bahkan ada yang sudah naik ke tahap penyidikan. Penyaluran dana Bansos bersumber dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah itu memang sedang gencar diawasi, sejak dibentuknya Satuan Tugas (Satgas) Bantuan Sosial (Bansos). Satgas dipimpin l a n g s u n g Wakapolda NTB Brigjen Pol. Drs. Tajuddin MH. Bersambung ke hal 11

BPR Lombok Timur, PD. BPR Sumbawa Barat, PD. BPR Sumbawa, PD. BPR Dompu dan PD. BPR NTB Bima. Data Pemprov NTB, jumlah penyertaan modal Pemprov NTB di PD. BPR NTB sampai 2018 sebesar Rp78,66 miliar lebih. Sedangkan Pemda kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa, Dompu, Bima dan Kota Bima sebesar Rp60,77 miliar lebih. Kemudian Pemkot Mataram, KSB dan KLU sebesar Rp7,22 miliar lebih. Sehingga total penyertaan modal Pemprov dan Pemda kabupaten/kota di PD. BPR NTB sudah mencapai Rp146,659 miliar lebih. Bersambung ke hal 11

(Suara NTB/arn)

PERTEMUAN - Pertemuan Gubernur NTB H.Zulkieflimansyah didampingi Wabup Sumbawa H. Mahmud Abdullah dan sejumlah OPD terkait dengan Pepehani di ruang VIP Bandara Sultan Kaharuddin Sumbawa, kemarin.

Curah Hujan Tinggi, Gerakan Tanah Picu Longsor Rinjani Mataram (Suara NTB) Intensitas hujan di Pulau Lombok terus meningkat, dikhawatirkan berdampak longsor di Gunung Rinjani yang terpapar gempa Juli 2018 lalu. Sementara sejumlah titik terpantau terjadi gerakan tanah yang rawan memicu longsor akibat terus diguyur hujan. Pada September sampai Oktober lalu, Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melakukan identifikasi identifikasi dampak gempa bumi yang terjadi di Pulau Lombok. Fokus pemantauan di Gunung Rinjani yang masuk kawasan Taman Nasional dan objek wisata. Hasil penelitian itu, menurut Kepala Bidang Mitigasi Gerakan Tanah PVMBG, Agus Budiyanto, mengidentifikasi dampak guncangan gempa bumi yang kuat pada Juli 2018 lalu, berlanjut Agustus tahun sama. ‘’Guncangan gempa bumi yang kuat ini telah memicu terjadinya gerakan tanah,’’ kata Agus Budiyanto kepada Suara NTB via pesan instan, Jumat (15/2). Pemeriksaan dilakukan pada jalur pendakian di Plawangan dan jalur pendakian Sembalun dan tempat lainnya di Lombok

Timur dan Lombok Utara. ‘’Hasil pemeriksaan lapangan memang dijumpai titik titik gerakan tanah pada jalur pendakian Plawangan sampai Sembalun, terutama setelah pos tiga ekstra sampai ke Plawangan, jalur menuju danau dan puncak,’’ kata Agus. Gerakan tanah ini juga terjadi pada jalur jalan dan di sekitar permukiman warga di kaki Rinjani. Gerakan tanah berupa retakan-retakan pada permukaan tanah, longsoran pada dinding tebing dan runtuhan batu. ‘’Retakan retakan yang terbentuk itu berpotensi berkembang menjadi longsor jika dipicu juga oleh curah hujan yang tinggi.’’ Ada dua kemungkinan yang akan terjadi, bisa terjadi retakan yang lebih melebar karena gerakan tanah atau disebutnya sebagai retakan intensif. ‘’Atau bisa juga menjadi longsoran. Hal ini tergantung atau dikontrol oleh kondisi geologi dan morfologinya,’’ ujarnya. Sementara Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) terus memantau longsor di lereng-lereng Gunung Rinjani, pascagempa bumi mengguncang NTB, 6,4 dan 7 SR 2018 lalu. Bersambung ke hal 11

Sumbawa Besar (Suara NTB) Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, mendorong Sumbawa segera melakukan industrialisasi peternakan. Sementara ini, izin pengiriman ternak hidup keluar daerah akan diterbitkan sambil dipantau secara selektif dalam jangka waktu setahun ke depan. Sambil mempersiapkan perangkat prosesing industri daging beku. Sekaligus memanfaatkan Rumah Potong Hewan (RPH) yang ada. Hal itu disampaikan gubernur didampingi Wakil Bupati Sumbawa, Drs. H. Mahmud Abdullah, saat menggelar pertemuan dengan pengusaha ternak yang tergabung dalam Persatuan Pedagang Hewan Nasional Indonesia (Pepehani) Kabupaten Sumbawa, di ruang VVIP Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin, Jumat (15/2) kemarin. Hadir juga pada kesempatan itu, sejumlah pimpinan OPD terkait provinsi maupun Kabupaten Sumbawa. Gubernur mencermati keluhan para pengusaha ternak yang kesulitan mengirimkan ternak ke luar akibat belum diterbitkannya izin pengiriman ternak ke Pulau Lombok oleh Pemprov NTB. Sementara ternak sudah menumpuk di Karantina Badas Sumbawa. Bersambung ke hal 11

Kasus DBD di Kota Mataram Melonjak Tajam Mataram (Suara NTB) Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Mataram melonjak tajam dalam beberapa pekan terakhir. Bahkan, Kota Mataram sudah menyalip Lombok Barat (Lobar), yang sebelumnya daerah paling tertinggi ditemukan kasus DBD pada Januari lalu. ‘’Mataram sudah mulai menyalip Lombok Barat. Kota Mataram sudah 101 kasus. Enam Demam Dengue, 16 suspect DBD, sisanya positif DBD. Lombok Barat sudah mulai pelan (tidak meningkat signifikan),’’ kata Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi, Sp.A dikonfirmasi di Mataram, Jumat (15/2) kemarin. Bersambung ke hal 11 Nurhandini Eka Dewi

(Suara NTB/dok)

(Suara NTB/dok)

Mataram (Suara NTB) Delapan PD. BPR NTB yang tersebar di kabupaten/kota dalam kondisi ‘’sakit’’. Karena kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) berada di atas 5 persen.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.