Edisi Rabu 14 November 2018 | Suara NTB

Page 1

SUARA NTB

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000

RABU, 14 NOVEMBER 2018

Pengemban Pengamal Pancasila

16 HALAMAN NOMOR 206 TAHUN KE 14 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Bappenas Prediksi Kemiskinan NTB di Atas 15 Persen Mataram (Suara NTB) Bappenas memprediksi angka kemiskinan di NTB akan menyentuh angka lebih dari 15 persen hingga tahun 2021. Karena itu, Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd menegaskan, program pengentasan kemiskinan pada 2019 mendatang harus benar-benar tepat sasaran. Programprogram pengentasan kemiskinan harus efektif dan efisien. (Suara NTB/nas)

RAKOR - Wagub NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah saat membuka rakor penanggulangan kemiskinan bersama NGO di Gedung Sangkareang Kantor Gubernur, Selasa (13/11) siang.

Ia meminta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemprov NTB menyetop program-program yang seremonial. ‘’Jadi, program ke depan itu harus tepat sasaran, itu intinya. Program dan kegiatan

harus efektif, efisien, tepat sasaran. Setop seremonial-seremonial. Tapi kegiatan itu yang langsung menyentuh kepada masyarakat,’’ kata Wagub dikonfirmasi di Kantor Gubernur, Selasa (13/11) siang.

Dalam pengentasan kemiskinan, Pemprov memperkuat sinergi dengan NGO. Sehingga, target penurunan kemiskinan klop dengan kontribusi pada NGO di daerah ini. Ketua Tim Koordinasi Pen-

anggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) NTB ini mengatakan, perlunya memberdayakan masyarakat sesuai potensi daerah. Wagub terinspirasi dengan satu desa miskin di Jawa Tengah yang mampu bangkit menjadi desa kaya dengan memberdayakan masyarakat sesuai potensi desa tersebut. Pengentasan kemiskinan di NTB, ke depannya, kata Wagub harus memperhatikan lingkungan. Melawan kemiskinan, melestarikan lingkungan.

‘’Konsen terhadap lingkungan tak boleh setengah-setengah lagi. Makanya kita masukkan itu, berantas kemiskinan lestarikan lingkungan,’’ katanya. Artinya, dalam memberantas kemiskinan, bagaimana melestarikan lingkungan menjadi poin yang sangat penting. Karena itu berkaitan sangat erat. Menurutnya, tak mungkin memberantas kemiskinan jika masyarakat tak peduli terhadap lingkungan. Bersambung ke hal 15

RUSAK - Kapal Inka Mina dari bahan fiber dan bahan kayu ditemukan di muara laut Labuhan Sumbawa yang rusak parah. (Suara NTB/ars)

Kapal Bantuan KKP di NTB Diduga Mangkrak Mataram (Suara NTB) Kasus pengadaan kapal pada Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) yang sedang diusut Kejaksaan Agung (Kejagung) diduga mangkrak, tak terkecuali objek bantuan di NTB. Bantuan di sejumlah daerah itu diduga mangkrak.

TO K O H

Siapkan Tiket ’’Online’’ TAMAN Nasional Gunung Rinjani (TNGR) membuka secara resmi jalur pendakian Aik Berik, Desa Aik Berik, Kecamatan Batukliang, Lombok Tengah. Hasil survei, jalur ini paling aman dibandingkan empat trail lainnya yang longsor akibat gempa. Sistem pemesanan tiket pun disiapkan melalui jalur online. Hasil rapat Kamis (8/11) lalu bersama sejumlah stakeholder, memutuskan sejumlah poin. Salah satu kesepakatan itu, pembukaan jalur pendakian Aik Berik secara resmi akan dibuka oleh Bupati Lombok Tengah, H. Suhaili FT pada Senin 19 November 2018 mendatang. Bersambung ke hal 15

KO M E N TTAA R

Bantuan itu tersebar di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, diserahkan bertahap tahun 2014, 2016 dan 2017 lalu. Namun sampai di tangan kelompok nelayan, bantuan tidak bisa digunakan karena menguras kantong nelayan hingga Rp 12 juta untuk

sekali melaut. Kapal dengan bahan utama fiber seharga Rp 1, 3 miliar lebih per unit itu akhirnya mangkrak. ‘’Hasil pantauan kami ratarata mangkrak. Faktornya karena dibuat tanpa perencanaan matang. Bersambung ke hal 15

Kadis DKP Bima Akui Dipanggil Tim Kejagung KEPALA Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bima, Hj. Nurma mengakui dipanggil dan diperiksa oleh pihak Kejaksaan Agung (Kejagung) di Kota Mataram belum lama ini. ‘’Iya memang benar. Pemanggilan belum sampai seminggu (berselang),’’ katanya Selasa (13/11). Dikatakannya pemanggilan tersebut untuk dimintai keterangan terkait pengadaan kapal oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tahun anggaran tahun 2016 lalu.

‘’Pemanggilan hanya untuk klarifikasi mengenai pengadaan kapal tahun 2016 oleh Kementerian,’’ katanya. Nurma mengaku ditanya sejumlah pertanyaan seputar pengadaan kapal tersebut. Antara lain apakah Kabupaten Bima mendapatkan kapal tersebut serta jumlahnya berapa unit. ‘’Pertanyaan hanya seputar kapal ini saja. Tidak ada yang lain,’’ katanya. Ia mengakui, Kabupaten Bima memang mendapatkan bantuan sebanyak lima dari delapan unit yang diajukan. Kata Nurma, bantuan terse-

but lengkap dengan mesin yang diterima langsung ke kelompok nelayan. ‘’Sistemnya melalui koperasi nelayan. Tapi mulai dari pengadaan hingga penyerahan barang kita tidak dilibatkan,’’ ujarnya. Seperti diketahui pihak Jampidsus Kejagung menurunkan tim ke NTB untuk meminta keterangan saksi dan melakukan pemeriksaan lapangan terkait pengadaan kapal senilai Rp4,4 triliun pada KKP. Pengadaan kapal tersebut salah satunya di Kabupaten Bima. (uki)

Sudiyono

Pembangunan Huntap Tahan Gempa Tak Perlu Uji Lab

(Suara NTB/dok)

Diduga Tak Beres MUTASI staf atas disposisi Sekda yang dilakukan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) tanpa sepengatahuan Wakil Gubernur NTB (Wagub), Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd, menjadi perhatian masyarakat. Diduga birokrasi lingkup Pemprov NTB tak beres. Pemerhati Politik dan Pemerintahan NTB, Ayatullah Hadi mengatakan, ada tiga kemungkinan yang terjadi jika ada mutasi staf tanpa sepengetahuan pimp(Suara NTB/dok) inan dalam hal ini gubernur Ayatullah Hadi dan wagub. Pertama, kemungkinan ada ketidakpahaman mengenai regulasi. ‘’Kalau mereka tak paham regulasi berkaitan dengan kapasitas mengenai pemahaman mereka tentang aturan main di birokrasi,’’ kata Ayatullah di Mataram, Selasa (13/11) siang. Bersambung ke hal 15

Hj. Sitti Rohmi Djalilah

Mataram (Suara NTB) Pembangunan hunian tetap (Huntap) tahan gempa tak perlu lagi harus dilakukan uji laboratorium. Hal ini dilakukan untuk mempercepat pembangunan Huntap bagi korban gempa yang masih cukup lamban. Dengan percepatan pembangunan Huntap diharapkan puluhan ribu masyarakat korban gempa yang masih mengungsi dapat segera kembali ke rumah-

nya masing-masing. ‘’Itu kemarin Pak Gub rapat dengan Menko PMK. Disampaikan bahwa yang penting tahan gempa, jangan pakai uji-uji lab,’’ kata Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd dikonfirmasi di Kantor Gubernur, Selasa (13/11). Diketahui, saat ini ada tiga jenis rumah tahan gempa sesuai rekomendasi Kementerian PUPR yang boleh dibangun un-

tuk masyarakat korban gempa. Yakni, Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha), Rumah konvensional (Riko) dan Rumah Kayu (Rika). Belakangan ada lagi rumah yang dinilai tahan gempa yakni Rumah Instan Baja (Risba). Tetapi pembangunan Risba untuk korban gempa terkendala karena masih dilakukan uji lab oleh Litbang Kementerian PUPR. Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/nas)

Jelang Penetapan Tersangka

Barang Bukti Dugaan Pelanggaran Tata Ruang Hilang Mataram (Suara NTB) Kasus dugaan pelanggaran tata ruang pembangunan lapak Cilinaya yang berada di samping Mataram Mall telah mengarah ke penetapan tersangka. Namun barang bukti mengenai dugaan pelanggaran tata ruang itu hilang. Pemkot Mataram telah melakukan pembongkaran lapak-lapak yang dibangun di atas saluran air. Sejumlah pejabat Pemkot Mataram telah diperiksa Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Tata Ruang Dinas PUPR NTB kaitan dengan dugaan pelanggaran tata ruang yang ada di sana.

‘’Sebenarnya sudah mengarah ke tersangka. Cuma kemarin ada perkembangan, itu sudah dibongkar. Nah ini yang sedang dikaji lagi oleh PPNS,’’ kata Kepala Dinas PUPR NTB, Ir. Wedha Magma Ardi, M.TP dikonfirmasi di Kantor Gubernur, Selasa (13/11) siang. Ia mengatakan, saran-saran dari Koordinator Pengawas (Korwas) PPNS Polda NTB, Kejaksaan, Badan Pertanahan Negara (BPN) sudah ada semuanya. Ardi mengatakan, namanya kasus hukum harus berhati-hati. Jangan sampai materi hukumnya cacat dan lain sebagainya. ‘’Istilahnya bukti awal harus ada, dua

alat bukti harus ada. Intinya, PPNS punya konsep pasal apa yang akan disangkakan. Dengan adanya pembongkaranpembongkaran itu saya belum tahu. Apakah pasal yang disangkakan itu masih bisa atau ndak. Apakah perlu dicarikan pasal yang lain,’’ paparnya. Pascapembongkaran bangunan lapak yang diduga melanggar tata ruang itu, kata Ardi memang boleh dikatakan barang bukti menjadi hilang. Namun, Bersambung ke hal 15

Wedha Magma Ardi


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Edisi Rabu 14 November 2018 | Suara NTB by e-Paper KMB - Issuu