Edisi 14 Oktober 2017 | Suara NTB

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000 Online :http://www.suarantb.com

E-mail: suarantbnews@gmail.com

SUARA NTB

SABTU, 14 OKTOBER 2017

Pengemban Pengamal Pancasila

16 HALAMAN NOMOR 179 TAHUN KE 13

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Remitansi Rp 1,7 Triliun

Kemenkeu Minta Perbankan Genjot Penyaluran KUR TKI di NTB

Mataram (Suara NTB) – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB) meminta perbankan menggenjot penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di NTB. Fasilitas kredit tersebut diharapkan mampu mengurangi beban para calon TKI.

‘’Realisasi KUR TKI masih sangat rendah walaupun sudah mulai ada angka-angkanya (penyalurannya),’’ kata Kepala Kanwil DJPB NTB, Taukhid, S.E., M.Sc.IB., M.B.A ketika dikonfirmasi kemarin di Mataram. Taukhid mengatakan, penyaluran KUR TKI di NTB sudah menunjukkan perkembangan pada tahun 2017 ini. Sampai 30 September 2017 lalu, jumlah KUR TKI yang disalurkan perbankan di daerah ini sudah mencapai Rp 3,2 miliar lebih. Dengan rincian, Bank BRI sebesar Rp 592,9 juta lebih, Bank Mandiri Rp 136 juta lebih, Bank Maybank Rp 248

juta lebih, Bank Artha Graha Rp 816 juta lebih, Bank Sinarmas Rp 42 juta lebih dan CTBC Bank Rp 1,3 miliar lebih. Sehingga, total KUR TKI yang sudah disalurkan bank penyalur di NTB hingga 30 September lalu baru sebesar Rp 3,2 miliar lebih. Ia menyatakan penyaluran KUR ini sesuai ketentuan tidak perlu menggunakan agunan. Jika ada perbankan yang masih menerapkan agunan dalam penyaluran KUR, maka ke depan kemungkinan mereka tidak akan menjadi bank penyalur. Pemerintah pusat akan memberikan kredit ultra mikro (UMI)

kepada masyarakat dengan menunjuk Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB). Terkait dengan sosialisasi mengenai penyaluran KUR, Taukhid menyatakan pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) telah meminta Kanwil DJPB untuk menjadi narasumber. “Kami akan hadir di sana menjadi salah satu narasumber. Kita juga akan menekankan sekali untuk KUR TKI di Sumbawa Barat,” tandasnya. Seperti diketahui, ribuan masyarakat NTB bekerja di luar negeri tiap tahun. Dari ribuan TKI NTB yang bekerja di luar negeri, Bersambung ke hal 15

SAPA PEDAGANG ASONGAN Gubernur NTB, TGH. M.Zainul Majdi berkunjung ke kawasan pembangunan destinasi wisata berkelas dunia, KEK Mandalika Resort Lombok Tengah, Jumat (13/ 10) kemarin. Dalam kunjungannya itu, gubernur berkesempatan menyapa pedagang asongan yang sedang menjajakan dagangannya di kawasan wisata itu. Berita selengkapnya di halaman 8.

(Suara NTB/ist)

TO K O H Terancam Sanksi Kemendagri BERDASARKAN hasil pemeriksaan yang dilakukan Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) ditemukan ketidakpatuhan pemerintah kabupaten/kota di NTB terkait dengan pelaksanaan UU No. 23 Tahun 2014, terutama mengenai masalah aset. Salah satu kabupaten di NTB yang terindikasi enggan menyerahkan aset ke provinsi sesuai UU No. 23 Tahun 2014 adalah Lombok Timur. Kepala daerah setempat, baik bupati/ wakil bupati hingga DPRD terancam kena sanksi dari Kemendagri jika tak mematuhi UU No. 23 Tahun 2014, Bersambung Dadang Sumantri Mochtar ke hal 15 (Suara NTB/nas)

KO M E N TTAA R Di Atas 82 Persen

DINAS Perumahan dan Permukiman (Perkim) NTB menargetkan lima paket perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) sebanyak 1.073 unit di seluruh NTB dapat rampung Desember mendatang. Untuk perbaikan 1.073 unit RTLH ini, Pemprov mengalokasikan ang-garan sekitar Rp 28 miliar dalam APBD murni 2017. ‘’Yang pasti, kalau untuk paket-paket perbaikan rumah tidak layak huni yang sebanyak 1.073 unit, kami harapkan Desember terselesaikan. Kami melihat progres-progres yang ada dengan sisa waktu yang ada saya kira tidak menjadi kesulitan kita untuk menyelesaikan itu,’’ kata Kepala Dinas Perkim NTB, Ir. IGB. Sugihartha, MT ketika dikonfirmasi di Mataram, Jumat (13/10) kemarin. Bersambung IGB. Sugihartha ke hal 15 (Suara NTB/dok)

814 Ribu Warga NTB Belum Terima E-KTP Mataram (Suara NTB) – Selain masalah perekaman E-KTP yang belum tuntas. Ratusan ribu warga NTB yang sudah melakukan perekaman juga belum menerima E-KTP. Data Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa Kependudukan dan Catatan Sipil (DPMPD Dukcapil) NTB, hingga Agustus lalu, sebanyak 814.210 E-KTP yang belum dicetak. Dari data wajib KTP sampai Agustus 2017 sebanyak 3.805.902 jiwa, baru 2.991.692 jiwa atau

78,61 persen yang sudah cetak E-KTP. Sementara sisanya sebanyak 814.210 jiwa atau 21,39 persen belum dilakukan pencetakan E-KTP. Dengan rincian, Kota Mataram 17.999 jiwa, Lombok Barat 90.482 jiwa, Lombok Utara 11.546 jiwa, Lombok Tengah 197.031 jiwa, Lombok Timur 262.198 jiwa. Kemudian, Sumbawa Barat 7.588 jiwa, Sumbawa 117.921 jiwa, Dompu 33.546 jiwa, Bima 61.165 jiwa dan Kota Bima 14.734 jiwa. Salah seorang warga Lombok Timur, Wahyuni (23) yang dikonfirmasi Suara NTB, Ju-

mat (13/10) siang kemarin mengaku sudah dua tahun belum menerima E-KTP. Padahal dia sudah melakukan perekaman sejak Juni 2015. Hingga saat ini dia hanya memegang surat keterangan (Suket) penghanti E-KTP. Suket ini hanya berlaku enam bulan dan terus diperpanjang jika masa berlakunya habis. Mahasiswi Universitas Mataram ini mengaku pernah melakukan perekaman di Mataram, Bersambung ke hal 15

Hujan Mulai Turun, Krisis Air Masih Terjadi Mataram (Sara NTB) Pemprov NTB menggelontorkan anggaran Rp 2,5 miliar untuk penanggulangan krisis air di sejumlah daerah. Meski sudah turun hujan, namun masih banyak masyarakat terdampak kekeringan. Penganggaran ini untuk penanganan jangka pendek dan jangka panjang. Anggaran Rp 2,5 miliar itu sumbernya dari pagu dana tak tersangka di APBD Provinsi NTB, sesuai usulan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB. ‘’Sekarang ini sudah proses survei lapangan untuk beberapa kegiatan untuk penanggulangan kekeringan,’’ kata Ka-

bid Kedaruratan BPBD NTB, Jamaludin kepada Suara NTB, Jumat (13/10) kemarin. Anggaran ini untuk proyek sumur dalam, proyek sumur dangkal, serta pembelian bak penampungan air atau tandon. Dengan proyek sumur dalam dan sumur dangkal, memberi jaminan ketersediaan air di daerah yang selama ini langganan kekeringan. Penanganan ini dianggap sifatnya jangka panjang, bahkan permanen, sembari menunggu bantuan dari instansi lainnya. Titik pembuatan sumur akan tersebar di daerah yang tercatat desadesa paling parah se NTB, kecuali Kota Mataram.

Sedangkan untuk tandon air, tujuannya agar lebih praktis. Selama ini droping air menggunakan mobil tangki butuh waktu berjam-jam, namun jumlah droping terbatas. Jika tandon sudah terpasang, menurutnya, waktu akan lebih singkat karena air dari tangki ditampung dalam tandon. ‘’Warga yang butuh air, tinggal ngambilnya di tandon. Nah mobilnya bisa kembali ambil air dan ngisi lagi di tandon,’’ sebut Jamaludin. Dana Rp 2,5 miliar sudah disetujui sesuai dengan SK Gubernur NTB untuk mengatasi kekeringan di Pulau Lombok dan Sumbawa. Bersambung ke hal 15

Imam Besar Masjidil Haram Disambut Ribuan Jamaah Praya (Suara NTB) Kedatangan Imam Besar Masjidil Haram, Makkah, Syeikh Abdurahman Al-Ausy di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng), Jumat (13/10) kemarin, disambut antusias masyarakat setempat. Ribuan jamaah tampak hadir menyambut imam kota suci Makkah di Masjid Agung Loteng tersebut. Al Ausy i datang didampingi Ustadz Yusuf Mansur. Al Ausy berkesempatan menjadi imam Salat Jumat di masjid terbesar di Loteng tersebut. Sementara Ustadz Yusuf Mansur memberikan tausih pada gelaran Istigosah dan Tabligh Akbar, setelahnya. ‘’Kedatangan dua ulama ini atas undangan Pemkab Loteng. Guna menyemarakkan perayaan HUT Loteng tahun ini’’” ungkap Kabag.

Humas dan Protokol Setda Loteng, Drs.H.L.Herdan, M.Si. Kedatangan Imam Besar Masjidil Haram tersebut mampu menyedot perhatian masyarakat Kota Praya. Banyak diantaranya yang memang sengaja datang untuk Salat Jumat di Masjid Agung Loteng, karena ingin diimami oleh Imam Besar Masjidil Haram tersebut. Terbukti dengan banyaknya jamaah yang datang ke masjid kebanggaan masyarakat Loteng tersebut. Maklum, baru kali ini Loteng didatangi Imam Besar Kota Makkah dan bertepatan dengan perayaan HUT Loteng. ‘’Ini yang pertama ada Imam Besar Masjidil Haram datang ke Loteng. Untuk bersamasama menyemarakkan HUT Loteng,’’ ujar Herdan. (kir)

(Suara NTB/kir)

DISAMBUT: Imam Besar Masjidil Haram Makkah yang juga pembaca Al Qur’an utama Kota Makkah, Syeikh Abdurahman Al Ausy, bersama Ustadz Yusuf Mansur disambut jamaah saat tiba di Masjid Agung Loteng, Jumat (13/10) kemarin.

Kasus Rabitah Berlanjut

Polda NTB Usut Dugaan Pemalsuan Dokumen Mataram (Suara NTB) Masih ingat kasus dugaan hilangnya ginjal TKW asal Kabupaten Lombok Utara (KLU) Sri Rabitah? Lama tak terdengar, kasus ini ternyata berlanjut di Polda NTB. Sampai saat ini polisi masih mengusut indikasi pemalsuan dokumen sebelum berangkat dan bekerja di Doha, Qatar. Penyidik Subdit IV Ditreskrimum Polda NTB beberapa waktu lalu terbang ke Jakarta untuk mengusut perusahaan yang memberangkatkan Rabitah. Peny-

idik menemukan alamat perusahaan itu, namun rupanya sudah tutup. ‘’Perusahaan ini memang memberangkatkan TKW ke Timur Tengah, tapi karena ada moratorium, makanya ditutup. Perusahaannya memang ada,’’ kata Panit Trafficking Subdit IV Ditreskrimum Polda NTB, Iptu Faisal Afrihadi kepada Suara NTB, Jumat (13/10). Bertolak dari Jakarta, polisi kemudian menelusuri pihak desa dan kecamatan yang mengeluarkan KTP dan akta kelahiran Rabitah. Karena

sebelumnya alamatnya tercantum di Gunung Sari tahun 2012. Sementara saat berangkat tahun 2014, alamatnya tercantum lebih di Desa Sesela, sesuai dengan Kartu Keluarga (KK). Penyidik menelusuri apakah ada dugaan pemalsuan dokumen, karena alamatnya yang tercantum di KLU. “Tekongnya sudah kita periksa, yang keluarkan dokumen KTP dan KK juga sudah kita periksa,” jelasnya. Mengenai indikasi pemalsuan dokumen sedang didalami. Namun un-

tuk menentukan kasus ini naik ke penyidikan, harus dilakukan gelar perkara. Faisal mengaku akan menyampaikan semua hasil penyelidikannya saat gelar perkara nanti. Soal keputusan akan naik ke penyidikan, akan ditentukan dalam forum gelar perkara. Faisal menambahkan, kasus ini memang berlanjut tanpa diketahui banyak pihak seperti ketika ramai saat mencuat. Penyelidikan dari Lombok hingga ke Jakarta untuk mengumpulkan bukti dan keterangan saksi soal dugaan pemal-

suan dokumen dan mengarah ke human trafficking. Salah satu dasar penelusuran, karena ada laporan langsung dari Bupati KLU, Dr. H. Najmul Akhyar beberapa waktu lalu. Namun tanpa laporan itu pun, pihaknya tetap memproses karena kasus ini tidak termasuk kategori delik aduan. “Kita ingin memberi kepastian hukum atas sebuah kasus. Apalagi kasus ini menjadi perhatian masyarakat luas,” ujarnya. Bersambung ke hal 15


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Edisi 14 Oktober 2017 | Suara NTB by e-Paper KMB - Issuu