HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000
SUARA NTB
KAMIS, 13 JUNI 2019
Pengemban Pengamal Pancasila
16 HALAMAN NOMOR 76 TAHUN KE 15 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Langkah Awal Menuju NTB Ramah Investasi BERGAIRAHNYA investasi disertai keberhasilan meningkatkan produkproduk ekspor yang bernilai ekonomi kompetitif, merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Jika kita hanya mengirim produkproduk mentah, maka nilai ekonominya sangat rendah. Dan itu tidak akan banyak berpengaruh terhadap peningkatan k e s e jahteraan
H.Zulkieflimansyah
masyarakat. Karenanya ke depan produk NTB yang dipasarkan, haruslah produk olahan, bukan bahan baku. Gubernur NTB, Dr.H.Zulkieflimansyah menegaskan, NTB yang berada dalam suasana aman dan kondusif bagi seluruh aktivitas kegiatan masyarakat dan bisnis, merupakan iklim yang harus terus diikhtiarkan. ‘’Ramah pada investasi dan dapat menjadi tempat yang hangat dan menyenangkan untuk dikunjungi bersama,’’ kata Doktor Zul sapaan akrab Gubernur NTB saat menanggapi penetapan 5 (lima) buah Peraturan Daerah Provinsi NTB
Prakarsa eksekutif, di Ruang Sidang Utama DPRD NTB, (Selasa, 11/6-2019). ‘’Regulasi yang efektif dan ramah pada investasi diperlukan sebagai langkah awal dari usaha membangun NTB Gemilang di masa yang akan datang,’’ tegasnya. Gubernur berharap, dalam tataran implementasinya, penetapan Perda ini dapat menjadi instrumen penting mewujudkan NTB yang ramah investasi. Ke lima Perda yang ditetapkan tersebut adalah: (1) Perda tentang pengelolaan pertambangan mineral dan batubara; (2). Perda tentang lainlain pendapatan asli daerah
sektor lainnya. Meski produksi nasional sangat tinggi dan proyek- proyek infrastruktur juga dilakukan secara besarbesaran, kata gubernur, hal tersebut tidak akan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. ‘’Jika permasalahan dasarnya tidak dituntaskan. Yakni mengurangi ketergantungan terhadap produk-produk impor dan terus memperbesar dan memperluas pemasaran produk-produk olahan daerah. Industrialisasi merupakan kunci jawaban dari semua itu,’’ paparnya. Berdasarkan rilis BPS, bahwa nilai ekspor NTB bu-
yang sah; (3) Perda tentang penggabungan dan perubahan bentuk badan hukum perusahaan daerah Bank Perkreditan Rakyat Nusa Tenggara Barat menjadi perseroan terbatas Bank Perkreditan Rakyat NTB; (4) Perda tentang pembubaran perusahaan daerah PT. Daerah Maju Bersaing; dan (5) Perda tentang percepatan pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur jalan provinsi dengan pola pembiayaan tahun jamak. Menurut Doktor Zul, pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain investasi, ekspor, impor dan pengelolaan sektor-
lan April 2019 sebesar 2.676.537 dolar Amerika menurun 83.50 persen dibanding ekspor bulan Maret sebesar 16.219.947 dolar Amerika. Selama bulan April, tidak ada komoditi tambang/galian non migas yang diekspor atau dikirim ke luar NTB. Produk produk ekspor NTB didominasi oleh komoditi ikan dan udang (52,67) persen, disusul daging dan ikan olahan 20,99 persen, perhiasan permata 13,32 persen. Kemudian garam, belerang dan kapur; perhiasan/permata serta kopi, rempah-rempah, sayuran dan juga kain perca. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/dok)
Tuntaskan Pembebasan Lahan Sirkuit MotoGP Alat Peraga PAUD Kota Bima Rp1,8 Miliar Diusut Kejaksaan Mataram (Suara NTB) Kejaksaan Negeri Bima sedang gencar mengusut dugaan korupsi pada pengadaan alat peraga pada lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kota Bima. Pagu anggaran mencapai Rp 1,8 miliar tahun 2018. Diduga terjadi tindak pidana pada mark up harga dan indikasi salah sasaran. Kemajuan penanganan kasus ini sudah cukup signifikan. Menurut Kasi Intel Kejari Bima, M. Ikhwanul Fiaturrahman, SH, sudah dilakukan gelar perkara atau
ekspose pada pertengahan Mei lalu. ‘’Hasil ekspose, kasus ini dinaikkan ke tingkat penyidikan umum. Tapi belum sampai penetapan tersangka,’’ kata Kasi Intel menjawab Suara NTB, Rabu (12/ 6) kemarin. Untuk calon tersangka masih dalam proses pendalaman bukti dan keterangan saksi. Meski diakuinya untuk calon tersangka sudah ada gambaran dari ekspose awal. ‘’Tapi untuk menentukan siapa tersangkanya, akan didalami lagi,’’ ujarnya. Bersambung ke hal 15
TO K O H
Pusat Turun Tangan Bantu ITDC
Praya (Suara NTB) Pemerintah pusat akan turun tangan langsung membantu Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) menuntaskan pembebasan lahan untuk keperluan pembangunan sirkuit MotoGP. Dengan begitu diharapkan, pembebasan lahan bisa segera tuntas. Hal itu diungkapkan Direktur Teknis dan Operasi ITDC, Ngurah Wirawan, Rabu (12/ 6) kemarin. ‘’Beberapa waktu lalu kita sudah dipanggil Kementerian ATR/BPN, terkait persoalan lahan ini. Jadi nanti Kementerian ATR/BPN bersama instansi pusat terkait lainnya akan ikut turun membantu proses pembebasan lahan. Supaya persoalan lahan ini bisa segera dituntaskan,’’ jelasnya. Dalam hal ini, Kementerian ATR/BPN akan ikut memfasilitasi sekaligus mencarikan formulasi yang tepat ter-
kait penyelesaian lahan tersebut. Agar proses pembebasan lahan bisa lebih cepat tanpa harus menyalahi aturan yang ada. Dengan begitu proses pembangunan sirkuit MotoGP tidak terganggu hanya karena persoalan lahan. Diakuinya, secara prinsip ITDC dengan masyarakat pemilik lahan sudah sepakat soal pembebasan lahan. Namun yang jadi kendala yakni soal kesepakatan harga pembebasan. Dimana ITDC hanya bisa membayar sesuai hasil appraisal. Sementara masyarakat meminta harga lebih tinggi. ‘’Hasil appraisal harga lah-
an yang ditetapkan antara Rp 70 juta sampai 80 juta per are. Sementara masyarakat minta lebih. Bahkan ada yang minta harga sampai Rp 150 juta per are,’’ sebutnya. Sehingga dari total sekitar 5 hektar lahan yang mesti dibebaskan, baru sekitar 1,5 hektar yang sudah dibebaskan. Sisanya sebanyak 3,5 hektar masih dalam proses negosiasi harga. Itulah yang nantinya akan difasilitasi oleh pemerintah pusat. Dan, diharapkan sebelum proses pembangunan sirkuit dimulai bulan Oktober 2019 mendatang, Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/ist)
PELABUHAN GILI MAS - Foto udara terkini pembangunan Pelabuhan Gili Mas di Lembar. Berita selengkapnya di halaman 9.
Cegah Investor ’’Akan’’
H. Zainul Islam
(ant/balipost)
TINJAU LOKASI - Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Direktur Utama Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Abdulbar M. Mansoer (tengah) beserta Gubernur NTB, H.Zulkieflimansyah (kiri), Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono (kanan) dan Direktur Konstruksi dan Operasi ITDC Ngurah Wirawan (kedua kanan) meninjau persiapan lokasi MotoGP Mandalika 2021 di The Mandalika, Praya, Lombok Tengah, Jumat (17/5) lalu.
PEMPROV NTB akan mewajibkan investor yang akan bermitra dengan Pemda untuk pemanfaatan aset daerah untuk menyerahkan uang jaminan 10 persen dari nilai investasi di bank daerah. Hal ini dilakukan untuk mencegah investor “akan” yang akhirnya menelantarkan lahan investasi. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) NTB, H. Zainul Islam mengatakan, Pemprov NTB saat ini sedang melakukan beauty contest untuk menjaring investor yang akan mengelola aset Pemprov di Gili Tangkong, Sekotong, Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/dok)
KO M E N TTAA R Direksi dari Eksternal
Batas Waktu Pelaku Wisata Dorong Jembatan Rekomendasi Lombok-Sumbawa Direalisasikan Kasus GNE Habis
H. Wirajaya Kusuma (Suara NTB/dok)
Mataram (Suara NTB) Pelaku wisata NTB meyakini keberadaan jembatan Lombok - Sumbawa akan memberikan imbas luar biasa terhadap pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di Pulau Sumbawa. Untuk itu, para pelaku wisata mendorong agar rencana pembangunan jembatan sepanjang 16 kilometer (Km) tersebut dapat direalisasikan. Kepala Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB, Anita Achmad mengatakan Pulau Lombok dan Sumbawa memiliki destinasi wisata yang sangat cantik dan alami yang tidak dimiliki oleh negara-negara lainnya di dunia. Tetapi persoalan aksesibilitas dan sumber daya manusia (SDM) masih menjadi kendala. Terutama untuk mempercepat
pengembangan sektor pariwisata di Pulau Sumbawa. ‘’Harga barang yang dulunya diangkut lewat pelabuhan jauh lebih mahal. Mungkin bisa berkurang dengan adanya jembatan tersebut. Pertama menaikkan pertumbuhan ekonomi karena kunjungan orang banyak. Kemudian meringangkan harga. Karena imbasnya keberadaan jembatan ini luar biasa,’’ kata Anita dikonfirmasi Suara NTB, Rabu (12/6) siang. Anita Achmad Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/dok)
DPRD NTB telah menetapkan Perubahan Perda No.10 Tahun 2016 tentang merger PD. BPR menjadi PT. Bank BPR NTB dalam rapat paripurna. Dalam Perda yang baru saja ditetapkan tersebut, diatur mengenai batas umur maksimal calon direksi dan komisaris PT. Bank BPR NTB. Selain itu, calon Direksi PT. Bank BPR NTB diperbolehkan berasal dari unsur eksternal perusahaan milik Pemprov dan Pemda kabupaten/kota tersebut. Kepala Biro Perekonomian Setda NTB, Drs. H. Wirajaya Kusuma, MH menjelaskan, Bersambung ke hal 15
Mataram (Suara NTB) Batas waktu untuk penyelesaian piutang PT. Gerbang NTB Emas (GNE) sudah habis sejak 25 Mei lalu. Inspektorat meminta pihak GNE melaporkan hasil akhir penyelesaian, khususnya temuan kerugian perusahaan daerah mencapai Rp 2,6 miliar. Inspektorat Provinsi NTB sebelumnya mengingatkan PT. GNE soal tenggat waktu penyelesaian rekomendasi atas temuan kerugian perusahaan dimaksud. Batas waktu 60 hari sejak diserahkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Mei lalu, agar tunggakan kerugian diselesaikan. ‘’Tenggat waktu 60 hari yang kita berikan sudah selesai,’’ kata Inspektur Provinsi NTB, Ibnu Salim, SH.,M.Si kepada Suara NTB kemarin. Artinya, batas waktu penyelesaian atas rekomendasi sudah habis dan pihaknya meminta agar dilaporkan progress perkembangan penyelesaian kerugian perusahaan. Berdasarkan monitoring penyelesaian LHP, ungkapnya, PT. GNE sesuai ketentuan sudah menyampaikan progress tindak lanjut hasil pemeriksaan. Bersambung ke hal 15