HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000 Online :http://www.suarantb.com
E-mail: suarantbnews@gmail.com
SUARA NTB
RABU, 14 FEBRUARI 2018
Pengemban Pengamal Pancasila
16 HALAMAN NOMOR 280 TAHUN KE 13
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
(Suara NTB/ndi)
RAPAT PLENO - Suasana rapat pleno terbuka pencabutan undian nomor urut Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur NTB yang akan berkompetisi di Pilkada 2018.
KPU Tetapkan Nomor Urut Paslon
Mataram (Suara NTB) KPU NTB menggelar rapat pleno terbuka pencabutan undian nomor urut pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur NTB yang akan berkompetisi di Pilkada 2018. Empat paslon hadir dalam acara tersebut. Rapat pleno ini diselenggarakan di Hotel Lombok Raya, Mataram, Selasa (13/2). Agenda pencabutan undian nomor urut ini ramai dihadiri masing-masing pendukung dari ke empat paslon. Dalam pencabutan nomor urut tersebut,masing-masing paslon mengambil kertas yang digulung. Dalam pencabutan nomor tersebut, nomor urut 1 diperoleh pasangan Suhaili-
‘’
Ini isyarat bahwa kami akan memenangi Pilkada NTB 2018
TO K O H
Bukan Sekadar Slogan PANGDAM IX Udayana Mayjen TNI Benny Susianto, S.I.P berkunjung ke NTB, Selasa (13/2) kemarin. Kehadirannya untuk misi pemantauan langsung proses dan kesiapan pengamanan Pilkada NTB. Jenderal TNI bintang dua yang baru dilantik Januari lalu ini, mengaku ingin mengenal langsung situasi kamtibmas dan personelnya di Korem 162/WB serta jajaran. Apalagi saat ini momentum Pilkada NTB, yang di dalamnya ada agenda Pilgub, Pilwalikota Bima, Pilkada Lotim dan Pilkada Lobar. ‘’Pilkada di NTB misi utama saya. Karena ada penekanan dari pimpinan TNI, Bersambung ke hal 15
KO M E N TTAA R
Amin yang diusung Partai Golkar, Nasdem, dan PKB. Kemudian nomor urut 2 diperoleh oleh pasangan Ahyar-Mori yang diusung enam partai, yaitu Gerindra, PAN, PPP, PDI Perjuangan, PBB, dan Hanura. Sementara nomor urut 3 didapat pasangan Zul-Rohmi yang diusung dua partai, yaitu Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Pasangan Ali-Sakti yang maju
‘’
Arti Nomor Urut Berbagai terjemahan
Nomor dua juga sebagai simbol, perwujudan dari perimbangan dua pulau
Dua Kali ”Berjodoh” dengan Nomor Dua Mataram (Suara NTB) Dua kali mencabut undian dan dua kali pula, duet TGH. Ahyar Abduh dan H. Mori Hanafi, SE, M.Comm (Ahyar-Mori) mendapatkan nomor urut dua. Demikianlah yang terjadi saat pengundian nomor urut Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur NTB yang digelar KPU NTB di Mataram, Selasa (13/2). Sesuai agenda, proses penentuan nomor urut empat
melalui jalur independen memperoleh nomor urut 4. Setelah penetapan nomor urut paslon ini, selanjutnya paslon sudah bisa memulai masa kampanye secara resmi. Batas masa kampanye akan dimulai Kamis , 15 Februari sampai 23 Juni 2018.
Paslon di Pilkada NTB dilakukan melalui dua tahapan. Tahapan pertama, masing-masing paslon mengambil nomor undian untuk menentukan urutan pengambilan nomor urut. Tahapan kedua, barulah masing-masing paslon melakukan pengambilan nomor urut mereka di Pilkada NTB. Di tahapan pertama, duet Ahyar-Mori mendapatkan nomor urut dua untuk pengambilan nomor undian. Dan ternyata, nomor
dibuat oleh para paslon memaknai nomor urut yang telah mereka peroleh dalam pengundian nomor urut kemarin. Ada yang memaknai sebagai nomor keberuntungan, ada juga calon yang memaknai nomor urutnya biasa-biasa saja. Pasangan Suhaili-Amin yang memperoleh nomor urut satu (1), memaknai nomor urut satu mengisyaratkan bahwa ia akan memenangi Pilkada serentak NTB 2018. ‘’Ini isyarat bahwa kami akan memenangi Pilkada NTB 2018,’’ katanya yakin. Bupati Lombok Tengah dua
‘’
‘’
Oh itu angka yang menang ya. Itu angka yang paling besar, (dari nomor urut yang lain). Ini menandakan, saya dipilih oleh masyarakat yang paling besar (banyak).
Ndak ada yang aneh-aneh, saya kira kita harus mulai mengajak masyarakat agar tidak fanatik dengan nomor-nomor
yang sama kembali mampir ke tangan mereka saat dilakukan pengambilan nomor urut Paslon di Pilkada NTB. Walhasil, nomor urut dua pun melekat kepada mereka di Pilkada 2018 ini. Sementara itu, nomor urut satu menjadi jatah pasangan H. Moh. Suhaili FT – H. Muh. Amin (Suhaili-Amin). Pasangan Dr. H. Zulkieflimansyah – Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah (Zul-Rohmi) mendapatkan nomor urut tiga. Dan pasangan H. Moch. Ali BD – H. L. Gede Wirasakti (Ali-Sakti) mendapatkan nomor urut empat. Menanggapi hasil pengundian nomor urut ini, Ahyar Abduh saat berpidato di hadapan ratusan pendukungnya di sekretariat tim pemenangan di Jalan Langko, Mataram menegaskan rasa syukurnya. Bersambung ke hal 15
periode ini berkata demikian, bukan tanpa alasan. Menurutnya, nomor urut satu yang ia peroleh merupakan pertanda akan terjadi pengulangan sejarah Pilkada NTB 2013 silam. Dimana pasangan calon nomor urut satu, yakni pasangan Dr. TGH. M. Zainul Majdi-Muh. Amin (TGB-Amin) keluar sebagai pemenangnya. Demikian juga halnya dalam Pilkada NTB 2018 ini, pemegang nomor urut satu juga akan keluar sebagai pemenangnya, kata Suhaili dengan penuh keyakinan. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/ist)
NOMOR DUA - Salah seorang pendukung mengangkat poster bertuliskan nomor 2 yang menjadi nomor urut duet AhyarMori di Pilkada NTB 2018, dalam agenda pengundian nomor urut Paslon yang digelar KPU NTB di Mataram, Selasa (13/2).
Benny Susianto (Suara NTB/ars)
Ditenggat Hingga Hari Ini PEMPROV NTB telah menginstruksikan pembersihan dan penertiban alat peraga kampanye (APK) Calon Gubernur (Cagub) dan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) NTB 2018 - 2023. Pemprov memberikan tenggat waktu bagi pasangan Cagub dan Cawagub untuk membersihkan APK yang terpasang di jalanjalan utama di Kota Mataram sampai Bima hingga Rabu (14/2). Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) NTB, Drs. L. Dirjaharta, M. Si menjelaskan Pemprov NTB, Bawaslu dan KPU sudah bersurat ke Pemda kabupaten/kota mengenai penertiban APK tersebut. “Supaya melakukan pembersihan alat peraga kampanye pasangan calon kepala daerah, kita kasih waktu sampai tanggal 14 Februari,” ujarnya ketika dikonfirmasi Suara NTB, Selasa (13/2) siang. Dirjaharta mengatakan, masing-masing tim sukses pasangan Cagub dan Cawagub diberikan tenggat waktu sampai Rabu (14/2) hari ini. L. Dirjaharta Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/dok)
Suaeb Qury
Yan Marli
(Suara NTB/dok)
(Suara NTB/dok)
(Suara NTB/dok)
TGH. Mahalli Fikri
H. Misbach Mulyadi
Basri Mulyani
Pilkada NTB 2018
Minim, Formula Kampanye yang Komparatif Berbagai kalangan mengungkapkan pentingnya sebuah formula baru untuk memungkinkan pemilih bisa melakukan komparasi dalam satu medium kampanye. Saat ini, medium kampanye yang membuka ruang dialog dinilai masih sangat minim. Padahal, untuk bisa memilih secara rasional, pemilih terlebih dulu perlu melakukan proses komparasi antar-kandidat. PILKADA NTB 2018 telah memasuki babak baru dengan telah ditetapkannya empat pasangan calon yang menjadi peserta, plus nomor urut mereka masing-masing. Pasangan H. Moh. Suhaili FT – H. Muh. Amin (SuhailiAmin) mendapatkan nomor urut satu. Pasangan H. Ahyar Abduh – H. Mori Hanafi (Ahyar-Mori) mendapatkan nomor urut dua. Pasangan Dr. H. Zulkieflimansyah – Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah (Zul-Rohmi) mendapatkan nomor urut tiga. Dan pasangan H. Moch. Ali BD – H. L. Gede Wirasakti (Ali-Sakti) menda-
patkan nomor urut empat. Setelah ini, berdasarkan Peraturan KPU Nomor 1 tahun 2017, para kandidat ini akan mulai menjalani masa kampanye terhitung sejak 15 Februari hingga 23 Juni 2018 mendatang. Selama masa kampanye ini, kandidat akan melaksanakan model kampanye yang terbagi dalam empat katagori. Pertama, pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka dan dialog, penyebaran bahan kampanye kepada umum, pemasangan alat peraga, dan/ atau kegiatan lain. Kedua, debat publik/terbuka antar
pasangan calon. Ketiga, kampanye melalui media massa, cetak dan elektronik. Setelah fase ini, Pilkada NTB akan memasuki masa tenang dari 24 hingga 26 Juni 2018. Sayangnya, tren Pilkada NTB dan berbagai Pilkada lainnya memperlihatkan masih minimnya pola kampanye yang memungkinkan pemilih bisa mendapatkan informasi yang komprehensif terkait visi/misi, rekam jejak, prestasi maupun janji-janji seluruh kandidat. Saat ini, alat peraga kampanye yang memenuhi ruangruang publik lebih banyak didominasi oleh wajah dan slogan-slogan kandidat semata. Di sisi lain, budaya politik yang partisipasif juga belum tumbuh di kalangan masyarakat kita. Kondisi tersebut pada akhirnya melahirkan fenomena dimana pemilih cenderung memilih kandidat tertentu berdasarkan sentimen yang ia peroleh dari sumber informasi yang terbatas sifatnya. Sejumlah kalangan menilai,
kondisi ini memang harus dijawab melalui terobosan baru. Sebuah terobosan yang memungkinkan pemilih bisa mendapatkan informasi lebih menye-
luruh. Dengan demikian, mereka bisa melakukan proses komparasi sebelum menjatuhkan pilihan. Bersambung ke hal 15