HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000
SUARA NTB
SABTU, 13 OKTOBER 2018
Pengemban Pengamal Pancasila
12 HALAMAN NOMOR 180 TAHUN KE 14 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
’’Jumpa Bang Zul dan Umi Rohmi’’
Penyebab Suhu Panas
Posisi Matahari Tepat di Atas Lombok Mataram (Suara NTB) Akhir -akhir ini masyarakat mengeluhkan suhu panas yang tidak biasa hingga mencapai 33 derajat celcius. Hal ini disebabkan matahari saat ini tepat di atas Pulau Lombok. Kondisi diperparah dengan kemarau panjang. Diperkirakan situasi ini akan mereda setelah masuk November saat transisi memasuki musim hujan. Menurut Prakirawan Stasiun Klimatologi BIL, I Gusti Agung Angga, sebelum Oktober terjadi pergerakan semu matahari yang dipengaruhi rotasi Bumi. Sejak awal Oktober, posisi matahari tepat di atas Pulau Lombok atau NTB umumnya. Bersambung ke hal 11
Kanal Aspirasi Warga, Media Pengawasan Kepala OPD Mataram (Suara NTB) Pemprov NTB di bawah kepemimpinan Gubernur, Dr. H. Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur (Wagub), Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah membuka kanal aspirasi bagi warga melalui ‘’Jumpa Bang Zul dan Umi Rohmi’’. Setiap hari Jumat, Gubernur dan Wakil Gubernur NTB membuka pintu pendopo dan kantor gubernur untuk menerima langsung aspirasi warga NTB. Kegiatan perdana dimulai, Jumat (12/10) pagi kemarin di halaman Kantor Gubernur NTB. Gubernur NTB, bersama sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) menerima aspirasi, masukan dan saran dari berbagai elemen masyarakat. Mulai dari mahasiswa, praja
IPDN Kampus NTB hingga petugas kebersihan. Dr.Zul pada kesempatan dialog mengatakan, ia bersama Wagub masih kurang daei sebulan dilantik menjadi kepala daerah. Namun, banyak masyarakat yang ingin bersilaturahmi dari pagi sampai malam. ‘’Kita menolak, kasihan juga. Oleh karena
itu kita belajar dari berbagai tempat yang rata-rata forum-forum seperti ini sudah banyak dilakukan di daerahdaerah lain,’’ kata Dr. Zul. Dengan adanya kanal seperti “Jumpa Bang Zul dan Umi Rohmi” diharapkan masyarakat dapat secara langsung menyampaikan aspirasinya ke gubernur maupun wakil gubernur. ‘’Kita dapat feedback yang konstruktif juga. Di sisi yang lain bisa menjadi media pengawasan yang bagus,’’ katanya. Jika ada Kepala OPD atau aparatur pemerintah daerah yang tidak benar dalam menjalankan tugas atau memberikan pelayanan kepada masyarakat, maka akan dapat langsung disampaikan. ‘’Kalau ada kepala dinas, aparat pemerintah yang kurang benar, Bersambung ke hal 11
(Suara NTB/nas)
ASPIRASI - Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah saat menerima aspirasi warga secara langsung di halaman Kantor Gubernur, Jumat (12/10) pagi.
TO K O H Puji KSB Pulihkan Pendidikan MENTERI Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Muhadjir Effendy memuji Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) yang telah secara cepat dan tanggap mengambil langkah penanganan pascagempa sehingga kegiatan pendidikan tidak terdampak terlalu lama. ‘’Saya sudah dapat laporan dari staf saya Pak Bupati, terkait penanganan masalah sekolah oleh Pemda pascagempa yang dilakukan secara cepat. Saya senang karena pemda dan masyarakat bahu membahu untuk menormalkan lagi aktivitas pendidikan di daerah,’’ Bersambung Muhadjir Effendy ke hal 11
KO M E N TTAA R
(Suara NTB/ist)
Nego dengan Pemerintah Pusat PEMERINTAH sudah membuat rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi pascabenca gempa NTB. Kebutuhan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi mencapai Rp12 triliun lebih. Berdasarkan kewenangan, kebutuhan anggaran kabupaten/kota terdampak mencapai Rp6 triliun. Sedangkan untuk provinsi sekitar Rp800 miliar. Sisanya, sekitar Rp7 triliun menjadi tanggungan pemerintah pusat. ‘’Kita sudah final, kebutuhan Rp12 triliun itu dibagi dua hal. Bersambung H. Ridwan Syah ke hal 11 (Suara NTB/nas)
Terdakwa Kasus BPR Divonis 30 Bulan Penjara Mataram (Suara NTB) Terdakwa kasus merger PT. Bank BPR NTB M. Ihwan dan Mutawalli dijatuhi hukuman penjara 2,5 tahun (30 bulan penjara). Putusan dijatuhkan Jumat (12/10) oleh hakim Pengadilan Tipikor Mataram. Atas putusan ini Jaksa Penuntut Umum (JPU) maupun pengacara terdakwa menyatakan pikir-pikir. Pertimbangan hakim dibacakan bergilir Ketua Majelis AA Ngurah Putu Rajendra, SH.,MH didampingi hakim ad hoc Abadi, SH dan Fathurrauzi, SH. Kedua terdakwa dinyatakan terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi, terkait keputusannya menyetujui dan mencairkan anggaran BPR senilai Rp 1,06 miliar yang melanggar prosedur berujung tindak pidana. Kedua terdakwa terbukti melanggar sesuai dakwaan subsidair Pasal 3 Jo Pasal 18 Undang Undang 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan Undang Undang 20 Tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi. Terdakwa dibebaskan dari dakwaan primair pasal 2 Undang Undang 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan Undang Undang 20 Tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi. ‘’Menjatuhkan kepada terdakwa M. Ihwan dengan pidana penjara dua tahun dan enam bulan penjara. Bersambung ke hal 11
(Suara NTB/ars)
SIDANg - Terdakwa M. Ihwan dan Mutawalli berdiri saat mendengarkan amar putusan hakim dalam perkara merger PT. Bank BPR NTB.
Untuk Bangun Huntara
Anggaran Pengiriman Mahasiswa ke Luar Negeri Rp1,4 Miliar Dialihkan Mataram (Suara NTB) Pemprov NTB mengalihkan anggaran yang semula dialokasikan untuk beasiswa mahasiswa ke luar negeri untuk membangun hunian sementara (huntara) bagi korban gempa. Dalam APBD Perubahan 2018, Pemprov mengalokasikan anggaran untuk pengiriman mahasiswa ke luar negeri sebesar Rp1,4 miliar. Kepala Bappeda NTB, Ir. H. Ridwan Syah, MM, M. Sc, M.TP menjelaskan biaya atau beasiswa mahasiswa ke luar negeri berasal dari anggaran non pemerintah. ‘’Ternyata semuanya bisa dibiayai oleh kampus, anggaran non pemerintah. Uang itu kita alihkan ke huntara. Semuanya Rp1,4 miliar,’’ kata Ridwan dikonfirmasi di Mataram, Jumat (12/10) siang. Seberapa banyak huntara yang akan dibangun dengan uang sebesar Rp1,4 milar tersebut? Ridwan mengatakan, tergantung biaya yan dihabiskan untuk membangun satu unit huntara. Pasalnya, biaya pembangunan huntara
ada yang Rp3 juta sampai Rp5 juta per unit. Mengenai anggaran pembangunan huntara sebesar Rp1,4 miliar ini, Ridwan mengatakan masih dilakukan pembahasan. Apakah polanya dalam bentuk hibah atau Pemprov yang akan langsung membangun. ‘’Saya pikir uangnya kita kumpulkan dulu, kita bawa ke huntara. Sehingga ada percepatan untuk mereka (korban gempa) bisa kembali ke rumah,’’ terangnya. Ridwan mengatakan, masih banyak huntara yang dibutuhkan korban gempa. Karena kemampuan APBD terbatas, gubernur mengajak pihak swasta dan BUMN untuk membangunkan masyarakat korban gempa huntara. Realisasi pembangunan huntara korban gempa NTB masih minim. Data yang dihimpun Pusat Komando Penanggulangan Bencana NTB, hingga saat ini jumlah huntara yang telah terbangun sebanyak 10.687 unit. Bersambung ke hal 11
Harga Bawang Merah Anjlok
Saatnya NTB Beranjak ke Industri Olahan Mataram (Suara NTB) Harga bawang merah di NTB pada musim panen tahun ini anjlok. Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M. Sc, telah meminta Kepala Dinas Perdagangan untuk terus memantau persoalan ini. Gubernur mengatakan, persoalan anjloknya harga komoditas pertanian itu bukan saja bawang. Tetapi juga komoditas pertanian lainnya seperti cabai, tomat dan lainnya. Hal ini disebabkan berlakunya hukum pasar. Kalau suplainya banyak, sedangkan permintaan sedikit maka harga akan turun. Untuk itu, Dr. Zul mengatakan sudah saatnya NTB beranjak ke industri olahan produkproduk pertanian. ‘’NTB sudah saatnya beranjak ke industri pengolahan. Mau bawang, cabai, tembakau dan lain sebagainya,’’
ujarnya dikonfirmasi di Mataram, Jumat (12/10) siang. Menurut gubernur, jika NTB beranjak ke industri olahan maka akan banyak lapangan pekerjaan baru yang akan terbuka di daerah ini. Komoditas bawang, kata Dr.Zul dapat dikirim juga ke luar daerah. Tetapi, jika dapat diolah di dalam daerah maka akan memberikan nilai tambah yang besar bagi petani. Jika harga komoditas bawang sudah sangat mengkhawatirkan, pemerintah dapat melakukan intervensi. Jika persoalannya sangat serius dan butuh intervensi pemerintah pusat melalui BUMN untuk menyerap bawang petani, bisa saja dilakukan. ‘’Saya sudah minta Kepala Dinas Perdagangan untuk melihat ini. Kita lihat dulu. Nanti kalau kita rasa perlu, bisa
saja,’’ tandasnya. Data Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB, produksi bawang petani di daerah ini pada bulan Oktober sebanyak 21.000 ton. Produksi bawang tertinggi pada bulan Juli lalu mencapai 44.000 ton. Sedangkan Agustus sebanyak 22.000 ton. Pada tahun lalu, produksi bawang di NTB sebanyak 165.000 ton. Tahun 2018 ini produksinya jauh meningkat menjadi 260.000 ton. Harga bawang petani saat musim panen raya seperti di Bima turun drastis mencapai Rp5.000 - 7.000 per kg. Berdasarkan Permendag, harga pembelian terendah di tingkat petani untuk bawang konde basah Rp15.00 per kg, Rp18.000 konde kering dan R22.500 rogol kering. Sedangkan harga jual untuk konsumen Rp32.000. (nas)
(Suara NTB/dok)
ANJLOK- Produksi bawang merah di Kabupaten Bima melimpah. Pada musim panen raya seperti bulan ini, harga komoditas ini anjlok.