HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000 Online :http://www.suarantb.com
E-mail: suarantbnews@gmail.com
SUARA NTB
JUMAT, 13 OKTOBER 2017
Pengemban Pengamal Pancasila
16 HALAMAN NOMOR 178 TAHUN KE 13
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Bayar Iklan Petahana dari APBD
Amaq Asrul: Itu Bagian dari Korupsi DOKTOR H. Moch Ali Bin Dachlan yang makin akrab disapa Amaq Asrul menyampaikan pendapatnya soal banyaknya iklan-iklan dari bakal calon kepala daerah di sejumlah media massa. Menurutnya, iklan berupa penerimaan penghargaan dari sejumlah pihak yang sengaja dipasang di media oleh petahana dengan tujuan meningkatkan elektabilitas yang pembayarannya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) itu bagian dari tindak pidana korupsi. Demikian Pandangan Amaq Asrul yang juga Bupati
Lombok Timur (Lotim). Salah satu bakal calon Gubernur NTB dari jalur independen ini menilai, iklan dengan tendensi politik oleh petahana harus dihindari menggunakan anggaran negara. Iklan dengan tujuan untuk meningkatkan elektabilitas yang dibayar dari anggaran pemerintah daerah itu harus diusut oleh aparat hukum. Bayar iklan di media semisal Rp 1520 juta menggunakan APBD atau anggaran pemerintah itu tidaklah dibenarkan. ‘’Kalau ada pasang iklan tentang penghargaan, dengan tujuan anda seorang petahana ikut Pilkada
itu bagian dari ranah korupsi,’’ tegasnya kembali. Menggunakan uang rakyat itu untuk kepentingan rakyat. Bukan untuk kepentingan politik dari oknum bupati atau oknum gubernur yang ingin maju lagi sebagai calon. Menggunakan uang rakyat untuk mendapatkan pujian dari rakyat jelas itu kepentingan pribadi. ‘’Itu mencuri uang negara,’’ imbuhnya. Amaq Asrul meminta petahana lebih baik tidak melakukan tindakan yang mengarah ke korupsi. Jika ingin pasang iklan untuk tujuan suksesi Pilkada, disarankan Amaq Asrul lebih baik menggunakan uang pribadi. ‘’Kalau dibiayai Bagian Humas itu korupsi,’’ tegasnya. Katanya, pemasangan iklan memang bisa membuat menjadi makin populer. Tujuannya sudah pasti agar bisa naik elektabilitas. Akan tetapi jika
menggunakan uang daerah, maka harus ditindak segera oleh aparat penegak hukum. ‘’Itu tindakan korupsi secara terus menerus, berencana dan sistematis,’’ katanya. Selaku pejabat daerah, harus menciptakan pemeritahan yang responsif, pemerintah harus menutup celah-celah yang berpotensi penyalagunaan wewenang. Baik untuk menjadi bupati maupun gubernur. Apalagi daerah dihadapkan lagi dengan kondisi keterbatasan sumber anggaran pembangunan dengan komposisi yang kecil dari pusat. Keinginan Bupati Lotim, penggunaan anggaran daerah harus betul-betul dimanfaatkan oleh masyarkat. Bersambung ke hal 15
Amaq Asrul
Mandeg di Kejaksaan dan Kepolisian
Somasi NTB Pertanyakan Sejumlah Kasus Dugaan Korupsi Mataram (Suara NTB) Sejumlah kasus dugaan korupsi pernah diproses Kejaksaan Tinggi NTB dan Polda NTB. Pada awal penanganan, ramai mencuat ke permukaan diberitakan media. Namun lambat laun tenggelam. Solidaritas Masyarakat untuk Transparansi (Somasi) NTB mempertanyakan tidak konsistennya penegak hukum dalam menuntaskan perkara. ‘’Setiap hari pemberitaan mengenai korupsi tidak pernah berhenti dan selalu terungkap kasus-kasus yang baru. Tapi banyak kasus lama yang hilang kabarnya,’’ kata peneliti pada Somasi NTB, Johan Rahmatullah, SH, MH, Kamis (12/10). Sebagai lembaga yang konsen mengamati kinerja penegak hukum, se-
lalu mencatat hal-hal yang baru dan terus berkembang seputar kasus korupsi yang terjadi di NTB. Khususnya yang ditangani Kejaksaan dan Kepolisian. Secara nasional, dalam catatannya kepala daerah yang terkena OTT KPK mencapai 78 orang. Belum termasuk
TO K O H
Proyek PLTS Labangka Adapun kasus-kasus dugaan korupsi yang patut untuk mendapatkan klarifikasi dari aparat penegak hukum diantaranya, dugaan korupsi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Labangka, Kecamatan Labangka, Kabupaten Sumbawa. Bersambung ke hal 15
MARAK - Di bukit-bukit di kawasan wisata Senggigi, Lombok Barat marak dibangun vila. Pembangunan ini diduga sebagai penyebab kerapnya kawasan wisata ini dilanda banjir. Berita selengkapnya di halaman 5
Mataram (Suara NTB) – Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi menginstruksikan Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk mempercepat realisasi anggaran. Terutama OPD-OPD yang realisasi anggarannya masih jauh di bawah target. Hal tersebut diungkapkan Wakil Gubernur (Wagub) NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si dikonfirmasi di selasela jeda Rapat Pimpinan (Rapim) membahas penyerapan anggaran 2017 di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur, Kamis (12/10) siang kemarin. ‘’Ini terus kita dorong OPD dan ini evaluasi yang kesekian kalinya. OPD
diminta segera merealisasikan, itu instruksinya Pak Gubernur,’’ kata Wagub. Berdasarkan data Biro Administrasi Pengendalian Pembangunan dan Layanan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (APP dan LPBJP) Setda NTB, realisasi fisik dan keuangan APBD-P NTB 2017 sampai 11 Oktober masingmasing sebesar 74,18 persen dan 61,99 persen. Sementara itu, target realisasi fisik dan keuangan sampai 31 Oktober 2017 masing-masing sebesar 88,14 persen dan 88,40 persen. Dari 45 OPD lingkup Pemprov NTB, realisasi keuangan 10 OPD masuk zona kuning atau masih jauh di bawah target. Bersambung ke hal 15
Rendah, Realisasi KUR TKI di NTB
KO M E N TTAA R Siapkan Dua Draf Raperda SETELAH Perubahan Raperda Perubahan atas Perda Nomor 5 Tahun 211 tentang PT. GNE dikembalikan oleh DPRD NTB. Pemprov NTB kembali mengajukan Raperda tentang Penyertaan Modal PT. GNE ke legislatif. Pemprov menyatakan rencana penambahan penyertaan modal kepada perusahaan daerah ini cukup layak sesuai dengan hasil kajian Tim Penasihat Investasi Daerah. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/her)
Mataram (Suara NTB) – Realisasi Kreadit Usaha Rakyat (KUR) bagi calon Tenaga Kerja Indonesia (KUR) TKI di NTB masih rendah. Berdasarkan data dari Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB) NTB, realisasi KUR TKI di daerah ini sampai 30 September lalu baru sebesar Rp 3,2 miliar lebih. ‘’Untuk realisasi KUR TKI memang masih rendah. Kami sudah mendorong terus kepada perbankan agar mempermudah persyaratan pengajuan untuk mendapatkan KUR bagi TKI tersebut,’’ Bersambung ke hal 15
Opini WTP Terancam
Gubernur Bentuk Tim Percepatan Peralihan Aset (Suara NTB/nas)
Mataram (Suara NTB) – Belum tuntasnya peralihan aset dari Pemda Kabupaten/Kota ke Pemprov NTB membuat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) yang telah diraih selama enam kali berturut-turut terancam. Untuk itu, Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi membentuk tim percepatan peralihan aset supaya segera dituntaskan paling lambat tahun ini. Hal tersebut diungkapkan Wakil Gubernur (Wagub) NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si disela-sela jeda Rapat Pimpinan (Rapim) membahas penyerapan anggaran di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur, Kamis (12/10) siang kemarin. Wagub menjelaskan, masalah
aset ini menjadi salah satu fokus yang dibahas lantaran dapat mempengaruhi opini WTP yang diraih selama ini. ‘’Karena ini akan mempengaruhi WTP kita. Ketika aset-aset dari kabupaten/kota tentang peralihan kewenangan sesuai dengan UU No 23 Tahun 2014. Ada beberapa kabupaten/kota yang belum menyerahkan aset maupun dokumen-dokumen. Ini penting segera diselesaikan,’’ kata Amin. Dalam Rapim tersebut, kata Wagub, gubernur menginstruksikan supaya persoalan aset akibat peralihan kewenangan pada beberapa bidang itu dituntaskan paling lambat Desember mendatang. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/nas)
(Suara NTB/why)
sampai saat ini dalam penanganannya,’’ kata Johan. Patut dipertanyakan, karena menurutnya jangan sampai kasus-kasus yang sudah ditangani tersebut raib tanpa penjelasan.
Realisasi Keuangan 10 OPD Jauh di Bawah Target
Jaringan Internasional Sasar NTB PENGUNGKAPAN kasus narkoba yang masuk ke kawasan NTB menandakan daerah ini masih menjadi target peredaran narkoba. Asal barang dari kawasan Indonesia lain bahkan luar negeri mengindikasikan pemain di NTB juga merupakan cabang jaringan narkoba internasional. ‘’Kalau dibilang di sini ada pelaku jaringan internasional, jaringan nasional ya ada,’’ ungkap Kepala BNNP NTB, Bersanbung ke hal 15
kasus korupsi kakap lainnya, namun dapat terpantau oleh publik perkembangannya. Selain mengapresiasi kerja-kerja aparat penegak hukum dalam menindak kasus-kasus korupsi. Namun sejumlah kasus lama dipertanyakan perkembangannya. ‘’Dalam pemantauan Somasi NTB selama ini, selain kasus-kasus SP3 yang dikeluarkan, ada beberapa kasus dengan nilai proyek yang fantastis di atas Rp 10 miliar bahkan ratusan miliar rupiah belum jelas perkembangannya. Di samping puluhan kasus yang nilai proyeknya di bawah Rp 10 miliar, belum menemukan titik terang
RAPIM - Suasana Rapim yang dipimpin Gubernur NTB, TGH.M. Zainul Majdi.