HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000
SUARA NTB
KAMIS, 12 MARET 2020
Pengemban Pengamal Pancasila
16 HALAMAN NOMOR 10 TAHUN KE 16 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
NTB-Bali, Kekuatan Bersama dan Masa Depan Pariwisata Catatan: Agus Talino USA Tenggara Barat (NTB) sekarang menjadi salah satu pusat perhatian. MotoGP menghipnotis banyak orang untuk datang. Pilihannya, kita harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang. Tujuannya, agar mereka yang datang mau kembali. Tidak sebaliknya, datang untuk tidak kembali karena tidak sesuai ekspektasi. Kekuatan pariwisata tidak saja pada alam. Tetapi juga bu-
daya. Bahkan budaya memiliki kekuatan yang sangat besar. Keberagaman yang dimiliki NTB dengan tiga etnis besarnya bisa memberi banyak pengamalan dan pengetahuan untuk mereka yang datang. Tidak semua orang yang datang mengunjungi destinasi wisata hanya ingin melihat keindahan alam, menikmati deburan ombak dan berjemur di tepi pantai. Mereka juga ingin mempunyai pengalaman
dan pengetahuan tentang destinasi yang dikunjunginya. Karenanya, menjadi penting untuk dipikirkan agar kita bisa menghadirkan sesuatu yang membuat mereka yang datang memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang baik dan mengesankan. Pengalaman dan pengetahuan yang baik dan mengesankan bisa menjadikan NTB sebagai destinasi pilihan banyak orang. Tidak boleh mereka
yang datang memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang tidak baik dan tidak menguntungkan bagi kita. Diskusi Strategis Tahunan Ke-5 MarkPlus Tourism di Bali Tourism Board (BTB) Denpasar, Senin (9/3) lalu yang dihadiri Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah – akrab disapa Dr. Zul – menarik. Diskusi yang dihadiri banyak pelaku pariwisata Bali. Termasuk, Wakil Guber-
nur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati yang akrab disapa Cok Ace itu menjadi ruang yang sangat produktif untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan mengembangkan pariwisata. Cerita tentang kehebatan pariwisata Bali sudah sering kita dengar. Salah satu yang penting dari diskusi itu adalah munculnya gagasan kerja sama Bali dan NTB mengembangkan pariwisata. Kedua daerah ini
bisa saling melengkapi. Apalagi jarak Bali-Lombok (NTB) tidak terlalu jauh. Sehingga sangat memungkinkan paket wisata Bali-NTB dipasarkan secara bersamaan. Bahkan mungkin juga melibatkan NTT untuk membangun kekuatan bersama membangun pariwisata. Termasuk sektor-sektor lainnya. Karena ketiga daerah ini memiliki keunggulan masing-masing. Bersambung ke hal 9
NTB-Bali dan Kolaborasi Kekuatan Pariwisata
Kekuatan pariwisata Bali, NTB dan NTT sungguh luar biasa. Kekuatan itu, terletak pada karakteristik masing-masing daerahnya. Bali dengan basic Hindu-nya. NTB dengan mayoritas penduduk Muslim dan NTT dengan mayoritas penduduk Kristen Khatolik. Ini adalah kebhinekaan nyata. Sebuah anugerah Tuhan yang sangat indah. Kebhinekaan dengan kekayaan budaya yang beragam, bisa dikolaborasikan menjadi sebuah kekuatan besar pada sektor pariwisata. Muaranya untuk menyejahterakan masyarakat. FGD selain menghadirkan Wagub Bali yang akrab disapa Cok Ace sebagai nara sumber, juga dari peneliti utusan Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Kemudian Suzy Hutomo (Bali Tourism Board Sustainability Commmittee), Ida Bagus Agung Partha A (Chairman Bali Tourism Board) dan Special Guest Gubernur NTB, Dr.H. Zulkieflimansyah, SE.M.Sc. Diskusi dipandu Hermawan Kartajaya ( Founder & Chairman MarkPlus, Inc & MarkPlus Tourism). Bersambung ke hal 9
(Suara NTB/rak)
‘’HUBUNGAN (di bidang pariwisata) antara Bali dan Lombok (baca-NTB) sudah dirancang sejak jauh hari, sebelum Bom Bali I,’’ ujar Wakil Gubernur (Wagub) Bali, Tjokorda Artha Ardhana Sukawati dalam Diskusi Strategis Tahun Ke-5 (Focus Group Discusion) Bali ‘’Toward Quality Tourism-Policies Strategies and Tactics’’’ yang berlangsung di Kantor Bali Tourism Board, Senin (9/3). FGD digelar MarkPlus Tourism, merupakan kegiatan rutin dalam rangka melakukan evaluasi terhadap pencapaian dan identifikasi tantangan pariwisata Indonesia.
Wagub Bali, Tjokorda Artha Ardhana Sukawati sebagai narasumber dalam Diskusi Strategis Tahun Ke-5 yang digelar MarkPlus Tourism,di Denpasar, Bali, Senin (9/3).
(Suara NTB/rak)
UBERNUR NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE.M.Sc menjadi salah satu nara sumber dalam Diskusi Strategis Tahunan ke-5 MarkPlus Tourism, di Denpasar, Bali, Senin (9/3). Gubernur NTB dalam kesempatan itu memaparkan konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan di NTB. Konsep itu, The New NTB, Toward Sustainable Tourism yang membahagiakan para wisatawan, menghadirkan suasana aman dan nyaman bagi investor. Didampingi Ketua TP PKK NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati, SE, M.Sc, gubernur dalam Focus Groups Discussion (FGD) menekankan pentingnya sektor pariwisata dalam meningkatkan kesejahter-
aan masyarakat. ‘’Yang tidak kalah penting dari itu adalah NTB mampu menghadirkan kebahagiaan bagi masyarakatnya sendiri. Masyarakat NTB tidak boleh jadi penonton di tanahnya sendiri,’’ ujarnya. Untuk mewujudkan pariwisata NTB yang berkelanjutan tersebut, saat ini NTB fokus menjalankan program unggulan mewujudkan NTB Gemilang. Salah satu dari program unggulan itu adalah sektor pariwisata dengan menciptakan destinasi yang berkualitas melalui pengembangan atraksi, amenitas dan aksesibilitas. Kemudian industrialisasi dengan peningkatan nilai tambah komoditi produksi NTB. Juga program NTB Zero Waste sebagai salah satu upaya pelestarian lingkungan melalui penanganan sampah. Sedang-
kan pengembangan Sumber Daya Manusia dengan peningkatan skill melalui beasiswa NTB. Ke depan ujar Dr.Zul, NTB akan terus berkolaborasi dengan Bali dalam membangun pariwisata. Menurutnya MarkPlus Tourimsm harus menjadi agen Provinsi NTB untuk belajar lebih banyak dari Bali, terkait strategi dalam memajukan dan mengembangkan destinasi wisata berkelas dunia. Gubernur dalam diskusi itu juga memutar video, progress dan persiapan balap dunia MotoGP di kawasan Mandalika, Lombok Tengah. NTB tahun 2021 mendatang katanya, akan menjadi lokasi ajang balap dunia MotoGP. Bersambung ke hal 9
Gubernur NTB, H.Zulkieflimansyah dan istri Hj.Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah dijamu makan malam oleh Wagub Bali, Tjokorda Artha Ardhana Sukawati dan pelaku pariwisata Bali.
(Suara NTB/rak)
’’The New NTB, Toward Sustainable Tourism’’
Gubernur NTB, H.Zulkieflimansyah sebagai narasumber dalam Diskusi Strategis Tahun Ke-5 yang digelar MarkPlus Tourism, di Denpasar, Bali, Senin (9/3).
Utamakan Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan NTB dengan berbagai potensinya disebut mampu menjadi wajah baru pariwisata Indonesia. Khususnya dengan mengedepankan sustainable tourism atau konsep wisata berkelanjutan dalam pengembangannya. Pakar Pemasaran sekaligus pendiri MarkPlus Tourism, Hermawan Kertajaya, menerangkan potensi NTB dari segi destinasi wisata alam tidak kalah dibanding tempat lainnya. Namun hal tersebut juga perlu ditunjang dengan infrastruktur dan SDM yang cukup, di samping pengemasan atau branding pariwisata yang harus dilakukan. Dicontohkannya seperti Bali yang sampai saat ini telah terkenal sebagai salah satu destinasi wisata internasional. ‘’Jadi Bali itu bukan saingan (bagi NTB). Malah harus diajak kerja sama, Bali – NTB – NTT. Sunda kecil itu harus dihidupkan kembali supaya saling memberi manfaat,’’ ujarnya, Rabu (11/3) di Mataram. Sunda kecil yang dimaksud adalah gugus Nusa Tenggara mulai dari Bali hingga NTT, di mana menurut Hermawan salah satu modal utama yang bisa dieksplorasi adalah kekentalan budaya, khususnya dari segi suasana religius yang khas. “Kalau di ASEAN, negara-negara di situ saling bekerja sama sebetulnya. Kalau di sini kecil-kecilan ya Bali – NTB – NTT. Sejuta Pura, sejuta Masjid, dan sejuta Gereja,’’ ujar Hermawan. Untuk itu beberapa pelatihan masih perlu dilakuan di NTB, terutama untuk meningkatkan kualitas SDM. Dicontohkan Hermawan seperti pelatihan dari Global Sustainable Tourism Council (GSTC) yang akan dilaksanakan di Lombok dan Sumbawa dalam waktu dekat. ‘’Dua (pelatihan) di Lombok bulan April. Terus di Sumbawa, termasuk Bima satu kali,’’ ujarnya. Pelatihan tersebut terutama menyasar pelaku pariwisata hingga di tingkat desa dan Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk dapat memahami prinsip-prinsip dasar pariwisata berkelanjutan. Di mana dalam prosesnya, pariwisata harus memberikan manfaat bagi masyarakat, sehingga masyarakat memiliki kesadaran penuh untuk memfasilitasi kegiatan pariwisata. Menurutnya hal tersebut berhubungan erat dengan konsep Sapta Pesona dan sadar pariwisata. Di sisi lain, proses pengembangan pariwisata di NTB juga akan melibatkan Destination Management and Marketing Organization (DMMO), khususnya untuk branding yang akan dilakukan. (bay) (Suara NTB/bay)
Hermawan Kertajaya