SUARA NTB
HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000
SABTU, 11 MEI 2019
Pengemban Pengamal Pancasila
12 HALAMAN NOMOR 55 TAHUN KE 15 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
PT GNE akan Sita Aset Mantan Manager Operasional Mataram (Suara NTB) PT. Gerbang NTB Emas (GNE) tak ingin larut dengan piutang menumpuk. Langkah tegas disiapkan dengan berencana menyita aset terlapor penunggak kerugian daerah senilai Rp2,5 miliar. Piutang sebesar itu sedang jadi tanggungan mantan Direktur Operasional inisial HB sesuai temuan Inspektorat Provinsi NTB. Dari total temuan Rp2,6 miliar, sebagian besar menjadi tanggungan HB senilai Rp2,5 miliar. Sebelumnya HB dilaporkan ke Inspektorat terkait kasus pengelolaan keuangan PT. GNE yang diduga bocor. HB sudah dipanggil beberapa kali untuk dikonfrontir dengan hasil audit Inspektorat tersebut. PT. GNE sedang bersiap melakukan penyitaan aset HB. ”Pemanggilan oleh tim legal kami. Sudah dilakukan klarifikasi, yang bersangkutan siap menyelesaikan,” ujar Direktur PT. GNE, Syamsul Hadi kepada Suara NTB, Jumat (10/5). Dari hasil pemanggilan itu, HB mengakui piutangnya dan siap mengembalikan dalam bentuk aset. Itulah yang sedang dilakukan negosiasi antara pihaknya dengan terlapor. ‘’Jadi tidak serta merta kita sita dan lelang, harus melalui penilaian appraisal dulu untuk mengetahui berapa nilai asetnya,’’ kata Syamsul. Di sisi lain, HB juga sedang berusaha melepas asetnya berupa tanah dan bangunan untuk menutupi kerugian daerah tersebut. Uang hasil penjualan, akan diserahkan ke PT. GNE untuk pemulihan keuangan. Bersambung ke hal 11
Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1440 H/2019 M 04:51
05:01
12:16
15:36
18:09
19:20
(Suara NTB/ist_Dinas LHK Provinsi NTB)
KAYU SONOKELING - Lacak balak kayu Sonokeling asal kawasan Hutan Mareje Sekotong Lombok Barat diduga tanpa dokumen sah. Berita selengkapnya di halaman 8.
Pusat Buka Lowongan 100 Ribu
Pemprov NTB Siapkan Pengajuan Formasi CPNS 2019 Mataram (Suara NTB) Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PANRB) kembali akan membuka rekrutmen 100 ribu lowongan CPNS pada Oktober 2019. Pemprov NTB sedang menyiapkan kebutuhan formasi yang akan diajukan ke Kemen PANRB sesuai analisis jabatan (Anjab) dan analisis beban kerja (ABK). Kepala Bidang Mutasi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) NTB, Raisah, SE, MM yang dikonfirmasi Suara NTB, Jumat (10/5) siang membenarkan sudah menerima informasi perihal rekrutmen CPNS 2019. ‘’Kita kan sedang dimintakan semacam formasinya dulu,’’ katanya.
TO K O H NTB Minim SNP SEKOLAH di NTB dari jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK di NTB yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) di NTB masih relatif minim. Sekolah dinilai berdasarkan indikator nasional agar bisa dikatakan memenuhi SNP. Demikian diungkapkan, Kepala Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Dr. Bastari. Namun jika dibandingkan dengan daerah lain masih cukup baik, karena ada sejumlah daerah lain di bawah NTB. Diungkapkan bahwa data persentase satuan pendidikan SD yang memenuhi SNP di NTB sebesar 16,7 persen dari total satuan pendidikan SD di NTB sebanyak 3.185 sekolah. Bersambung Bastari ke hal 11 (Suara NTB/ron)
KO M E N TTAA R
Ultimatum Pembuat Onar POLDA NTB mengeluarkan ultimatum kepada oknum yang berbuat onar saat proses rekapitulasi suara tingkat KPU Provinsi NTB. Jika ditemukan, akan langsung ditindak tegas. Polisi memang menjaga ekstra proses pengamanan rapat pleno terbuka rekapitulasi penetapan hasil penghitung-an suara Pemilu 2019 di KPU Provinsi NTB. Pengamanan ketat sejak proses rekapitulasi dilakukan Selasa yang lalu hingga berakhirnya rekapitulasi Minggu (12/5). ‘’Polda NTB melaksanakan siaga dengan melakukan pengamanan Bersambung ke hal 11 Purnama (Suara NTB/dok)
Raisah mengatakan, Pemprov sedang menyusun jumlah formasi yang dibutuhkan. Setelah diketahui berapa kebutuhannya, selanjutnya diajukan ke Kemen PANRB. ‘’Masih sedang kita susun dulu berapa kebutuhannya berdasarkan hasil Anjab dan ABKnya dari Biro Organisasi. Nanti
baru kita ajukan,’’ terangnya. Disinggung mengenai formasi yang akan diusulkan, Pemprov membutuhkan tenaga pendidik dan tenaga kesehatan. Karena jumlahnya saat ini masih terlalu jauh jika dibandingkan kebutuhan di lapangan. Diketahui, beberapa tahun lalu Pemprov sudah melaku-
kan Anjab dan ABK. Sesuai dengan hasil ABK, kebutuhan ASN di Pemprov NTB untuk tenaga kesehatan, tenaga teknis, dan guru SMA/SMK/SLB totalnya ada 6.965 orang. Sementara, jumlah PNS yang tersedia untuk bidangbidang baru tersebut hanya ada sekitar 2.362 orang. Sehingga, Pemprov NTB masih kekurangan sekitar 4.603 PNS. Kekurangan PNS Pemprov ini dapat diisi dengan adanya rekrutmen CPNS tahun 2018 lalu. Kekurangan 4.603 PNS pada 2017 tersebut secara lebih detail terdiri dari tenaga kesehatan
sejumlah 757 orang, tenaga teknis sejumlah 945 orang, guru SMA sebanyak 1.495 orang, guru SMK sebesar 1.322 orang, dan juga guru SLB sekitar 84 orang. Dalam rekrutmen CPNS 2018, Pemprov NTB mendapatkan jatah 433 formasi, namun hanya terisi 380 formasi. Untuk formasi guru terisi 317 formasi, sisanya untuk formasi tenaga kesehatan 63 formasi. Melihat hasil rekrutmen CPNS 2018, Pemprov masih kekurangan 2.584 guru PNS dan 694 tenaga kesehatan yang berstatus PNS. Serta tenaga teknis sebanyak 945 orang. (nas)
Pembangunan Kejaksaan Ajukan Audit Kasus LCC Bendungan Mujur Mendesak Direalisasikan Mataram (Suara NTB) Pembangunan Bendungan Mujur, Lombok Tengah (Loteng) mendesak direalisasikan. Apalagi kawasan selatan Loteng ini sudah ada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Jika Bendungan Mujur tidak segera direalisasikan dikhawatirkan terjadi ketimpangan sosial. ‘’Sebab KEK ini kalau tak didukung oleh Bendungan Mujur, maka akan terjadi ketimpangan sosial. Kawasan di atas KEK seperti Mujur, Sengkol, termasuk Jerowaru, kan daerah yang kering. Masyarakat punya sawah ndak ada air,” kata Sekretaris Dinas PUPR NTB, Ir. H. Ahmadi, SP-1 dikonfirmasi Suara NTB, Jumat (10/5). Sementara kawasan selatan Loteng, yakni KEK Mandalika sudah bertumpuk anggaran yang diberikan untuk pengembangan kawasan tersebut. Supaya kawasan selatan ini kondusif, apalagi KEK Mandalika membutuh-
kan air baku yang cukup banyak. Maka percepatan pembangunan Bendungan Mujur mutlak direalisasikan. Ia menjelaskan, pengusulan pembangunan Bendungan Mujur hampir sama dengan Bendungan Pandandure Lombok Timur. Pembangunan Bendungan Mujur sudah diusulkan sejak 30 tahun lalu. Dibanding dengan Bendungan Pandandure jauh lebih cepat realisasinya walaupun sudah terlambat juga. Bendungan Pandandure baru terealisasi 25 tahun sejak diusulkan. Ahmadi mengatakan, Bendungan Mujur belum dibangun karena terkendala persoalan lahan. Persoalan lahan sebenarnya sudah pernah diupayakan Pemda setempat, tetapi tak berlanjut di pemerintahan berikutnya. Pembangunan Bendungan Mujur ini, kata Ahmadi, sekarang menjadi prioritas Pemprov NTB. Bersambung ke hal 11
Mataram (Suara NTB) Kejaksaan Tinggi NTB mengajukan permintaan audit kasus agunan lahan Lombok City Center (LCC). Permintaan itu sudah direspons Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dengan meminta dokumen tambahan. Permintaan audit awal untuk mengidentifikasi indikasi kerugian negara yang timbul dalam proses agunan lahan LCC mencapai 8,4 hektar. Di mana diketahui sebelumnya, lahan untuk penyertaan modal itu diduga diagunkan PT. Tripat kepada PT. Bliss senilai Rp9,5 miliar untuk lahan seluas 4 hektar lebih. ‘’Itu sifatnya koordinasi saja dengan BPKP. Koordinasi awal untuk ke arah penyelidikan kita minta audit,” kata juru bicara Kejati NTB Dedi Irawan, SH.,MH Jumat (10/5). Koordi-
Dedi Irawan
nasi dengan BPKP ini direncanakan diawali dengan ekspose. Bahan-bahan penyelidikan di Pidsus akan disampaikan, akan jadi pertimbangan BPKP melakukan audit. Dedi mengaku belum tahu persis, apakah permintaan terkait audit investigasi atau audit Perhitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN). Namun dipastikannya, permintaan audit itu masih konteks untuk investigasi, mendalami indikasi pidana awal. “Audit ini bisa jadi sebagai dasar awal untuk menguatkan ke tahap penyelidikan. Idealnya memang audit itu saat kasus naik penyidikan. Tapi ini kan awal-awal seperti itu, sifatnya koordinasi saja BPKP dengan Kejati,’’ jelasnya. Sejauh ini belum ada informasi diterimanya dari Pidsus soal koordinasi lanjutan. Bersambung ke hal 11
Agus Puruhitaarga Purnomo Widodo (Suara NTB/dok)
Kementerian ESDM Rencanakan Perbaiki Dua PLTS Mangkrak di NTB Mataram (Suara NTB) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan merevitalisasi atau memperbaiki dua Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang mangkrak di NTB. Rencananya, dua PLTS yang akan direvitalisasi pada 2020, berada di Kabupaten Bima dan Kabupaten Sumbawa. Kepala Bidang Energi Dinas ESDM NTB, Yuliadi Ismono mengatakan, untuk PLTS yang akan direvitalisasi di Kabupaten Sumbawa adalah PLTS Labangka. Ia menjelaskan PLTS Labangka merupakan aset Kementerian ESDM. ‘’PLTS Labangka yang akan direvitalisasi. Tahun ini atau tahun depan revitalisasi dari kementerian. Itu punyanya kementerian, belum diserah-
kan ke daerah,’’ ujarnya dikonfirmasi Suara NTB di Mataram kemarin. Setelah diperbaiki oleh Kementerian ESDM, maka aset tersebut akan diserahkan ke masing-masing Pemda kabupaten. Ia menjelaskan, Direktorat Jenderal Enegi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM telah mengundang Pemda kaitan dengan perbaikan atau revitalisasi PLTS Labangka. Sementara untuk revitalisasi PLTS yang ada di Bima, Yuliadi mengatakan belum mengetahuinya. Tetapi pada saat Murenbang Tingkat Provinsi NTB di Mataram, Maret lalu, Sekjen Kementerian ESDM, Ego Syahrial menyebut dua PLTS yang akan direvitalisasi 2020. Bersambung ke hal 11
(Suara NTB/dok)
MANGKRAK - PLTS Komunal di Dusun Wadunggapi, Desa Pusu, Kecamatan langgudu, Kabupaten Bima mangkrak sejak 2014 lalu.