SUARA NTB
16 HALAMAN NOMOR 7 TAHUN KE 15 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@gmail.com
Pengemban Pengamal Pancasila
SENIN, 11 MARET 2019
Pariwisata Bangkit dan Kekuatan Bersama dan Kekuatan Bersama
Pariwisata NTB mengalami turbulensi akibat bencana gempa bumi Juli – Agustus 2018 lalu. Namun, berkat kerja keras semua pemangku kepentingan, kini layar pariwisata NTB kembali terkembang. Sebelum sauh diangkat, sejumlah pekerjaan rumah harus dibereskan. Jika semua tuntas, pariwisata NTB diperkirakan kembali mengalami masa keemasan dalam waktu dekat. Terutama, dengan semakin dekatnya penyelenggaraan MotoGP 2021.
(Suara NTB/ars)
DEMIKIAN kesimpulan Diskusi Terbatas Harian Suara NTB mengusung tema “Mendorong Kebangkitan Pariwisata NTB Pascabencana”, Sabtu (9/3). Diskusi yang digelar di Ruang Redaksi Suara NTB, merupakan kerjasama dengan Dinas Pariwisata (Dispar) NTB. Diskusi dihadiri Kepala Dispar NTB, H. L. Moh. Faozal, S. sos, M.Si, Ketua H. L. Moh. Faozal
Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB, Anita Achmad, General Manajer Garuda Indonesia Branch Office Lombok, Supriyono. Kemudian Station Head AirAsia, Didiet Indra K, Ketua DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) NTB, Dr. Ainuddin, Ketua Asosiasi Hotel Mataram (AHM), Ernanda Agung D, Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia
(PHRI) Provinsi NTB, I Gusti Lanang Patra. Ketua Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) NTB, Dewantoro Umbu Joka, Ketua Gabungan Industri Pariwisata (GIPI) Provinsi NTB, Awanadhi Aswinabawa dan M. Ihdal Karomi dari Poltekpar Lombok. Diskusi dipandu Penanggung Jawab Harian Suara NTB, H. Agus Talino. Bersambung ke hal 11
Anita Anita Achmad Achmad (Suara NTB/ars)
Titik Cerah dari Maskapai Penerbangan DI tengah upaya kebangkitan pariwisata NTB, kabar menyejukkan berhembus dari sejumlah maskapai penerbangan yang melayani rute penerbangan dari dan ke NTB. Pelan tapi pasti, langit NTB mulai diramaikan oleh hilir mudik pesawat yang membawa wisatawan. Salah satu kabar gembira itu disampaikan General Manager PT. Garuda Indonesia Brand Office Lombok, Supriyono
dalam Diskusi Terbatas Suara NTB bertema “Mendorong Kebangkitan Pariwisata NTB Pascabencana”, Sabtu (9/3). Ia mengungkapkan, rute penerbangan yang dilayani maskapainya dalam beberapa waktu terakhir memperlihatkan kemajuan yang menggembirakan. Bersambung ke hal 10
Didiet Indra Kusuma Supriyono (Suara NTB/ars)
Awanadhi Aswinabawa
H. Agus Talino
Dewantoro Dewantoro Umbu Umbu Joka Joka
Ainuddin
(Suara NTB/ars)
Pelayanan Prima dan Paket Super Promo DALAM bisnis pariwisata, pelayanan yang prima adalah harga mati. Wisatawan harus dilayani dengan baik sejak menit pertama tiba di NTB. Namun, pelayanan prima tak semudah pengucapkannya. Ia merupakan kombinasi dari berbagai hal. Dari pelayanan ke-Imigrasi-an ringkas dan cepat, kebersihan destinasi hingga paket wisata yang bersahabat. Ketua Gabungan Industri Pariwisata (GIPI) Provinsi NTB, Awanadhi Aswinabawa menegaskan, pelayanan yang prima menjadi salah satu kunci untuk melejitkan kembali performa sektor pariwisata NTB. Ia menegaskan, ini tidak hanya menjadi tugas para pelaku industri pariwisata. Lembaga pemerintah yang memiliki korelasi dengan pelay-
anan terhadap wisatawan juga memiliki tanggung jawab untuk memberikan pelayanan prima ini. Pelayanan yang lambat merupakan salah satu faktor yang bisa membuat wisatawan merasa tidak nyaman. Sebab, bagaimanapun wisatawan tentu ingin menghabiskan lebih banyak waktu untuk berwisata ketimbang mengurusi halhal prosedural yang terlalu rumit. Fenomena inilah yang mengemuka saat sejumlah pelaku wisata mengeluhkan pelayanan keimigrasian di Bandara Internasional Lombok baru-baru ini. ‘’Di menit pertama mereka mendarat (di bandara), pramugari semuanya sudah ngomong, sudah cakep tuh. (Tapi) ngantre nih, dua jam ngantrenya,’’ kata Awan. Awan meyakini,diperlukan tinda-
kan nyata untuk membenahi pariwisata NTB pascabencana gempa beberapa waktu lalu. Seluruh pihak perlu bergerak secara simultan dalam waktu yang singkat ini untuk membenahi pariwisata di NTB. Menurutnya, masih ada semangat yang tumbuh di kalangan pelaku pariwisata NTB. Semua pihak berbicara harapan. Namun, menurutnya harapan itu harus dibarengi aksi nyata. ‘’Poinnya adalah kita perlu bergerak secara simultan semuanya itu. Semua dari kita, kita perlu bergerak dalam waktu yang pendek yang singkat ini,’’ ujar Awanadhi. Ia menjelaskan, fakta yang dilihat pada semester pertama tahun 2017 dibandingkan semester pertama tahun 2018, dari sisi maskapai penerbangan (airlines) mengalami
kenaikan. Ia mencontohkan maskapai AirAsia mengalami kenaikan 4 persen, mengingat ada tiga penerbangan per hari dari Kuala Lumpur, Malaysia ke Lombok. Dari tiga penerbangan itu, kurang lebih mencapai 600 kapasitas, dengan rata-rata load factor kurang lebih di angka 85 sampai 90 persen. Fakta lainnya, okupansi hotel atau tingkat hunian hotel yang ia lihat di Senggigi dan Trawangan di semester pertama dibandingkan semester kedua mengalami kenaikan hampir 11 persen. Terkait penerbangan AirAsia, persentase penumpang domestik dan Warga Negara Asing (WNA) mulai bergeser. “Saya ingat ketika kita awal mulai AirAsia, kurang dari 10 persen WNA, sisanya TKI semua. Sekarang
mulai berubah. Jadi ada semangat optimisme di situ, nah ini mesti kita sikapi dengan betul,’’ katanya. Tantangan ke depan yaitu pada high session. Maskapai seperti Garuda dengan load factor atau faktor muat penumpang sebesar 80 persen dari entry point di Jakarta dan kota lainnya, berarti ada siswa 15 persen kursi. ‘’Kita bisa dikasihkan lima persen itu untuk pakai lowest promofair begitu maksudnya, ndak minta gratis. Kita butuh persepsi orang bahwa (penerbangan) ke Lombok ternyata murah,’’ katanya. Selain itu yang menjadi PR bersama terkait dinamika permasalahan di bandara. Ke depan perlu diundang otoritas bandara untuk membahas dinamika di sana. Bersambung ke hal 11
Kualitas SDM dan Tata Tuntas Destinasi
I Gusti Lanang Patra Ernanda Agung D. M. Ihdal Karomi
KEMAJUAN di sektor pariwisata tidak akan membawa manfaat berlipat jika manfaat finansialnya tidak banyak dinikmati oleh masyarakat NTB. Untuk itulah, diperlukan upaya serius untuk mengerami talenta-talenta yang piawai dalam berbagai bidang pariwisata. Destinasi yang dikelola dengan baik juga akan membuat masyarakat setempat ikut merasakan madu pariwisata. Hal ini menjadi salah satu topik yang diulas banyak narasumber dalam Diskusi Terbatas Harian Suara NTB bertema ‘’Mendorong Kebangkitan Pariwisata NTB Pascabencana’’, Sabtu (9/3). Ketua Asosiasi Hotel Mataram (AHM) Ernanda Agung D. mengatakan, pihaknya fokus menyoroti kondisi SDM di sektor industri pariwisata NTB yang menurutnya masih lemah. Hal ini menurutnya menjadi salah satu faktor terbesar yang menghambat pembangunan pariwisata. ‘’Kalau sudah bicara promosi dan destinasi, kita harus bicara siapa pengelola. Faktanya SDM pariwisata kita sekarang ini dominasi didatangkan dari luar. Bersambung ke hal 10