HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000
SUARA NTB
RABU, 10 OKTOBER 2018
Pengemban Pengamal Pancasila
16 HALAMAN NOMOR 177 TAHUN KE 14 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Tergantung Keberanian Bupati, Akselerasi ’’Recovery’’ Pascagempa
(Suara NTB/humasntb).
FOTO BERSAMA- Gubernur NTB, H.Zulkieflimansyah foto bersama dengan Dirut Ikatan Zakat Indonesia (IZI), Wildhan Dewayana dan Raja Dangdut H.Rhoma Irama di Lapangan Umum Kayangan, Selasa (9/10).
Tanjung (Suara NTB) Proses akselerasi recovery warga terdampak gempa di NTB berbeda-beda. Cepat lambatnya pemulihan itu juga bergantung dari inisiatif dan keberanian bupati di daerah dalam membantu warganya. Demikian dikemukakan Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, saat dikonfirmasi soal progres recovery pascagempa di Lapangan Umum Kayangan, Selasa (9/ 10). Usai menyambut kehadiran Raja Dangdut H.Rhoma Irama, Dr. Zul mengaku sangat terbantu oleh dukungan dan bantuan dari para relawan dalam memulihkan
kondisi masyarakat. ‘’Kecepatan recovery di beberapa kabupaten berbeda. Tinggal keberanian dari kepala daerahnya untuk berani memulai langkah pertama. Kemarin banyak yang menunggu karena takut melanggar aturan. Tapi karena semakin dekat musim hujan kita tidak punya waktu lagi untuk menunggu,’’ katanya. Diharapkan, semakin berjalannya waktu akan semakin banyak jumlah masyarakat yang sudah menerima huntara. Walaupun untuk saat ini, gubernur belum memiliki data valid terkait jumlah warga yang sudah dan belum memiliki huntara (hunian sementara).
Menyadari keterbatasan yang dimiliki daerah - termasuk Lombok Utara sebagai wilayah yang terdampak paling luas, Pemprov NTB tak menutup mata. Dukungan yang diberikan Pemprov, adalah dengan mempercepat proses transfer bantuan dari pihak ketiga ke daerah-daerah terdampak. ‘’Tentu semua dukungan yang diberikan dari luar daerah kepada kita, kita bangunkan hunian sementara. Karena bagaimanapun, kita tidak punya kemewahan lagi tipe ini tipe itu, karena musim hujan sudah mulai turun.’’ ‘’Jadi kita tidak boleh membiarkan masyarakat
kita berada di bawah tenda. Sedangkan musim hujan akan datang menyapa kita. Karena implikasi sosial sangat serius, penyakit dan lainlain,’’ terangnya. Gubernur tak menyangkal bahwa daerah-daerah terdampak gempa seluruhnya kekurangan anggaran. Namun demikian, berbicara masalah anggaran hampir semua daerah sedang menunggu transfer pusat. ‘’Saya sangat berterima kasih dan terharu kepada teman-teman dari IZI, yang sudah berkontribusi banyak kepada warga korban gempa. Mudah-mudahan warga yang menerima Huntara ini me-
ndapat kondisi yang lebih baik,’’ puji gubernur. Untuk diketahui, Dirut Ikatan Zakat Indonesia (IZI), Wildhan Dewayana, menyebut beberapa sasaran bantuan yang dialokasikan di Lombok Utara. Antara lain, 200 unit huntara yang memprioritaskan KK balita, KK ibu hamil, KK Lansia. IZI juga membangun 16 sekolah sementara,18 mushala sementara, 4 titik sumur dan pendirian klinik pratama. ‘’Program itu dilengkapi dengan program pemulihan ekonomi, dengan sumber dana dari zakat infak dan sedekah yang dipercayakan kepada kami,’’ ujar Wildhan. (ari)
Proyek Pascabencana Kota Bima Direkomendasikan Dibongkar Mataram (Suara NTB) Tim Pengawal dan Pengaman Pemerintah dan Pembangunan Daerah (TP4D) menemukan sejumlah masalah pada proyek pascabencana banjir untuk pembangunan rumah di Kota Bima. Salah satu temuan itu pada bangunan untuk rumah warga berpenghasilan rendah ditemukan tidak sesuai kontrak, sehingga direkomendasikan dibongkar. Temuan itu pada proyek rumah khusus (rusus) pascabencana Kota Bima yang dibangun di Kelurahan Jatiwangi. Ada dua paket pekerjaan yang jadi temuan untuk pembangunan rusus tipe 28. ‘’Paket satu yang jadi temuan. Pekerjaan harusnya selesai Oktober namun belum juga tuntas. Sehingga dikenakan denda,’’ jelas Juru Bicara Kejati NTB, Dedi Irawan, SH.,MH memaparkan terkait temuan TP4D. Dari pekerjaan yang sama masih ditemukan bangunan rumah yang retak direkomen-
dasikan dibongkar. ‘’Tim meminta pelaksana agar yang retak retak itu segera dibongkar diperbaiki kembali. Artinya pekerjaan tersebut belum tuntas,’’ tegas Dedi. Dalam proyek Rusus itu, ada dua titik pembangunan di kelurahan yang sama. Masing-masing paket di titik pertama sejumlah 50 unit dan titik kedua 40 unit dengan nilai Rp 2,6 miliar. Proyek ini milik Satuan Kerja Non Vertical Tertentu (SNVT) Kementerian PUPR. Nilai total keseluruhan proyek yang didampingi Rp 113,884 miliar.
(Suara NTB/ist)
TEMUAN- Rusus pascabencana banjir Kota Bima dibangun di Kelurahan Jatiwangi, salah satu item proyek yang jadi temuan dan direkomendasikan perbaikan oleh TP4D. Paket untuk item lain yang didampingi adalah proyek Instalasi Pengelolaan Limbah Tinja (IPLT) di Oimbo Kecamatan RasanaE Timur Kota Bima. Proyek itu senilai Rp5,6 miliar. Dari hasil pemeriksaan lapangan, harus dilakukan
CCO (Contract Change Order) atau pekerjaan tambahan. Sebab muncul protes, aliran limbah di tanah milik masyarkat. ‘’Sehingga tambahan pekerjaannya berupa pemasangan pipa sampai ke sungai. Agar aliran limbah
Hancur Akibat Gempa
TO K O H
Enam Titik Pipa Air Sudah Tersambung
Harus Ambil Inisiatif GUBERNUR NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M.Sc mengatakan, perhatian pemerintah pusat dalam penanganan bencana gempa bumi cukup besar. Hal itu terlihat dengan ditempatkannya jenderal TNI bintang dua untuk menjadi Komandan Satuan Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) Penanganan Darurat Bencana Gempa NTB. Untuk tingkat provinsi, gubernur sudah meminta Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Bersambung ke hal 15
Mataram (Suara NTB) Sedikitnya enam titik jaringan pipa air yang hancur akibat gempa 7,0 SR beberapa waktu lalu, satu per satu ditangani. Dalam sebulan terakhir, sedikitnya enam titik jaringan pipa diperbaiki di Lombok Utara dan sudah dialiri air ke pemukiman warga untuk kebutuhan pengungsi yang selama ini krisis air bersih. ‘’Masyarakat, relawan dan TNI bahu membahu memper-
H. Zulkieflimansyah (Suara NTB/dok)
KO M E N TTAA R Hapus Kredit UMKM
(Suara NTB/ist_satgas)
Calon Tersangka TPPU Bisa Lebih Satu Orang Mataram (Suara NTB) Kasus tindak pidana pencucian uang yang diduga terjadi di salah satu BUMD Provinsi NTB bisa menjerat lebih dari satu tersangka. Artinya, jika terbukti, selain pelaku utama, para penerima aliran dana juga bisa dipidana. ‘’Jelas kalau dari konstruksi kasusnya, tersangka TPPU tidak bisa satu o r a n g , setidaknya
(Suara NTB/dok)
PEMPROV NTB melalui Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Diskop UMKM) mengusulkan ke pusat penghapusan kredit UMKM di daerah terdampak gempa. Akibat gempa beruntun yang mengguncang tujuh kabupaten/kota di NTB beberapa waktu lalu, puluhan ribu UMKM dengan nilai kredit mencapai Rp800 miliar terkena dampak. ‘’Yang terdampak saja nilai kreditnya Rp800 miliar. Ini diusulkan dihapus,” kata Kepala Diskop UMKM NTB, H. L. Saswadi ketika dikonfirmasi di Balai ITE Diskominfotik NTB, Selasa (9/10) siang. Pihaknya memperoleh informasi bahwa Menteri Keuangan (Menkeu) akan menghapus kredit pada daerah yang terdampak bencana gempa. Ia mengharapkan hal itu menjadi kenyataan untuk mengurangi beban UMKM di daerah ini. H. L. Saswadi Bersambung ke hal 15 (Suara NTB/nas)
langsung ke sungai,’’ terang Dedi Irawan. Waktu perpanjangan 20 hari diberikan kepada rekanan. Selama perpanjangan tersebut, dikenakan denda sesuai ketentuan. Bersambung ke hal 15
Dedi Irawan
lebih dari satu orang. Karena ini kaitan dengan tindak pidana awal dan pihak -pihak yang menikmati hasil pencucian uang itu,’’ kata Peneliti Hukum Solidaritas Masyarakat untuk Transparansi (Somasi) NTB, Johan Rahmatullah, SH.,MH. Sesuai Pasal 4 Undang Undang RI Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU), tersangka kasus pencucian uang adalah pihak yang tersangkut pidana utama. Oknum itu menggunakan uang hasil dugaan tindak pidana korupsi awal untuk kepentingan membeli aset tertentu atau memberikan kepada orang lain. Sejumlah
(Suara NTB/dok)
Johan Rahmatullah pasal mengatur TPPU tersebut, memungkinkan menjerat banyak pihak. Dijelaskannya, dalam pasal 1 angka 15 disebutkan pemufakatan jahat adalah perbuatan dua orang atau lebih yang bersepakat melakukan tindak pidana pencucian uang. Bersambung ke hal 15
baiki jaringan pipa tersebut,’’ ujar Dansatgas Penanggulangan Bencana Daerah Lombok – Sumbawa, Kol. Inf. Farid Makruf, MA kepada Suara NTB, Selasa (9/10). Enam titik yang berhasil disambungkan pipa, seperti pipanisasi di Desa Mumbul Sari, Kecamatan Bayan, sudah bisa digunakan masyarakat. Sumbangan relawan Waves for Water kepada 80 kepala keluarga (KK) bersama Wadan Sektor II di Gumantar Kecamatan Kayangan. Kemudian pipanisasi di Desa Akar – Akar, sekitar 85 persen tuntas. Prosesnya saat ini air mengalir ke desa – desa. ‘’Namun masih ada pipa yang terlepas dan masih disambung,’’ ujar Farid Makruf. Bersambung ke hal 15 TAKLUKKAN MEDAN Anggota TNI bersama relawan harus melalui jalan terjal dan berbatu dalam proses perbaikan pipa air di kawasan hutan lindung kaki Gunung Rinjani. Kini di enam titik, pengungsi sudah menikmati air bersih.
Pengembangan ’’Technopark’’ Banyumulek Tak Optimal Mataram (Suara NTB) Pengembangan Technopark Banyumulek yang berlokasi di Jalan By Pass Bandara Internasional Lombok (BIL) II Lombok Barat hingga kini tidak optimal. Penyebabnya disinyalir akibat anggaran yang dikucurkan masih dititip atau terpecah di setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Untuk itu, Pemprov berencana akan menyempurnakan kelembagaannya. Pemprov akan membentuk lembaga atau Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Dinas Perindustrian (Disperin). Yang akan menaungi kegiatan pengembangan sains dan teknologi di Banyumulek. ‘’Pertemuan tadi menginformasikan untuk 2019, anggarannya sebagian dititip di OPD. Menurut hemat kita, ini tidak efektif. Jadi harus ada anggaran yang khusus untuk STIP (Science Technology Industry Park) Banyumulek,’’ kata Kepala Biro Organisasi Setda NTB, H. Yusron Hadi, ST, MUM usai Focus Group Discussion (FGD) di Balai ITE Diskominfotik NTB, Selasa (9/10). Bersambung ke hal 15