Edisi 10 Oktober 2017 | Suara Ntb

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com

SUARA NTB

SELASA, 10 OKTOBER 2017

Pengemban Pengamal Pancasila

16 HALAMAN NOMOR 175 TAHUN KE 13

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Tiga Kasus Kemenag NTB Masuk ke Kejaksaan Mataram (Suara NTB) Proyek asrama haji pada Kementerian Agama NTB merupakan kasus ketiga yang pernah dibidik Kejaksaan. Hanya saja sampai dengan beberapa lama ditangani, belum menunjukkan perkembangan signifikan. Bahkan ada yang diduga hilang. Proyek Asrama haji Kemenag NTB pernah diusut sekitar Agustus 2016 lalu, ditandai dengan dipanggil dan dimintai keterangan H. Abu Arif, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada proyek senilai Rp 57.444.338.000 itu. Setahun tak terdengar, kasus ini dibuka kembali pekan kemarin

kepada Suara NTB, Sabtu (7/ 10). Namun untuk penjelasan lengkap, dia bersedia menyampaikan saat mengecek langsung ke lapangan sembari menunggu keluangan waktunya. Selain fisik, ada juga dalam bentuk dugaan penyimpangan anggaran. Laporan yang pernah masuk ke Kejaksaan, terkait Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) lembaga pendidikan agama di Lombok Barat. Isi pengaduan, terkait tidak transparannya penentuan penerima dan penyaluran anggaran. Laporan indikasi masalah pada penyaluran BOS itu diketahui sejak Juni 2016 lalu. Saat itu, almarhum Kajati Martono, SH,MH langsung menerbitkan surat perintah dimulainya penyelidikan (sprinlid) dan membentuk tim terdiri dari jaksa senior Pidsus, seperti Ismail,SH, Zuliadi, SH, termasuk Hademan, SH. Terkait indikasi yang dilaporkan, salah satunya indikasi tidak transparannya penyalu-

dengan dipanggil kembali Abu Arif oleh Bidang Intelijen. Bidikan Kejaksaan saat itu tidak hanya gedung utama, namun mengarah ke landscape yang tidak jelas fisiknya. Ketua tim penyelidikan Kasi I Intelijen, Joseph, SH. Soal proyek ini, Abu Arif menjelaskan pada dasarnya tidak ada masalah. Proyek sudah dikerjakan sesuai target dan pagu anggaran. Lalu kenapa mangkrak? Dibantahnya, proyek tidak mangkrak, melainkan komponen pendukung seperti meubeler dan kebutuhan maintenance lainnya harus pengadaan baru. “Pengadaannya belum tuntas,” jawab Abu Arif singkat

ran, mulai dari Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTB selaku pemegang DIPA, dilanjutkan ke Kementerian Agama Lombok Barat selaku pendata lembaga pendidikan, mulai dari tingkat MI, MTs, MA. Kabid Madrasah Kanwil Kemenag NTB Jalalussayuty pernah menjelaskan soal laporan ini. Selain diperiksa Kejaksaan, dia juga menyerahkan dokumen. Data yang diserahkan ke Kejaksaan terkait jumlah dana penerima dana BOS dengan rekap yang diserahkan dari Kemenag Lobar. Apakah ada indikasi mark up data penerima sehingga anggarannya turun melebihi data riil? Jalalussayuty enggan berkomentar, karena sepenuhnya menjadi ranah Kejaksaan. Tapi yang pasti pihaknya mencairkan anggaran sesuai dengan rekap data yang disampaikan Kemenag Lobar. Tugas selesai. Dimana, jumlah pencairan bervariasi, khusus di Lobar. Untuk MA mencapai Rp 11.608.800.000.

MTs yang disalurkan Rp 17.344.000.000, serta MI mencapai Rp 7.720.800.000. Kasus ketiga, terkait pengadaan katering haji embarkasi NTB, dengan kontrak tercantum Rp. 541.680.000, pemenang pelelangan umum itu UD. Anita. Pengadaan kedua, perusahaan sama memenangkan lelang untuk katering PPIH, dengan nilai kontrak Rp 282.960.000. Sasaran tembak kasus ini sebenarnya bukan pada pengadaan. Keyakinan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pengadaan katering haji, H. L. M. Zainuddin, pelapor membidik keabsahan sertifikasi PPK yang dikantonginya. Atas laporan itu, diproses Kejaksaan, dia menjelaskan bahwa dirinya tidak mempunyai sertifikat pengadaan barang dan jasa. Kepada Kejati, Zainuddin mengatakan sudah menjelaskan hal tersebut. Dia menyebut, berdasarkan Perpres No. 54 tahun 2010, Bersambung ke hal 15

Penyaluran KUR di NTB Dicurigai Tak Tepat Sasaran Data realisasi penyaluran KUR SIKP dan bank sampai 6 Oktober 2017

TO K O H

(Sumber : Kanwil DJPB NTB)

Desa di NTB Bebas Sanksi Kemenkeu

Percepat Perekaman E-KTP GUBERNUR NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi menyurati bupati/walikota meminta supaya mempercepat perekaman E-KTP. Pasalnya, ratusan ribu warga NTB terancam kehilangan hak pilih dalam Pilkada 2018 mendatang lantaran belum melakukan perekaman E-KTP. Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Kependudukan dan Catatan Sipil (DPMPD Duk(Suara NTB/dok) H. Ashari capil) NTB, Dr. H. Ashari, SH, MH ketika dikonfirmasi Suara NTB, Senin (9/10). Ashari mengaku sudah memparaf draf surat gubernur kepada bupati/walikota tersebut. ‘’Isinya mengimbau kepada bupati/walikota untuk sama-sama mempercepat perekaman E-KTP. Supaya potensi yang ada semua dikerahkan,’’ kata Ashari. Bersambung ke hal 15

KEMENTERIAN Keuangan (Kemenkeu) memberikan toleransi kepada desa yang terlambat menyerahkan laporan penggunaan dana desa (DD) tahap I. Meskipun terlambat menyerahkan laporan, mereka tidak kena sanksi pencairan DD tahap II. Data Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB) NTB, sampai 5 Oktober 2017, hampir 100 persen DD tahap II sudah ditransfer pemerintah pusat ke pemerintah kabupaten.

Mataram (Suara NTB) – Realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) terjadi perbedaan data antara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dengan perbankan yang ada di NTB mencapai Rp 1,8 triliun. Versi Kemenkeu melalui Sistem Informasi Kredit Program (SIKP), penyaluran KUR di NTB sampai 30 September lalu baru Rp 582 miliar lebih. Sementara, versi perbankan yang menyalurkan KUR di daerah ini, jumlahnya sudah mencapai Rp 2,3 triliun lebih. Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB) NTB, Taukhid, S.E., M.Sc.IB., M.B.A mengaku khawatir dengan adanya perbedaan data ini. Disinyalir, ada penyaluran KUR yang tidak tepat sasaran.

Kepala Kanwil DJPB NTB, Taukhid, S.E., M.Sc.IB., M.B.A menyatakan, laporan pertanggungjawaban DD tahap I memang sangat rendah. Namun, ia menyatakan hal itu disababkan kesulitan pemerintah desa meng-upload data ke Online Monitoring Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (OMSPAN) Kemenkeu. Sistem ini katanya, termasuk masih baru sehingga pemerintah desa banyak yang kaget ketika diterapkan. Bersambung ke hal 15

Taukhid

Dibantah, Gedung Asrama Haji Mangkrak Mataram (Suara NTB) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek Asrama Haji di Jalan Lingkar Selatan Mataram membantah gedung senilai Rp 57 miliar itu mangkrak.

KO M E N TTAA R

Tidak berfungsinya gedung karena sarana dan prasarana belum dilakukan pengadaan. Sejumlah komponen yang belum terpasang seperti mechanical electrical senilai Rp 3 miliar, interior Rp 4 miliar,

Syamsuddar (Suara NTB/nas)

(Suara NTB/ars)

Kejar Tambahan DAK Fisik DALAM APBD-P 2017, pemerintah pusat menambah Dana Alokasi Umum (DAU) untuk Pemprov NTB sebesar Rp 40 miliar. Selain itu juga ada tambahan Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik sekitar Rp 45 miliar. Pencairan DAK fisik tambahan sebesar Rp 45 miliar ini sedang dikejar supaya cepat turun. ‘’Yang kita kejar DAK fisik tambahan Rp 45 miliar untuk jalan. Ini kita kejar proses pencairannya. Kalau tambahan DAU sekitar Rp 40 miliar,’’ sebut Kepala Bidang Perbendaharaan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) NTB, Syamsuddar ketika dikonfirmasi Suara NTB di Kanwil DJPB NTB, Senin (9/10) siang kemarin. Bersambung ke hal 15

Artinya, ada debitur yang tidak semestinya mendapatkan dana KUR tetapi justru mendapatkannya. ‘’Kami khawatir kalau ternyata ada komersial yang ngambil KUR tadi. Itu yang disebut salah sasaran,’’ kata Taukhid ketika dikonfirmasi usai pemaparan perkembangan realisasi APBN 2017 sampai September, Senin (9/10). Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/ars)

landscape Rp 3 miliar, kitchen set Rp 1,9 miliar. ‘’Sehingga kalau dikalkulasi kebutuhan anggaran untuk memfungsikan asrama ini hingga maksimal, mencapai Rp 15 miliar. Ini yang kita kawal terus. Sebenarnya bukan tanggung jawab saya, karena sudah tuntas gedung dibangun. Tapi saya merasa tanggung jawab saya, Bersambung ke hal 15 BELUM TERPASANG PPK Proyek Asrama Haji, Abu Arif menunjukkan lift asrama yang belum terpasang. Sementara nampak bagian depan gedung Asrama haji yang belum difungsikan maksimal karena menunggu pengadaan komponen lainnya. (kiri)

Dugaan Kebocoran Retribusi Parkir

Kadishub Kota Mataram Diklarifikasi Kejaksaan Mataram (Suara NTB) Sejumlah pejabat Dinas Perhubungan Kota Mataram, Senin (9/10) kemarin diklarifikasi Kejaksaan Tinggi NTB. Isi klarifikasi terkait dugaan kebocoran Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor parkir. Sejumlah pejabat Dishub Kota Mataram yang diklarifikasi itu diantaranya Kepala Disbhub, Drs. H. Khalid, Kabag TU Lalu Rizal, Kepala UPTD Parkir Kannesti Cahya Kartika. Selain itu Bendahara Dishub juga turut diklarifikasi. Sekitar pukul 11.00 Wita, Kadishub Kota Mataram masuk

ke salah satu ruangan di Bidang Intelijen. Saat dikonfirmasi, Khalid enggan berkomentar. Dia mengaku hanya datang bertamu. ‘’Saya cuma datang bertamu,’’ katanya kemudian berlalu. Sementara pejabat lainnya di ruangan pemeriksaan di Seksi I Intelijen. Satu per satu mereka berhadapan dengan penyidik berbeda. Hingga pukul 16.00 Wita, yang diperiksa terakhir Kabag TU dan Kepala UPTD. Dua pejabat ini juga bungkam, bahkan tidak ada jawaban serius meski sudah berjam jam dimintai keterangan oleh penyidik Intelijen. ‘’Saya

ke sini cuma main-main kok,’’ jawabnya singkat. Sumber Suara NTB menyebut, permintaan keterangan itu seputar dugaan bocornya PAD miliaran rupiah, baik dari pihak ketiga maupun dari parkir perorangan. ‘’Ada indikasi parkirnya mengendap sebelum disetor ke kas daerah, sehingga perlu dilakukan klarifikasi,’’ sebut sumber. Sementara dari pihak Kejaksaan Tinggi NTB belum ada yang bisa memberi penjelasan terkait permintaan keterangan tersebut. Kasi I Intelijen, Kadek Topan,SH (Suara NTB/ars) yang memimpin pemeriksaan juga PERIKSA - Kepala UPTD Parkir Kannesti Cahya Kartika saat memilih diam. (ars) masuk ruang pemeriksaan di bidang Intelijen Kejati NTB.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Edisi 10 Oktober 2017 | Suara Ntb by e-Paper KMB - Issuu