HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000
SUARA NTB
SELASA, 10 SEPTEMBER 2019
Pengemban Pengamal Pancasila
16 HALAMAN NOMOR 150 TAHUN KE 15 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
(Suara NTB/humasntb)
FOTO BERSAMA - Foto bersama Gubernur NTB, H.Zulkieflimansyah, didampingi Wagub,Hj.Sitti Rohmi Djalilah, Penjabat Sekda NTB, H.Iswandi dan Kepala Dinas PMPTSP NTB, H. Lalu Gita Ariadi dengan Perwakilan DPIM.
Tol Lembar - Kayangan Ditawarkan ke Investor Mataram (Suara NTB) Pemprov NTB menawarkan proyek jalan tol Lembar Kayangan ke investor. Dalam lawatan Dewan Perdagangan Islam Malaysia (DPIM), Dinas PUPR NTB juga menawarkan proyek pembangunan jalan tol sepanjang 103 Km tersebut ke investor Malaysia. Sekretaris Dinas PUPR NTB, Ir. H. Ahmadi, SP-1 yang dikonfirmasi Suara NTB di sela-sela penerimaan kunjungan DPIM di Kantor Gubernur, Senin (9/9) siang, mengatakan investor dari China juga tertarik dengan proyek jalan tol tersebut. Bersambung ke hal 15
Investor Malaysia Tertarik Kelola Sampah NTB
Mataram (Suara NTB) – Perwakilan Dewan Perdagangan Islam Malaysia (DPIM) tertarik mengadakan kerjasama dengan Pemprov NTB di bidang pengolahan sampah. Tidak mainmain, kerjasama tersebut ditargetkan bisa terwujud di seluruh wilayah NTB bahkan sampai ke dusun paling terpencil. Wakil Khas DPIM, Datuk Sri Mohd Rizal Mohd Yusuf, menerangkan bahwa pihaknya telah meminta kepada Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE. M.Sc untuk memulai kerjasama pengelolaan sampah tersebut di beberapa wilayah terlebih dahulu. “Gubernur maunya di seluruh
TO K O H
Disebutkan Rizal, saat ini ada dua perusahaan di bawah DPIM yang bisa membantu Pemprov NTB dalam pengelolaan sampah. Walaupun begitu, Rizal berharap ada sosialisasi bagi masyarakat terlebih dahulu seandainya kerjasama tersebut benar-benar terjalin. Hal itu mengingat metode
puk dan gas. Setelah dilakukan pengolahan, produk yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi komoditas baru yang memberikan keuntungan bagi Pemprov NTB dari segi ekonomi. Hal itu juga yang mendasari keinginan DPIM untuk bekerjasama dalam bidang pengelolaan sampah. “Memang kami membangun (tertarik, Red) sampah karena sampah menjadi salah satu komoditas yang jarang dilihat. Tapi kita menggunakan sampah itu balik untuk menjadi ampas kebaikan,” ujar Rizal. Bersambung ke hal 15
Enam Tahun Investasi Tak Terealisasi, 32.355 Anak NTB Tak Mengenyam Varindo Diminta Angkat Tangan Pendidikan Menengah
Indikasi Mafia di Tambang Liar
Mataram (Suara NTB) Pembangunan rumah kantor (Rukan) oleh PT. Varindo Lombok Inti (VLI) di aset milik Pemprov NTB di Pajang Mataram sudah enam tahun tak kunjung terealisasi. Belakangan, PT. VLI berencana akan membangun hotel di lahan seluas sekitar 8 are tersebut. Namun, hingga saat ini rencana tersebut tak kunjung terealisasi. Pemprov NTB menilai rencana Varindo untuk melanjutkan investasinya membangun perhotelan agak sulit. Seh-
ingga, Varindo diminta angkat tangan, mengembalikan izin pengelolaan lahan yang telah diberikan sebelum dilakukan pemutusan kontrak kerja sama oleh Pemprov NTB. ‘’Salah satunya (kontrak akan diputus). Karena salah satu hasil rapat dengan yang bersangkutan juga sepertinya untuk melanjutkan investasinya di bidang perhotelan agak sulit,’’ kata Plt Kepala BPKAD NTB, Drs. H. Zainul Islam, MM dikonfirmasi Suara NTB di Kantor Gubernur, Senin (9/9) siang. Menurut Zainul, kelanjutan pembangunan hotel oleh
Varindo di lahan milik daerah tersebut sulit berlanjut. Karena di sebelahnya sudah berdiri hotel mewah. ‘’Jadi, dia tidak mungkin akan membangun sesuai perjanjian yang dulu. Sehingga salah satunya, kita akan tarik,’’ katanya. Terkait dengan adanya bangunan pengganti yang dibangun oleh Varindo untuk rumah pimpinan DPRD NTB. Sebagai ganti dari eks rumah Pimpinan DPRD yang sebelumnya berada di lahan tersebut. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/ars)
POLDA NTB memastikan akan tetap serius menutup aktivitas tambang liar di NTB. Pihak yang dianggap menghambat akan ditindak tegas. Termasuk kemungkinan mengusut indikasi keterlibatan mafia tambang. Kapolda NTB Irjen Pol. Drs. Nana Sudjana AS,MM menegaskan, semua titik lokasi Penambangan Tanpa Izin (Peti) akan ditutup total dengan proses yang bertahap. ‘’Ini semua akan kita tutup. Saya tidak menyampaikan target, tapi kita maksimalkan. Lebih cepat lebih baik,’’ tegas Kapolda ditemui usai press release Bersambung ke hal 15
NTB itu pengolahan. Menggunakan alat (yang akan disediakan) dari dusun, desa, kecamatan, kabupaten. Itu semuanya,” ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (9/9) seusai rapat pemaparan potensi investasi dengan OPD lingkup Pemprov NTB di Ruang Rapat Umum Kantor Gubernur NTB.
pengelolaan sampah yang ditawarkan DPIM adalah dengan menggunakan mesin yang akan disebarkan di seluruh wilayah NTB. ‘’Pada waktu yang sama juga itu harus ditanam kesadaran masyarakat untuk menggunakan mesin itu dengan sebenarnya,’’ ujar Rizal. Dikhawatirkan, pengetahuan yang minim dari masyarakat terkait penggunaan mesin hanya akan merusak mesin yang diinvestasikan DPIM lebih cepat dari seharusnya. Mesin itu ditujukan untuk mengolah sampah menjadi pu-
Nana Sudjana (Suara NTB/dok)
KO M E N TTAA R Perbaiki Prosedur OMBUDSMAN RI Perwakilan NTB menemukan indikasi maladministrasi pada pengiriman peserta beasiswa di Korea. Agar kejadian tidak terulang, Ombudsman meminta Pemprov NTB melakukan perbaikan prosedur pada pengiriman beasiswa ke Luar Negeri (LN). ‘’Pemerintah Provinsi NTB untuk lebih berhati-hati dan pruden dalam menyelenggarakan program beasiswa ke luar negeri sesuai ketentuan bersama daerah dan kerjasama dengan pemerinAdhar Hakim tahan luar negeri Bersambung ke hal 15 (Suara NTB/ars)
KOSONG - Lahan kosong eks perumahan Dinas DPRD NTB di Jalan Langko Mataram yang statusnya masih dikelola pihak ketiga.
Mataram (Suara NTB) Sebanyak 32.355 anak NTB tidak mengenyam pendidikan menengah pada 2018 lalu. Faktor ekonomi menjadi penyebab dominan anak-anak usia 16-18 tahun tersebut tidak menempuh pendidikan SMA/SMK dan SLB. ‘’Kalau bicara akses dua penyebab mengapa anak tidak bersekolah. Pertama, faktor ekonomi. Ke dua, ada juga yang tidak mau sekolah. Tapi lebih banyak karena faktor ekonomi,’’ kata Kepala Bidang Pembangunan Sosial dan Budaya Bappeda NTB, Lalu Hasbulwadi dikonfirmasi Suara NTB, Senin (9/9). Ia membenarkan puluhan ribu anak usia 16-18 tahun di NTB yang tidak mengenyam pendidikan menengah. Merujuk data NTB Satu Data, angka partisipasi murni (APM) tingkat SMA, MA, SMK dan Paket C Provinsi NTB tahun 2017/2018. APM ini menjadi gambaran anak-anak usia 16-18 tahun yang bersekolah dan tidak bersekolah di jenjang pendidikan menengah. Berdasarkan data Dinas Dikbud NTB yang diupload di website NTB Satu Data, jumlah penduduk usia 16-18 tahun pada tahun ajaran 2017/2018 sebanyak 267.651 orang. Dari jumlah penduduk usia 16-18 tahun tersebut, yang menempuh pendidikan menengah sebanyak 235.296 orang. Sehingga, ada 32.355 anak NTB yang tidak mengenyam pendidikan menengah pada tahun 2018. Sebanyak 235.296 anak yang mengenyam pendidikan menengah, untuk SMA 98.354 orang, MA 66.799 orang, SMK 66.509 orang, Paket C 3.381 orang dan SMALB 254 orang. Dari data tersebut, terlihat APM sekolah menengah untuk masing-masing kabupaten/kota di NTB. Lombok Barat sebesar 80,18 persen, Lombok Tengah 85,79 persen, Lombok Timur 89.09 persen, Sumbawa 86,74 persen. Kemudian Dompu 88,91 persen, Bima 93,70 persen, Sumbawa Barat 93,31 persen, Lombok Utara 79,42 persen, Kota Mataram 96,21 persen dan Kota Bima 91,55 persen. APM mendekati 100 persen, artinya anak yang tidak bersekolah semakin sedikit. Begitu juga sebaliknya, jika APM jauh di bawah 100 persen, maka anak yang tidak bersekolah atau mengenyam pendidikan menengah tersebut semakin banyak. Bersambung ke hal 15
Proyek Bawang Bima Diduga Rugikan Negara Rp2,3 Miliar Mataram (Suara NTB) Hasil audit Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Pertanian menemukan kerugian negara sekitar Rp2,3 miliar pada pengadaan bawang dua tahap di Kabupaten Bima. Total pagu anggaran yang diaudit tahap pertama Rp24 miliar dan Rp16 miliar tahun 2016. Temuan itu sedang ditindaklanjuti Inspektorat Bima dengan melakukan penagihan atas temuan kerugian negara tersebut. Terkait temuan kerugian negara itu, Polda NTB yang mulai menyelidiki kasus ini belum mendapat kabar, namun tak menutup kemungkinan dijadikan bahan penyelidikan setelah menerima Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP). Dirreskrimsus Polda NTB Kombes, Drs. Pol.Syamsudin
Baharudin mengatakan, belum ada perkembangan signifikan penanganan kasus bawang Bima. Pihaknya masih menunggu penyerahan laporan hasil pemeriksaan temuan inspektorat jenderal (Itjen) Kementerian Pertanian. ’’Masih lidik. Kami tunggu LHP,’’ katanya, Senin (9/9). Kasubdit III Tipikor Ditreskrimsus AKBP Syarif Hidayat menambahkan, temuan Itjen Kementerian Pertanian sudah ke luar. Namun ia belum mengetahui pasti angka temuan pengadaan bawang puluhan miliar itu. ’’Ini yang kami tunggu, LHP dari Inspektorat. Tanya ke Inspektorat Bima,’’ sarannya. Sementara Inspektur Inspektorat Bima Abdul Wahab Usman dikonfirmasi mengaku
belum mengetahui adanya kerugian negara itu. Hanya saja, ia berjanji akan menindaklanjuti dengan mencaritahu informasi tersebut. Sementara informasi tambahan dari Syarif Hidayat, penyidiknya telah meminta keterangan 26 petani di 13 kecamatan di Kabupaten Bima. Para penerima bantuan itu ditanya seputar pengadaan bibit bawang merah. Polda juga telah meminta klarifikasi pihak Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, diantaranya PPK, bendahara, Kepala Seksi, juga tim pemeriksa dan penerima barang. Selain itu, polisi juga telah meminta keterangan rekanan yang memenang proyek yang berasal dari APBN.
’’
Masih lidik. Kami tunggu LHP Syamsudin Baharudin Berdasarkan penelusuran di LPSE Kabupaten Bima, tahun 2016 Kabupaten Bima mendapat suplai anggaran untuk Fasilitasi Bantuan Kepada Petani Bawang Merah. Tahap pertama pagu anggarannya Rp 26.062.484.000. Bersambung ke hal 15