HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000
SUARA NTB
RABU, 10 APRIL 2019
Pengemban Pengamal Pancasila
16 HALAMAN NOMOR 32 TAHUN KE 15 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Juni, Tambora Jadi Cagar Biosfer Dunia (Suara NTB/humasntb)
RAKOR - Wagub NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah, bersama Wakapolda NTB dan Wabup KSB usai Rakor persiapan Pemilu 2019 yang meliputi Pemilihan Presiden/Wakil Presiden dan Pileg di Mataram, Selasa (9/4).
Pemilu 2019
Jumlah Pemilih di NTB Sebanyak 3.667.775 Orang Mataram (Suara NTB) Ketua KPU NTB, Suhardi Soud menyebutkan,jumlah pemilih pada Pemilu 2019 di Provinsi NTB berdasarkan DPTHP3 pertanggal 3 April 2019 sebanyak 3.667.775. Terdiri dari pemilih laki-Laki 1,801,219 dan perempuan 1,866,556. Demikian disampaikan Suhardi pada rapat koordinasi (Rakor) persiapan Pemilu 2019 yang meliputi Pemilihan Presiden/Wakil Presiden dan Pileg di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur, Mataram, Selasa (9/4). Suhardi melanjutkan bahwa rekapitulasi akan dilakukan di PPK, KPU Kabupaten/Kota dan KPU Provinsi. ‘’ Khusus Rekapitulasi tingkat PPK akan memakan waktu maksimal selama 17 hari. Karena itu dibutuhkan gudang penyimpanan kotak suara di tingkat kecamatan, yang memerlukan pengawalan dan pengamanan,’’ terangnya. Suhardi juga berharap agar pemilu kali ini dapat ramah dengan kaum difabel. ‘’Pemilu kita harus fleksibel dengan kaum difabel,’’ harapnya. Komisioner Bawaslu NTB, Umar Seth dalam kesempatan ini juga menyampaikan bahwa Bawaslu sudah melatih dan memberikan pembekalan kepada para pengawas TPS. ‘’Alhamdulillah pada Pemilu 2019 ini, pengawas kami sampai pada tingkat TPS. sudah kami latih dan diberikan pembekalan kepada pengawas TPS,’’ tegasnya. Sementara Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M. Pd yang memimpin Rakor mengingatkan para penyelenggaran Pemilu, yakni Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) NTB, serta seluruh pihak terkait yang hadir untuk memastikan kesiapan pelaksanaan Pemilu 2019. Sehingga Pemilu 17 April 2019 dapat terlaksana dengan aman, kondusif dan lancar. Bersambung ke hal 15
TO K O H RAKOR persiapan Pemilu 2019 (Pemilihan Presiden/Wakil Presiden dan Pileg) yang dipimpin Wakil Gubernur NTB, Dr.Hj.Sitti Rohmi Djalilah juga membahas kesiapan aparat keamanan dalam pengamanan Pemilu 2019. ‘’Kami siapkan mulai dari masa kampanye, hari tenang dan masa pencoblosan nanti,’’ jelas Wakapolda NTB Brigjen.Pol. Drs. Tajuddin. Menurut Wakapolda, secara umum kondisi keamanan di NTB kondusif. ‘’ Sampai kini alhamdulillah situasi kondusif. Kami bersama TNI dan instansi lain selalu siap,’’ tegasnya. Bersambung ke hal 15 Tajuddin (Suara NTB/dok)
Indikasi ’’Money Politics’’ BADAN Pengawas Pemilu (Bawaslu) menyebut praktik money politics atau politik uang cukup mengkhawatirkan di NTB. Sehingga harus menjadi atensi menjelang Pemilu 2019. Terlebih, NTB akan melaksanakan Pilkada serentak tujuh kabupaten/ kota pada 2020 mendatang. Ketua Bawaslu NTB, M. Khuwailid, S. Ag, MH mengataka, pihaknya sudah turun ke 50 desa di NTB. Ternyata, masyarakat memahami Pemilu hanya soal memilih saja. Masyarakat tidak menyadari bahwa Pemilu merupakan pelaksanaan kedaulatan dirinya. Bersambung ke hal 15 M. Khuwailid (Suara NTB/dok)
‘’Insya Allah Juni tahun ini, Tambora akan menjadi cagar biosfer dunia,’’ kata Kepala Bappeda NTB, Ir. H. Ridwan Syah, MM, M. Sc, M.TP dikonfirmasi Suara NTB, Selasa (9/4) siang. Cagar biosfer merupakan sebuah branding yang sama
persis dengan geopark dunia atau nasional. Pengakuan dunia bahwa kawasan itu memang layak dilabeli sebagai cagar biosfer, karena sudah memperhatikan prinsip substainable. Jika telah dicanangkan sebagai cagar bio-
sfer maka ada harapan terjadinya peningkatan laju kunjungan wisatawan ke Tambora. Ridwan menambahkan, Pemprov juga mengusulkan Tambora menjadi geopark dunia tahun ini. Ditargetkan, pada 2020 mendatang, Tambora sudah menjadi
salah satu anggota Unesco Global Geopark (UGG). Pada tahun lalu, Wakil Presiden Unesco Global Geopark, Prof. Dr. Ibrahim Komo sudah mengunjungi Tambora dan sejumlah geosite di sekitarnya. Saat kunjungan tersebut, Unesco memberikan respons sangat positif. Konservasi, edukasi dan pengembangan ekonomi masyarakat merupakan pilar geopark. Taman nasional Gunung Tambora memiliki keti-
ganya untuk dikembangkan. Apalagi sejarah letusan Gunung Tambora yang mendunia pada 1815 meninggalkan warisan geologi, warisan budaya dan flora – fauna yang memiliki nilai universal. Apabila dikelola dengan baik akan membawa manfaat tidak saja bagi Tambora dengan terjaganya kelestarian, tapi juga kemanfaatan bagi masyarakat sekitar. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/ist)
Siapkan Lima Ribu Personel
KO M E N TTAA R
Mataram (Suara NTB) Setelah menjadi geopark nasional pada November 2017, Gunung Tambora akan segera ditetapkan menjadi cagar biosfer dunia. Pada Juni mendatang, rencananya Tambora akan menjadi cagar biosfer Unesco.
RUSAK - Keberadaan dermaga Gili Trawangan hingga saat ini masih amburadul. Pascarusaknya dermaga lama, para pengusaha transportasi nyaris tak punya tempat tambat boat/fastboat yang layak. Tampak kondisi dermaga Gili Trawangan yang rusak dan harus segera diperbaiki. Berita selengkapnya di halaman 4.
Vital dan Potensial, Bendungan Plara Harus Dibenahi SumbawaBesar(SuaraNTB)– Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, M.Sc meninjau langsung kondisi Bendungan Plara di Kecamatan Lunyuk, Senin (8/4) sore lalu. Mengingat kondisi bendungan kini mengalami sedimentasi yang cukup parah dan kerusakan lainnya yang mesti dibenahi. Dr. Zul, sapaan akrab Gubernur NTB juga mengakui bendungan Plara memang sangat potensial. Tak salah jika warga masyarakat Lunyuk pada pertengahan Februari lalu datang ke pendopo, minta agar pemerintah mengatasi masalah sedimentasi atau pendangkalan aliran yang mulai dirasakan mengganggu produktivitas. Sementara itu, Bupati Sumbawa melalui Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Sumbawa A. Rahim, S.Sos menyampaikan keberadaan bendungan plara
(Suara NTB/arn)
KE BENDUNGAN - Tampak Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Sumbawa serta pejabat lainnya dalam kunjungan kerjanya ke Bendungan Plara Lunyuk. merupakan salah satu sarana yang sangat vital. Selain untuk menunjang fungsi pengairan bagi para petani maupun
pencegah banjir, juga dapat menunjang sektor perikanan, dan pariwisata. Bersambung ke hal 15
Kontraktor Proyek Rehabilitasi IC Di-’’blacklist’’ Mataram (Suara NTB) Kontraktor yang melaksanakan proyek rehabilitasi Islamic Center (IC) akhirnya di-blacklist oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) NTB. Pasalnya, sampai batas perpanjangan waktu pengerjaan 31 Maret lalu, kontraktor tak mampu menuntaskan pekerjaannya. ‘’Kita putus kontraknya. Mulai tanggal 31 Maret,’’ kata Kepala Dinas PUPR NTB, Ir. H. Azhar, MM dikonfirmasi Suara NTB, Selasa (9/4) siang. Meskipun di lapangan kontraktor masih mengerjakan pekerjaannya. Azhar mengatakan pekerjaannya tak akan dihitung. Mantan Staf Ahli Gubernur ini mengatakan, sebelum kontraktor di-blacklist. Pihaknya menurunkan tim evaluasi ke lapangan. Hasil evaluasi yang dilakukan tim menyimpulkan bahwa kontraktor di-blacklist. Azhar menyebutkan, sisa pekerjaan proyek senilai Rp1,650 miliar itu sekitar Rp75 juta. Artinya progres pekerjaannya sudah berada di atas 90 persen. Sisa pekerjaan proyek rehabilitasi IC tersebut akan dilakukan tender ulang. Kebetulan, kata Azhar, dalam APBD Murni 2019, Pemprov mengalokasikan anggaran sekitar Rp3 miliar untuk lanjutan rehabilitasi IC. Bersambung ke hal 15
Temuan TP4D
Lahan Bendungan Meninting Masih Bermasalah Hasil pengecekan lapangan untuk pembangunan mega proyek Bendungan Meninting, Lombok Barat (Lobar) masih terdapat persoalan lahan. Warga meminta lahannya dibayar Rp10 juta per are, sementara limit harga belum ditentukan appraisal. Atas persoalan itu, Pengawal dan Pengaman Pemerintah dan Pembangunan Daerah (TP4D) meminta agar Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lobar segera melakukan clear and clean. TP4D yang dipimpin langsung Kajati NTB Arif, SH.,MM mendapat informasi langsung saat turun cek lapangan Selasa (9/4) kemarin. Masih ada penolakan dari warga untuk pembangunan bendungan terbesar di Lobar itu. Warga yang lahannya masuk kawasan pembangunan bendungan Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara 1 itu meminta dihargakan Rp10 juta per are. ‘’Aspirasi masyarakat menginginkan harga yang layak yaitu
Rp10 juta per are. Namun untuk menentukan harga lahan kan tidak begitu saja. Harus ada penilaian dari tim appraisal. Dari appraisal itu, jadi dasar pembayaran,’’ kata juru bicara Kejati NTB, Dedi Irawan, SH,MH. Atas masalah itu, Kajati NTB berharap kepada panitia pengadaan tanah agar melakukan pendekatan persuasif kepada masyarakat. Bagaimana pun juga harus ada upaya penyelesaian, sehingga lahan sudah clean and
clear ketika dimulai pembangunan mega proyek tersebut. Pembangunan bendungan tersebut di atas lahan 90 hektar di Desa Meninting, Kecamatan Batu Layar, Lobar, dengan pengembangan irigasi seluas 145 hektar hingga ke Kecamatan Lingsar, Lobar. Kajati melakukan cek lapangan bersama Kepala BWS Nusa Tenggara 1, Hendra Ahyadi, ST.,MT, Bupati Lobar, H. Fauzan Khalid, S.Ag serta pihak BPN. Dalam catatan TP4D, proyek itu dikerjakan dengan skema multi years, bersumber dari APBN tahun 2018 - 2022. Tahap pertama nilai kontrak Rp 875.249.654.400, nomor kontrak HK.02.03-AS/Kont/SNVT PB NT 1/905/2018. Lelang dimenangkan PT. Hutama Karya (Persero) membuat Kesepakatan Operasional (KSO) dengan PT. Bahagia Bangun Nusa. Masa kerja 48 bulan, sejak 31 Desember 2018. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/ist_tp4d)
CEK - Kajati NTB Arif bersama Bupati Lobar H Fauzan Khalid dan Kepala BWS Hendra Ahyadi saat mengecek lokasi pembangunan Bendungan Meninting senilai Rp1,3 triliun.