HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000
SUARA NTB
JUMAT, 9 NOVEMBER 2018
Pengemban Pengamal Pancasila
16 HALAMAN NOMOR 202 TAHUN KE 14 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Ditreskrimsus Telusuri Aliran Dana BOS Madrasah Mataram (Suara NTB) Penyelidikan dugaan penyimpangan pengadaan buku di lingkup Kemenag Provinsi NTB masih terus berlanjut. Dari klarifikasi sejumlah pejabat di instansi itu, penyidik berupaya menelusuri proses aliran dana hingga terjadinya pembelian buku oleh 2.256 madrasah se NTB. Gambaran diperoleh Ditreskrimsus Polda NTB, pagu dana untuk pembelian buku itu dari pemerintah pusat.
‘’Nah sampai di daerah seperti apa? Apakah ke Kemenag atau langsung ke madrasahmadrasah, kita cek alirannya,’’
kata Direktur Reskrimsus Polda NTB, Kombes. Pol. Syamsudin Baharuddin kepada Suara NTB, Kamis (8/11). Menelusuri alur penganggaran itu, sudah dilakukan kepada Kabid Madrasah dan Pendidikan Agama Kantor Wilayah Kementerian Agama NTB, Hj. Eka Muftati’ah
SH,MH dan sejumlah bawahannya. Pemeriksaan berlangsung Senin (5/11) lalu. Hasil klarifikasi sudah dikantongi dan dilakukan evaluasi. ‘’Hari itu juga saya langsung evaluasi tim saya yang melakukan pemeriksaan. Supaya bisa cek tiap perkembangannya,’’ ujar Direktur Reskrimsus. Penanganan kasus itu dipastikan jadi atensi khusus. Pejabat utama dengan pangkat tiga melati ini bahkan langsung di bawah kendalinya. Bersambung ke hal 15
‘’
Nah sampai di daerah seperti apa? Apakah ke Kemenag atau langsung ke madrasahmadrasah, kita cek alirannya.
Syamsudin Baharuddin (Suara NTB/dok)
Ombudsman Dapat Bukti Tambahan
(Suara NTB/dok)
OMBUDSMAN NTB mendapat tambahan bukti dugaan maladministrasi pengadaan buku madrasah bersumber dari dana BOS tahun 2018. Mulai dari bukti transfer pembelian buku, sampai rekaman percakapan indikasi pemaksaan ke satu perusahaan tertentu. ‘’Kami punya bukti akurat. Kesalahan prosedur dan penyalahgunaan wewenang makin jelas. Sebaiknya pihak Kemenag kooperatif,” kata Kepala Perwakilan Ombudsman NTB, Adhar Hakim, SH.MH, Kamis (8/11) ditemui di ruang kerjanya. Dia menyebutkan, pihaknya mendapat bukti tambahan seperti bukti percakapan dugaan pemaksaan pembelian buku. Bersambung ke hal 15
Adhar Hakim
Mataram (Suara NTB) PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) mengakui, salah satu penyebab lambannya bongkar muat di Pelabuhan Lembar akibat extra trip. Penambahan trip ini tidak terjadwal, sehingga menyebabkan kapal pada waktu waktu tertentu antre beberapa jam. Demikian klarifikasi PT. ASDP atas surat yang dilayangkan Ombudsman tanggal 24 Oktober 2018 lalu. Dua poin penting dalam surat klarifikasi yang dikirim 2 November itu, salah satunya soal extra trip tersebut. ‘’Jadi ada yang tidak berlayar karena docking, lantas karena permintaan pelayanan, sehingga diisi dengan extra trip ini. Inilah yang tidak terikat dengan jadwal. Sehingga memicu antrean beberapa jam itu,’’ kata Kepala Ombudsman RI Perwakilan NTB, Adhar Hakim, SH.,MH kepa-
da Suara NTB di ruang kerjanya, Kamis (8/11). Pada data yang diberikan ASDP, ada empat kapal yang melayani extra trip, masuk diantara kapal reguler. Kondisi itu menyebabkan kapal lama mengapung. Sebab penambahan trip yang tidak terjadwal. Contoh kasus pada trip tanggal 20 – 21 Oktober 2018 lalu. Sejumlah kapal itu diantaranya, Kapal Munic III, bertolak dari Pelabuhan Padangbai, Bali pukul 23.10 Wita, tiba di lembar 03.30 Wita. Namun harus menunggu sandar 1 jam 45 menit. KM Masagena berangkat dari Padangbai pukul 01.05 Wita, tiba di Lembar 05.35 harus antre 1 jam 35 menit. Kapal Tertiera tiba di Lembar pukul 08.05 Wita setelah bertolak dari Bali pukul 03.15 Wita dan harus antre 2 jam 5 menit. Paling lama dialami KM Muryati, harus antre hingga
tiga jam, setelah berangkat dari Bali pukul 04.05 Wita dan tiba di Lembar pukul 08.55 Wita. Masalah lain adalah leletnya kapal. Dari 36 kapal yang beroperasi, tidak semua memenuhi standar kecepatan 10 knots yang disesuaikan dengan jadwal bongkar dan muat. Estimasi waktu tempuh 4 jam 30 menit dengan port time 90 menit. Dalam surat klarifikasi PT. ASDP, perbedaan speed kapal itu berakibat tidak konsistennya waktu tiba di Pelabuhan Lembar. ‘’Misalnya, kapal yang lamban ini start duluan. Sementara kapal kecepatan standar 10 knots dijadwal berikutnya. Ketemu di laut, ini kapal yang kecepatannya standar kan tidak bisa menyalip. Harus menunggu sampai benar- benar kapal yang berangkat duluan sampai di Lembar,’’ urai Adhar terkait surat PT. ASDP. Bersambung ke hal 15
Tes CPNS
TO K O H Baru Terealisasi Rp6 Triliun PEMPROV NTB menargetkan realisasi investasi tahun ini sebesar Rp14 triliun. Dari target tersebut, realisasi investasi baru Rp6 triliun. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) NTB, Drs. H. L. Gita Ariadi, M. Si mengaku optimis target realisasi investasi sebesar Rp14 triliun dapat tercapai hingga akhir Desember mendatang. ‘’Sekarang targetnya Rp14 trilun. Saya tetap optimis tercapai. Bersambung ke hal 15
”Extra Trip” Pemicu Bongkar Muat Kapal di Lembar Lamban
H. L. Gita Ariadi (Suara NTB/nas)
Baru 13 Pelamar Penuhi ’’Passing Grade’’ Mataram (Suara NTB) – Badan Kepagawaian Daerah (BKD) NTB mengamati, sampai hari ketiga pelaksanaan tes Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) CPNS Pemprov NTB, baru 13 pelamar memenuhi passing grade. Sampai hari ke tiga, sebanyak 1.500 pelamar telah mengikuti tes SKD CPNS Pemprov NTB 2018. Kepala BKD NTB, Drs. H. Fathurahman, M. Si mengatakan, Kepala BKN Regional Denpasar telah turun ke NTB melakukan pemantauan pelaksanaan tes CPNS. Minimnya pelamar yang memenuhi passing grade, hampir terjadi merata di Bali, NTB dan NTT. ‘’Mereka juga melihat secara langsung nilai-nilai tes yang ada. Hampir semua katanya, laporan hampir sama. Seperti Bali, NTT juga sama persoalannya,’’ kata Fathurahman dikonfirmasi Suara NTB, Rabu (8/11). Kepala BKN Regional Denpasar juga belum mengetahui penyebab banyaknya pelamar yang tidak memenuhi passing grade. Apakah hal itu disebabkan passing grade-nya terlalu tinggi. Ataukah pelamar yang tidak pintar. ‘’Itu kata Kepala Kanreg BKN Denpasar. Tapi ini menjadi bahan evaluasi mereka juga,’’ katanya. Setelah pelaksanaan tes CPNS selesai, rencananya akan ada rapat koordinasi soal pelaksanaan tes CPNS 2018. Persoalan minimnya pelamar yang memenuhi passing grade ini akan disampaikan dalam rakor tersebut.
‘’Kita belum tahu modelnya. Yang pasti menurut BKN, kelulusan ditentukan Panselnas. Kita ini pelaporannya tidak lulus atau lulus. Tapi skor SKD, skor tertinggi, terendah, seluruh skor peserta tes. Kita melaporkan ke BKN,’’ jelasnya. Jumlah peserta tes seleksi CPNS Pemprov NTB tahun 2018 sebanyak 5.584 orang. Tes akan dilaksanakan selama dua minggu, mulai 5 - 17 November 2018. Dijelaskan, passing grade merupakan nilai ambang batas minimal pelamar untuk dapat lolos menjadi CPNS. Terdapat tiga jenis tes, yakni Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensia Umum (TIU) dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP). Untuk TWK passing grade-nya 75, TIU 80 dan TKP 143. Data BKD NTB, sebanyak 54.388 pelamar pada 11 Pemda di NTB dinyatakan memenuhi syarat mengikuti tes Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) CPNS 2018. Sementara jumlah formasi yang diperebutkan sebanyak 3.186 formasi CPNS Pemprov NTB dan 10 kabupaten/kota. Jumlah pelamar CPNS NTB 2018 sebanyak 62.636 orang. Di mana, sebanyak 8.248 orang dinyatakan tak memenuhi syarat (TMS). Bersambung ke hal 15
HASIL TES Peserta tes Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) CPNS mengamati pengumuman yang dipasang panitia seleksi, kemarin.
(Suara NTB/nas)
’’Pasukan’’ Lalat Hitam
Menyulap Sampah Jadi Pakan Ternak
(Suara NTB/nas)
SAMPAH ORGANIK - Gubernur NTB, H.Zulkieflimansyah berdiskusi dengan Agus Pakpahan, soal pengolahan sampah organik dengan bantuan lalat hitam yang menghasilkan pupuk dan pakan ternak.
Pemprov NTB menggandeng mantan Deputi Menteri BUMN, Prof. Agus Pakpahan menyulap sampah organik menjadi pakan ternak. Proyek percontohan dilaksanakan di lahan milik Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB di Kecamatan Lingsar, Lombok Barat (Lobar).
DITERMUI di sela-sela pembukaan pengelolaan sampah berbasis masyarakat dan training pemuda peduli sampah di Unit Pengolahan Sampah Organik di Lingsar, Lobar, Kamis (8/11) siang, Agus Pakpahan mengatakan, patut disyukuri adanya makhluk tropika yang disebut lalat hitam. Dengan adanya lalat hitam ini, memberikan teknologi bagi kita. ‘’Bukan saja mendapatkan kompos, tapi juga protein, pakan ternak. Sumber pakan ternak itu mahal karena kita impor. Bayangkan, dari sampah bisa menjadi protein. Karena pemanfaatan lalat,’’ katanya.
Dengan adanya bioteknologi dengan memanfaatkan lalat hitam dalam pengolahan sampah. Berbagai penyakit yang dapat diakibatkan oleh sampah yang dibuang sembarangan dapat dicegah. Dengan bantuan ‘’pasukan’’ lalat hitam (black soldiers fly), bukan hanya mendekomposisi sampah. Tetapi juga menyehatkan. Karena bakteri-bakteri berbahaya dapat dibasmi. Hasil pengolahan sampah menggunakan teknologi lalat hitam ini kemudian dapat dikembangkan untuk pertanian organik. Bersambung ke hal 15