HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000
SUARA NTB
16 HALAMAN NOMOR 174 TAHUN KE 13
Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantbnews@gmail.com
SENIN, 9 OKTOBER 2017
Pengemban Pengamal Pancasila
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Proyek Renovasi Gedung Kanwil Kemenag NTB Diduga Bermasalah
Mataram (Suara NTB) Selain gedung serbaguna Asrama Haji Lingkar Selatan Kota Mataram yang masih mangkrak, proyek renovasi Gedung Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) NTB tahun 2016 juga terindikasi bermasalah. Hingga saat ini, renovasi gedung Kanwil Kemenag NTB pada sisi kiri dan kanan bangunan utama belum diserahterimakan. ‘’Iya, itu juga (proyek renovasi gedung Kanwil Kemenag) masih ada tertunggak. Masih ada belum dibayar. Tapi sebentar lagi kita mau bayar. Itu Rp 136 juta utangnya,’’ sebut Kepala Kanwil Kemenag NTB, H. Nasruddin, S. Sos, M. Pd ketika dikonfirmasi Suara NTB disela-sela penyambutan kepulangan jemaah haji kloter 10 akhir pekan kemarin di Asrama Haji NTB. Seharusnya, proyek bernilai miliaran ini sudah rampung dan diserahterimakan pada 2016 lalu. Namun, hingga menjelang akhir 2017, proyek ini belum diserahterimakan dari kontraktor ke Kanwil Kemenag NTB. Bela-
kangan, Kanwil Kemenag NTB ditagih oleh kontraktor utang senilai Rp 136 juta. Nasruddin mengatakan, proyek tersebut dilaksanakan sebelum dirinya menjabat Kepala Kanwil Kemenag NTB. Sehingga ia tidak mengetahui secara persis berapa jumlah anggaran dan pelaksanaannya. Namun, Nasruddin sudah meminta Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Kabag Tata Usaha dan Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Bersambung ke hal 15
H. Nasruddin (Suara NTB/nas)
TO K O H Sulit Ditangkap PELAKU penembakan polisi di Bima pertengahan September lalu belum juga tertangkap. Para pelaku yang mempersenjatai diri dengan pistol rakitan masih berkeliaran. Kepolisian pun sudah menerjunkan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror. Namun perburuan sejak kejadian dengan dua korban anggota polisi belum juga membuahkan hasil. Bersambung ke hal 15
KO M E N TTAA R
(Suara NTB/dinaslhkntb)
DIAMANKAN - Terduga pelaku dan barang bukti diduga hasil illegal logging yang diamankan petugas KPH Rinjani Barat. Aksi illegal logging ini terjadi di Hutan Pakuan.
’’Illegal Logging’’ di Sesaot
Pelaku Gunakan Sepeda Motor Angkut Kayu Mataram (Suara NTB) Aksi illegal logging kembali marak di Sesaot Kecamatan Narmada Lombok Barat (Lobar). Petugas dari Kesatuan
H.Muh. Suruji
gunakan sepeda motor. ‘’Teman-teman KPH Rinjani Barat menangkap pelaku illegal logging menggunakan sepeda motor. Teman-teman
di sana menangkap langsung, diamankan barang buktinya. Ditangkap di sana ketika sedang patroli ,’’ kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (LHK) NTB, Ir. Madani Mukarom, B. Sc.F, M. Si ketika dikonfirmasi Suara NTB, Sabtu (7/10). Bersambung ke hal 15
Prostitusi Oknum Pelajar Masih Kasuistis
Firli (Suara NTB/why)
Dikbud Ajak Investigasi
(Suara NTB/dok)
Pengelolaan Hutan (KPH) Rinjani Barat Resort Sesaot menangkap tiga terduga pelaku illegal logging yang mengangkut puluhan kayu rajumas meng-
DUGAAN adanya prostitusi yang melibatkan oknum pelajar ditanggapi oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB. Kepala Dinas Dikbud NTB, Drs. H. Muh. Suruji mau bersikap jika ada data pasti yang diserahkan ke Dinas Dikbud NTB atau instansi terkait lainnya. Jika pun ada, ia akan mengajak semua pihak untuk mencari solusi bersama-sama. Bersambung ke hal 15
WAKIL Ketua Komisi V DPRD NTB yang membidangi urusan perlindungan perempuan dan anak, H.MNS. Kasdiono, SH tidak menampik kasus prostitusi yang melibatkan oknum pelajar terjadi di daerah ini. Namun menurutnya, belum pada tingkat yang kronis seperti di kota besar lain. Apa yang ditemukan, dikatakan-
nya bersifat kasuistis. ‘’Kalaupun ada hasil investigasi itu, saya kira masih kasuistis, kalaupun ada. Jadi belum parah kalaupun itu ada terjadi,’’ ujarnya. Politisi Partai Demokrat itu mengatakan, salah satu penyebab utama terjadinya dugaan praktik prostitusi pelajar itu, tidak lepas dari persoalan perubahan tren gaya
hidup yang semakin konsumtif. Kondisi itu telah mendorong terjadinya praktik-praktik menyimpang yang dilakukan oknum pelajar. ‘’Jadi masalah ini kenapa
Oknum Pelajar Mataram Diduga Terjebak Prostitusi Prostitusi kalangan pelajar selama ini hanya sebatas cerita. Dibincangkan sebagai fakta dan realitas sosial bahwa prostitusi telah merambah remaja bangku sekolah. Praktik itu diduga memang ada. Mereka terjebak dalam sindikat dan gaya hidup . Berikut hasil penelusuran Suara NTB.
MENGAWALI penelusuran, Suara NTB mencoba berkenalan dengan salah seorang siswi di salah satu sekolah kejuruan di Mataram. Proses komunikasi sudah berjalan tujuh bulan, via salah satu aplikasi media sosial yang sedang digandrungi remaja dan dewasa. Komunikasi awalnya intens via chat. Itupun sebatas menanyakan kabar selayaknya teman biasa. Suara NTB mengetahui DA (inisial) sebagai pelajar pada Juli lalu di SMK itu dari rapornya. Jumat (22/9) pekan lalu, ia kembali menghubungi. Menya-
pa selayaknya kawan lama yang jarang bertemu. Komunikasi berlanjut, ia menawarkan jasanya untuk menemani kencan. ‘’Minat BJ kak, butuh duit buat SPP,’’ tulisnya di pesan singkat. Tawarannya itu memantik rasa penasaran. Untuk tarif BJ (Blowjob) yang dia maksud, mencapai Rp 300 ribu untuk short time. Karena alasan membayar SPP, ia terus meneror agar memenuhi keinginannya. Minggu (24/9), Suara NTB kemudian mengajak bertemu di salah satu hotel di Mataram. Bersambung ke hal 15
bisa terjadi, mungkin karena pengawasan internal kita lemah. Tetapi yang lebih besar itu disebabkan oleh tren perubahan prilaku hidup yang semakin konsumtif. Inilah akar permasalahan yang kita semua harus pa-
hami,’’ katanya. ‘’Jadi gaya hidup berubah, makanya kalau soal ekonomi bukan hal mendasar, karena mungkin berkecukupan, tapi dorongan itu,’’ tambahnya. Mengatasi masalah ini, tidak serta merta dengan jalan edukasi. Tapi juga pengawasan dari keluarga dan penanaman nilainilai agama. ‘’Saya kira kembali lagi bicara penyelesaian jalur sekolah, tapi pendidikan agama itu paling diutamakan, sangat penting,’’ katanya. (ndi)