Edisi Sabtu 09 Februari 2019 | Suara NTB

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000

SUARA NTB

SABTU, 9 FEBRUARI 2019

Pengemban Pengamal Pancasila

12 HALAMAN NOMOR 277 TAHUN KE 14 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Mataram (Suara NTB) Audit investigasi sedang dilakukan Inspektorat Provinsi NTB terkait dugaan kebocoran dana Rp3,1 miliar PT. Gerbang NTB Emas (GNE). Salah seorang yang diklarifikasi adalah terlapor serta sejumlah pihak yang berkaitan dengan temuan itu.

Kejati NTB Bidik Tiga Item Proyek di Bima

Khusus (Irbansus) I Gede Putu Aryadi, SH.MH, Jumat (8/2). HB katanya, sudah dimintai keterangan soal adanya pengaduan tersebut. Hasilnya, sudah tercantum dalam laporan awal. Hanya saja masih ada bagian yang harus didalami. ‘’Beberapa dokumen sedang kami dalami untuk menentukan mana riil (penyimpangan). Dikuatkan dengan data dan fakta, ‘’ ujarnya. Butuh waktu untuk proses pendalaman bukti dan keterangan pihak- pihak yang berkaitan dengan temuan tersebut. Apalagi, katanya, ada pihak yang ada di luar daerah belum bisa memenuhi pang-

Mataram (Suara NTB) Sebulan setelah dilantik, Kajati NTB Arif, SH.,MM mulai memetakan kasus dugaan penyimpangan di NTB. Ada tiga objek proyek yang jadi bidikan di Wilayah Bima. Menurut Kajati ditemui Jumat (8/2) kemarin, sudah ada langkah penyelidikan awal untuk menggali informasi terkait indikasi penyimpangan pada tiga titik tersebut. Namun tak disebutnya, objek atau item kegiatan dimaksud. ‘’Tiga proyek itu sudah ada pemetaan awal. Tapi tidak bisa dong saya buka, karena ini masih tahap (penyelidikan) awal dulu,’’ tegasnya. Awal penyelidikan, berkat informasi dari masyarakat yang langsung ditindaklanjuti. Hanya, tidak disebutkan daerah yang menjadi sasaran kegiatan. Bersambung ke hal 11 Arif

Terlapor adalah mantan Manajer Operasional PT. GNE, HB, yang disebut-sebut dalam pengaduan manajemen sebagai pihak paling bertanggung jawab terkait dugaan kebocoran anggaran itu. HB diduga bertanggung jawab terhadap dana setoran dari konsumen dan ditampung ke rekening pribadi. Diduga, sebagian dana tidak disetorkan tidak sesuai hasil tagihan. ‘’Ada sejumlah pihak yang sudah diklarifikasi, termasuk pihak- pihak yang tercantum dalam pengaduan PT. GNE itu,’’ jelas Inspektur Inspektorat NTB, Ibnu Salim, SH., M. Si melalui Inspektur Bantuan

gilan. ‘’Ini kesulitannya. Ada yang kita undang, tapi posisinya di luar daerah. Tapi tetap kita usahakan agar hadir,’’ katanya. Selanjutnya, mekanisme penanganan diterapkan. Usai proses pemeriksaan dan pendalaman bukti, akan disampaikan ke Inspektur untuk dilakukan kajian dan telaah keputusan. Dokumen SPI yang diserahkan ke Inspektorat sebelumnya rinci memuat soal dugaan nilai kebocoran keuangan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) ini, diduga mencapai Rp 3,1 miliar. Bersambung ke hal 11

TO K O H Cermati Data BPS

(Suara NTB/her)

BERDASARKAN data BPS sesuai hasil Susenas Maret 2018, angka buta aksara atau buta huruf di NTB sebesar 12,58 persen. Angka buta huruf pada lima kabupaten masih berada di atas 11 persen. Melihat data masih banyaknya masyarakat usia 15 tahun ke atas yang buta huruf atau buta aksara, Pemprov menyatakan akan mencermati data BPS tersebut. Apakah masyarakat yang buta huruf masih produktif atau tidak. Bersambung ke hal 11 Hj. Sitti Rohmi Djalilah

KO M E N TTAA R

MURAH - Murahnya harga cabai dikeluhkan petani. Jika saja program industri olahan sudah ada di NTB, tentu harga cabai yang melimpah saat panen raya tidak akan sampai ‘’terjun bebas’’. Tampak seorang petani di Desa Batu Putih, Sekotong Tengah, Lombok Barat sedang merapikan hasil panennya.

NTB Percepat Industri dan Pulihkan Operasi Pertambangan Mataram (Suara NTB) Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M. Sc mengatakan bahwa memang pertumbuhan ekonomi NTB minus sepanjang 2018. Untuk itu dilakukan percepatan pembangunan agar pertumbuhan ekonomi NTB dapat terdongkrak lagi. Untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi NTB, gubernur mengatakan Pemprov akan mempercepat tumbuhnya industri olahan dan pemulihan operasi pertambangan. ‘’Karena pertum-

buhan ekonomi kita minus. Sebelumnnya saja kita sudah negatif. Apalagi ditambah adanya bencana. Dan kita sudah mendorong nanti dengan perbaikan operasi tambang, dengan sendirinya (pertumbuhan ekonomi) akan naik lagi,’’ kata gubernur dikonfirmasi usai penandatangan Raperda RPJMD 2019-2023 dengan pimpinan DPRD NTB, Jumat (8/2) siang. Ketergantungan pertumbuhan ekonomi NTB terhadap sektor pertambangan masih sangat besar. Se-

mentara sektor pertambangan memiliki siklus. Untuk itu, gubernur mengharapkan Pemprov akan menyiapkan lingkungan yang kondusif agar sektor petambangan dapat pulih seperti dulu lagi. Namun, pengembangan sektor pertambangan harus tetap mengutamakan masyarakat supaya tidak menjadi penonton di daerah sendiri. Langkah kedua yang akan dilakukan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi yang minus adalah

(Suara NTB/dok)

NTB Pusat Pengembangan Bioetanol di Indonesia

Jangan Mempersulit BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB bersurat ke BPBD kabupaten dan kota, meminta tidak menambah proses administratif pencairan dana bencana. Sebab akan mempersulit upaya percepatan realisasi dana pembangunan rumah terdampak gempa, khususnya rusak ringan dan rusak sedang. Surat Kepala Pelaksana BPBD NTB, Ir. H. Mohammad Rum, MT dilayangkan Rabu lalu, menindaklanjuti Juklak Kepala BNPB dan Keputusan Gubernur NTB Nomor: 360-12 Tahun 2019 tentang Juknis percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi rumah korban gempa NTB. Bersambung H. Mohammad Rum ke hal 11 (Suara NTB/dok)

mempercepat pengembangan industri olahan. Gubernur menjelaskan, pengembangan industri olahan merupakan konsep besar yang digulirkan selama lima tahun ke depan. ‘’Industrialisasi itu artinya penciptaan nilai tambah. Misalnya jagung, diolah. Daging diolah. Masa kita bangga kirim 1.000 sapi keluar daerah. Apa susahnya dipotong dulu, kemudian dagingnya dikirim, ada industrialisasi itu,’’ katanya. Bersambung ke hal 11

(Suara NTB/humasntb)

KESEPAKATAN - Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah usai menandatangani kesepakatan bersama dengan Pimpinan DPRD NTB mengenai Raperda RPJMD 2019-2023.

NTB Fokus Kembangkan Pariwisata dan Industri Olahan Mataram (Suara NTB) Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M. Sc menandatangani Raperda RPJMD NTB 2019-2023 dengan pimpinan DPRD NTB, Jumat (8/2) siang. Dalam lima tahun ke depan, Pemprov NTB akan fokus dalam pengembangan sektor pariwisata dan industri olahan. Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M. Sc melalui Kepala Bappeda NTB, Ir. H. Ridwan Syah, MM, M. Sc, M. TP yang dikonfirmasi usai acara penandatangan kesepakatan bersama Raperda RPJMD NTB 2019-2023 menjelaskan bahwa penyusunan RPJMD paling lambat enam bulan sejak kepala daerah dilantik.

‘’Untuk RPJMD ini sudah melalui 12 tahapan. Tinggal satu, tadi sudah ditandatangani sesuai Permendagri penandatangan kesepakatan antara gubernur dengan Pimpinan DPRD terhadap rancangan RPJMD yang diajukan oleh gubernur,’’ terang Ridwan. Setelah penandatanganan kesepakatan bersama antara gubernur dan Pimpinan DPRD mengenai Raperda RPJMD 2019-2023, selanjutnya akan dibawa ke Kemendagri untuk dievaluasi. ‘’Setelah itu baru diparipurnakan, mendapatkan komentar, saran, masukan dari DPRD. Ini masih Raperda. Rencananya akan disahkan 12 Maret mendatang,’’ kata Ridwan. Bersambung ke hal 11

Mataram (Suara NTB) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjadikan NTB sebagai pusat pengembangan bioetanol di Indonesia. Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M. Sc menyatakan pengembangan bioetanol harus dimulai di daerah ini. ‘’Kemarin Kementeriaan ESDM menjadikan NTB provinsi pertama untuk menginisiasi ini. Harus mulai dan harus sukses di sini,’’ kata gubernur dikonfirmasi di Mataram, Jumat (8/2) siang. Gubernur menjelaskan, jika dilihat dari nilai keekonomiannya, pengembangan bioetanol kadang-kadang susah masuk NTB. Namun jika tak memulai maka tidak akan ada pembelajaran teknologi. Program pengembangan bioetanol ini, kata gubernur dapat dikembangkan di NTB berkat adanya putra daerah yang menjadi Sekjen Dewan Energi Nasional (DEN) yang berasal dari Lombok. ‘’Jadi ada

semacam kewajiban berkontribusi bagi daerahnya,’’ jelasnya. Meskipun pengembangan bioetanol tidak gampang, gubernur mengatakan NTB akan mencoba. Ia menjelaskan, bioetanol akan dikembangkan dari tanaman rumput gajah. Di mana, rumputnya dapat diberikan sebagai pakan ternak, sedangkan limbahnya dapat dimanfaatkan menjadi bioetanol. Doktor Zul menambahkan untuk pengembangan tanaman rumput gajah yang akan dimanfaatkan menjadi bioetanol, lahan yang tersedia di NTB cukup banyak. Lahan-lahan yang tak termanfaatkan selama ini dapat ditanami rumput gajah. Ia mengatakan bulan depan, bisnis model mengenai pengembangan bioetanol di NTB akan kelihatan. Setelah itu akan dibicarakan lebih detail lagi mengenai kebutuhan lahan dan lokasi pengembangannya. “Pokoknya lahan yang tak termanfaatkan kosong-kosong pakai saja,” tandas Doktor Zul. (nas)

(Suara NTB/dok)

Inspektorat Klarifikasi Terlapor Dugaan Kebocoran Dana PT.GNE


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Edisi Sabtu 09 Februari 2019 | Suara NTB by e-Paper KMB - Issuu