HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000
SUARA NTB
SABTU, 8 DESEMBER 2018
Pengemban Pengamal Pancasila
12 HALAMAN NOMOR 228 TAHUN KE 14 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Lotim, Gudang Desa Wisata di NTB LOMBOK TIMUR (Lotim) sebagai gudang desa wisata seperti yang disampaikan Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah sangat berasalan. Pasalnya, Lotim memang kaya dengan khasanah wisata dengan tampilan desa sebagai destinasinya. Tetebatu adalah salah satu dari 254 desa dan kelurahan yang ada di Lotim yang masuk dalam daftar 25 desa wisata yang sudah ditetapkan Dinas Pariwisata Provinsi NTB. Terbilang memang sudah cukup lama, Desa Tetabatu dan desa-desa sekitarnya sepetri Tetebatu Selatan, Kembang Kuning dan Jeruk Manis menyuguhkan sajian wisata. Wisatawan yang berkunjung ke Desa Tetebatu ini akan disuguhkan menu berwisata yang unik. ‘’Wisatawan kami ajak menjadi ‘’orang Sasak’’,’’ ujar Ketua Asosiasi Homestay Lotim,
Bram Ramli kepada Suara NTB, Jumat (7/12) kemarin. Di desa-desa di sekitar Tetebatu sudah banyak bermunculan tempat-tempat penginapan untuk wisatawan. Tempat menginap tidak seperti layaknya hotel. Tapi wisatawan langsung menginap di rumah-rumah penduduk. Bram Ramli bersama teman-temannya ini sudah mencoba membuat produk jualan kepada wisatawan dengan istilah Kampung Homestay Cummunity. Kampung Homestay ini katanya, dibentuk dengan jaringan homestay berbasis komunitas yang menghubungkan wisatawan global. Sesuai namanya, kampung, pelaku wisata ini menampilkan wajah asli Lombok kepada para wisatawan. Sudah ada situs resmi yang dijual kepada para wisatawan. Bersambung ke hal 11
(Suara NTB/rus)
NGERAMPEK - Salah satu aktivitas wisatawan saat berkunjung ke Desa Tetebatu adalah ngerampek (panen) bersama warga setempat.
Bobot Nilai 60 Persen
Hasil SKB Menentukan Kelulusan Pelamar CPNS
Mataram (Suara NTB) Pelaksanaan Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) CPNS Pemprov NTB akan berlangsung selama dua hari, 8 - 9 Desember 2018 di Aula Makorem. Hasil tes SKB sangat menentukan kelulusan pelamar CPNS, karena bobot nilainya 60 persen. ‘’Kalau tes SKD (Seleksi Kompetensi Dasar) bobot nilainya 40 persen. Kalau SKB soalnya sesuai bidang kompe-
tensi formasi yang dilamar. Itu bobotnya 60 persen,’’ sebut Pelaksana Harian (Plh) Kepala Badan Kepegawaian Daerah
(BKD) NTB, Yus Harudian Putra, S.STP dikonfirmasi Suara NTB, Jumat (7/12) siang. Yus mengatakan lewat tes
SKB, akan diketahui kemampuan teknis pelamar sesuai dengan formasi jabatan yang dilamar. Dari tes SKB akan diuji pengetahuan dan kemampuan teknis pelamar. ‘’Ini sangat menentukan karena bobotnya besar, 60 persen,’’ sebutnya. Apakah tes SKB lebih sulit dari SKD? Yus mengatakan,
kesulitan tersebut relatif. Namun ia optimis para pelamar akan mampu menjawab soalsoal yang ada dalam tes SKB. ‘’Karena ini menukik langsung formasi yang dilamar. Kami optimis, karena ini sesuai latar belakang pendidikannya. Bersambung ke hal 11
TO K O H Rp1,2 Triliun Benahi Pendidikan
H. Muh. Suruji (Suara NTB/dok)
TAHUN 2019 mendatang, Pemprov menggelontorkan dana sebesar Rp1,2 triliun untuk membenahi sektor pendidikan. Dana sebesar itu akan diprioritaskan untuk peningkatan mutu dan sarana prasarana pendidikan di NTB. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB, Drs. H. Muh. Suruji yang dikonfirmasi Suara NTB di Mataram kemarin menegaskan, anggaran pendidikan yang dialokasikan dalam APBD sudah berada di atas angka 20 persen. ‘’Di Dinas Dikbud saja Rp1,2 triliun dari Rp5,4 triliun APBD. Bersambung ke hal 11
(Suara NTB/ist)
GOTONG ROYONG - Warga gotong royong dibantu KPH Empang membersihkan sisa sisa banjir di Empang Atas.
(Suara NTB/ist)
DAMPAK - Dampak banjir di salah satu desa di Tarano.
Empang Diterjang Banjir
Tiga Hanyut, Belasan Rusak dan Ribuan Rumah Terendam Sumbawa Besar (Suara NTB) Intensitas hujan yang tinggi di bagian timur Sumbawa pada Kamis (6/12) malam lalu, mengakibatkan banjir di Kecamatan Empang dan Tarano. Dampaknya, ribuan rumah terendam, belasan rusak berat dan tiga hanyut. Banjir yang menerjang tujuh desa itu, juga merendam tambak garam serta tambak bandeng di wilayah setempat. Informasi sementara yang dihimpun Suara NTB, di Kecamatan Empang terdapat belasan dusun yang tersebar di lima desa terdampak
banjir. Air tidak hanya menggenangi rumah warga, namun juga kantor kecamatan, masjid dan juga sekolah ikut terendam. Bahkan juga terdapat rumah yang hanyut dan rusak. Sedangkan di Kecamatan Tarano, terdapat empat dusun tersebar di dua desa yang terdampak. Selain itu sekitar puluhan hektar tambak garam dan belasan hektar tambak bandeng juga terendam. Sehingga para petani setempat merugi, diperkirakan totalnya mencapai ratusan juta rupiah. Bersambung ke hal 11
Tinggi, Jumlah Anak Berisiko Kena Campak di NTB Mataram (Suara NTB) Hampir setengah juta atau 457.122 anak di NTB berisiko tinggi kena penyakit campak. Pasalnya, mereka belum mendapatkan imunisasi campak dan rubella. Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan (Dikes) NTB, L. Budarja, SKM, M.Kes menyebutkan, dari 1.398.929 anak usia 5 bulan sampai 15 tahun yang wajib diimunisasi. Baru sebanyak 941.807 anak yang sudah diimunisasi campak dan rubella. Artinya, sebanyak 457.122 anak di NTB yang belum divaksin. Budarja mengatakan ratusan ribu anak-anak yang
belum diimunisasi tersebut berisiko tinggi kena penyakit campak. ‘’Yang tidak melakukan imunisasi ini berisiko tinggi kena campak dan rubella. Satu-satunya jalan, dia harus divaksinasi untuk mencegah campak dan rubella,’’ kata Budarja dikonfirmasi usai pertemuan di Ruang Kerja Wakil Gubernur NTB, Jumat (7/12). Berdasarkan data Dikes NTB, sebanyak empat kabupaten/kota yang masih merah capaian imunisasi campak dan rubella. Antara lain, Lombok Barat, dari target 187.156 anak yang harus diimunisasi, baru tercapai 99.588 anak atau 53,21 persen. Bersambung ke hal 11
Pengacara Nuril Ungkap Kejanggalan Putusan MA Mataram (Suara NTB) Setelah menerima salinan putusan, tim pengacara Baiq Nuril Maknun (36) membeberkan kejanggalan putusan Mahkamah Agung (MA). Salah satunya, hakim tidak mempertimbangkan fakta persidangan di pengadilan tingkat pertama dalam memutus Baiq Nuril melalui putusan kasasi. Sebelumnya, setelah menerima salinan putusan MA awal pekan kemarin, tim pengacara langsung gelar perkara membedah isi putusan. Satu per satu dikaji untuk menelisik kemungkinan kesalahan hakim sehingga menjatuhkan putusan enam bulan penjara dan denda Rp 500 juta kepada ibu
dua anak itu. Koordinator tim pengacara Baiq Nuril, Joko Dumadi, SH.,MH menilai, dalam putusan MA tidak mempertimbangkan fakta persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Mataram. Dimana, kata dia, Nuril tidak terbukti mendistribusikan atau mentransmisikan rekaman yang mengandung asusila. ‘’Namun putusan kasasi justru membenarkan Nuril mentransmisikan rekaman tersebut. Laptop itu milik saksi IM (Imam Mudawin), termasuk kabel data. Putusan ini jauh dari ekspektasi kita,’’ bebernya, Jumat (7/12). Bersambung ke hal 11
(Suara NTB/ars)
SALINAN - Koordinator tim pengacara Nuril Joko Dumadi menunjukkan salinan putusan MA, Jumat kemarin.