HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000
SUARA NTB
KAMIS, 8 AGUSTUS 2019
Pengemban Pengamal Pancasila
16 HALAMAN NOMOR 122 TAHUN KE 15 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Pembangunan Bandar Kayangan
Lahan Dibayar Lunas, Masyarakat akan Punya Saham
NTB Alami Suhu Terendah Hingga 16 Derajat Mataram (Suara NTB) Suhu udara di NTB terus mengalami perubahan. Oktober 2018 lalu, suhu panas di NTB mencapai puncak tertinggi pada 33 derajat celcius. Agustus 2019, sebaliknya suhu udara pada titik terendah 16 derajat celcius. Ini menyebabkan suhu udara jauh lebih dingin dari biasanya. ‘’Di awal bulan Agustus 2019, suhu terendah tercatat di tanggal 5 Agustus kemarin. Bersambung ke hal 15
TO K O H PR Masih Banyak
(Suara NTB/ist)
Hj. Sitti Rohmi Djalilah
WAKIL Gubernur (Wagub) NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah menargetkan, tahun 2020 mendatang tidak ada lagi Posyandu Pratama di NTB. Kemudian pada 2023, seluruh posyandu ditargetkan menjadi Posyandu Mandiri atau Posyandu Keluarga. Program revitalisasi Posyandu yang sedang digalakkan Pemprov NTB ini tujuannya untuk mendeteksi masalahmasalah kesehatan dan sosial mulai dari tingkat dusun/desa. Diharapkan, dengan revitalisasi Posyandu, kasus stunting yang masih tinggi di NTB, mencapai 33 persen pada 2018 dapat terus ditekan. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/dok)
Mataram (Suara NTB) Investor asal Korea, Sungdong Industry Holding akan melakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan industri galangan kapal dan kota baru di Bandar Kayangan, Kabupaten Lombok Utara (KLU) pertengahan September mendatang. Untuk merealisasikan investasinya yang mencapai Rp14 triliun, Sungdong membutuhkan lahan seluas 1.000 hektare.
H. Ridwan Syah
Asisten II Perekonomian dan Pembangunan Setda NTB, Ir. H. Ridwan Syah, MM, M. Sc, M.TP menjelaskan, kerjasama pembangunan Bandar Kayangan dilakukan melalui pola P4 (people, public, private, partners h i p ) . Artinya,
lahan masyarakat akan dibeli dengan harga pasaran dan dibayar lunas. Selain itu, masyarakat eks pemilik lahan juga akan mempunyai saham di anak perusahaan PT. Diamar Mitra Kayangan, sebagai pengelola kawasan Bandar Kayangan. ‘’Tanah dibeli harga pasar, dibayar lunas. Eks pemilik tanah diberi rumah layak gratis di dalam kawasan Bandar Kayangan. Itu juga diorgan-
isasikan dalam koperasi mendapat saham 10 persen pada PT Properti, anak perusahaan PT. Diamar Mitra Kayangan,’’ kata Ridwan dikonfirmasi Suara NTB, Rabu (7/8) siang. Dijelaskan, masyarakat pemilik tanah, melalui pembentukan koperasi, akan memiliki 10 persen saham dari anak perusahaan PT. Diamar Mitra Kayangan. Sehingga seberapa besar berkembang-
nya Bandar Kayangan ini nantinya, para eks pemilik tanah tetap akan mendapatkan dividen. ‘’Jadi mereka tidak kemudian transaksi sekali, tapi menjadi kepemilikan yang diwariskan terus-menerus. Ini yang ditawarkan,’’ terangnya. Dijelaskan, kota baru Bandar Kayangan intinya ada dua bagian. Pertama, sebagai penggerak ekonomi yaitu kawasan pelabuhan internasional (port), kawasan industri dan kilang minyak. Dari aktivitas ini, PT. Diamar Mitra Kayangan tidak mencari untung, yang penting ada investasi yang masuk dan membuka lapangan kerja di Bandar Kayangan. Bersambung ke hal 15
Lima Rumah Sakit Turun Kelas Tetap Ikuti Sistem Rujukan Berjenjang Mataram (Suara NTB) Lima rumah sakit milik Pemda di NTB yang turun kelas dari tipe C ke tipe D tidak akan mempengaruhi pelayanan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Pasalnya, sistem rujukan berjenjang memang telah diterapkan sejak sebelum program JKN berlangsung. Demikian diungkapkan, Kepala BPJS Kesehatan Cabang Mataram, dr. Muhammad Ali, kepada Suara NTB, kemarin. Ia menerangkan bahwa BPJS selaku penyelenggara program JKN tidak
(Suara NTB/bay)
Muhammad Ali
berhubungan secara langsung dengan turun kelasnya rumah sakit tersebut. Mengingat sistem rujukan berjenjang memang telah diterapkan sejak sebelum program JKN berlangsung. ‘’Jadi intinya (ini) mengatur sistem rujukan bertahap sesuai dengan kompetensi dari masing-masing fasilitas kesehatan yang ada,” ujar Ali. Sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1 Tahun 2012, disebut Ali bahwa peserta memang harus mengakses fasilitas kesehatan (Faskes) tingkat pertama terlebih dahulu. Bersambung ke hal 15
Kejaksaan Usut Ganti Rugi Rp2,7 Miliar Lahan LCC Mataram (Suara NTB) Penyidikan dugaan korupsi lahan Lombok City Center (LCC) Lombok Barat (Lobar) dikerucutkan pada ganti rugi lahan dan bangunan senilai Rp2,7 Miliar. Ganti rugi sebesar itu diberikan PT Bliss selaku pengelola LCC kepada PT. Tripat atasnama Pemda Lombok Barat atas penggunaan eks gedung dan lahan milik Dinas Pertanian (Distan).
Nilai Rp 2,7 miliar itu adalah sebagian dari nilai pembayaran atas kesepakatan operasional antara PT. Bliss Pembangunan Sejahtera dengan PT. Tripat. Saat itu PT. Bliss juga membayar dengan nilai total perjanjian sewa mencapai Rp 94 miliar yang menjadi penyelidikan awal Kejati NTB. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/kir)
TELUK AWANG - Kapal-kapal penangkap ikan yang merapat di Teluk Awang, Lombok Tengah.
Lombok Dijadikan Klaster Industri Perikanan Tangkap Mataram (Suara NTB) Pulau Lombok dijadikan klaster industri perikanan tangkap di NTB. Pelabuhan Perikanan Teluk Awang akan menjadi pusat industri pengolahan dan ekspor hasil peri-
kanan tangkap. ‘’Klaster pembangunan perikanan kelautan itu sekarang minapolitan Lombok. Kita ingin lokomotifnya industri perikanan tangkap. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/Dinas Sosial)
ANTRE - Warga terdampak kekeringan di Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur, antre mengambil jatah distribusi air bersih dari Tim Tagana Dinas Sosial NTB. Berita selengkapnya di halaman 15.
Gali Situs Kerajaan Kuno Pamatan
Pemprov Gandeng Badan Geologi dan Puslit Arkenas Mataram (Suara NTB) Pemprov NTB akan menggandeng Badan Geologi Kementerian ESDM dan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) Kemendikbud untuk menggali situs kerajaan kuno Pamatan di Desa Tanak Beak, Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah (Loteng). Penggalian awal situs kerajaan kuno yang tertimbun letusan Gunung Samalas yang sekarang disebut Gunung Rinjani akan melibatkan para
arkeolog nasional. ‘’Kita akan melakukan ekskavasi awal. Ekskavasi awal itu harus kerjasama dengan tenaga ahli dari Arkeologi Nasional (Arkenas). Nanti kita berkoordinasi dengan Arkenas dan Badan Geologi,’’ kata Sekretaris Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) NTB, Ir.Zainal Abidin, M. Si dikonfirmasi Suara NTB, Rabu (7/8) siang. Sebelumnya, Zainal mendampingi Gubernur NTB, Dr.
H. Zulkieflimansyah, SE, M. Sc dan salah satu Deputi Menko Maritim dan Sumber Daya meninjau lokasi yang diindikasikan sebagai situs kerajaan kuno Pamatan di Desa Tanak Beak, Kecamatan Batukliang Utara, Loteng. Zainal menjelaskan, dalam waktu secepatnya, pihaknya akan berkoordinasi dengan Badan Geologi dan Puslit Arkenas. Karena gubernur telah memerintahkan agar segera dilakukan penggalian awal
terhadap kampung bersejarah tersebut. Ia menuturkan ekskavasi awal dengan melibatkan Badan Geologi dan Puslit Arkenas pernah dilakukan ketika meneliti situs bersejarah di kawasan Gunung Tambora. Apa yang akan dilakukan ini baru tahap awal. Sehingga akan dilakukan koordinasi dengan pemilik tanah. Kemudian Badan Geologi dan Puslit Arkenas. ‘’Nanti yang akan memutus-
kan itu dari Arkenas, di sana ahlinya. Karena itu tak seperti kita menggali sumur,’’ terangnya. Zainal menambahkan, belum diketahui seberapa luas situs kerajaan kuno Pamatan yang ada di lokasi tersebut. Tetapi yang baru kelihatan sekitar 2 hektare. Dalam perkembangannya, bisa saja semakin meluas ke tempat lain. Apalagi kalau di sana ada indikasi bekas pemukiman. Bersambung ke hal 15