Edisi Jumat 08 Februari 2019 | Suara NTB

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000

SUARA NTB

JUMAT, 8 FEBRUARI 2019

Pengemban Pengamal Pancasila

16 HALAMAN NOMOR 276 TAHUN KE 14 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Layanan Perdana Radioterapi RSUD Provinsi NTB Melayani Dua Pasien ALHAMDULILAH, apa yang diharapkan oleh masyarakat NTB untuk memiliki fasilitas lengkap dalam penanganan kanker sudah terwujud. Instalasi Radioterapi RSUD Provinsi NTB yang telah diresmikan akhir tahun 2018 lalu, Rabu (6/2) telah melakukan pelayanan perdana kepada dua orang pasien kanker. ‘’Pelayanan Instalasi Radioterapi di RSUD Provinsi NTB menggunakan teknik radioterapi terkini dengan metode 3D CRT FiF ( 3 dimensi conformal radioterapi field in field) dilakukan pada pasien umum (non-BPJS) dengan kasus kanker paru dan kanker payudara berjalan dengan lancar,’’ ujar dr. Suherman Hadi Saputro, Sp. Onk Rad, Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/Humas RSUD Provinsi NTB)

PELAYANAN - Suasana pelayanan perdana kepada pasien kanker di Instalasi Radioterapi RSUD Provinsi NTB.

Parpol hingga BUMN Diduga Nunggak Pembayaran Material PT.GNE Mataram (Suara NTB) Tunggakan pembayaran material yang ditanggung PT. Gerbang NTB Emas (GNE) masih mengendap di banyak pihak. Tunggakan diantaranya tercatat di partai politik (Parpol) juga Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Jika diakumulasi dengan konsumen lain, nilai piutang Rp6,6 miliar. Tunggakan pembayaran material itu terjadi dalam kurun waktu 2011 hingga 2017. Manajemen PT. GNE awalnya menjalin kerjasama dengan sejumlah instansi pemerintah dan swasta termasuk Parpol dalam bentuk

penawaran produk paving block, buis atau beton sumur, pembatas jalan dengan trotoar atau kantin dan beton drainase atau U-Ditch. Salah satu yang penunggak adalah PDI Perjuangan yang membangun di

Jalan Dr. Soedjono, Lingkar Selatan, Kota Mataram. Pengurus partai meminta droping material paving block untuk halaman kantor. ‘’Nilainya waktu itu sekitar 100 juta lebih,’’ kata sumber Suara NTB, Minggu (3/2). Setelah proses pembangunan selesai, manajemen melalui bidang operasional melakukan penagihan ke pengurus partai. Bahkan permintaan penagihan dilakukan setiap pergantian manajer operasional. ‘’Tapi tidak ada progres pembayaran,’’ kata sumber tadi. Sehingga sampai saat ini

PDIP tercatat jadi penunggak produk usaha PT.GNE. Diduga PT. Pelindo III juga menunggak. BUMN ini meminta dropping paving block senilai Rp 100 juta lebih. ‘’Itu terjadi tahun 2011. Untuk proyek pembangunan lanskap dermaga barang di Pelabuhan Lembar. Penagihan pernah dilakukan, tapi kasusnya pun sama dengan PDIP, tidak ada progres pembayaran.’’ Dua konsumen itu hanya sebagian dari sejumlah pihak yang menunggak produk usaha milik PT.GNE. Bersambung ke hal 15

BAHAN KAYU - Salah satu rumah berbahan kayu yang dibangun sendiri warga Lading Lading, Kecamatan Tanjung, KLU. Mereka mengaku trauma bangunan berbahan beton meski itu bantuan pemerintah.

TO K O H Rp2,2 Triliun Ditargetkan Tuntas KEPALA Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) NTB, Ir. IGB. Sugihartha, MT mengatakan Pemerintah Pusat akan segera menggelontorkan sisa dana bencana untuk pembangunan hunian tetap (huntap) sebesar Rp2,2 triliun pada akhir Februari ini. Kebutuhan dana untuk rehabilitasi dan rekonstruksi 216 ribu unit rumah yang rusak akibat gempa di NTB sebesar Rp5,7 triliun. Pemerintah Pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah menggelontorkan Rp3,5 triliun. Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/ist)

IGB. Sugihartha (Suara NTB/dok)

KO M E N TTAA R Tunggu Sikap GNE JAKSA Pengacara Negara (JPN) pada Kejati NTB menunggu sikap proaktif PT. Gerbang NTB Emas (GNE), terkait penagihan piutang perusahaan yang mengendap hingga Rp6,6 miliar. Wacana pelibatan Kejaksaan itu mengingat berbagai upaya penyelesaian piutang mengendap, tak membuahkan hasil signifikan. Sebagai catatan, tidak hanya kebocoran anggaran Rp 3,1 Miliar, kini perusahaan daerah milik Pemprov NTB itu harus menanggung beban piutang mencapai Rp 6.677.074.025. Bersambung ke hal 15

Trauma Beton, Korban Masyarakat Gempa Mayoritas Pilih Rika Lingkar Hutan Mataram (Suara NTB) Masyarakat terdampak gempa, khususnya di Kabupaten Lombok Utara (KLU), trauma dengan bangunan berbahan beton. Meski yang ditawarkan rumah tahan gempa jenis Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha), namun karena berbahan beton, warga menolak. ‘’Mayoritas warga memang memilih Rika. Ya, memang tidak bisa kita paksanakan mereka memilih Risha. Makanya kita berusaha penuhi permintaan tinggi untuk jenis Rika (Rumah Instan Kayu),’’ kata Kepala Pelaksana BPBD NTB, Ir. H. Mohammad Rum, MT, Kamis (7/2). Menurut Rum, sesuai hasil sensus minat

Rumah Tahan Gempa (RTG), peminat tertinggi untuk berbahan kayu atau jenis Rika. ‘’Khususnya keinginan masyarakat KLU. Sebab mereka di sana terdampak paling banyak, rumah kayu menduduki urutan pertama tingginya permintaan,’’ kata Rum, didampingi Wakil Ketua Konsultan Manajemen Hadi Santoso, ST.,MT. Demi memenuhi kebutuhan itu, pihaknya berkomunikasi dengan sejumlah pengusaha di Pulau Jawa, Kalimantan dan Sulawesi, daerah sumber kayu untuk bahan bangunan. Sebab tidak mungkin membuka peluang penggunaan kayu dalam daerah, karena dikhawatirkan hutan semakin rusak. Bersambung ke hal 15

Masih Terjerat Rentenir Mataram (Suara NTB) Masyarakat lingkar hutan di NTB masih terjerat rentenir akibat terbatasnya akses terhadap permodalan untuk mengembangkan Hasil Hutan Bu-

kan Kayu (HHBK). Masyarakat lingkar hutan menginginkan kehadiran koperasi simpan pinjam agar mereka tak terjerat ‘’bank subuh’’. Bersambung ke hal 15

Pangkas Birokrasi, Pencairan Dana Gempa Berlaku Satu Pintu Dedi Irawan (Suara NTB/dok)

Mataram (Suara NTB) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Korem 162/WB, melibatkan Bank BRI, sepakat mendorong percepatan penanganan rumah korban gempa melalui layanan satu pintu. Cara ini untuk memangkas birokrasi yang panjang dari proses pengajuan sampai dengan pencairan oleh Kelompok Masyarakat (Pokmas). Penerapan pola satu pintu itu dimulai Rabu (6/2) lalu di Lombok Tengah dan Kamis (7/ 2) kemarin di Lombok Timur. Selanjutnya, ujicoba penerapan sama diberlakukan di daerah terdampak lain, Kabupaten Lombok Utara (KLU), Lombok Barat (Lobar), Kota Mataram, Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).

Pelayanan terpadu dimaksud, dibuka di tiap kantor camat masing masing daerah. Pihak Bank BRI diminta hadir memberi pelayanan pencairan. Dalam proses itu, demi menjaga agar tetap menjaga akuntabilitas keuangan tanpa mengabaikan kepentingan korban. Pendampingan dilakukan oleh Kodim masing masing daerah, BPBD, Dinas Perkim, Inspektorat, Polres dan Bank BRI setempat. Hadir juga pada fasilitator. Menurut Danrem 162/WB Kol. CZI.Ahmad Rizal Ramdhani, S.Sos. SH. M.Han, pelayanan satu pintu ini sangat bermanfaat bagi korban gempa khususnya Pokmas yang sudah terbentuk. Mereka berhak segera mendapatkan dana stimulan bagi yang rumahnya rusak

ringan, rusak sedang dan rumah rusak berat. Dana yang sudah masuk ke rekening masyarakat, lewat pelayanan itu, bisa ditransfer ke rekening Pokmas untuk segera digunakan membangun atau perbaikan rumah. ‘’Pelaksanaan pencairan dana bisa langsung dilakukan untuk semua jenis kerusakan dengan syarat adminitrasi lengkap. Sehingga aplikator dapat segera membangun dan memperbaiki rumah yang rusak,’’ kata Danrem, Kamis (7/ 2). Pola ini memang diyakininya akan mempercepat progres pembangunan. Hanya saja, jika ada masyarakat atau Pokmas yang administrasinya belum lengkap, maka akan terkendala pencairan. Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/ist)

CEK - Danrem 162/WB, Ahmad Rizal Ramdhani saat mengecek proses pencairan dana stimulan dengan sistem satu pintu di Lombok Tengah kemarin.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Edisi Jumat 08 Februari 2019 | Suara NTB by e-Paper KMB - Issuu