HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000
SUARA NTB
JUMAT, 7 DESEMBER 2018
Pengemban Pengamal Pancasila
16 HALAMAN NOMOR 227 TAHUN KE 14 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Dari ’’Inspiring Talk With Dr. Zulkieflimansyah’’
Mahasiswa NTB di Polandia Dinilai Paling Aktif, Komunikatif dan Disiplin
(Suara NTB/ist)
yakni lima orang di Collegium Civitas University dan delapan di Vistula University. Mereka kuliah sudah hampir 2 bulan melalui Program Beasiswa NTB yang diluncurkan Zul Rohmi. Melalui kegiatan itu para mahasiswa menyampaikan testimoni atau pengalaman pertamanya selama berada di Polandia. Bersambung ke hal 15
KEHADIRAN Gubernur NTB, Dr.H.Zulkieflimansyah, SE.M.Sc dan rombongan di Warsawa Polandia, Selasa (5/12) disambut hangat mahasiswa NTB. Momen berharga ini dimanfaatkan mahasiswa tersebut untuk menggelar kegiatan bertajuk ‘’InspiringTalkWithDr.Zulkieflimansyah’’. Untuk diketahui ada 13 mahasiswa NTB yang kuliah di Polandia. Mereka tersebar di dua universitas
FOTO BERSAMA - Rombongan Gubernur NTB, H.Zulkieflimansyah foto bersama di Warsawa University of Life Science, salah satu universitas terkenal di Polandia.
Temuan BPK
OPD Nunggak Kerugian Negara Rp17 Miliar
Mataram (Suara NTB) Sedikitnya Rp17 miliar lebih tunggakan kerugian negara jadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemprov NTB. Temuan itu merupakan tindak lanjut hasil pemeriksaan auditor yang statusnya belum selesai sampai November 2018. Inspektorat sebagai perpanjangan tangan, menekankan agar temuan itu segera dilunasi. Nilai itu diketahui sisa dari tindaklanjut temuan BPK yang sudah dilunasi mencapai Rp 78.390.930.348. Dengan persentase penyelesaian mencapai 97 persen. Sedangkan angka Rp 17.246.208.659 adalah sisa yang harus dituntaskan. Meski tingkat penyelesaian ratarata di atas nasional, tapi menurut Inspektur pada Inspektorat NTB, Ibnu Salim, SH.,M.Si, masih ada sisa temuan yang harus dituntaskan. Nilai Rp17 miliar lebih itu menurut dia, angka yang cukup besar dan akan terus menjadi temuan setiap tahun jika tidak dituntaskan.
Sejumlah Warga Luka-luka
(Suara NTB/nas)
Gempa Magnitudo 5,3 5,7 Guncang Lombok Mataram (Suara NTB) Gempa bumi dengan magnitudo 5,3 mengguncang Lombok, Kamis (6/12) sekitar pukul 09.02 Wita. Pusat gempa di darat pada 23 kilometer Barat Laut Mataram pada kedalaman 10 kilometer. Tidak ada korban jiwa, namun beberapa warga dilaporkan mengalami luka-luka. Sejumlah bangunan mengalami rusak ringan. Posko BPBD NTB mengkonfirmasi dampak gempa, guncangan dirasakan kuat selama 5 detik di Kota Mataram dan wilayah lainnya di Pulau Lombok. Masyarakat panik dan keluar dari rumah akibat guncangan bangunan. Warga yang sedang beraktivitas berhamburan ke luar ruangan menyelamatkan diri. Demikian juga para siswa yang sedang belajar, panik lari meninggalkan kelas untuk menyelamatkan diri. Situasi ini memaksa anak-anak sekolah sebagian dipulangkan. ‘’Demikian juga di Kabupaten Lombok Barat dan Lombok Utara, gempa terasa kuat sekitar 4-5 detik. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/dys)
SEMESTER - Akibat gempa, murid MIN 3 Mataram mengerjakan soal semester di halaman dan teras sekolah, Kamis (6/12).
ada yang belum ada progress setoran sama sekali. Seperti Sekretariat DPRD NTB, tiga item dengan nilai Rp 11 juta, Rp 4 juta, Rp 309 juta. OPD lainnya RSUP NTB, temuan kerugian yang belum diselesaikan empat rekanan. Diantaraya nilai Rp 224 juta, Rp 54 juta, Rp 3,1 miliar, serta tanggung jawab direktur dan bendahara mencapai Rp 797 juta. Temuan lainnya BPKAD sejumlah item, diantaranya Rp 41 juta, Rp 4 juta, Rp 237 juta, Dinas Perkebunan Rp 387 juta, Dinas Peternakan Rp 262 juta, Dishubkominfo Rp 104 juta, Rp 7 juta dan Rp 56 juta. Sedangkan BPSDM zero tunggakan setelah melunasi Rp 41 juta. Temuan lainnya pada Dinas Pariwisata untuk tujuh item, dengan rincian Rp 18 juta, Rp 54 juta, Rp 12 juta, Rp 130 juta, Rp 20 juta, Rp 10 juta dan Rp 35 juta. Temuan pada Dikbud Rp 657 juta dan RSJ Mutiara Sukma Rp 110 juta. (ars)
123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 Perbaikan Permanen 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 Jembatan Putus 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 akibat Bencana 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 Butuh Rp120 Miliar 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 Mataram (Suara NTB) 123456789012345678901234567 Sejumlah jalan dan jembatan rusak akibat 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 gempa, banjir dan tanah longsor di NTB pada 123456789012345678901234567 2018 ini. Anggaran untuk perbaikan infrastruk123456789012345678901234567 tur dasar untuk mempermudah akses ekonomi 123456789012345678901234567 masyarakat tersebut membutuhkan anggaran 123456789012345678901234567 sekitar Rp120 miliar. 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR 123456789012345678901234567 NTB, Ir. H. Syahdan, MM mengatakan angga123456789012345678901234567 ran untuk perbaikan permanen infrastruktur 123456789012345678901234567 jalan dan jembatan yang rusak akibat benca123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 na tidak ada yang dialokasikan dalam APBD 123456789012345678901234567 2019. Saat ini, penanganan yang dilakukan 123456789012345678901234567 adalah darurat, dengan membuat jembatan 123456789012345678901234567 darurat di daerah-daerah yang diterjang ban123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 jir dan longsor di Pulau Sumbawa. 123456789012345678901234567 ‘’Iya ndak ada anggarannya tahun 2019. 123456789012345678901234567 Kami di Bina Marga tahun depan, untung ada 123456789012345678901234567 DAK danAPBD totalnya Rp68 miliar,’’ kata 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 Syahdan dikonfirmasi Suara NTB, Kamis (6/ 123456789012345678901234567 12). 123456789012345678901234567 Dalam APBD 2019 sebut Syahdan, angga123456789012345678901234567 ran untuk bina marga hanya Rp14,5 miliar. 123456789012345678901234567 Sedangkan lewat APBN berupa Dana Alokasi 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 Khusus (DAK) sekitar Rp56 miliar. Sehingga 123456789012345678901234567 kurang lebih anggaran untuk penanganan jalan 123456789012345678901234567 hanya Rp68 miliar. 123456789012345678901234567 Anggaran untuk penanganan jalan tersebut 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 sudah ada peruntukannya. Sementara untuk 123456789012345678901234567 penanganan jalan dan jembatan yang rusak 123456789012345678901234567 dan putus akibat bencana belum dialokasikan. 123456789012345678901234567 Selain minimnya alokasi anggaran untuk 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 perbaikan jalan, biaya untuk pemeliharaan 123456789012345678901234567 juga tidak ada. Untuk satu kilometer jalan, 123456789012345678901234567 membutuhkan biaya minimal Rp90 juta untuk 123456789012345678901234567 mempertahankan tingkat kemantapannya. 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 Bersambung ke hal 15 123456789012345678901234567
Soal Dana BOS Buku Madrasah 2018
Kakanwil Kemenag Minta Polisi Usut Kepala Madrasah Mataram (Suara NTB) – Kisruh pembelian buku madrasah mengusik Kanwil Kemenag NTB. Pembina kewilayahan madrasah itu mendukung aparat kepolisian menyelidiki dugaan penyimpangan pengadaan buku yang dibeli dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tersebut. ‘’Saya minta Polda NTB bisa mengusut, membongkar seperti apa penyimpangannya,’’ tegas Kepala Kanwil (Kakanwil) Kemenag NTB, H.Nasrudin dikonfirmasi di ruang kerjanya, kemarin. Kakanwil mendorong Syamsudin Baharuddin baik Polda NTB mau-
pun Ombudsman RI Perwakilan NTB mengusut tuntas pembelian buku yang dananya bersumber dari BOS masingmasing madrasah tersebut. Nasrudin menjelaskan, tiap madrasah memiliki keleluasan untuk memenuhi kebutuhan buku siswa. Memanfaatkan dana BOS. Sebanyak 20 persen dari total dana BOS dapat dipergunakan untuk membeli buku. ‘’Kita harap Polda panggil semua kepala-kepala madrasah ini. Kami pikir Polda ini membantu kita madrasah ini betul-betul, tidak mainmain. (pembelian buku) harus sesuai juknis,’’ ujarnya. Dalam pandangan Nasrudin, pembelian buku umum
K-13 yang kini jadi objek investigasi Ombudsman dan penyelidikan Polda NTB, madrasah bersandar pada harga yang tertera pada ekatalog. Berikut dengan perusahaan penerbit buku. Dia menyebut penerbit yang memasok buku umum ke madrasah diantaranya Balai Pustaka, Tiga Serangkai dan Pustaka Mulia. Harga buku dari penerbit juga dipandu dengan zonasi yang dibuat Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI. Bersambung ke hal 15 H. Nasrudin
(Suara NTB/why)
TO K O H Perlu Langkah Persuasif AKTIVITAS penambangan emas ilegal di Gunung Prabu, Lombok Tengah (Loteng) kian mengkhawatirkan. Bahkan, akibat kerusakan lingkungan yang terjadi mengancam pengembangan sektor pariwisata di Loteng bagian selatan. Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M. Pd mengatakan meskipun kewenangan sektor pertambangan sudah berada di provinsi. Namun, Pemprov tak bisa main gusur masyarakat yang melakukan penambangan. Menurutnya, perlu upaya persuasif dilakukan Pemprov dan Pemkab Loteng menyikapi penambangan ilegal tersebut. Bersambung ke hal 15
‘’Kami sudah melakukan gelar hasil pengawasan Rabu kemarin. Meminta kepada semua OPD yang masih punya catatan tunggakan, agar segera menyelesaikan temuan BPK itu. Namanya temuan, tidak akan terhapus,’’ ujarnya kepada Suara NTB Kamis (6/12). Inspektur menjelaskan, catatan temuan itu dominan pada panitia pengadaan barang dan jasa dan para rekanan. Itemnya soal pengadaan barang dan jasa serta kelebihan pembayaran pada rekanan. Dorongan agar OPD proaktif, sebab berkaitan dengan pencapaian kinerja yang tertuang dalam RPJMD. Bahkan
tahun depan, akan jadi indikator penilaian kinerja utama yang akan dirancang khusus konsepnya di bawah pengawasan gubernur dan wakil gubernur. Jika temuan dibiarkan mengendap, akan terus terakumulasi jadi temuan berikutnya dan tidak akan terhapus dalam catatan BPK dan APIP. Bahkan jika terus tidak ada penyelesaian, bisa saja BPK meneruskan ke Aparat Penegak Hukum (APH). ‘’Karena itu, seluruh temuan harus mendapatkan atensi dan diselesaikan,’’ terangnya. Hal ini berkaitan dengan tugas dan kewenangan Inspektorat untuk mengkoordinasikan tindak lanjut penyelesaiannya sesuai PP Nomor 12 tahun 2004. ‘’Harus ada tindaklanjut dan laporan progressnya ke kami. Tapi kalau memang ada kesulitan, karena berkaitan dengan temuan lama, ya harus dikomunikasikan dengan kami agar dibantu dicari jalan keluarnya,’’ jelas Ibnu Salim. OPD yang jadi temuan itu, bahkan