HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000
SUARA NTB
KAMIS, 7 FEBRUARI 2019
Pengemban Pengamal Pancasila
16 HALAMAN NOMOR 275 TAHUN KE 14 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Pengembangan Industri Olahan
Mataram (Suara NTB) Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd., mengatakan, konsep pengembangan industri olahan yang dilakukan NTB, semuanya bukan industri skala besar. Namun pengembangan industri olahan yang dilakukan skala menengah ke bawah.
Hj. Sitti Rohmi Djalilah
Pengembangan industri permesinan yang dilakukan di Science Technology Industrial Park (STIP) akan diintegrasikan dengan pengembangan IKM-IKM yang bergerak dalam pengembangan industri olahan berbasis produk-produk unggulan daerah NTB. ‘’Konsepnya kita bukan berbicara industri
skala besar semua. Tapi juga kita berbicara industri skala menengah ke bawah. Konsepnya adalah bagaimana agar hasil produksi pertanian, perkebunan, UMKM kita bisa mengolah di sini. Ada nilai tambahnya di NTB sebelum dibawa ke luar daerah,’’ kata Wagub dikonfirmasi Suara NTB, Rabu (6/2) siang. Bersambung ke hal 15
‘’MEMANG harus diidentifikasi dulu apakah pengembangan industri olahan itu, industri skala besar, kecil, menengah. Kalau industri olahan skala besar memang relatif sulit untuk posisi NTB. Artinya, ada tapi satu, dua,” kata Pemerhati Ekonomi Universitas Mataram, Dr. M. Firmansyah, SE, M. Si dikonfirmasi Suara NTB, Selasa (5/2), menanggapi program industrialisasi ini. Ia mengatakan, NTB memiliki banyak industri kecil menengah Bersambung ke hal 15
M. Firmansyah
(Suara NTB/dok)
Integrasikan Industri Permesinan Skala Industri dengan Pengolahan Identifikasi yang akan Dibangun
(Suara NTB/ist)
(Suara NTB/ist)
PENGHARGAAN Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah bersama peraih penghargaan SAKIP yang diserahkan Menpan RB di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu (6/2).
PENGHARGAAN Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah bersama peraih penghargaan SAKIP yang diserahkan Menpan RB di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu (6/2).
TO K O H Jangan Abaikan Akuntabilitas BADAN Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) memantau proses pencairan dana transfer dana bencana di Bank BRI senilai Rp3,5 triliun. Pihak bank diingatkan agar membantu mempermudah proses pencairan bagi korban bencana, namun tanpa mengabaikan akuntabilitas. Pihak BPKP NTB sebelumnya membaca poin dalam surat BPBD NTB yang meminta birokrasi pencairan dana bencana dipangkas, Bersambung ke hal 15
NTB Raih Penghargaan SAKIP dari Menpan RB Mataram (Suara NTB) Pemprov NTB berhasil meraih penghargaan dengan predikat B atau Baik dalam penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( SAKIP) 2018 dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ( PAN & RB). Penghargaan diserahkan oleh Menpan RB, Syafruddin kepada Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah dalam acara Penyerahan Laporan Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota
(Suara NTB/dok)
NTB Peringkat 31 Nasional
(Suara NTB/dok)
Menpan RB mengatakan, melalui implementasi SAKIP, paradigma kinerja pemerintah telah mengalami perubahan. Tidak lagi sekadar pelaksanaan program kegiatan yang dianggarkan. Tetapi melakukan kegiatan dan program dengan cara yang paling efektif dan efisien. Penggunaan anggaran dapat dipastikan mendukung pencapaian tujuan pembangunan dalam skala prioritas. ‘’Penghematan terhadap penggunaan anggaran juga bisa ditekan melalui penghapusan program kegiatan yang tidak mendukung capaian
atau sasaran kinerja yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, orientasi kinerja saat ini mengalami perubahan besar, bekerja tidak hanya membuat laporan atau hanya sekadar untuk menyerap anggaran,’’ ujarnya didampingi Deputi Bidang Reformasi Birokrasi Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan, Muhammad Yusuf Ateh. Turut mendampingi Gubernur NTB dalam penyerahan pengahrgaan itu, Inspektur Inspektorat NTB Ibnu Salim dan Kepala Biro Organisasi, Yusron Hadi. (nas)
72 Warga Positif Terjangkit DBD di Lobar Agus Puruhitaarga Purnomo Widodo
KO M E N TTAA R
H.Manggaukang Raba
Wilayah II, di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu (6/2). NTB meraih penghargaan itu karena dinilai mampu melakukan efisiensi penggunaan anggaran di luar belanja pegawai. Termasuk penggunaan aplikasi e-budgeting untuk penggunaan anggaran serta pelaporan dan pertanggungjawabannya. Pemerintah daerah yang berada dalam wilayah II ini meliputi provinsi dan kabupaten/kota di wilayah Kalimantan, Lampung, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
KEPALA Dinas Perpustakaan dan Arsip NTB, Dr. H. Manggaukang Raba, MM mengungkapkan, tingkat minat baca di daerah ini sangat rendah. Secara nasional, NTB berada pada peringkat 31 dari 34 provinsi di Indonesia. ‘’Minat baca kita sangat-sangat rendah. Dari posisi paling bawah, kita berada pada posisi di atas Papua, Papua Barat dan Sulawesi Utara,’’ kata Manggaukang dikonfirmasi Suara NTB usai penandatangan Bersambung ke hal 15
Empat Warga Meninggal Mataram (Suara NTB) Sebanyak empat warga meninggal dunia akibat terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD) di NTB. Sementara itu, sebanyak 72 warga dinyatakan positif terjangkit DBD di Lombok Barat (Lobar) dari 105 kasus suspect yang ditemukan. ‘’Sampai hari ini 249 kasus suspect DBD di NTB, paling banyak di Lombok Barat. 105 suspect DBD, positif 72 orang. Rata-rata anak-anak yang kena DBD ini,’’ kata Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi, Sp.A dikonfirmasi di Gedung Sangkareang Kantor Gubernur, Rabu (6/2) siang.
Sepanjang Januari 2019 ditemukan 249 kasus suspect DBD di NTB. Dengan rincian Lombok Barat 105 kasus, Lombok Timur 25 kasus, Lombok Tengah 24 kasus, Sumbawa 22 kasus, Kota Mataram 20 kasus, KLU 19 kasus, Kota Bima 16 kasus, Dompu 9 kasus, Bima 6 kasus dan Sumbawa Barat 3 kasus. Data Dikes NTB, sampai saat ini sebanyak empat orang meninggal akibat DBD. Terdapat di Kota Bima 2 orang dan Dompu 2 orang. Penderita DBD yang meninggal ini, kata Nurhandini semuanya anak-anak. ‘’Sekarang sudah masuk pun-
caknya sampai Maret kita waspada,’’ imbuhnya. Pemprov NTB telah bersurat ke bupati/walikota terkait dengan DBD ini. Selain itu, secara khusus Dikes NTB bersurat ke Dinas Dikbud dan Kementerian Agama (Kemenag) agar meminta sekolah melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). ‘’Sekolah-sekolah harus menggalakkan PSN. Kemudian menjadikan guru UKS menjadi Jumantik (Juru Pemantau Jentik). Bersambung ke hal 15
Nurhandini Eka Dewi (Suara NTB/dok)
31 Oknum Anggota DPRD NTB Nunggak Kerugian Negara Rp2,4 Miliar Mataram (Suara NTB) Kasus APBD NTB tahun 2003 diserahkan penanganannya pada Jaksa Pengacara Negara (JPN) melalui jalur non litigasi. Masih ada Rp2,4 miliar kerugian negara yang jadi tunggakan dan belum dilunasi oknum anggota DPRD NTB periode 1999 - 2004 silam. Penyerahan penagihan kerugian negara itu ditandai dengan pemberian Surat Kuasa Khusus (SKK) Dedi Irawan
dari Pemprov NTB melalui Inspektorat kepada JPN Kejati NTB. ‘’Permintaan bantuan khusus memang sudah melalui Inspektorat dalam bentuk SKK. Sekarang tim sedang melakukan kajian dan inventarisir pihak mana saja yang tercatat menunggak,’’ kata juru bicara Kejati NTB, Dedi Irawan, SH.,MH, ditemui di ruangannya, Rabu (6/2). Surat resmi memang sudah diajukan Inspektorat, lengkap dengan instansi dan perorangan yang harus ditagih. Namun masih ada tambahan, karena SKK harus ditanda tangani gubernur. ‘’Kalau naskah SKK sudah turun, tinggal JPN turun lapangan melakukan penagihan,’’ jelasnya. SKK ini diketahuinya sebagai pembaruan
dari kuasa sebelumnya. Sebab setiap tahun SKK harus diubah, selain karena faktor pengurangan jumlah tagihan, juga penambahan objek yang tercatat memiliki piutang. Dalam catatan Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara (Datun) Kejati NTB, kerugian negara yang masih mengendap di mantan anggota dewan dan beberapa anggota dewan aktif mencapai Rp2,4 miliar, dari total Rp2,5 miliar yang ditangani JPN berdasarkan SKK sebelumnya. ‘’Dalam SKK sebelumnya, yang sudah tertagih Rp495 juta. Sehingga masih ada sisa Rp2,4 miliar lebih yang belum tertagih,’’ jelas Dedi Irawan, sesuai informasi dari tim JPN Ikhsan, SH. Bersambung ke hal 15