Edisi Senin 07 Desember 2019 | Suara NTB

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000

SUARA NTB

SENIN, 7 JANUARI 2019

Pengemban Pengamal Pancasila

16 HALAMAN NOMOR 249 TAHUN KE 14 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Pariwisata Desa Mas-Mas Bangkit Pascagempa Pariwisata di desa adalah salah satu sektor yang ikut terpuruk dengan musibah gempa Juli dan Agustus 2018 lalu. Ini dirasakan juga warga Desa Mas Mas, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah. Desa wisata yang menjual panorama alam dan budaya ini kehilangan tamu enam bulan terakhir.

GANG sepanjang 100 meter diberi julukan ‘gubuk sayur’. Sebab berbagai holtikultura itu tumbuh subur, membentuk lengkungan sayur yang mengikuti lekuk bambu.

Wisatawan dan para akademisi menjadikannya objek pemandangan dan penelitian. Namun dua tahun bertahan, bambu ambruk. Salah satu objek wisata di desa itu hi-

lang. Rupanya itu cobaan kecil. Gempa beruntun Juli hingga Agustus adalah cobaan terberat. Tiga, bahkan empat bulan terakhir wisatawan sepi. Wisata Desa Mas-Mas

adalah pariwisata minat khusus. Kesamaan dengan market wisata lain, menjual panorama alam desa dan kultur sosial setempat. Bersambung ke hal 11

(Suara NTB/ars)

OBJEK WISATA - Seorang warga mencari ikan menggunakan rakit di tengah danau, Sabtu (5/1). Danau dengan permukaan air tenang itu dijadikan objek wisata Desa Mas Mas.

(Suara NTB/ars)

KAMPUNG WISATA - Kepala Desa Mas Mas Habiburrahman Yusuf Akbar menuntun ke gang Dusun Selusuh, salah satu kampung yang jadi pusat home stay wisatawan.

Usut Dana Transfer Rumah Korban Gempa

Polda NTB akan Lanjutkan Pemanggilan Kepala BPBD di Sumbawa Investasi di NTB Tak Merata DINAS Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) mengakui bahwa realisasi investasi di NTB masih belum merata di 10 kabupaten/kota. Kabupaten/kota di ujung timur NTB, seperti Bima dan Kota Bima, realisasi investasi masih sedikit dibandingkan daerah lainnya di NTB. Kepala DPMPTSP NTB, Drs. H. L. Gita Ariadi, M. Si mengatakan, untuk menggaet investasi ke suatu daerah maka perlu diciptakan iklim investasi. Menurutnya, banyak faktor yang me(Suara NTB/dok) mengaruhi. H. L. Gita Ariadi Ia mencontohkan seperti Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) menarik sebagai tempat investasi karena di sana berdiri perusahaan pertambangan. Berdasarkan UU No. 4 Tahun 2009 tentang Minerba, Bersambung ke hal 11

KO M E N TTAA R Daerah Rawan Konflik Pemilu BADAN Pengawas Pemilu (Bawaslu) NTB mengidentifikasi daerah rawan konflik terkait Pilpres dan Pileg 2019. Daerah itu, Lombok Timur, Kota Bima, Kabupaten Bima dan Dompu. Kerawanan dimaksud terkait teknis pemilu dan dampak sosial yang menyebabkan gangguan pada pemilu. Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Bawaslu RI sebelumnya menetapkan Lombok Timur sebagai daerah rawan konflik. ‘’Berdasarkan rekapitulasi indeks kerawanan itu, Lotim memang termasuk rawan. Banyak faktor, tapi umumnya terkait teknis kepemiluan,’’ kata Ketua Bawaslu NTB, Khuwailid, S.Ag.,MH kepada Suara NTB akhir pekan kemarin. Bersambung Khuwailid ke hal 11 (Suara NTB/ars)

‘’Informasi dari Direskrimsus, memang ada pemanggilan pemanggilan Kepala BPBD yang ada di Lombok. Tentunya yang di Sumbawa juga akan dipanggil, tapi kan masih bertahap,’’ kata Kabid Humas Polda NTB, AKBP I Komang Suartana, SIK kepada Suara NTB Minggu (6/1). Pemanggilan bertahap dilakukan setelah Kepala BPBD yang daerahnya terdampak di Lombok sudah habis dimintai keterangan. Pada gilirannya, kata Kabid Humas, pejabat BPBD di KSB dan Sumbawa tidak luput dari klarifikasi. “Karena dana bencana kan sampai ke sana juga,” ujarnya. Namun Suartana tak bisa menjelaskan detail materi klarifikasi. Intinya, kata dia, penyidik ingin

mendapat gambaran dana bencana yang diterima dari pemerintah pusat dan realisasinya. Sementara pejabat BPBD yang sudah dipanggil diantaranya Kepala BPBD Lombok Timur, Kepala BPBD Lombok Tengah, H. Muhammad, Kepala BPBD Lombok Batat, H. Mohammad Najib dan Kepala BPBD Kota Mataram, Dedi Supriyadi. Setelah tuntas klarifikasi, akan dilanjutkan pendalaman keterangan saksi dan bukti yang dikumpulkan penyidik. Bisa jadi hasil penyelidikan awal itu akan jadi bahan gelar perkara dan konsultasi ke Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Bersambung ke hal 11

Ada Sanksi, Tak Pecat ASN Mantan Napi Korupsi Mataram (Suara NTB) Eksekusi Surat Keputusan Bersama (SKB) Mendagri, Men PANRB dan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) ditindaklanjuti berbeda-beda di NTB. Pemprov NTB dan sejumlah kabupaten/kota tak melakukan pemecatan terhadap ASN mantan napi korupsi tetapi merumahkan mereka dan tak digaji sampai ada putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Namun, ada juga Pemda yang memecat langsung ASN mantan napi korupsi, seperti Pemkot Mataram.

Berdasarkan SKB tersebut, bagi Pejabat Pembina Kepegawaian daam hal ini gubernur dan bupati/walikota yang tak melakukan pemecatan akan dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dikutip dari laman menpan.go.id, Kepala Biro Hukum Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Dr. Widodo Sigit Pudjianto, SH, MH menyebutkan hasil monitoring dan evaluasi SKB Mendagri, Men PANRB dan BKN. Bersambung ke hal 11

(Suara NTB/Dok BPBD Provinsi NTB)

KORBAN - Warga korban gempa bumi yang rumahnya rusak berat di Gunungsari, Lombok Barat berdiri di samping lokasi pendirian rumah Risha, yang dibiayai dari dana rekonstruksi transfer pemerintah pusat, Desember lalu.

NTB Minta Tambahan Kuota Haji ke Pusat

(Suara NTB/dok)

H. Nasruddin

Praya (Suara NTB) Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) NTB tengah mengupayakan penambahan kuota haji tahun 2019 ke pemerintah pusat. Menyusul adanya tambahan sekitar 10 ribu kuota haji dari pemerintah Arab Saudi bagi Indonesia pada musim haji tahun ini. Hal itu diungkapkan Kepala Kanwil Kemenag NTB, H. Nasruddin, S.Sos.M.Pdi., kepada Suara NTB, Sabtu (5/1). Diakuinya, untuk kuota haji NTB sendiri memang sudah ditetapkan sekitar 4.510 orang. Sama dengan kuota haji tahun sebelumnya. Namun pihak Kemenag NTB mengaku masih ada peluang untuk bisa menambah kuota haji tersebut. Karena ada kuo-

ta tambahan yang diberikan oleh pemerintah Arab Saudi bagi Indonesia. “Inilah yang tengah kita upayakan. Bagaimana supaya NTB bisa memperoleh kuota haji tambahan tersebut,” ujarnya. Mengingat, daftar antrean haji di NTB cukup panjang. Mencapai 28 tahun. Sehingga dengan kuota tambahan tersebut bisa memangkas daftar antrean haji di NTB. Terutama haji reguler. Sehingga pihaknya berharap jika memang ada tambahan kuota haji nantinya, kuota haji reguler yang ditambah. Bukan kuota haji khusus. Karena kalau kuota haji khusus yang ditambah, sama saja tidak akan mengurangi daftar tunggu haji regular NTB. Bersambung ke hal 11

Ribuan Hektare Kawasan Hutan Ditanami Jagung Mataram (Suara NTB) Data Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB menyebutkan seluas 316.364,2 hektare lahan di kawasan hutan di NTB ditanami jagung. Akibatnya, banyak hutan yang dibabat oleh masyarakat untuk ditanami tanaman semusim seperti jagung. Atas kondisi hutan seperti ini, ancaman banjir dan longsor menghantui. ‘’Akan kelihatan dampaknya kerusakan alam itu. Memang kerusakannya cukup tinggi. Potensi bencana masih cuk-

up tinggi, kalau sehari semalam, pasti banjir. Harus siap-siap,’’ kata Kepala Dinas LHK NTB, Ir. Madani Mukarom, M. Si. Madani menyebutkan, luas lahan kritis di NTB sebanyak 578 ribu hektare. Dari jumlah tersebut seluas 316 ribu hektare berada di dalam kawasan hutan. Luasnya kawasan hutan yang rusak, kata Madani akibat adanya perambahan dan illegal logging. Ia mengatakan, kesadaran masyarakat sekitar hutan masih sangat rendah. Bahkan ketika petugas Ke-

satuan Pengelolaan Hutan (KPH) bersama aparat mengingatkan, malah dibawakan parang dan golok oleh masyarakat. Hal ini terjadi terutama di wilayah Dompu dan Bima. ‘’Upaya kami tetap melakukan dengan jumlah personel yang terbatas tadi. Dengan akses yang terbatas. Saya perintahkan 24 jam bekerja petugas kami itu. Ada juga masyarakat yang belum mau, kita dihadang. Mereka bawa golok, parang di Dompu dan Bima,’’ katanya. Madani menyebutkan,

jumlah petugas pengamanan hutan (Pamhut) yang ada saat ini sebanyak 430 orang. Dengan luas hutan NTB yang mencapai 1,071 juta hektare, rasio jumlah petugas 1 : 2200 hektare. Artinya, satu Pamhut menjaga 2.200 hektare. Idealnya seperti Pulau Jawa, kata Madani satu pamhut menjaga 50 hektare hutan. Artinya, NTB masih membutuhkan 2.200 Pamhut lagi. ‘’Minimal nanti satu petugas 500 hektare, jadi 2.200 petugas dibutuhkan,’’ sebutnya. (nas)

Madani Mukarom

(Suara NTB/dok)

TO K O H

Mataram (Suara NTB) Setelah meminta klarifikasi sejumlah Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD di Pulau Lombok, penyidik Ditreskrimsus Polda NTB akan bergeser ke Pulau Sumbawa. Mengingat aliran dana bencana juga masuk ke Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) dan Sumbawa sebagai daerah terdampak.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.