Edisi Jumat 6 Desember 2019 | Suara NTB

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000

SUARA NTB

JUMAT, 6 DESEMBER 2019

Pengemban Pengamal Pancasila

16 HALAMAN NOMOR 224 TAHUN KE 15 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Menkes Dukung Penuh Pengembangan ’’Medical Tourism’’ di NTB

Mataram (Suara NTB) Menteri Kesehatan (Menkes), Letjen TNI (Purn) Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad (K) mendukung penuh pengembangan medical tourism (wisata kesehatan) di NTB. Pengembangan medical tourism bukan saja di RSUD Provinsi NTB dan RSUD Kota Mataram, tetapi akan didorong seluruh rumah sakit yang ada di NTB memiliki keunggulan yang dapat dijual menjadi medical tourism. ‘’Iya dong (mendukung),’’ kata Terawan dikonfirmasi usai meninjau pelayanan kesehatan di RSUD NTB, Kamis (5/12). Ia menyebutkan, medical tourism ada dua, yakni medical traveller dan helath torurism. Medical traveller kaitannya dengan penyediaan sarana dan pelayanan kesehatan bagi wisatawan yang berkunjung ke NTB. Karena mereka datang berlibur, tidak menutup kemungkinan kena sakit, cedera, luka dan lainnya. ‘’Semua sarana kesehatan (mendukung medical tourism) di sini sudah siap saya kira. Saya melihat (secara langsung) tadi,’’ katanya. Pada kesempatan tersebut, Menkes meninjau ruang pelayanan radioterapi yang menjadi unggulan RSUD NTB. Pelayanan radioterapi menjadi unggulan rumah sakit milik Pemprov NTB itu dalam mengembangkan medical tourism.

Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi, Sp.A, MPH mengatakan, pengembangan medical tourism bukan hanya di RSUD NTB. Tetapi semua rumah sakit yang ada akan digagas memiliki keunggulan masing-masing. Ia mencontohkan seperti RSUD Kota Mataram yang memiliki pelayanan unggulan terapi oksigen hiperbarik. Kemudian RSUD NTB memiliki keunggulan pelayanan radioterapi. ‘’Nanti kita akan cari rumah sakit lain apa keunggulannya. Itu yang akan kita jadikan sebagai medical tourism, yang kita jual bersama-sama,” ujarnya. Eka mengatakan tidak semua daerah di Indonesia dijadikan medical tourism oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/nas)

TINJAU - Menkes Terawan Agus Putranto saat meninjau fasilitas pendukung RSUD NTB, Kamis (5/12) siang.

Mahasiswa Turun ke Desa Laporan Penanganan Jabatan Kadiskominfotik NTB Penurunan Angka Kemiskinan Stunting Jadi Syarat Diprediksi Lebih Cepat Banyak Peminat Pencairan DD 2020 Mataram (Suara NTB) Hari kedua pembukaan seleksi terbuka dua Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov NTB, jabatan Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) paling banyak peminat. Bersambung ke hal 15

TO K O H Turunkan dengan Kearifan Lokal

ribuan kelompok mahasiswa KKN dimanfaatMataram (Suara NTB) Pelibatan kampus dalam memberantas kan, bisa langsung menyelesaikan persoalan desa, saya kira itu cukup efektif mengentaskan kemiskinan dinilai sebagai langkemiskinan,’’ kata Firmansyah dikonfirmasi kah terobosan bagus. AkadeSuara NTB, Kamis (5/12) siang. misi Universitas Mataram, Menurutnya, pelibatan ribuan mahaDr. Firmasyah, SE, M. Si siswa untuk menyelesaikan persoalan kemeyakini akan terjadi permiskinan merupakan kekuatan yang cepatan penurunan angka sangat dahsyat. Namun, harus disiapkan kemiskinan dengan adanya konsepnya ketika mereka berada di lapangelombang besar mahagan. Bila perlu, kata Firmansyah, sebesiswa ang diterjunkan ke lum mahasiswa diterjunkan ke desadesa-desa miskin di NTB. desa yang miskin, harus diberikan ‘’Potensi mahapelatihan terlebih dahulu. siswa yang besar ini ‘’Pemerintah kan punya tarmemang selama get capaian. Target capaian ini belum diitu disosialisasikan ke mahamanfaatkan. siswa. Untuk mencapai tarJalan masget capaian itu, apa langkah ing-masing yang dilakukan. Lebih baantara kagus lagi kalau langkah itu mpus dan disupport dengan propemeringram dan pengangtah daergaran. ah. ArtiBersambung nya kalau M.Firmansyah ke hal 15 potensi

Mataram (Suara NTB) Mulai 2020 mendatang, pencairan Dana Desa (DD) tahap III dipersyaratkan bagi seluruh desa untuk melaporkan progres penanganan stunting. Tahun 2019, persyaratan ini hanya diberlakukan di Lombok Tengah. Namun pada 2020 mendatang, semua desa yang berada di delapan kabupaten di NTB wajib melaporkan progres penanganan stunting sebagai syarat pencairan DD tahap III. ‘’Kalau nanti tahun depan, tak akan cair DD-nya jika tidak melaporkan progres penanganan stunting. Karena itu syaratsyarat pencairan,’’ kata Kepala Bidang Pemerintahan Desa DPMPD Dukcapil NTB, Hendra Saputra, S. STP dikonfirmasi Suara NTB, kemarin.

Ia menyebutkan, lima kegiatan yang harus masuk dalam penanganan konvergensi stunting yang harus dialokasikan anggarannya lewat DD. Yaitu, ibu hamil, sanitasi, air bersih, PAUD dan sarana kesehatan dan jaminan sosial untuk bayi selama seribu hari pertama kehidupan. Sesuai RPJMN 20192024, menekankan kepada pengembangan sumberdaya manusia. Sehingga alokasi DD juga akan dititik beratkan pada pemberdayaan masyarakat. Tahun-tahun sebelumnya, sekitar 70 persen DD dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur di desa. Mulai tahun depan diharapkan DD dialokasikan lebih besar untuk pemberdayaan masyarakat. Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/dok)

MENTERI Kesehatan (Menkes) RI, Letjen (Purn) Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad (K), berkunjung ke NTB dengan salah satu misi utama melihat kasus stunting yang masih terjadi di daerah ini. Hal tersebut untuk menyukseskan program Presiden RI, Joko Widodo, untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) maju dan unggul pada 2024 mendatang. ‘’Yang paling penting (bagaimana ini) berm a k n a (atau) tidak terhadap penurunan angka stunting,’’ ujar Terawan, Kamis (5/12) saat berkunjung ke RSUD NTB. Bersambung Terawan Agus Putranto ke hal 15 (Suara NTB/her)

KO M E N TTAA R

Kaji Penghematan Anggaran BADAN Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) NTB belum berani menyebutkan besaran penghematan anggaran daerah apabila jabatan eselon III dan IV dihapus. Pasalnya, kajian dari Biro Organisasi Setda NTB tentang penghapusan atau pemangkasan jabatan struktural eselon III dan IV masih belum final. ‘’Belum ada kajian. Belum kita kaji karena di Biro Organisasi belum final,’’ kata Plt Kepala BPKAD NTB, Drs. H. Zainul Islam, MM dikonfirmasi Suara NTB, Kamis (5/12). Zainul mengatakan, rencana penghapusan jabatan eselon III dan IV tersebut bu(Suara NTB/dok) kan pemangkasan. Tetapi H. Zainul Islam pengalihan pejabat dari jabatan struktural eselon III dan IV menjadi pejabat fungsional. Diketahui, pejabat eselon III dan IV yang ada saat ini mendapatkan fasilitas kendaraan dinas, baik roda dua dan roda empat. Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/rus)

SEMBALUN – Inilah lahan pertanian di Sembalun, Kabupaten Lombok Timur yang subur. Beragam hortikultura bisa dibudidayakan di wilayah ini. Seperti bawang putih, bawang merah dan tanaman lainnya. Ke depan, lahan pertanian di Sembalun ini dikhawatirkan tidak bisa seproduktif seperti sekarang, karena terancam mengalami kekeringan permanen. Apalagi sekarang ini sumber mata air di Sembalun makin menyusut.

Kunjungi NTB, Menkes Bahas Stunting hingga Peran Posyandu Praya (Suara NTB) Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Dr.Hj.Sitti Rohmi Djalilah bersama Ketua Dekranasda NTB Hj.Niken Saptarini Zulkieflimansyah makan siang bersama Menteri Kesehatan RI, Letjen (Purn) Dr.dr.Terawan Agus Putranto bertempat di ruang VIP Lombok International Airport (LIA), Kamis (5/12) siang. Dalam suasana yang penuh keakraban itu, turut mendampingi Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi, Sp. A, MPH. Menkes melakukan sejumlah kegiatan di Lombok seperti meninjau RSUD Provinsi NTB dan Puskemas Kuripan, Lombok Barat (Lobar). Bagi Terawan, kedatangannya ke NTB tidak lengkap rasanya kembali ke Jakarta sebelum menikmati ayam taliwang. ‘’Saya paling senang kalau diajak makan, apalagi menunya bebalung dan ayam taliwang,’’ ungkap Menkes sam-

bil tertawa lepas. Di sela-sela makan siang, Terawan berbincang santai dengan Wagub membahas stunting dan program Posyandu. Terawan mengatakan, dalam RPJMN 2020-2024, penekanan angka stunting ditargetkan menjadi 19 persen pada 2024 dari yang saat ini 30,8 persen sesuai data Riskesdas 2018. Terawan mengaku upaya ini harus dilakukan dengan semaksimal mungkin dengan intervensi gizi spesifik dan sensitif. Strategi nasional dalam menurunkan stunting dilakukan dengan intervensi gizi spesifik atau langsung menyasar anak. Yakni, untuk anak dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Upaya yang dilakukan di antaranya pemberian obat atau makanan untuk ibu hamil atau bayi berusia 0 sampai 23 bulan. Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/humasntb)

BERKUNJUNG - Menkes, Terawan foto bersama dengan Wagub NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah, Ketua Dekranasda NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah dan Kepala Dinas Kesehatan NTB, Nurhandini Eka Dewi di Ruang VIP LIA, dalam kunjungannya ke NTB, Kamis (5/12) siang.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.