HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000 Online :http://www.suarantb.com
E-mail: suarantbnews@gmail.com
SUARA NTB
SENIN, 6 NOVEMBER 2017
Pengemban Pengamal Pancasila
16 HALAMAN NOMOR 196 TAHUN KE 13
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Kadistan Bantah Bermasalah Bermasalah
H. Mutawalli
KEPALA Dinas Pertanian Kota Mataram, Ir. H. Muttawali dikonfirmasi Sabtu (4/11), membantah sejumlah indikasi penyimpangan yang menyertai penyaluran bantuan cabai yang bersumber dari Bansos Kementerian Pertanian RI tahun 2017 itu. ‘’Semua item, pupuk, plastik mulsa dan bibit cabai sudah disalurkan sesuai kontrak,’’ tegasnya. Mengenai turunnya bantuan cabai tanpa melalui verifikasi dibantahnya. Penjelasan singkat Mutawalli, pengadaan bibit cabai, mulsa dan pupuk pengadaannya melalui lelang di Unit Layanan Pengadaan (ULP) Bagian Administrasi Pengendalian dan Pembangunan Setda Kota Mataram. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/dok)
(Suara NTB/ars)
CEK - Muhaimin, anggota Kelompok Tani Rembiga Timur mengecek tanaman cabainya. Kelompoknya masuk dalam daftar bantuan Distan Kota Mataram.
’’Gaduh’’ Surat Petani pada Proyek Bibit Cabai di Kota Mataram cabainya itu pekan lalu. Mau tidak mau ia harus membeli sendiri bibit cabai untuk kebutuhan 50 are itu. Muhaimin sudah menanam sejak tiga bulan lalu. Dari menanam di lahan seluas 50 are itu, setelah sekali memanen dan hanya menghasilkan lima kilogram cabai. ‘’Bibit saya beli sendiri, ndak dikasih itu bibit. Nanamnya tiga bulan yang lalu, sudah kemarin sekali panen. Ada lima kilogram, murah-murah harga cabai,” katanya. Muhaimin terlihat pasrah pada bantuan yang tidak sempurna didapatkannya itu. Pada tahun lalu, ia juga menanam cabai. Namun tidak bisa merasakan keuntungan
Penyelidikan kasus pengadaan bibit cabai Kota Mataram tahun 2016 di Kejati NTB, diduga ada indikasi masalah pada pengadaan dan distribusi kepada kelompok tani. Kasus tersebut kini proses hukumnya sedang berjalan, potensi kesalahan sama itu terulang di tahun 2017, dengan alokasi anggaran lebih besar, Rp 4 miliar.
TO K O H Porsi Anggaran Berkurang
(Suara NTB/dok)
KO M E N TTAA R
Surati Menteri LHK MENINDAKLANJUTI instruksi Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo (Jokowi) yang meminta perbukitan yang ada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika supaya dihijaukan. Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi bersurat ke Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Kepala Dinas LHK NTB, Ir. Madani Mukarom, B.Sc.F, M. Si yang dikonfirmasi Suara NTB, Minggu (5/ 11) mengatakan, pihaknya sudah menggelar rapat dengan pihak terkait. KEK Mandalika bukan merupakan kewenangan provinsi tetapi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kementerian LHK. ‘’Pak Gubernur sudah bersurat ke Menteri LHK. Bersambung Madani Mukarom ke hal 15
angnya hanya pupuk yang diterima, sedangkan untuk bibit cabai terpaksa Muhaimin harus merogoh kocek sendiri, meski bibit cabai masuk dalam usulan. Muhaimin mengaku bagian dari kelompok tani Rembiga Timur. Ketuanya Amru, bukan berasal dari Mataram, tapi warga Lombok Tengah. Ia termasuk yang tercatat dalam SK Kepala Dinas Pertanian Kota Mataram Nomor 500/17.H/Diperta tanggal 7 Januari 2017 sebagai kelompok penerima bantuan. Bersa-
Ribuan Hektare Hutan akan Diserahkan ke Masyarakat Mataram (Suara NTB) Ribuan hektare hutan akan diberikan pengelolaannya kepada masyarakat di NTB. Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB menyatakan akan memperketat pengawasan pemberian izin pengelolaan hutan tersebut agar masyarakat tak memperluas lahan garapannya. Kepala Dinas LHK NTB, Ir. Madani Mukarom, B. Sc.F, M. Si menyatakan pemberian izin pengelolaan hutan tersebut merupakan program pemerintah pusat yang disebut program perhutanan sosial. Secara nasional ada 12 juta hektare hutan yang akan diberikan kepada masyarakat. ‘’Kalau di NTB ribuan hektare nanti. Teman-teman KPH lagi proses, ternyata belum ketemu ini. Setiap KPH ada yang seribu hektare, 2 ribu hektare luasnya,’’ kata Madani ketika dikonfirmasi Suara NTB, Minggu (5/11) kemarin. Bersambung ke hal 15
ma anggotanya, dia mengusulkan 7 hektar. Namun setelah diverifikasi bantuan turun hanya untuk 4 hektar. Tapi alih alih turun bantuan seluas 4 hektar, Muhaimin tidak mendapat bantuan bibit cabai sampai musim tanam Juli lalu. Bantuan yang diterima hanya pupuk KCL untuk luasan 50 are. ‘’Kalau ini cuma 50 are. Hanya dikasih pupuk sama KCL saja,’’ kata Muhaimin kepada Suara NTB dalam bahasa daerah, sembari menunjukkan sepetak lahan
Banjir Bandang Terjang Dompu Dompu (Suara NTB) Banjir bandang menerjang Dompu dan merendam sekitar 245 rumah warga di sekitar bantaran Sungai Silo pascahujan lebat disertai angin kencang, Sabtu (4/11) sore. Penyempitan sungai oleh bangunan dan sampah yang dibuang di sungai diduga menjadi pemicu air merendam perumahan warga. Setidaknya empat lingkugan terdampak cukup parah. Yakni Lingkungan Kota Baru, dan Mantro Kelurahan Bada, Kampo Samporo Kelurahan Bali, dan Kampo Sigi Kelurahan Karijawa. Banjir yang datang tiba – tiba, tidak menimbulkan korban jiwa. Airnya pun cepat surut, karena Sungai Nae yang menampung air dari Sungai Silo sudah dinormalisasi. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Dompu, Drs. Imran M Hasan mengatakan, rata-rata pemukiman terdampak berada di sepanjang bantaran Sungai Silo. Bersambung ke hal 15 BANJIR - Tampak pemukiman warga bantaran Sungai Silo terendam banjir, Sabtu (4/11).
Gerak Jalan Sehat Kebangsaan
Untuk Menghargai Jasa Pahlawan Mataram (Suara NTB) Menyambut peringatan Hari Pahlawan 10 November 2017 mendatang, ribuan ASN, para guru, pelajar dan berbagai ele-
men masyarakat mengikuti Gerak Jalan Sehat Kebangsaan, yang di gelar Pemprov NTB, Minggu (5/11). Gerak jalan kebangsaan yang juga digelar ser-
entak di daerah lain di seluruh Indonesia tersebut, mengambil titik start dan finish depan Pendopo Gubernur NTB. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/dok)
LEPAS - Sekda NTB, H. Rosiady H. Sayuti, saat melepas peserta Gerak Jalan Sehat Kebangsaan, Minggu kemarin.
(Suara NTB/ist)
H. Abdul Hadi
TAHUN 2018 mendatang, porsi anggaran untuk pengentasan kemiskinan dipastikan akan berkurang. Pasalnya, beban anggaran Pemprov NTB untuk membiayai Pilkada, proyek percepatan jalan tahun jamak dan gaji guru honorer SMA/SMK dan sektor pendidikan hampir mencapai Rp 1 triliun. “Mungkin porsinya yang akan berkurang, jelas sedotannya (APBD 2018) untuk Pilkada dan hal yang lain. Kalaupun ada mesti ada untuk kegiatan pengentasan kemiskinan dalam bentuk rehabilitasi rumah tidak layak, pemberian modal usaha, Bersambung ke hal 15
SINAR matahari menyengat di area petak sawah di Rembiga Timur, Mataram, Sabtu (28/10) siang. Seorang lelaki paruh baya, Muhaimin, mengenakan caping sedang membersihkan rumput liar di lahan tanaman cabainya. Petakan cabai seluas 50 are itu mendekati panen. Tapi tumbuhnya cabai itu bukan melalui proses mudah. Dia harus menunggu turunnya bantuan pemerintah untuk ditabur di lahan sewaan di pinggir Jalan Adi Sucipto Rembiga Mataram itu. Say-
karena tanamannya terserang penyakit dan terpaksa dicabut tanpa menghasilkan apa-apa. Ia tidak mengetahui apapun tentang bantuan itu. “Saya ndak tahu apa-apa, kalau ndak disuruh sama PPL, tidak tahu dah,” ujarnya. Usulan itu memang sudah dirancang sebelumnya. Mekanismenya sesuai SK Kadistan Kota Mataram. Diawali dengan usulan dari kelompok tani, kemudian diveritikasi dengan tim khusus, bantuan kemudian dipersiapkan. Namun dalam bantuan ini, kata sumber Suara NTB, tak ada tim verifikasi dibentuk untuk mencocokkan usulan dengan bantuan yang turun. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/jun)