HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000
SUARA NTB
SENIN, 6 JANUARI 2020
Pengemban Pengamal Pancasila
16 HALAMAN NOMOR 248 TAHUN KE 15 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Mangkrak, Proyek Jembatan Nasional Tampes Mataram (Suara NTB) Di balik peristiwa jebolnya jembatan darurat Tampes, Desa Selengen, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara (KLU), ada masalah lain. Proyek jembatan utama senilai Rp5 miliar mangkrak. Proyek terhenti setelah kontraktor pelaksana diputus kontrak. Pemutusan kontrak itu sesuai dengan rekomendasi TP4D Kejaksaan Tinggi NTB yang menilai pelaksanaan pekerjaan alami keterlambatan. Sampai dengan Desember 2019, deviasi atau nilai minus pekerjaan kontraktor pelaksana PT. AMB mencapai 57 persen. ‘’TP4D sudah ajukan putus kontrak karena deviasinya sangat besar. Informasinya sudah putus kontrak,” kata juru bicara Kejati NTB Dedi Irawan, SH.,MH akhir pekan kemarin, sesuai informasi dari TP4D. Proyek itu diketahui dampingan TP4D sejak Juni 2019 lalu, sekaligus menjadi akhir program
pengawalan proyek. Tim ini kemudian dibubarkan secara terpusat oleh Jaksa Agung. Dalam temuan TP4D sebelumnya, proyek yang jadi tanggung jawab Pelaksana Jalan Nasional (PJN) IX Mataram pada Balai Jalan Nasional (BPJN) ini, progres pekerjaannya hanya 14 persen. Padahal sudah menjelang akhir tahun 2019 atau memasuki batas waktu sesuai kontrak tanggal 18 Desember 2019. TP4D bersama PPK dan Pengawas proyek sudah tiga kali memanggil kontraktor pelaksana untuk gelar progress pekerjaan dalam Show Cause Meeting (SCM). Bersambung ke hal 11
(Suara NTB/pusdalops)
MACET - Proses perbaikan jembatan darurat Tampes yang sedang proses ujicoba. Jembatan darurat ini dibangun di dekat jembatan utama yang pekerjaannya sedang macet.
NTB Tetapkan Zonasi Budidaya Lobster TO K O H Percepat ’’Speed’’ Birokrasi
H.L.Gita Ariadi
SEKDA NTB Drs. H. L. Gita Ariadi, M. Si mengatakan, asesmen atau uji kompetensi dan evaluasi kinerja seluruh pejabat eselon II merupakan bagian dari proses pembenahan internal birokrasi. Hal itu disampaikan Gita yang juga Ketua Tim Pansel yang dikonfirmasi usai pelaksanaan asesmen seluruh pejabat eselon II Pemprov NTB, Sabtu (4/1) sore. Sebelumnya, kata Sekda, sudah dilakukan seleksi terbuka dua Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (JPTP), yakni Kepala Dinas Perindustrian (Disperin) dan Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) NTB. Bersambung ke hal 11
Mataram (Suara NTB) Potensi benih lobster di NTB cukup besar. Meskipun belum ada kajian terbaru, data Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) NTB tahun 2013 dan 2014 menyebutkan, potensi benih lobster di daerah ini mencapai 10 juta ekor. Pascakunjungan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, beberapa waktu lalu, nelayan sudah diperbolehkan menangkap benih lobster. Namun, benih lobster masih belum bisa langsung diekspor, tetapi harus dibudidayakan dulu. NTB akan menetapkan zonasi budidaya lobster di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. ‘’Selama ini ndak boleh nangkap dan budidaya. Sekarang yang kita tuntut boleh ditangkap, dibudidayakan,’’ kata Kepala DKP NTB, Ir. L. Hamdi, M. Si dikonfirmasi di
Kantor BKD NTB, Sabtu (4/1) sore. Ia menjelaskan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan melakukan penelitian untuk mengetahui jumlah potensi benih lobster yang sebenarnya di NTB. NTB akan dibantu dari sisi anggaran untuk membuat dokumen zonasi lokasi spesifik untuk budidaya lobster. ‘’Kita tetapkan lokasi-lokasi untuk budidaya lobster, zonasinya. Ada di Teluk Jukung Telong Elong, Teluk Ekas, Teluk Saleh dan Sape,’’ sebutnya. Hamdi mengatakan, potensi benih lobster di Teluk Jukung Telong Elong memang cukup besar. Sebenarnya, kata Hamdi, sebelum 2014, budidaya lobster di Teluk Jukung sudah eksis. Namun, terbitnya Permen KP No. 56 Tahun 2016, budidaya lobster terhenti. Bersambung ke hal 11
Mataram (Suara NTB) Dua hakim di NTB terindikasi terlibat tindak pidana korupsi. Kantor Penghubung Komisi Yudisial (KY) NTB telah meneruskan indikasi itu ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). ‘’Kita sudah koordinasikan ke KPK, karena kaitannya dengan korupsi,’’ kata Koordinator Penghubung KY NTB, Ridho Ardian Pratama, SH.,MH, akhir pekan kemarin.
Tak dijelaskan identitas dan pengadilan tempat tugas dua oknum hakim tersebut. Hanya digambarkan, oknum itu terlibat dalam persidangan kasus narkoba dan perkara tanah. Indikasi ada rangkaian tindak pidana di balik putusan yang dijatuhkan dalam sidang dua perkara tersebut. Kedua hakim diduga menerima suap dan gratifikasi. Bersambung ke hal 11
Pemprov Lakukan Asesmen untuk Penempatan Pejabat Eselon II
(Suara NTB/dok)
KO M E N TTAA R Surati Presiden
PEMPROV NTB mengambil langkah menyurati Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo (Jokowi) terkait dengan molornya pencairan dana Jaminan Hidup (Jadup) untuk korban gempa 2018. Dana Jadup tahap II yang belum dicairkan Pemerintah Pusat nilainya lebih dari Rp400 miliar. Kepala Dinas Sosial (Disos) NTB, Dra. T. Wismaningsih Dradjadiah yang dikonfirmasi Sabtu (4/1) mengatakan draf surat sudah masuk ke gubernur dan tinggal dikirim. Dalam surat tersebut, Pemprov (Suara NTB/nas) meminta agar Jadup segera T. Wismaningsih dicairkan tanpa menunggu masa transisi darurat pascabencana gempa NTB berakhir. Wismaningsih mengatakan, Pemprov menginginkan agar Jadup tahap II dapat dicairkan bersamaan dengan pelaksanaan masa rehabilitasi dan rekonstruksi pembangunan rumah tahan gempa yang berlangsung saat ini. Bersambung ke hal 11
Dugaan Korupsi Dua Oknum Hakim Diteruskan ke KPK
(Suara NTB/nas)
WAWANCARA - Sekda NTB, H. L. Gita Ariadi saat melakukan tes wawancara kepada Kepala Bappeda NTB, Wedha Magma Ardhi di Kantor BKD NTB, Sabtu (4/1) sore.
Mataram (Suara NTB) Pemprov NTB menggelar asesmen atau uji kompetensi dan evaluasi kinerja seluruh pejabat eselon II, Sabtu (4/1) lalu. Hasil asesmen ini akan dijadikan acuan untuk penempatan pejabat eselon II, apakah masih layak menempati jabatan yang ada sekarang atau akan digeser ke Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya. Kepala BKD NTB, Drs. H. Fathurrahman, M. Si yang dikonfirmasi menjelaskan, asemen seluruh pejabat eselon II ini merupakan amanah PP No.11 Tahun 2017 tentang
Manajemen PNS dan Permenpan RB No.15 Tahun 2019 tentang Pengisian JPT. ‘’Sehingga salah satu implementasi dari itu kita melaksanakan uji kompetensi manajerial termasuk evaluasi kinerja,’’ jelasnya. Dengan asesmen ini, maka akan tergambar kondisi seluruh Kepala OPD. Ia menyebutkan, dari 46 pejabat eselon II Pemprov NTB, sekitar 40 orang pejabat eselon II yang ikut asesmen. Ada beberapa orang yang tidak wajib ikut karena telah ikut seleksi terbuka Calon Sekda NTB, Bersambung ke hal 11
Dr. Zul Restui Pasangan Ruslan - Nasarudin Maju Pilkada Dompu Mataram (Suara NTB) Ketua Pemenangan Pilkada PKS NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M. Sc merestui pasangan Ir. Muhammad Ruslan dan Nasarudin (RAN) sebagai bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Dompu 2021-2026. Bakal Calon Bupati Dompu, Ir. Muhammad Ruslan mengatakan dirinya bersama Ketua DPD PKS Kabupaten Dompu, Nasarudin, SH telah bertemu Dr.Zul (panggilan akrab H.Zulkieflimansyah), Jumat (3/1) lalu. ‘’Pertemuan dimaksudkan untuk membahas dinamika politik di Dompu khususnya Pilkada Dompu yang akan diselenggarakan pada bulan September 2020 mendatang,’’ kata Ruslan kepada Suara NTB, Minggu (5/1) kemarin. Ia mengungkapkan, pada pertemuan tersebut Dr.Zul berharap agar Ruslan dan Nasarudin bisa berpasangan sebagai Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Dompu 2021-2026. Ruslan mengatakan, Dr. Zul mendukung pasangan ini setelah ikut mengamati perkembangan para bakal calon Bupati Dompu yang akhir- akhir ini santer dibicarakan oleh masyarakat Dompu, khususnya Ir. Muhammad Ruslan yang sudah mempersiapkan diri sejak 2,5 tahun lalu. Dr. Zul mengakui dirinya sudah lama
mengenal Ir. Muhammad Ruslan atau yang biasa disapa Dae Olan yang juga putra kelima dari Alm. H. Moh Yakub MT, Bupati Dompu 1984-1989. Menurut Gubernur NTB ini, selama ini dirinya sering berdiskusi dengan Ruslan yang pernah bekerja di Industri Pesawat Terbang Nusantata (IPTN - Bandung) tentang bagaimana menghadirkan industriindustri kecil untuk mengolah komoditas-komoditas unggulan daerah sehingga bisa menghasilkan nilai tambah di sektor pertanian, perikanan dan lain-lain. Sebagai bukti keseriusannya, Ruslan melalui Yayasan Rai Aina Ngantu (RAN Foundation) yang dipimpinnya telah menjadi inkubator pembangunan industri teh kelor di Desa Malaju, Kecamatan Kilo, Kabupaten Dompu. Ini tentu selaras dengan visi NTB Gemilang. Ruslan merasa bersyukur dan bangga bisa mendengarkan secara langsung restu dari orang nomor satu di NTB tersebut. Dirinya berjanji akan bekerja lebih keras lagi untuk menggalang dukungan dari masyarakat Dompu. Dan juga dukungan dari parpol yang akan mengusungnya dalam Pilkada mendatang, salah satunya adalah Partai Bulan Bintang (PBB) Bersambung ke hal 11
(Suara NTB/ist)
FOTO BERSAMA - Bakal Calon Bupati Dompu, Muhammad Ruslan (kanan) dan Bakal Wakil Bupati Dompu, Nasarudin (kiri) foto bersama dengan Gubernur NTB yang juga Ketua Pemenangan Pilkada PKS, H. Zulkieflimansyah (tengah) usai pertemuan membahas dinamika politik Dompu jelang Pilkada mendatang.