Edisi 05 April 2018 | Suara NTB

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000

SUARA NTB

KAMIS, 5 APRIL 2018

Pengemban Pengamal Pancasila

16 HALAMAN NOMOR 30 TAHUN KE 14 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

CALON INDEPENDEN, NON PARTAI DAN NON BLOK

Amaq Asrul: Korupsi Harus Ditindas CALON Gubernur Independen, Non Partai dan Non Blok, Dr. H. Moch Ali Bin Dachlan menegaskan dalam melakukan pembangunan dengan cara zero loan. No utang. Dinyatakan, ada pikiran dari kepala daerah dalam menjalankan roda pemerintahan otonomi daerah. Atur anggaran Dr. H. Moch Ali Bin Dachlan keuangan dengan cara berhemat.

“Seorang kepala daerah memang harus memiliki pikiran tersendiri, cara ini akan kita pakai kalau saya ditugaskan nanti,” ungkap Ali Dachlan menegaskan. Penghematan anggaran tegasnya menjadi hal prinsip dalam menjalankan pembangunan. Soal penghematan angggaran ini sudah dilakukan Ali BD. Dengan penghematan bisa melakukan kegiatan pembangunan. Bersambung ke hal 15

Silaturahmi Nelayan di Lembar

Ali BD : Beri Asuransi untuk Nelayan CALON Gubernur NTB Dr. H. Moch. Ali Bin Dachlan melakukan silaturahmi dengan nelayan-nelayan yang tinggal di Dusun Serumbung Desa Lembar Selatan Kecamatan Lembar Kabupaten Lombok Barat, Rabu (4/4) malam. Calon Gubernur Independen, Non Partai dan Non Blok ini disambut gempita nelayan nelayan. Pada kesempatan ini, Ali BD – sapaan akrabnya menekankan, nelayan harus diperhatikan oleh pemerintah. Seperti asuransi untuk para nelayan. Pemerintah provinsi sebagai kepanjangan tangan dari pemerintah pusat harus memberikan atensi besar terhadap para nelayan miskin. Bersambung ke hal 15

Belum Laporkan Harta Kekayaan

Ratusan Pejabat Pemprov Terancam Kena Sanksi Mataram (Suara NTB) – Ratusan pejabat Pemprov NTB belum melaporkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) hingga tenggat waktu, 31 Maret lalu. Dari 1.721 pejabat yang wajib menyerahkan LHKPN, baru 1.046 orang yang melaporkan harta kekayaannya melalui aplikasi e-LHKPN.

TO K O H Dorong Bupati Buat Terobosan

(Suara NTB/nas)

PEMPROV NTB mendorong para bupati untuk membuat terobosan dalam upaya mempercepat pengentasan kemiskinan pada 500 desa yang masuk kategori miskin di NTB. Terobosan yang dilakukan dapat berupa pengalokasian anggaran Rp3 miliar per desa. Selain itu, menempatkan pegawai yang ada di kabupaten ke desa dan kecamatan. Bersambung ke hal 15

Kepala Sekretariat Pokja LHKPN Pemprov NTB, Yus Harudian Putra, S. STP., yang dikonfirmasi Suara NTB, Rabu (4/4) siang mengatakan bagi yang tidak melaporkan LHPN akan kena sanksi berat. Berdasarkan Pergub No. 27 Tahun 2017 tentang LHKPN lingkup Pemprov NTB pasal 11 menyatakan bagi yang tidak melaksanakan LHPN dikenakan sanksi disiplin berat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. “Masalah sanksi, ada di pasal 11 di dalam Pergub itu. Bagi yang tidak melaporkan LHKPN, diberikan tiga kali peringatan tertulis dengan

BPKP Telaah Audit Proyek Dermaga Apung

Mataram (Suara NTB) Proyek dermaga apung di Pantai Kuta dan Selong Belanak sudah masuk meja pemeriksaan Pidana Khusus Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTB. Sejalan dengan proses itu, BPKP RI Perwakilan NTB pun siap melakukan audit kerugian negara jika ada permintaan. Kepastian proyek dua dermaga itu diusut Kejati NTB sesuai informasi dari Kejari Lombok Tengah (Loteng). Mereka memastikan tidak akan menangani proyek pembangunan dermaga apung itu, pasalnya sudah diambil alih Kejati NTB. Korwas Investigasi BPKP RI Perwakilan NTB Adi Sucipto mengaku belum menerima permintaan audit proyek senilai Rp7 miliar itu. “Dalam tahun 2018 belum ada permintaan audit dari Kejati NTB,” jawabnya kepada Suara NTB, Rabu (4/4). Namun demikian, jika ada permintaan audit, BPKP akan bersikap. “Kami meminta dilakukan ekspose terlebih dahulu untuk mengetahui kasus posisinya,” jelasnya. Bersambung ke hal 15

Masalah sanksi, ada di pasal 11 di dalam Pergub itu. Bagi yang tidak melaporkan LHKPN, diberikan tiga kali peringatan tertulis dengan rentang waktu masing-masing satu bulan,” Yus Harudian Putra rentang waktu masing-masing satu bulan,” kata Yus – sapaan akrabnya. Ia menjelaskan, KPK memberikan batas waktu hingga akhir tahun ini bagi pejabat yang belum melaporkan LHK-

PN. Namun, Gubernur menginginkan deadline pelaporan LHKPN ini lebih awal. Sehingga, pemprov mengetahui tingkat kepatuhan para pejabat yang ada. Bersambung ke hal 15

H. Ashari

KO M E N TTAA R BERHENTINYA operasional Rumah Potong Hewan (RPH) Banyumulek Lombok Barat (Lobar) oleh PT. Gerbang NTB Emas (GNE) belum berani disikapi secara tegas oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) NTB. “Ada masa kerjasama. Kami ingatkan. Kami hanya mengingatkan, memotivasi,” kata Kepala Disnakeswan NTB, drh. Aminurahman, M. Si ketika dikonfirmasi di Kantor Gubernur, Rabu (4/4) siang. Bersambung ke hal 15

ATRAKSI KUDA - Banyak atraksi budaya ditampilkan dalam acara pawai budaya serangkaian memperingati Hari Jadi Dompu ke 2013 dan Festival Tambora 2018, Rabu (4/ 4). Salah satunya, atraksi berkuda dan kesenian daerah lainnya.

Kejari Loteng Dalami Kasus Bantuan Alsintan Aminurahman (Suara NTB/nas)

Feri Mupahir

Praya (Suara NTB) Dugaan penyimpangan dalam program bantuan alat mesin pertanian (alsintan) di Dinas Pertanian Lombok Tengah (Loteng) bagi ratusan kelompok tani di daerah ini tahun 2017 lalu, terus didalami aparat penegak hukum. Para pihak yang dinilai mengetahui program tersebut, satu demi satu terus dipanggil Kejaksaan Negeri Loteng. Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Loteng, Feri Mupahir, S.H.M.H., kepada Suara NTB, kemarin menjelaskan, pihaknya terus melakukan

pendalaman terhadap kasus tersebut. Sejauh ini, pihaknya masih pada tahap pemanggilan dan meminta keterangan pihak terkait saja guna mengumpulkan bahan dan keterangan yang dibutuhkan. Dalam hal ini, ujarnya, hasil penyelidikan belum mengarah pada ada atau tidaknya dugaan penyimpangan maupun tersangka dalam kasus tersebut. Dari informasi awal yang diterima pihaknya, ada indikasi gratifikasi dan pungutan liar (pungli) dalam program tersebut. Kemudian berkembang ke arah penyalah-

gunaan aset negara dan beberapa indikasi lainnya. Dan, untuk membuktikan indikasiindikasi tersebut tentunya butuh alat bukti serta keterangan pendukung. “Inilah yang saat ini terus kita kumpulkan,” imbuh Feri. Pihaknya menargetkan, tahun ini paling tidak sudah indikasi penyimpangan yang ditemukan. Dalam arti, indikasi penyimpangan sudah ditemukan dan sudah diperkuat dengan alat bukti pendukung yang kuat. Ada tiga jenis bantuan yang tengah diselidiki pihaknya terkait program tersebut,

masing-masing bantuan combain (mesin panen padi), handtractor serta pompa air. Di mana bantuan tersebut sumber anggarannya ada yang berasal dari pemerintah pusat dan ada pula yang berasal dari APBD Loteng tahun 2017. Diakuinya, untuk bisa mengungkap dugaan pelanggaran hukum dalam program tersebut bukan perkara mudah. Terlebih para pihak yang sudah dipanggil, terutama pengurus kelompok tani penerima program banyak yang belum mau terbuka. Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/ula)

Belum Berani Disikapi


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.