Edisi 04 Oktober 2017 | Suara NTB

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000

SUARA NTB

16 HALAMAN NOMOR 170 TAHUN KE 13

Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantbnews@gmail.com

RABU, 4 OKTOBER 2017

Pengemban Pengamal Pancasila

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Temuan BPK Rp 23 Miliar

Mantan Wabup Bima Diperiksa Kejaksaan Mataram (Suara NTB) Sejumlah pejabat Pemkot Bima dipanggil dan dimintai keterangan, Senin (2/10) lalu hingga Selasa (3/10) kemarin di Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTB. Mereka diklarifikasi soal indikasi kejanggalan pengelolaan keuangan sesuai temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Salah satu yang diperiksa itu mantan Wakil Bupati (Wabup) Kabupaten Bima, Drs. H. Usman AK. Usman AK diperiksa dalam kapasitasnya sebagai Sekda Kota Bima tahun 2004. ‘’Saya dimintai keterangan soal te-

muan BPK, tapi belum bisa saya kasih tahu, karena belum selesai. Pemeriksaannya masih,’’ kata Usman AK, yang sebelumnya menjabat Wakil Bupati Bima mendampingi almarhum Ferry Zulkarnain, ST ini. Selain itu diklarifikasi juga mantan Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Bima, H.Yusuf dan H. Abdul Hamid mantan Kabag TU di BPKAD Kota Bima. Informasi dihimpun, mereka diperiksa terkait temuan BPK sejak tahun 2004 hingga 2014.

Mereka diklarifikasi atas laporan LSM terkait temuan BPK dalam kurun waktu 10 tahun sejak 2004 hingga 2014. ‘’Nilai temuan itu sekitar Rp 23 miliar.’’ Ketiganya menjalani pemeriksaan maraton di ruang Pidsus. Usia yang rata rata sudah sepuh membuat mereka kesulitan memberikan penjelasan kepada penyidik. Selain itu jarak waktu yang sudah mencapai 14 tahun lalu sehingga ingatan mereka sangat terbatas untuk memberikan penjelasan. Bersambung ke hal 15

TO K O H Dilakukan secara Profesional KEPALA Kanwil Kemenag NTB, H. Nasruddin, S.Sos, M. Pd angkat bicara mengenai dibidiknya pengadaan katering haji oleh Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTB. Menurutnya, apa yang dipermasalahkan pelapor, terkait dengan proses lelang katering haji embarkasi Lombok tahun 2017 sudah dilakukan secara profesional sampai ditetapkannya pemenang. ‘’Lelang katering haji, itu sesungguhnya sudah (tidak ada masalah). Saya meyakini kawan-kawan yang bekerja di ULP (Unit Layanan Pengadaan) Bersambung ke hal 15 H. Nasruddin

KO M E N TTAA R

(Suara NTB/nas)

Cairkan Dana Tak Terduga PEMPROV NTB melalui Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) telah mencairkan dana tak terduga yang ada dalam APBDP 2017 sebesar Rp 2,5 miliar. Dana sebesar ini akan dipergunakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB untuk mengatasi kekeringan yang berdampak terhadap krisis air bersih. Hal tersebut diungkapkan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, Ir. Mohammad Rum, MT ketika dikonfirmasi Suara NTB, Selasa (3/10) siang kemarin. Bersambung ke hal 15 Mohammad Rum

(Suara NTB/ars)

DIPERIKSA - Mantan Wabup Bima, Usman AK dan sejumlah mantan pejabat Pemkot Bima lainnya sedang istirahat sebelum diperiksa lanjutan terkait temuan BPK 13 tahun lalu.

29 Daerah Alami Kekeringan Ekstrem di NTB Mataram (Suata NTB) Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kediri Lombok Barat (Lobar) menyebutkan sebanyak 29 daerah di NTB mengalami kekeringan ekstrem. Puluhan daerah yang mengalami kekeringan ekstrem ini lantaran sudah lebih dari dua bulan tak turun hujan.

‘’Dengan masih berlangsungnya musim kemarau dan masih rendahnya peluang curah hujan di sebagian wilayah NTB, perlu diperhatikan ketersediaan air bersih dan kebutuhan air tanaman khususnya bagi lahan pertanian tadah hujan,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi (Datin) Bersambung ke hal 15

Hakim Tunggu Sikap Jaksa Mataram (Suara NTB) Fakta persidangan memang mengungkap soal peran Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (dulu Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH)), Ir. Husnul Fauzi dalam proyek vertical dryer tahun 2015. Namun sampai saat ini Kejati NTB belum bersikap soal tindak lanjut untuk meminta keterangan Husnul Fauzi sebagai saksi. Hakim pun pasif. Sikap pasif itu menurut Humas PN Mataram karena hakim hanya bisa mengungkap keterlibatan saksi sesuai dengan fakta

persidangan. Soal bagaimana tindak lanjut terhadap saksi itu, akan tergantung jaksa yang sebelumnya menyelidik kemudian menyidik dan membawa ke persidangan. ‘’Kapasitas kami hanya menerima, menyidangkan dan memutus perkara, itu saja,’’ kata Humas PN Mataram, Abadi,SH kepada Suara NTB, Selasa (3/10). Bersambung ke hal 15 Abadi

Dinas LHK Tetap Tarik Retribusi Masuk Pantai Pink Sesuai Perda Mataram (Suara NTB) Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB menyatakan akan tetap menarik retribusi masuk Pantai Pink sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) No. 6 Tahun 2016. Sebelum hasil evaluasi Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) keluar atas perubahan Perda No. 6 Tahun 2016, Dinas LHK mengaku tak bisa menurunk-

an besaran tiket masuk Pantai Pink lantaran dapat menjadi temuan lembaga pemeriksa. ‘’Penarikan retribusi masuk tetap berlanjut, nanti nominalnya mau dibahas ulang,’’ kata Kepala Dinas LHK NTB, Ir. Madani Mukarom, B.Sc.F, M. Si ketika dikonfirmasi Suara NTB, Selasa (3/10) siang kemarin. Madani mengatakan, sudah di-

lakukan rapat bersama SKPD dan pihak terkait soal penarikan retribusi masuk kawasan wisata alam pada Senin (2/10) lalu. Namun, karena penarikan yang dilakukan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Rinjani Timur itu sesuai Perda, maka untuk menurunkannya juga harus menunggu pengesahan perubahan Perda No. 6 Tahun 2016

(Suara NTB/ars)

tersebut. Dalam perubahan Perda, katanya, ada penurunan tarif masuk kawasan wisata alam seperti Pantai Pink bagi wisatawan mancanegara. Untuk anakanak, pelajar, mahasiswa dan rombongan menjadi Rp 15 ribu per orang. Sebelumnya ditarik sebesar Rp 25 ribu per orang. Bersambung ke hal 15

Proyek Gedung Serbaguna Asrama Haji Tak Tuntas Tepat Waktu

Kemenag NTB Ditagih Kontraktor Rp 5 Miliar Mataram (Suara NTB) Pengerjaan proyek gedung serbaguna Asrama Haji NTB di Jalan Lingkar Selatan Kota Mataram pada tahun 2015 lalu tidak tuntas tepat waktu. Proyek senilai Rp 57,4 miliar itu dituntaskan kontraktor pada tahun berikutnya. Belakangan, Kanwil Kemenag NTB ditagih oleh kontraktor utang pembangunan proyek tersebut sebesar Rp 5 miliar. Kepala Kanwil Kemenag NTB, H. Nasruddin, S.Sos, M. Pd yang dikonfirmasi Suara NTB, Selasa (3/10) di ruang kerjanya mengatakan, proyek gedung serbaguna Asrama Haji itu belum ada serahterima dari kontraktor ke Kanwil Kemenag NTB. ‘’Itu (gedung serbaguna Asrama Haji) memang sampai hari ini belum diser-

ahterimakan dari kontraktor kepada kita. Dikarenakan bangunan itu kita masih punya utang sekitar Rp 5 miliar. Sehingga pemborongnya belum menyerahkan kepada kita,’’ kata Nasruddin. Ia mengaku tidak tahu persis kenapa Kanwil Kemenag NTB punya utang kepada kontraktor. Pasalnya, pada saat proyek itu dikerjakan dirinya belum menjabat Kepala Kanwil Kemenag NTB. Ia menjabat Kepala Kanwil Kemenag NTB baru beberapa bulan. Namun, informasi sementara yang diperoleh dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Kepala Bidang Haji dan Umrah, Drs. H. Maad Umar, bahwa kontraktor menyelesaikan pembangunan proyek gedung serbaguna Asrama Haji itu pada 2016. Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/nas)

MANGKRAK - Proyek gedung serbaguna Asrama Haji NTB yang mangkrak dan belum dapat difungsikan pada musim haji 2017. Gedung ini sudah mulai rusak. Kanwil Kemenag NTB punya tagihan utang sebesar Rp 5 miliar dari kontraktor.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.