Edisi 04 Juli 2016 | Suara NTB

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000 Online :http://www.suarantb.com

SUARA NTB

16 HALAMAN NOMOR 94 TAHUN KE 13

E-mail: hariansuarantb@gmail.com

SELASA, 4 JULI 2017

Pengemban Pengamal Pancasila

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Kalah Praperadilan

Tersangka Kasus ’’Vertical Dryer’’ Belum Menyerah

Mataram (Suara NTB) Kalah dalam sidang praperadilan sebelumnya, membuat tim kuasa hukum BS, tersangka kasus dugaan korupsi proyek vertical dryer belum puas. Mereka, kini sedang mempersiapkan celah hukum untuk mengajukan praperadilan lagi. Salah satu faktor pengajuan praperadilan lagi, tim kuasa hukum tersangka yang dipimpin Agus Sugiarto, SH,MH, karena dalam putusan sebelumnya, materi yang diajukannya di persidangan tidak dipertimbangkan hakim. Seperti peng-

geledahan dan penyitaan tanpa putusan pengadilan. Penetapan tersangka yang sewenangwenang dan penentuan kerugian negara dianggap tidak sah dilakukan oleh BPKP. ‘’Bukti-bukti yang kami ajukan tidak dipertimbangkan.

Jadi wajar kami harus cari celah lagi untuk praperadilan,’’ jelas Agus Sugiarto kepada Suara NTB, Senin (3/7). Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Peradi Kota Mataram ini mengklaim, dalam ketentuan, praperadilan masih

berpeluang dilakukan meski sebelumnya sudah dinyatakan ditolak. Syaratnya harus ada celah hukum baru yang dipersoalkan dalam proses penyidikan Kejati NTB terkait kasus vertical dryer dengan dugaan nilai kerugian Rp 668 juta tersebut. ‘’Artinya, sepanjang berkas ini belum masuk agenda p o k o k

Mengabaikan Drainase, ’’Menabung’’ Bencana

TO K O H

Harus Fokus dan Disiplin GUBERNUR NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi menggelar silaturahmi dan halal bihalal dengan Aparatur Sipil Negeri (ASN) lingkup Pemprov NTB. Silaturahmi digelar pada hari pertama masuk kerja pascacuti bersama Hari Raya Idul Fitri 1438 H, Senin (3/7) di Lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur. Dalam arahannya, gubernur meminta seluruh ASN fokus dan disiplin dalam rangka mencapai tujuan pembangunan yang sudah direncanakan. Menurutnya, bermaaf-maafan dengan sesama cukup penting karena manusia penuh dengan kealfaan dan kekhilafan. Dalam berinteraksi satu sama lain, pasti ada yang kurang tepat baik disengaja maupun tidak. ‘’Maka dengan bermaaf-maafan saya berharap hubungan kita satu sama lain lebih baik dan itu akan membantu di dalam pelaksanaan tugas,’’ kata gubernur. Sehingga, kata gubernur, ASN dalam melaksanakan tugas bisa lebih ikhlas dan semakin saling mendukung. Bersambung ke hal 15

TGH. M. Zainul Majdi (Suara NTB/humasntb)

Penataan kota seharusnya linier dengan penataan saluran drainase karena akan menentukan volume daya tampung air ketika hujan. Di Kota Mataram masyarakat merasa ketar ketir ketika hujan turun walaupun hanya sesaat. Karena selalu muncul genangan dan banjir. Faktor penataan drainase yang tergolong buruk jadi pemicu utama. Diperparah menjamurnya perumahan, dibangun dahulu, baru urus izin. SETIAP kali hujan dengan durasi lebih dari empat jam, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) selalu merilis titik di Kota Mataram yang dilanda banjir dan genangan. Seperti di Kelurahan Kekalik Kijang, Kelurahan Mapak dan Kelurah-

TERGENANG Wilayah Lingkar Selatan yang tergenang setelah hujan dua jam beberapa waktu lalu. Salah satu faktor pesatnya pembangunan perumahan tak diimbangi pembuatan drainase memadai. (Suara NTB/ars)

an Sekarbela. Banjir paling berdampak di Jalan Panjitilar, Kekalik baru baru ini, menyebabkan jalan macet dan sejumlah kendaraan mogok, rumah penduduk dan kantor tergenang. Seperti pertengahan Mei 2017 lalu. Sebenarnya tergolong hujan ringan. Tapi sejumlah kelurahan itu “tenggelam”. Awalnya hanya berupa genangan, namun karena hujan hingga sore menyebabkan banjir. Kepala BPBD NTB, Ir. H.Mohammad Rum, MT menilai, berdasarkan penanganan banjir di lapangan bahwa banjir, selain disebabkan tingginya curah hujan, penyebabnya juga akibat drainase yang buruk . ‘’Kapasitas drainase tidak dapat menampung debit air. Juga diakibatkan sampah yang menyumbat saluran air,’’ jelasnya kepada Suara NTB. Bersambung ke hal 15

Pengembang Harus Taat Aturan MATARAM memang belum bisa bebas dari genangan. Hujan sebentar saja sudah membuat Mataram dikepung banjir. Seperti yang terjadi belum lama ini. Sebagian besar kawasan lingkar selatan Kota Mataram, terendam. Berbagai spekulasi muncul diduga sebagai pemicu parahnya genangan yang terjadi di sana. ‘’Curah hujan yang tinggi dan lama. Ada perbaikan saluran drainase di depan Kantor DPRD ditambah dengan belum adanya normalisasi saluran irigasi dan drainase,’’ Bersambung ke hal 15

perkara, masih ada peluang kami praperadilan,’’ tegasnya. Lanjut Agus Sugiarto, upaya menganulir proses penetapan tersangka terhadap kliennya BS tidak akan putus sampai dengan perkara ini dilakukan sidang perdana oleh Pengadilan Tipikor. Bersambung ke hal 15

Sistem Drainase Masih Kuno

I Gede Wiska

PERKEMBANGAN Kota Mataram yang cukup pesat berakibat pada perubahan tata guna lahan. Jika tidak diantisipasi, maka banjir akan semakin meluas. Karena itu diperlukan penanganan banjir yang tepat, tidak hanya penanganan fisik, tetapi juga penanganan secara non fisik. Akademisi dari Fakultas Teknik Universitas Mataram (Unram), Agustono Setiawan, M.Sc., ditemui di kediamannya mengatakan, banjir selain dipicu cuaca ekstrem

dengan turunnya hujan dalam jangka waktu lama, sistem drainase yang tidak mengikuti perkembangan zaman alias kuno. Penyebab dominan di Kota Mataram adalah pertumbuhan perumahan (pemukiman), sehingga pertumbuhan perumahan itu mengakibatkan pertumbuhan fasilitas lain yang mendukung perumahan itu. “Itu yang menyebabkan tutupan lahan yang dulunya lahan resapan berubah menjadi lahan yang tidak meresapkan air lagi. Perkembangan Mataram ini cukup pesat sehingga perubahan tata guna la-

han itu tidak bisa kita hindari lagi,” ujar Agustono. Tetapi menurutnya, itu tidak masalah jika pemerintah sudah mengantisipasinya sejak awal. Dengan menata drainase utama, kemudian drainase yang lebih kecil. Namun demikian, ada hal yang lebih krusial lagi. Penanggulangan banjir tidak hanya melalui fisik, tapi juga non fisik. Di Mataram penanggulangan banjir secara non fisik sudah sangat penting dilakukan, yaitu dengan membuat regulasi-regulasi. Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/dok)

Kepala SMA/SMK Tak Berintegritas Terancam Didemosi Mataram (Suara NTB) Pemprov NTB melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) bekerjasama dengan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mutiara Sukma Mataram akan melakukan tes psikometrik kepada 400 kepala sekolah, calon kepala sekolah dan pengawas SMA/SMK se - NTB. Hasil tes psikometrik ini akan dijadikan pertimbangan dalam memutasi kepala sekolah. Kepala Dinas Dikbud NTB, Drs. H. Muh. Suruji mengatakan, dari hasil tes psikometrik tersebut akan diketahui integritas kepala sekolah, calon kepala sekolah dan pengawas SMA/ SMK Negeri yang ada di NTB. Suruji mengatakan bagi yang tak berintegritas maka akan didemosi atau turun dari jabatannya. Menurutnya, tes psikometrik ini bagian akhir dari proses penilaian kinerja seluruh kepala sekolah dan pengawas di NTB. ‘’Karena kita ke depan ingin or-

ang-orang yang menjadi pemimpin pendidikan itu orang-orang berintegritas. Maka kemarin sudah ada penilaian kinerja oleh pengawas di sekolah masing-masing,’’ kata Suruji dikonfirmasi di Kantor Gubernur, Senin (3/7) siang kemarin. Ia mengatakan, kepala sekolah yang tidak berintegritas akan didemosi atau menjadi guru biasa. Apalagi masa jabatannya sudah lebih dari empat tahun, bahkan delapan tahun. Sementara prestasinya, kreativitas dan inovasinya sudah tidak ada lagi. ‘’Iya termasuk untuk demosi. Ada kepala sekolah yang kembali jadi guru biasa atau promosi jadi pengawas sekolah. Kan ada kepala sekolah yang tidak berprestasi, bermasalah, sudah empat tahun jadi kepala sekolah. Sudah delapan tahun

’’

Karena kita ke depan ingin orang-orang yang menjadi pemimpin pendidikan itu orang-orang berintegritas H. Muh. Suruji tidak meningkat prestasinya, sudahlah berikan kesempatan ke yang lain. Sudah delapan tahun jadi kepala sekolah, prestasi bagus maka didorong jadi pengawas,” ucapnya. Ia menjelaskan tes psikometrik tersebut terdiri dari dua tahap. Yakni tes tulis dan wawancara. Tes wawancara tersebut untuk mengkonfirmasi hasil tes tulis. Selain melakukan tes psikometrik, para kepala

sekolah, calon kepala sekolah dan pengawas SMA/SMK juga akan diberikan pengarahan oleh gubernur, Tim Saber Pungli dan Ombudsman. Tujuannya, supaya pelayanan dalam bidang pendidikan ini lebih berkualitas. Suruji menyebutkan, kepala sekolah SMA yang ikut tes psikometrik ini sebanyak 155 orang, SMK 89 orang, pengawas sekolah SMA/ SMK 120 orang dan calon kepala sekolah 63 orang. ‘’Calon kepala sekolah itu juga dibekali supaya kita tak salah memilih kepala sekolah ketika ada yang sudah pensiun,’’ tandas mantan Kepala BKD dan Diklat NTB ini. (nas) (Suara NTB/nas)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.