HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000
SUARA NTB
SENIN, 3 SEPTEMBER 2018
Pengemban Pengamal Pancasila
Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257 DIALOG - Presiden Jokowi saat berdialog dengan warga dalam kunjungannya di Dusun Pemenang, Desa Pemenang Timur, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.
Jokowi Menolak Dikampanyekan PRESIDEN RI, Joko Widodo (Jokowi), menolak saat didoakan menjadi Presiden untuk ke dua kalinya pada Pilpres 2019 mendatang. Bukan lantaran tidak ingin menjabat lagi, melainkan momen penyampaian keinginan warga itu dilakukan pada waktu yang tidak tepat. Sebagaimana diketahui, Minggu (2/9) sore, Jokowi beserta jajaran Menteri, Petinggi TNI dan Polri, kembali menemui korban gempa NTB, dengan agenda peny-
16 HALAMAN NOMOR 146 TAHUN KE 14
erahan 5.293 rekening kepada warga korban gempa yang terverifikasi sementara. Warga penerima buku rekening adalah perwakilan dari empat kabupaten/kota antara lain, Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Barat dan Kota Mataram. Umumnya di setiap kesempatan, Presiden selalu menyempatkan diri berkomunikasi dengan warga. Ujungnya pun selalu mengejutkan, dimana warga diberikan sepeda sebagai hadiah. Bersambung ke hal 11
(Suara NTB/nas)
Presiden Serahkan 5.293 Buku Rekening Tanjung (Suara NTB) Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) kembali mengunjungi para pengungsi dampak gempa yang mengguncang NTB. Kunjungan Presiden, Minggu (2/9) kemarin dengan agenda penyerahan bantuan dana pembangunan rumah tahan gempa sebanyak 5.293 rekening. Kegiatan Presiden dipusatkan di Dusun Pemenang, Desa Pemenang Timur, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara. Presiden didampingi sejumlah pejabat antara lain, Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Kapolri, Jenderal Pol Tito Karnavian, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
TO K O H
Rakyat, Basuki Hadimuljanto, Menteri Sosial, Agus Gumiwang serta rombongan pejabat lain. Presiden didampingi Gubernur NTB, Dr.TGH.M. Zainul Majdi dan Bupati KLU, Dr.H. Najmul Akhyar. Dalam arahannya, Presiden mengatakan sudah melihat bahwa persiapan menuju proses pembangunan rumah
Sejumlah Gedung Pemerintah Tidak Layak
Waktunya NTB Bekerja KEMENTERIAN Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengusulkan anggaran sebesar Rp529 miliar ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Anggaran sebesar itu akan dipergunakan untuk merehabilitasi sarana dan prasarana publik yang rusak akibat gempa di NTB selama empat bulan ke depan atau Desember mendatang. Menteri PUPR, Basuki Hadimuljanto menyebutkan pascamasa tanggap darurat jumlah dana yang telah digelontorkan pemerintah pusat ke NTB sebesar Rp 1,9 triliun. Bersambung ke hal 11 Basuki Hadimuljono
Mataram (Suara NTB) Sejumlah tim assessment diterjunkan untuk memeriksa gedung pemerintah yang rusak akibat gempa, khususnya di Kabupaten Lombok Utara (KLU). Sejumlah gedung strategis rusak berat dan hasil pemeriksaan dinyatakan tidak bisa difungsikan. Sebagai penanda,
tim menempelkan stiker merah. Tim assessment yang melibatkan ahli dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Dipimpin Prof. Dr. Atmaja dan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Mataram (UMM), dipimpin Isfanari ST.,MT. Bersambung ke hal 11
(Suara NTB/nas)
KO M E N TTAA R Banyak Hoaks Pascabencana
Niken Widiastuti (Suara NTB/nas)
KEMENTERIAN Komunikasi dan Informatika (Kominfo) turun tangan menyikapi banyaknya informasi hoaks yang meresahkan masyarakat pascabencana gempa di NTB. Kementerian Kominfo mengingatkan masyarakat berhati-hati. Siapa saja yang memproduksi, mengupload dan menyebarkan informasi hoaks maka terancam hukuman pidana 4 tahun penjara atau denda Rp 750 juta. ‘’Jadi harus hati-hati ketika membuat, mengupload, menyebarkan berita hoaks, datanya dipelintir. Bersambung ke hal 11
(Suara NTB/ist)
CEK FISIK - Tim assessment keluar dari gedung Bappeda KLU usai cek fisik pekan kemarin. Gedung ini dilabeli stiker hijau dan masih bisa digunakan.
rusak akibat gempa maupun fasilitas umum seperti sekolah dan Puskesmas, sudah dimulai. Ia memuji jajaran yang terlibat didalamnya, dimana dari contoh Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) yang dibangun beberapa unit diantaranya telah selesai. Kemudian Puskesmas, dalam 2 minggu sudah selesai dikerjakan.
lingkaran cincin api (ring of fire). Sumba, Aceh, Yogyakarta dan beberapa daerah lain pernah mengalami peristiwa gempa hingga menyebabkan korban materil berupa rumah warga. Proses pembangunan rumah warga nantinya, Presiden menegaskan akan didampingi oleh Kementerian PUPR, TNI dan Polri. Warga dianjurkan untuk tetap bergotong royong, dalam mengumpulkan bahan yang diperlukan. Bahan bangunan dari rumah yang rusak agar dimanfaatkan kembali. Bersambung ke hal 11
Rumah Adat Gumantar
Kearifan Lokal yang Tangguh Bencana MEMPERTAHANKAN arsitektur tradisional membawa hikmah bagi warga Desa Gumantar, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara. Rumah-rumah adat yang kini mereka tempati, tetap utuh meski rumah lainnya roboh diguncang gempa. Ciri khas rumah adat di Gumantar, berbahan utama balok kayu untuk tiang penyangga hingga rusuk bangunan, dinding terbuat dari anyaman bambu atau gedek, atap dari bahan ilalang. Rumah rata rata dengan tinggi hanya lima sampai enam meter, berlantai tanah, sangat sederhana namun kokoh. ‘’Rumah adat ini usianya ada yang 70 tahun sampai 100 tahun,’’ kata Mardiawan, salah seorang tokoh adat setempat. Rumah adat itu terpusat dari Dusun Tenggorong hingga Dusun Beleq, disebut dengan Bale Bala. Berjarak sekitar 15 kilometer dari jalan
1.200 Warga Dilatih Bangun RISHA Mataram (Suara NTB) Pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menerjunkan 400 insinyur untuk mendampingi masyarakat membangun rumah tahan gempa. Selain itu, 1.200 warga dilatih untuk membangun Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA). Menteri PUPR, Basuki Hadimuljanto menyebutkan, sebanyak 125 ribu unit rumah yang akan diverifikasi. Dari jumlah tersebut, baru 32 ribu unit yang sudah terverifikasi. Dengan rincian 11 ribu rusak ringan, 3.500 rusak sedang dan 17 ribu rusak berat. ‘’Tapi angka ini terus berkembang. Karena proses verifikasi terus berjalan,’’ kata Basuki di Mataram, Sabtu (1/9) sore. Untuk pembangunan rumah warga yang rusak, pemerintah menargetkan harus tuntas selama enam bulan atau Maret 2019. Sedangkan sarana dan prasarana publik seperti sekolah, rumah sakit, puskesmas, rumah ibadah, pasar dan lainnya harus tuntas Desember 2019. “Untuk sarana dan prasarana publik ditugaskan kepada Kementerian PUPR harus selesai paling lambat Desember 2019. Tapi kalau rumah, walaupun lebuh banyak, harus selesai enam bulan. Mungkin Maret 2018 harus sudah selesai perbaikan rumah,’’ terangnya. Basuki mengatakan, rumah yang dibangun harus lebih baik atau tahan gempa. Kementerian PUPR dan relawan lainnya mendampingi
‘’Oleh sebab itu, bantuan yang diberikan pada sore hari ini (kemarin) sebanyak 5.293 unit. Saya titip pesan agar dana bantuan rekonstruksi rumah betul-betul dimanfaatkan untuk pembangunan rumah tahan gempa. Itu prioritas pertama,’’ tegas Jokowi. Dalam membangun rumah nanti, Presiden mengingatkan agar rumah warga betul-betul tahan terhadap gempa. Pasalnya di Lombok Utara sendiri, kejadian gempa dengan skala cukup besar pernah terjadi pada tahun 1979. Sebagaimana beberapa daerah di Indonesia, Lombok berada di
masyarakat membuat rumah tahan gempa. Menurut Basuki, RISHA merupakan salah satu teknologi untuk rumah tahan gempa yang sudah teruji. Namun, jika kemungkinan ada teknologi atau model rumah tahan gempa yang lain, Kementerian PUPR meminta disampaikan. Sehingga bisa diverifikasi secara teknis agar masyarakat membangun perumahan lebih baik lagi. ‘’Kita harus membangun yang lebih baik. Dengan cara teknologinya harus tahan gempa. Apalagi itu dibantu oleh pemerintah Rp50 juta. Jadi, kami mempunyai kewajiban membimbing mereka untuk membangun rumah yang tahan gempa dengan teknologi RISHA,’’ imbuhnya. Untuk itu telah diterjunkan 400 insinyur untuk mendampingi masyarakat. Mereka merupakan insinyur-insinyur muda CPNS 2017. ‘’Mereka sudah ditraining bersama masyarakat membangun RISHA kemudian disebar ke Lombok dan Sumbawa. Ada 1.200 warga yang dilatih membangun RISHA. Aplikator juga sudah,’’ ucapnya. Dijelaskan, pembangunan sarana dan prasarana publik dilakukan secara kontraktual. Dilaksanakan oleh BUMN Karya. Sedangkan untuk pembangunan perumahan dilakukan secara swakelola dengan bimbingan teknis Kementerian PUPR. ‘’Kita juga meminta bantuan universitas melalui mahasiswa yang KKN. Dan juga asosiasi yang menerjunkan anggotanya ke sini. Sekarang sudah ada beberapa rumah yang rusah dibangun menggunakan teknologi RISHA,’’ pungkasnya. (nas)
utama di Kecamatan Kayangan, Lombok Utara. Di Kecamatan Kayangan, tervierifikasi 175 orang meninggal dunia akibat tertimpa bangunan saat gempa.
Namun mereka yang tinggal di rumah adat nyaris tidak menjadi korban. Di Dusun Tenggorong ada dua orang meninggal dunia. Bersambung ke hal 11
(Suara NTB/ars)
KOKOH - Rumah adat Gumantar yang tetap kokoh saat gempa merusak bangunan lainnya.