HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000
SUARA NTB
RABU, 3 JULI 2019
Pengemban Pengamal Pancasila
16 HALAMAN NOMOR 93 TAHUN KE 15 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Terdampak Kekeringan, Tanaman Padi di Seteluk Terancam Puso Taliwang (Suara NTB) Sedikitnya 248 hektar lahan pertanian di Seteluk, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) yang terdampak kekeringan terancam gagal panen. Dari total luas lahan yang dilaporkan sekitar 607 hektar, hanya 40 persen saja bisa diselamatkan dengan memanfaatkan sistem jaringan irigasi seadanya. Sementara 60 persen sisanya tidak bisa diselamatkan jika hujan tidak segera turun. Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan (Tanbunnak) KSB, melalui Kabid Pertanian dan tanaman pangan Syaiful Ulum SP, kepada Suara NTB, Selasa (2/7) tidak membantah kondisi 248 hektar lahan yang terancam puso tersebut. Hal ini terjadi, karena sudah tidak ada lagi sumber mata air yang bisa digunakan oleh petani untuk mengairi sawah-sawahnya. Meskipun mesin air sudah didistribusikan kepada para petani sejak adanya laporan kekeringan, tetapi karena sumber mata airnya yang tidak tersedia sehingga petani tidak bisa berbuat banyak. Maka dari itu, saat ini pihaknya tengah mencoba untuk membuat regulasi khusus untuk membantu para petani yang mengalami gagal panen tersebut. Karena jika dihitung-hitung kerugiannya akibat bencana ini ditaksir mencapai angka puluhan juta rupiah. Bersambung ke hal 15 (Suara NTB/ist)
TERANCAM PUSO - Tanaman padi di wilayah Kecamatan Seteluk, KSB yang terdampak kekeringan. Jika hujan tak kunjung turun, tanaman padi ini terancam puso.
Polda NTB Usut Proyek Dermaga Waduruka Rp4,52 Miliar Mataram (Suara NTB) – Polda NTB membidik proyek rehabilitasi Dermaga Waduruka, Langgudu, Kabupaten Bima tahun 2018 yang diduga ditinggal kontraktor. Proyek ini dikerjakan dengan pagu anggaran senilai Rp4,52 miliar.
Pejabat BPBD Provinsi NTB telah dimintai keterangan terkait proyek ini. Pejabat pembuat komitmen proyek tersebut, Mustakim mendatangi Gedung Ditreskrimsus Polda NTB Selasa (2/7) kemarin. Dia mengakui bahwa diminta datang oleh penyidik Subdit III Tipikor. Sekitar pukul 13.30 Wita, Mustakim menuju ruang pemeriksaan. ‘’Iya ini cuma klarifikasi. Biasa namanya juga laporan masyarakat,” ujarnya. Menurutnya, proyek tersebut diker-
jakan menggunakan sistem tender. Namun, dia enggan memberikan keterangan lengkap mengenai mandeknya pengerjaan proyek yang dikerjakan tahun 2018 itu. “Kalau itu pekerjaan rehabilitasi,” ucap Mustakim singkat. Ditemui terpisah, Direktur Reskrimsus Polda NTB Kombes. Pol. Syamsuddin Baharuddin enggan memberikan penjelasan rinci mengenai pengusutan proyek tersebut. ‘’Ini masih verifikasi,” katanya. Seperti diberitakan, proyek
rehablitasi pembangunan dermaga milik Pemprov NTB melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB, yang berada di Desa Waduruka Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima diduga macet. Pasalnya, pengerjaan proyek diduga ditelantarkan begitu saja oleh kontraktor dan sampai saat ini tidak ada kejelasan kelanjutannya. Proyek yang dikerjakan oleh PT. AJA dengan pagu anggaran sekitar Rp4 miliar lebih tersebut, Bersambung ke hal 15
TO K O H Kejaksaan Sasar DD HAMPIR di semua daerah di NTB ada kepala desa (Kades) yang masuk penjara gara gara salah kelola Dana Desa (DD), termasuk Alokasi Dana Desa (ADD). Prihatin situasi itu, Kejaksaan Tinggi NTB mulai menyasar dengan pendampingan untuk pencegahan. Pendampingan itu sudah dimulai dengan pendekatan melalui Pemerintah Provinsi NTB dan pemerintah daerah di masing masing kabupaten/kota oleh masing masing Kejaksaan Negeri (Kejari). Pihaknya dalam berbagai kesempatan menginformasikan, Bersambung Arif ke hal 15
(Suara NTB/why)
PENUHI PANGGILAN - PPK proyek Dermaga Waduruka, Mustakim menaiki tangga Gedung Ditreskrimsus Polda NTB, Selasa (2/7) menuju ruang Subdit III Tipikor untuk memenuhi panggilan penyidik Subdit III Tipikor.
Mataram (Suara NTB) Proyek Dermaga Waduruka, Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima jadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan NTB. Atas temuan itu, BPK merekomendasikan agar Inspektorat NTB menghitung kerugian dan denda yang belum dibayar kontraktor PT. AJA. Dokumen diperoleh Suara NTB, temuan itu tercatat dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Provinsi NTB tahun 2018 yang diserahkan tahun 2019. Pekerjaan dengan judul ‘’Rehabilitasi Dermaga Waduruka’’ itu dikerjakan oleh PT. AJA sesuai perjanjian kontrak nomor 027/054/BPBD.NTB/SPK/ VI/2018 tanggal 22 Juni 2018. Kontrak pekerjaan senilai Rp 4.525.405.000, dengan jangka waktu pelaksanaan 120 hari sejak 22 Juni sampai 19 Oktober 2018. Pekerjaan belum juga tuntas hingga jangka waktu tersebut, sehingga perjanjian berubah sesuai addendum 027/ 380.a/BPBD.NTB/SPK/VI/2018, sehingga pekerjaan diperpanjang sampai 10 Desember 2018. Meski tidak tuntas, dilakukan pembayaran dengan nilai Rp 2.715.243.000, dengan rincian pembayaran uang muka Rp 905.081.000 tanggal 13 Agustus 2018, kemudian pembayaran termin pertama Rp 1.810.162.000 tanggal 16 November tahun sama. Dalam temuannya, BPK menyebut progres pekerjaan hanya sampai 56,30 persen. ‘’Pekerjaan belum selesai sehingga keterlambatan penyelesaian pekerjaan minimal selama 145 hari kalender,’’ demikian catatan tim Pelayanan Informasi dan Komunikasi (PIK) BPK Perwakilan NTB yang diterima Suara NTB. Atas keterlambatan itu, seharusnya PPK menarik denda sebesar Rp 286.752.287. Regulasi denda sesuai Perpres Nomor 16 tahun 2018. Bersambung ke hal 15
Soal Manajemen Fasilitator (Suara NTB/dok)
KO M E N TTAA R 918 Hektare Terdampak Kekeringan
Inspektur Utama BNPB Soroti TPK Mataram (Suara NTB) Inspektur Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Tetty Saragih menyoroti peran Tim Pengendali Kegiatan (TPK) soal manajemen fasilitator. Menurut Tetty, dengan jumlah fasilitator yang mencapai 4.422 orang saat ini, semestinya sudah tidak terjadi kekurangan. Karena ia menilai dengan jumlah fasilitator sebanyak itu sudah berlebih. ‘’Keluhannya fasilitator teknik kurang. Di aturannya kita, satu tim
faslitator terdiri dari delapan orang. Di antaranya 6 orang fasilitator teknik, mestinya tak kekurangan. Tolong TPK dimanage fasilitator yang banyak ini,’’ pinta Tetty dalam rapat koordinasi Hasil Validasi Data Korban Gempa Bumi NTB di Kantor Gubernur, Selasa (2/7) siang. Tetty mengatakan, jumlah fasilitator saat ini 4.422 orang. Rumah yang sedang dalam pengerjaan sebanyak 72.986 unit. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/nas)
RAKOR - Rakor membahas hasil validasi data korban gempa bumi NTB di Kantor Gubernur, Selasa (2/7).
Kondisi Bendungan Pandanduri Kritis
Dinas PUPR Wacanakan Alirkan Air Danau Segara Anak Atasi Dampak Kekeringan H.Husnul Fauzi (Suara NTB/dok)
Mataram (Suara NTB) Kekeringan yang melanda NTB berdampak terhadap menyusutnya debit air di Bendungan Pandanduri, Lombok Timur (Lotim). Kondisi air Bendungan Pandanduri kini masuk kategori kritis. Sementara itu, untuk penanganan krisis air bersih akibat dampak kekeringan sedang dikaji adanya solusi permanen. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) mewacanakan pemanfaatan air Danau Segara Anak untuk me-
ngatasi krisis air bersih yang melanda NTB tiap tahun. ‘’Memang ada kekurangan air di kawasan selatan Pulau Lombok dan kawasan utara Pulau Sumbawa. Yang baru dilaporkan krisis airnya baru Bendungan Pandanduri,’’ kata Sekretaris Dinas PUPR NTB, Ir. H. Ahmadi, SP-1 ketika dikonfirmasi Suara NTB, Selasa (2/7) siang. Karena kondisi air bendungan yang berada di Desa Suangi, Kecamatan Sakra itu menyusut, Bersambung ke hal 15
MENYUSUT - Sejumlah warga mencari ikan di Bendungan Pandanduri, belum lama ini. Tampak debit air bendungan sudah mulai menyusut.
(Suara NTB/nas)
DINAS Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) mencatat seluas 918 hektare tanaman pangan jenis padi dan jagung mengalami kekeringan di NTB. Sejauh ini, berdasarkan data yang diterima dari kabupaten/kota, belum ada tanaman padi dan jagung yang mengalami puso atau gagal panen. Bersambung ke hal 15
Dermaga Waduruka Jadi Temuan BPK