SUARA NTB
HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000
SABTU, 2 FEBRUARI 2019
Pengemban Pengamal Pancasila
Pengawasan Dewan Lemah, Perencanaan Dinilai Kurang Matang FORUM Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) mengamati, tak maksimalnya penyerapan anggaran merupakan penyakit yang terulang tiap tahun. Fitra menilai perencanaan yang kurang matang menjadi faktor dominan penyebab tak maksimalnya penyerapan APBN maupun APBD di NTB. Selain itu, Fitra juga meli-
hat pengawasan dari legislatif atau DPRD masih lemah. Di tengah kondisi fiskal daerah yang terbatas, seharusnya Dewan melakukan fungsi pengawasannya terhadap eksekutif, agar dana pusat yang sudah turun ke NTB dapat dieksekusi maksimal. ‘’Kita selalu, serapan anggaran tiap triwulan rendah. Akan tinggi nanti di akhir tahun, pada triwulan IV. Ini penyakit lama yang agak sulit Pemda untuk move on,’’
kata Direktur Fitra NTB, Ramli dikonfirmasi Suara NTB, Jumat (1/2) siang. Fitra melihat serapan anggaran yang tak maksimal tiap triwulan bahkan tiap tahun karena persoalannya ada di hulu, yakni perencanaan. Menurutnya, perencanaan program atau kegiatan yang dilakukan Satuan Kerja (Satker) kurang matang. ‘’Ketika perencanaannya kurang matang. Maka nanti pada pelaksanaan juga susah implementasinya,’’ katanya. Selain itu, Fitra juga melihat tak maksimalnya penyerapan anggaran akibat persoalan teknis di lapangan. Seperti petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) yang terlambat turun dari kementerian terkait. Jika penyebabnya berkaitan dengan regulasi seperti ini, kata Ramli, maka dapat dimaklumi serapan anggaran akan ikut berpengaruh. Bersambung ke hal 11
12 HALAMAN NOMOR 272 TAHUN KE 14 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Kanwil DJPB akan Cek Efektivitas Penggunaan APBN Mataram (Suara NTB) Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB) NTB bersama Bank Indonesia (BI) akan melakukan jemput bola ke Satuan Kerja (Satker) untuk memaksimalkan penyerapan anggaran. Selain itu, Kanwil DJPB akan turun langsung melihat efektivitas penggunaan anggaran yang telah digelontorkan pemerintah pusat di NTB. ‘’Nanti setiap bulan kita bikin raport dan hasilnya kami serahkan ke Pak Gubernur,’’ ujar Kepala Kanwil DJPB NTB, Syarwan, SE, MM dikonfirmasi Suara NTB, di kantornya, Jumat (1/2) siang. Syarwan mengatakan, ia dan Kepala BI Perwakilan NTB telah komit untuk mengawal pelaksanaan penyerapan anggaran di NTB. Kanwil DJPB dan BI akan mendatangi setiap Satker yang mengalami hambatan dalam menyerap anggaran. ‘’Teman-teman akan kita datangi, apa kendalanya? Kita jemput bola ke Satker. Kalau ndak, kapan bangkitnya NTB ini. Saya ingin berkontribusi pada NTB,’’ ujarnya. Upaya yang dilakukan tersebut juga untuk mencegah penumpukan
eksekusi anggaran di akhir tahun. Bahkan, kata Syarwan, tim dari Kanwil DJPB NTB telah mulai turun mendatangi Satker. Mantan Kepala Kanwil DJPB Papua ini menambahkan pihaknya bukan saja akan melihat penyerapan anggaran. Namun lebih dari itu, efektivitas penggunaan anggaran juga akan dilihat secara detail. Bersambung ke hal 11
’’
Teman-teman akan kita datangi, apa kendalanya? Kita jemput bola ke Satker. Kalau ndak, kapan bangkitnya NTB ini. Saya ingin berkontribusi pada NTB.
Syarwan (Suara NTB/dok)
TO K O H
(Suara NTB/bul)
STIP - Kawasan STIP Banyumulek saat ini. Di kawasan ini baru diisi kontraktor-kontraktor yang mengerjakan perangkat rumah aplikasi untuk korban gempa.
Apresiasi Kinerja Kades DESA harus dapat memanfaatkan segala potensi yang ada di desanya, sehingga ke depan desa dapat mandiri dan tidak bergantung pada pemerintah kabupaten dan provinsi. Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, ketika menghadiri penandatanganan kontrak kerja tenaga pendamping profesional Program Pembangunan dan Pemberd a y a a n Masyarakat Desa (P3MD) di Kabupaten Lombok Utara (KLU), Jumat (1/2). Hj. Sitti Rohmi Djalilah
Bersambung ke hal 11
(Suara NTB/ist)
KO M E N TTAA R
Program Industrialisasi
STIP, Program Lompatan Tanpa Tahapan Jelas Mataram (Suara NTB) Pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, Dr. Zulkieflimansyah- Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah (Zul-Rohmi) memiliki program di bidang industrialisasi dan hilirisasi produk. Ikhtiar Zul-Rohmi melalui program ini adalah menjadikan NTB tidak hanya menjual produk (hasil pertanian dalam arti luas dan produk lainnya) dalam bentuk produk mentah. Tetapi produk olahan yang intinya memiliki nilai jual lebih tinggi. ‘’Kami mengapresiasi program kepala daerah untuk melakukan industrialisasi,’’ ujar Dr. Azis Bagis, pemerhati ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Mat-
aram (Unram). Program industrialisasi dan hilirisasi ini, dilaksanakan melalui Science Technologi Industrialisasi Park (STIP) di Banyumulek, Lombok Barat. Sebelumnya, dike-
nal sebagai Techno Park. Bagi Azis Bagis, STIP adalah program lompatan dan program besar. Artinya, untuk merealisasikan program besar ini, seharusnya ada tahapan
SK 1.000 Guru Non PNS
yang dilakukan oleh pemerintah daerah. ‘’Industrialisasi ini bagus. Tapi harusnya mulai dari start up dulu, mulai dari Incubator Bisnis Technologi (IBT). Kalau STIP itu artinya langsung melompat (tanpa tahapan). Atau caranya bisa menggandeng IBT untuk mengembangkan STIP. Sehingga tahapannya jelas,’’ kata Azis Bagis. Memulai industrialiasi dengan mengoptimalkan Incubator Bisnis Technologi
(IBT) yang ada di masingmasing Perguruan Tinggi (PT). Unram sendiri katanya, telah memiliki IBT yang ia kelola sejak 2018 lalu. IBT adalah wadah untuk mendorong dan mendampingi sekaligus para enterpreunur bisnis dari kalangan mahasiswa dan alumni. Acuannya adalah penerapan teknologi hasil – hasil penilitan yang dilakukan di kampus dan telah memiliki hak paten. Bersambung ke hal 11
Diminta Susun Proyeksi Kebutuhan PNS
SK penugasan sekitar 1.000 lebih guru SMA/SMK/SLB non PNS masih berada di meja Gubernur NTB. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB mengaku sudah menaikkan draf SK penugasan guru non PNS tersebut ke gubernur untuk diteken atau ditandatangani. ‘’Masih di Pak Gubernur. Beliau masih telaah. Sudah kita naikkan,’’ kata Kepala Dinas Dikbud NTB, Drs. H. Muh. Suruji dikonfirmasi di Mataram. Suruji mengatakan, pada 2018 sudah dilakukan UKG bagi guru honorer SMA/SMK/SLB sebanyak dua kali. Pada UKG Non PNS normatif-adaptif, pesertanyasebanyak5.837orang.Bersambung ke hal 11
Pemprov Kekurangan 2.584 Guru dan 694 Tenaga Kesehatan
Mengendap di Kas Daerah H. Muh. Suruji (Suara NTB/dok)
294 Desa Belum Terima DD Tahap III Tahun 2018 Mataram (Suara NTB) Penyerapan penyaluran dana desa (DD) tahap III tahun 2018 hingga 31 Desember baru mencapai 70,45 persen. Data yang diperoleh Suara NTB dari Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB) NTB, sebanyak 294 desa yang belum menerima DD tahap III tahun 2018. Pemerintah pusat melalui Kantor Pelayanan Perbendaha-
raan Negara (KPPN) telah mentransfer DD tahap III tahun 2018 ke Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) sebesar Rp392,32 miliar atau 40 persen total dana desa yang diperoleh NTB tahun 2018. Dengan rincian Lombok Barat Rp51,33 miliar, Lombok Tengah Rp62,18 miliar, Lombok Timur Rp101,08 miliar, Bima Rp62,71 miliar, Sumbawa Rp49,56 miliar, Dompu Rp24,68 miliar, Sumbawa Bar-
at Rp21 miliar dan Lombok Utara Rp19,77 miliar. Dari dana sebesar Rp392,32 miliar yang telah ditransfer ke kas daerah delapan kabupaten, cuma lima kabupaten yang menyalurkan 100 persen ke desa sampai 31 Desember 2018. Dua kabupaten, yakni Lombok Timur dan Lombok Utara nol persen, sedangkan Lombok Tengah 82,68 persen. Bersambung ke hal 11
Mataram (Suara NTB) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PANRB) meminta Pemprov dan Pemda kabupaten/kota menyusun kebutuhan PNS lima tahun ke depan. Kemen PANRB memberikan tenggat waktu kepada Pemda untuk menyusun kebutuhan PNS sampai Maret mendatang. ‘’Sesuai surat Kemen PANRB, kita diminta menyusun kebutuhan personel lima tahun ke depan sesuai analisis jabatan (Anjab) dan analisis beban kerja (ABK),’’ kata Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah (BKD) NTB, Yus Harudian Putra, S. STP dikonfirmasi kemarin di Mataram. Yus mengatakan, saat ini BKD sedang menyusun proyeksi kebutuhan PNS lingkup Pemprov NTB lima tahun ke depan bersama dengan Biro Organisasi. Untuk peny-
(Suara NTB/nas)
Yus Harudian Putra usunan kebutuhan PNS lima tahun ke depan. Pertama, harus disesuaikan dengan Anjab dan ABK. Kedua, disesuaikan dengan proyeksi kemampuan fiskal daerah lima tahun ke depan. Bersambung ke hal 11