Edisi 15 Mei 2017 | Suluh Indonesia

Page 5

pini F OKUS Perlunya Pemerintahan Tegas ADIKALISME belakangan menjadi momok di masyarakat. Bahkan paham radikal disinyalemen telah masuk ke dunia pendidikan, yakni sekolah dan kampus. Kekhawatiran dan kecemasan pun muncul, ideologi radikal ini akan meruntuhkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mengingat berbagai provokasi secara massif dikumandangkan untuk merongrong pemerintahan sekarang, NKRI bahkan ideologi Pancasila. Kecemasan akan radikalisme dan kekhawatiran akan cerai berainya NKRI, sangat kentara dengan berbagai isu yang berkembang belakangan ini. Terlebih di dunia maya, berbagai informasi antara yang hoax (palsu) dan yang asli bersliweran saling berbalas tanpa kendali. Berbagai pihak terutama pihak keamanan dan tokoh nasionalis berupaya melakukan berbagai counter untuk meredam berita-berita hoax, termasuk masuknya paham radikal ini. Beberapa cara yang telah dilakukan, di antaranya memberikan berbagai penyuluhan ke sekolah-sekolah dan kampus-kampus tentang menangkal berita hoax dan radikalisme. Sementara para tokoh nasionalis dan budayawan menangkalnya dengan menggelar berbagai perhelatan bertemakan nasionalisme, toleransi, flurarisme dan sejenisnya. Berbagai upaya itu memang cukup efektif mengimbangi masifnya gerakan penyebaran paham radikal. Namun, tanpa bermaksud mengecilkan arti perjuangan menangkal gerakan radikalisme ini, apa yang dilakukan boleh dikatakan agak terlambat. Sebab, upaya pemasukan paham radikal ini telah dilakukan secara pelan dan pasti, bahkan terstruktur rapi sejak jauh-jauh sebelumnya. Ini dapat dilihat dari berbagai isu SARA (suku, agama, ras dan antar golongan) yang dihembuskan, baik lewat media sosial di dunia maya (internet) maupun secara nyatanyata dalam berbagai kegiatan di tempat-tempat umum. Apakah itu dalam bentuk ceramah, orasi dan sejenisnya dalam berbagai aksi melibatkan yang publik cukup banyak di tempat-tempat umum. Sayangnya, berbagai provokasi halus lewat hembusan dan bisikan isu-isu SARA dengan muatan intoleransi yang jelas-jelas mengarah pada disintegrasi bangsa, tidak segera ditanggapi oleh pihak terkait dan pemerintah. Berbagai bisikan intoleransi lewat isu SARA dan rongrongan terhadap ideologi negara Pancasila dan NKRI, dibiarkan menggelinding begitu saja. Berbagai aktor intelektual yang nyata-nyata dan dengan terbuka menebar paham radikal, isu SARA, intoleransi, disintegrasi dan rongrongan pada NKRI dan ideologi Pancasila, seakan dibiarkan gentayangan dan tidak ada tindakan tegas apa pun. Ketika gelindingan bola salju itu telah menjadi besar dan berhasil masuk ke berbagai lapisan masyarakat terutama generasi intelektual di dunia pendidikan, semua seperti kebakaran jenggot. Semua bertindak seperti pemadam kebakaran, sibuk mencari air untuk memadamkan api paham radikal yang telah membakar bangsa dan NKRI. Ini tentu menjadi pekerjaan yang tidak mudah dan dipastikan telah ada “yang terbakar” oleh paham radikal tersebut. Jika saja sejak dini pemerintah bersikap tegas dengan menindak para provokator tersebut, barangkali kekhawatiran dan kecemasan anak bangsa ini tidak separah sekarang ini. Sikap tegas pemerintah tidaklah selalu diartikan arogan, otoriter, diktator atau sejenisnya. Sikap tegas justru diperlukan untuk menjaga wibawa pemerintah, menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI serta idelogi negara. Sikap tegas ini diperlukan untuk memberikan jaminan keamana dan kenyamanan pada rakyat Indonesia. Sikap tegas pemerintah ini seperti apa yang ditunjukkan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Susi Pudjiastuti dengan menenggelamkan kapal-kapal asing yang jelas-jelas merongrong NKRI. ***

R

Bang D

el

Polri perlu membuka sayembara guna membantu penyelidikan teror terhadap Novel Baswedan

Biar cepat tertangkap ...

Suluh Indonesia, Senin 15 Mei 2017

5

“Good University Governance” Berbasis Kearifan Lokal PERGURUAN tinggi sebagai salah satu institusi penyelenggara pendidikan di Indonesia, tidak luput dari berbagai tantangan yang harus dihadapinya. Tantangan tersebut antara lain berupa timbulnya aspirasi dan idealitas masyarakat yang multi-interest dan multi-kompleks, terutama dalam menghadapi dan memenuhi kebutuhan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian, perguruan tinggi tidak lagi menghadapi kehidupan yang simplisistis, melainkan amat kompleks.

Dunia pendidikan tinggi di Indonesia sedang menghadapi tiga skala tuntutan, yaitu skala global, nasional dan tuntutan dalam lingkup perguruan tinggi itu sendiri. Tuntutan pada skala global di antaranya berupa tuntutan kualitas, relevansi dan internasionalisasi pendidikan tinggi. Hal tersebut seiring dengan tuntutan yang digariskan oleh UNESCO kepada perguruan tinggi-perguruan tinggi di dunia. Persoalan kualitas dan relevansi bukan persoalan baru, tetapi mengenai internasionalisasi pendidikan tinggi yang ujung-ujungnya berkiblat ke luar negeri telah menjadi perhatian serius di kalangan para praktisi dan pemikir pendidikan, karena internasionalisasi pendidikan tinggi digunakan sebagai parameter utama peningkatan kualitas. Tata kelola lembaga pendidikan tinggi disebut dengan ”Good University Governance”. Konsep good university governance kini menjadi bahan dan acuan bagi perguruan tinggi dalam meningkatkan kualitas lembaga yang kelak melahirkan sumber daya berkualitas. Implementasi konsep good university governance melalui pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat yang berbasiskan pada kearifan local, diharapkan mampu menyelesaikan persoalan bangsa. Sudut pandang good university governance yang berkiblat internasionalisasi sesungguhnya belum menjadi jaminan menyelesaikan persoalan bangsa Indonesia. Permasalahan bangsa hanya bisa diselesaikan dengan cara dan pendekatan yang didasarkan pada kearifan lokal. Peran pendidikan tinggi yang baik sesungguhnya menjadi bagian yang dapat menyelesaikan persoalan bangsa dengan pijakan pada potensi kearifan lokal. Persoalan bangsa Indonesia tidak dapat diselesaikan secara tuntas dengan pendekatan luar negeri yang tidak tahu akar dan persoalan yang diharapkan, tetapi harus diselesaikan melalui nilai-

Oleh Prof. I Nyoman Sucipta* nilai lokal. Konsep good university governance yang berbasis kearifan lokal akan menjadi pintu utama revolusi pendidikan tinggi di tanah air. Pijakan pemikiran kaum akademisi yang semangat menggali persoalan lokal untuk dipentaskan ke ranah internasional menjadi harapan baru bagi pendidikan tinggi di tanah air. Kaum akademisi dalam good university governance memiliki peluang dan kesempatan besar dalam memberikan kontribusi riil ke masyarakat melalui kiprah pendidikan tinggi. Realisasi good u n i v e r s i t y governance berbasiskan kearifan lokal ialah implementasi pendidikan tinggi di tanah air yang kelak mampu memberikan harapan baru dan pembaharuan keilmuan. Peran dunia pendidikan tinggi secara nyata memberikan sumbangan pemikiran dan memecahkan persoalan masyarakat. Hal itu menjadi tugas utama bagi lembaga pendidikan tinggi yang mencapai level good university governance. Dalam konteks ini, perguruan tinggi mau tidak mau harus mempersiapkan diri dalam menghadapi internasionalisasi ke depan. Terlebih, bangsa Indonesia sebagai bagian dari masyarakat global tidak dapat bebas bersikap, karena terikat dengan kesepatan-kesepatan dunia. Pada skala nasional, saat ini masyarakat telah mengalami perubahan dalam memandang pendidikan. Kalau dahulu pendidikan hanya dianggap sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan dasar akademik manusia, bisa baca-tulis-hitung, saat ini pendidikan dipandang sebagai investasi (human invesment ). Tidaklah berlebihan, jika saat ini masyarakat menuntut perguruan tinggi sebagai sebuah institusi yang akan mampu mencetak lu-

lusan yang tangguh, berkualitas dan sanggup bersaing dengan yang lain. Dalam konteks perguruan tinggi, penting untuk melakukan refleksi dalam rangka reorientasi perguruan tinggi sebagai landasan filosofis bagi upaya gerakan dan penyatuan langkah bagi seluruh anggota civitas akademika. Di samping itu, penataan secara internal yang menyangkut aspek managemen, administrasi, organisasi, pengembangan akademik adalah hal penting lainnya yang harus segera dilakukan. Berkenaan dengan hal ini, pengembangan keilmuan dan profil lulusan yang dihasilkan harus menjadi tema sentral. Konseptualisasi hal-hal tersebut harus dilakukan sebab konsep tersebut akan menjadi dasar kebijakan pengembangan perguruan tinggi lebih lanjut mulai dari tataran konsep abstrak, seperti visi dan misi, struktur kelembagaan, struktur kurikulum di setiap program studi, sampai pada arah dan strategi pembinaan dan pengembangan dosen, mahasiswa dan seluruh civitasnya. Perputaran roda kehidupan telah mengantarkan manusia untuk menapaki kehidupan barunya, yaitu di awal milenium ketiga. Banyak tren dan estimasi yang dilontarkan oleh para pemikir dan futurology, baik yang bernada optimis maupun pesimis. Di antaranya adalah Alvin Toffler dengan “Future Schock, Powershift atau The Thrid Wave”, John Naisbitt dan Patricia Aburdene dengan “Megatrend 2000 ”, Michael Poster dengan “The Competitive Advantage of Nation” dan Kenichi Ohmae dengan “The borderless World ”. Inti dari prediksi dan estimasi tersebut adalah pada milenium ketiga ini akan terjadi pergeseran dan perubahan kehidupan sosial yang

maha dahsyat, sehingga terjadi apa yang disebut dengan cultural and social discontinuity. Perubahan yang akan terjadi 100 tahun mendatang nampak akan melampaui perubahan yang terjadi 1000 tahun lalu, baik dari segi dampaknya, kecepatannya, luasnya dan pentingnya. Masyarakat dunia akan mengalami fenomena baru, di mana seluruh tatanan sosial akan didominasi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagaimana Tofler melihat bahwa perjalanan masyarakat dunia memasuki gelombang baru, yaitu gelombang ketiga. Menurut Tofler, gelombang pertama dicirikan oleh adanya revolusi agraris, gelombang kedua memiliki ciri revolusi industri dan gelombang ketiga bercirikan dominasi teknologi komunikasi. Kemajuan teknologi komunikasi menjadikan informasi sebagai sarana yang amat vital bagi kehidupan masyarakat modern. Teknologi informasi modern memudahkan orang memperoleh informasi mutakhir di bidang apapun dari manapun asalnya dan memudahkan orang untuk saling berhubungan di manapun orang itu berada, dengan biaya yang relatif lebih murah dan waktu yang lebih cepat. Apabila kita tidak bisa menguasai dan memanfaatkan kemajuan di bidang teknologi informasi ini, kita akan dilindas oleh informasi yang kita ciptakan sendiri. Upaya mewujudkan perguruan tinggi yang mampu menghadapi berbagai tantangan di era global, masih memerlukan kerja keras oleh semua pihak, baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung. Upaya-upaya ini bisa dilakukan di antaranya dengan peningkatan kualitas sumber daya yang ada, perlunya dukungan kebijakan nasional, perubahan paradigma, kepemimpinan yang visioner, memperluas jaringan kerja sama dan pengembangan di bidang penelitian. Hanya dengan kerja keras kaum akademisi yang selalu semangat dan rajin melakukan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat dengan menggali kearifan lokal demi menumbuhkan karya dan teori baru. *Penulis: Guru Besar pada Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana

Suluh Indonesia Mengundang Anda menulis dalam kolom ini. Caranya: Kirim Tulisan Anda ke alamat Gedung Pers Pancasila Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat atau Kirim ke E-mail: info@bisnis-jakarta.com. Panjang Tulisan Maksimal 7.000 karakter. Tulisan akan dimuat juga secara sinergis dengan Kelompok Media Bali Post.

SURAT A NDA Mungkinkah Acara Televisi Kita Memberikan Ilmu yang Baik KEADAAN ini sudah berlangsung sangat lama. Sebuah keadaan yang sangat mengerikan dari sebuah bangsa yang semakin jauh dari belajar dan merenungkan arti sebuah kemajuan teknologi. Televisi saat ini sudah menjadi salah satu sahabat terdekat kita yang menemani disaat santai di ruang keluarga. Televisi juga bisa kita jumpai di tempattempat umum yang biasanya berada di ruang tunggu seperti di rumah sakit, terminal dan bahkan sekarang sudah ada di dalam kendaraan umum. Sayangnya manusia yang mengisi layar kaca hanya membuat penonton senang semata tanpa

memikirkan dampak lainnya. Seperti yang selama ini terjadi adalah anak-anak yang masih menginjak masa pertumbuhan SD,SMP dan kaum remaja yang cenderung mencari idola tanpa bekal pemikiran yang cukup. Aksi mereka yang tak bisa saya sebutkan adalah aksi yang seharusnya hanya dimengerti oleh suami istri yang telah menikah karena mengandung gerakan terselubung yang meliarkan pikiran para remaja. Pemerintah harap segera cepat tanggap untuk mencekal semua acara televisi yang tak berguna itu. Abi Fatihah Jakarta

Pemerintah Semakin Jelas PEMERINTAH kita saat ini semakin jelas dan terlihat kinerjanya. Saya sebagai rakyat sangat bisa merasakan kinerja pemerintah yang dipimpin oleh Pak Joko Widodo. Saya hidup di tengah masyarakat ekonomi kelas bawah dan memang itulah kenyataan wajah Indonesia tidak bisa ditutup-tutupi. Walaupun jalanan dipenuhi berbagai merk mobil mewah ratusan juta yang ditumpangi sendirian dan itu terjadi pada banyak individu mengendari mobil mewah sendiri-sendiri dan di sela-selanya ada berduyunduyun sepeda motor dengan berbagai kelas juga tentunya namun mayoritas adalah sepeda motor kalangan bawah yang hanya un-

tuk sekedar menembus kemacetan bukan untuk gaya-gayaan seperti kalangan motor tertentu. Dari zaman Pak Harto kita selalu dilatih untuk malu dengan wajah kita yang sebenarnya. Inilah wajah kita. Dari dahulu hingga sekarang adalah samar dan gak jelas. Sangat jelas terlihat pemerintah seperti orang bingung. Pemerintahan tanpa arah. Seakan akan elit politik seperti anak bayi yang lagi sibuk ngaduk-ngaduk makanannya sendiri lalu dimasukkan kemulutnya lalu blepotan dan tumpah karena masih baru belajar makan. Semoga Pemerintah menemukan Jati Dirinya. Sujatmiko Srengseng, Jakarta Barat

Kesejahteraan yang Merata Harus Terwujud PEMERINTAH harus terus berupaya untuk menurunkan angka kemiskinan serta pengangguran. Jika dibiarkan meningkat dan tidak cepat ditanggulangi secara sistematis dan terprogram bisa membahayakan, karena dapat menimbulkan kerawanan sosial dan keamanan yang berakibat bisa terpengaruhnya pertumbuhan ekonomi nasional. Sektor industri memiliki peran strategis dalam menyumbang kinerja ekspor. Dalam kenyataannya Indonesia memiliki banyak para sarjana yang lulus tetapi sulit mendapat kesempatan kerja sesuai bidangnya. Selain itu, beberapa penelitian

menunjukkan keterkaitan sektor industri relatif lebih dinamis dibanding sektor lain. Dan pada akhirnya, sektor industri mampu menyediakan kesempatan kerja yang berkualitas dibandingkan sektor lainnya. Tetapi sebenarnya, peningkatan jumlah pengangguran yang terus terjadi di Indonesia ini, diduga akibat program penanganan yang bersifat sementara. Akibat penanganan yang sementara dan program yang terkesan monoton itu membuat jumlah pengangguran sulit bisa ditekan. Alamsyah K Kampung Melayu, Jakarta Timur

Sampaikan saran, kritik dan keluhan mengenai kebijakan Pemerintah, fasilitas umum atau lainnya ke: PO BOX 6233 JKBKG, Jakarta 11062, redaksi: Jl Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan, Jakarta Pusat. Fax: 53670771 atau e-mail: info@bisnis-jakarta.com. Lampirkan foto copy KTP/SIM/Paspor yang masih berlaku dan cantumkan nomor telepon yang bisa dikonfirmasi.

Pemimpin Umum : Satria Naradha, Wakil Pemimpin Umum/Redaksi/Penanggung Jawab : Wirata, Redaktur Pelaksana : Nikson, Gde Rahadi, Redaksi : Hardianto, Ade Irawan, Bogor : Aris Basuki, Depok : Rajif Nugroho, Tangsel : Novi Revolusiana, Iklan : Emiliana, Sirkulasi : D. Swantara. Alamat Redaksi : Jalan Gelora VII No 32 Palmerah, Jakarta Pusat. Telpon (021) 5356272, 5357602 Fax (021) 53670771. Website : www.bisnis-jakarta.com, email : info@bisnis-jakarta.com. Tarif Iklan : Iklan Mini minimal 3 baris Rp 6.000 per baris, Iklan Umum/Display BW : Rp 15.000 per mmk, Iklan Warna FC : Rp. 18.000 per mmk, Iklan Keluarga/Duka Cita : Rp 7.000 per mmk, Advetorial Mini (maks 400 mmk) Rp 4.500 per mmk, Biasa (lebih dari 400 mmk) Rp 6.000 per mmk. Pembayaran melalui Bank BCA No Rekening 006-304-1944 a/n PT. Nusantara Media Baliwangi, Bank BRI No Rekening 0018-01-000580-30-2 a/n PT. Nusantara Media Baliwangi. Bukti transfer di fax ke (021) 53670771, cantumkan nama dan nomor telpon sesuai registrasi.

Penerbit : PT. NUSANTARA MEDIA BALIWANGI Percetakan : PT SATRIA NARADHA PERS, Cikarang, Bekasi Wartawan Suluh Indonesia membawa tanda pengenal dan tidak dibenarkan meminta/menerima sesuatu dari sumber.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.