Majalah Bali Post Edisi 27

Page 1

26 | 3 - 9 Maret 2014

RP 20.000 RP 20 000 20 000 00 00



DAFTAR ISI KILAS BERITA Puting Beliung, Pura dan Bale Gong Roboh 6 LAPORAN UTAMA Otonomi Penyumbang Signifikan Kerusakan Lingkungan 8 Perizinan Sering Jadi Komoditas 9 Wow…, 55 Tahun 10

OLAHRAGA Seruan yang Tanpa Gema 28

KRIMINAL Gembar-gembor,

Perselingkuhan pun Terungkap 32

POLITIK Konvensi Demokrat, Retorika Peduli Bali 12 LINGKUNGAN Drainase Buruk 14 OPINI Pemberantasan Narkoba,

EKONOMI Ekonomi Bali Timpang 36 PARIWISATA Juwuk Manis Waterfall

Pesona Alam di Tukad Pasud 38

Jembrana Punya

Segudang Wisata Alam 39

JAJAK PENDAPAT Inkonsistensi Menindak

EVENT Kunjungi Bali Post MANCANEGARA Thailand

PENDIDIKAN Mendesak, Keberadaan

TRADISI Barong Brutuk,

MANCANEGARA Krisis Ukraina Makin Memanas 20 DAERAH Pengawasan Lemah

PROPERTI Pertamanan

Pertaruhan Prestise Negara 16

Kejahatan Narkoba 17

Petugas Laboratorium Andal 18

Pengerukan Perbukitan Makin Marak 22

KESEHATAN Hamil Anggur

Pembuahan Sel Sperma dan Telur Gagal Terbentuk 24 LENSA Pesona Lembongan 26

40

Bergolak Lagi 42

Tarian Sakral Desa Trunyan 44 Tradisional Bali 46

Dalam Pertamanan Bali

Tiap Tanaman Punya Filosofi 47 ADVERTORIAL 226 Tahun Kota Denpasar

Kota Kreatif Berbasis Kearifan Budaya Lokal 48 Badung Perlu Terobosan Inovatif dan Original 49 AWARD THK Nugraha 2014

Motivasi Wujudkan Bali Lebih Mendunia 50 3 - 9 Maret 2014

3


DARI PEMBACA

Berdayakan Puskesmas

M

ewabahnya DB (demam berdarah) akhir-akhir ini khususnya di Badung perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Penanganan DB di Badung perlu dicarikan solusi yang baik mengingat sampai saat ini Rumah Sakit Kapal masih dalam tahap renovasi. Oleh karena itu, Pemkab Badung sebaiknya memberdayakan secara maksimal fungsi Puskesmas Blahkiuh. Mengingat banyak pasien Badung yang dirujuk ke Tabanan padahal dari segi jarak sangat memberatkan masyarakat. Rasanya tidak berlebihan jika Pemkab Badung mulai merevitalisasi peran dan fungsi Puskesmas Blahkiuh yang selama ini nampak penampilan luarnya kurang meyakinkan.

I Wayan Sutarsa Br. Piakan, Sibangkaja, Badung

Bagaimana Bisa Miliki Pulau?

M

enyaksikan berita di TV dan membaca berita-berita di koran sungguh mengasyikkan mengetahui para koruptor dalam melipatgandakan harta kekayaannya. Misalnya, keluarga Gubernur Banten Ratu Atut Choysiyah memiliki dua pulau di dua kecamatan, Kabupaten Pandegelang, Provinsi Banten. Bagaimana kok bisa perorangan/keluarga memiliki sampai dua pulau. Apakah itu warisan nenek moyangnya, atau diperoleh dengan jalan membeli? Kalau dengan membeli, lalu dulu penjualnya siapa, kapan transaksinya, proses akte jual beli dan pensertiďŹ katannya melalui lembaga mana, dan apakah hal itu dibenarkan menurut perundang-undangan yang berlaku di negeri ini? Sebaiknya hal itu tak perlu diberikan atau sangat cocok diadakan pembatasanpembatasan dalam kepemilikan lahan, agar pulau-pulau di Indonesia tidak dicaplok orang-orang berduit. Ironisnya lagi orang-orang berduit itu tadinya banyak yang memegang kendali kekuasaan dan banyak pula yang tersandung kasus hukum.

Romi Sudhita Jl. Srikandi, Singaraja

Perintis K Nadha Pemimpin Umum ABG Satria Naradha Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab Wirata Redaktur Pelaksana/Wakil Penanggung Jawab Alit Purnata Sekretaris Redaksi Sugiartha Redaksi Alit Susrini, Alit Sumertha, Daniel Fajry, Dira Arsana,Mawa, Suana, Sueca, Yudi Winanto, Subrata, Budi Wiriyanto, Anggota Redaksi Denpasar Giriana Saputra, Oka Rusmini, Umbu Landu Paranggi, Subrata, Sumatika, Asmara Putra, Diah Dewi, Yudi Karnaedi, Wira Sanjiwani, Pramana Wijaya, Eka Adhiyasa, Dedy Sumartana, Parwata, Rindra, Agustoni, Widana, Ngurah Kertanegara, Manik Astajaya, Komang Suryawan. Bangli: Ida Ayu Swasrina, Buleleng: Dewa Kusuma, Mudiarta, Gianyar: Agung Dharmada, Karangasem: Budana, Klungkung: Bagiarta, Negara: IB Surya Dharma, Tabanan: Dewi Puspawati Jakarta Nikson, Hardianto, Ade Irawan NTB Agus Talino, Syamsudin Karim, Izzul Khairi, Raka Akriyani Surabaya Bambang Wiliarto

Persiapkan SDM Sambut UU Desa Pemberdayaan SDM di desa harus dipersiapkan lebih awal dalam rangka menyambut pelaksanaan UU Desa ke depan. Kita berharap semoga dalam UU Desa tersebut terdapat pasal yang mengatur tentang pemberdayaan SDM di desa, khususnya tentang perangkat desa (perbekel, kaur, kadus dan lain-lain). Perlu diadakan suatu jenis pelatihan, kursus, diklat atau sejenisnya di tingkat daerah yang difasilitasi oleh pemerintah provinsi, kabupaten/kota atau kecamatan. Pemberdayaan melalui diklat ini agar diperkuat dengan payung hukum (Perda) yang nantinya program ini bisa berkelanjutan dengan sumber dana dan anggaran yang jelas. Kita ketahui tantangan dalam pengelolaan administrasi dan pembangunan di desa semakin berat. Banyak program pemerintah seperti Gerbangsadu, PPIP, PNPM, Bansos dan lain-lain yang memerlukan SDM handal dan terampil.

Putu Orbawan Banjar Dinas Siwa, Desa Mayong Kec. Seririt, Buleleng

4

Kantor Redaksi Jalan Kepundung 67 A Denpasar 80232. Telepon : (0361)225764, Facsimile: 227418, Alamat Surat: P.O.Box:3010 Denpasar 80001. Perwakilan Bali Post Jakarta, Bag.Iklan/Redaksi: Jl.Palmerah Barat 21F. Telp 021-5357602, Facsimile: 021-5357605 Jakarta Pusat. NTB: Jalam Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257 Manajer Iklan: Suryanta, Manajer Sirkulasi: Budiarta, Alamat Bagian Iklan: Jl.Kepundung 67A, Denpasar 80232 Telp.: 225764, Facsimile : 227418 Senin s.d. Jumat 08.00-19.00, Sabtu 08.00-13.00, Minggu 08.00-19.00. Surat Izin Usaha Penerbitan Pers SK Menpen No. 005/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 Tanggal 24 Oktober 1985, ISSN 0852-6515. Anggota SPS-SGP, Penerbit PT Bali Post. Rek. BCA KCU Hasanudin Denpasar AC: 0403070618 a/n PT. Bali Post. Rek. BRI Jl. Gajahmada Denpasar A/C: 00170 1000320 300 an Pt.Bali Post. Dicetak di Percetakan BP

3 - 9 Maret 2014

4


5


KILAS BERITA

Puting Beliung, Pura dan Bale Gong Roboh

T

iga wilayah di Bali, yakni Denpasar, Gianyar, dan Klungkung, Rabu (19/2), dilanda puting beliung. Akibatnya, sejumlah pura dan bale gong roboh. Selain diterbangkan angin, kerusakan itu juga ada yang disebabkan tertimpa pohon besar. Di Klungkung, sedikitnya tiga pura di Kecamatan Banjarangkan, porak poranda akibat tertimpa pohon. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Tiga pura itu yakni Pura Manik Mas dan Pura Penataran di Desa Pakraman Sengkiding, Desa Aan, serta Pura Prajapati, di Setra Desa Pakraman Tegal Wangi, Desa Nyalian, Banjarangkan. Klian Pura Manik Mas, Wayan Sumarta mengatakan, terjangan angin puting beliung terjadi

sekitar pukul 13.00 wita. ‘’Saat itu, angin bertiup sangat kencang, tetapi hanya sebentar. Setelah reda, warga menghubungi saya dan mengatakan Pura Manik Mas hancur tertimpa dahan pohon beringin,’’ ujar Sumarta. Hal serupa juga terjadi di Denpasar tepatnya di Desa Peguyangan Kaja, Denpasar Utara. Akibat terjangan angin tersebut, satu palinggih yakni Ratu Gede Lantang di Pura Desa Pakraman Peguyangan roboh. Sementara di Tengkulak Kaja, Desa Kemenuh Kecamatan Sukawati. Sebuah bale gong di Pura Desa Puseh Bale Agung, Desa Pakraman Tengkulak Kaja, roboh. Tak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Hanya kerugian material dari robohnya bale gong itu mencapai ratusan juta rupiah. Tim MPB

Tolak Reklamasi dengan Cap Jempol Darah PULUHAN warga yang tergabung dalam Jalak (Jaringan Aksi Tolak Reklamasi Sidakarya) terdiri atas Aliansi Pemuda Sidakarya (ALL PIS) dan Forum Sidakarya Bersatu (FSB), Minggu (16/2), menggelar aksi. Mereka menyuarakan aspirasinya di depan Kantor Kepala Desa Sidakarya. Selain orasi, mereka juga melakukan cap jempol darah menolak rencana reklamasi Teluk Benoa. Jalak Sidakarya juga mendapat dukungan

6

dari seniman Mr. Botak dan STT Tunas Muda yang ikut turun ke jalan membawa spanduk bertuliskan menolak reklamasi. Aksi yang dikawal personil Polsek Sanur dan Babinkamtibmas serta Babinsa Sidakarya ini pun sempat menghentikan sementara arus lalu lintas di Jalan Sidakarya. Belasan perwakilan ALL PIS dan FSB secara bergantian melakukan orasi, termasuk di dalamnya Ketua Jalak Sidakarya yang juga

pendiri FSB I Nyoman Putrawan, S.T. Sekretaris Jalak merangkap Ketua ALL PIS I Made Suardana, S.H., M.H. serta anggota STT Tunas Muda I Kadek Ana. Secara umum, isi orasi menyatakan penolakan terhadap reklamasi Teluk Benoa lantaran berpotensi menyebabkan Desa Sidakarya tenggelam. Pasalnya, desa ini merupakan wilayah paling hilir dengan tinggi hanya dua meter di atas permukaan laut. ‘’Sidakarya berhadapan langsung dengan Teluk Benoa. Apabila Teluk Benoa ditimbun, diuruk setinggi 5 meter, apa yang akan terjadi? Karena Sidakarya hanya dua meter di atas permukaan laut, tentu daerah kita akan lebih rendah dari permukaan air laut. Tahun 2009 kita menyaksikan, kantor kepala desa ini sebagai saksi bisu bahwa Sidakarya setengahnya tenggelam akibat naiknya permukaan air laut, itu belum reklamasi. Apalagi kalau reklamasi terus berjalan, tentu kita akan tenggelam. Kalau reklamasi terjadi, seluruh Sidakarya akan tenggelam,’’ teriak anggota ALL PIS Made Sudarta dalam orasinya. Rindra

3 - 9 Maret 2014

6


Badai Salju Landa Jepang JALAN raya tertutup salju dan menyebabkan ribuan orang tidak bisa bepergian sementara beberapa wilayah di Jepang berjuang untuk mengatasi badai salju keduanya dalam sepekan. Korban tewas pun dikabarkan telah mencapai angka 23 orang. Layanan kereta api ditangguhkan di beberapa daerah setelah badai menimbulkan salju setebal lebih dari satu meter di daerahdaerah Jepang Tengah. Salju juga menyelimuti ibu kota Tokyo yang menyebabkan lalu lintas udara kacau dan produksi pada sejumlah pabrik mobil Jepang melambat.

Badai itu menyebabkan salju setebal 1,1 meter di Prefektur Yamanashi di Jepang Tengah dan dikabarkan yang paling parah dalam seabad terakhir. Tokyo dilanda salju setebal 27 cm. Setidaknya 23 orang tewas, Selasa (18/2), termasuk yang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas atau terperangkap di bawah salju yang jatuh dari atap. Beberapa orang yang meninggal akibat menghantam salju, agaknya akibat dari karbon monoksida yang beracun ketika mereka menghidupkan mesin-mesin mobil mereka agar tetap panas.

Pada puncak badai itu, ribuan rumah tangga tidak mendapat aliran listrik dan ratusan penerbangan dibatalkan. Layanan kereta api dihentikan dan jalan-jalan raya tutup dengan sejumlah jalan utama negara itu penuh dengan mobil, ada yang telah diam di sana selama beberapa hari. Agustoni/afp

Residivis Dituntut Ringan, Massa Akar Bali Demo TUNTUTAN ringan terhadap seorang residivis I Gede Gunawan alias Godogan (43), berbuntut. Setelah massa pendukung supremasi hukum minggu lalu menyerbu ke Kejari Amlapura, Senin (17/2), massa Aliansi Kerukunan Anak Rakyat (Akar) Bali, berdemonstrasi di depan PN Amlapura. Massa menuntut hukum ditegakkan dan diperlakukan secara adil, residivis terdakwa Godogan diminta dihukum berat minimal 10 tahun penjara. Koordinator lapangan (Korlap) demo Akar Bali itu I Gede Budi Arta menyampaikan orasi dan tuntutannya

di depan massa yang dijaga ketat polisi. Arta menyampaikan massa mencapai lebih dari 150 orang yang mendukung penegakan supremasi hukum melalui tanda tangan dukungan. Mereka membentangkan puluhan spanduk dan poster dengan aneka ragam kalimat, yang intinya meminta penegak hukum majelis hakim yang Rabu (19/2) memutus perkara tindak pidana itu, mau menegakkan supremasi hukum. Selain itu, dituntut hukum dijadikan panglima. ‘’Jangan maju tak gentar membela yang bayar,’’ teriak massa. Budana

’’Diving’’ di Jungut Batu

Enam Ditemukan, Satu dalam Pencarian AKTIVITAS diving di kawasan mangrove Jungut Batu, Nusa Penida, Klungkung, kembali memakan korban. Tujuh wisatawan asal Jepang dinyatakan menghilang setelah diving sejak Jumat (14/2). Setelah dilakukan pencarian, hingga malam tak kunjung ditemukan. Sehingga segera dilaporkan ke Polsek Nusa Penida, Jumat malam sekitar pukul 20.00. Kapolsek Nusa Penida, Kompol I Nyoman Suarsika, saat dimintai konfirmasi Sabtu (15/2), membenarkan peristiwa itu. Tujuh wisatawan asal Jepang itu semuanya perempuan. Mereka adalah Miyatu Ripsuko, Yamamato Emi, Tomitu Hohomi, Morizowo Aya, Yosinode Atsumi, Shoho Taho Osi, dan Forukama Sunari. Sebelum menghilang, para wisatawan

negeri Sakura ini pukul 07.30, melakukan penyeberangan dari Sanur menuju Lembongan-Jungut Batu dengan naik boat Ocean Express. Boat dinakhodanya Agus Tinus dan Gede Sukadana. Dalam laporannya, ketujuh korban melakukan diving ke sekitar perairan Manta Point, kemudian dilanjutkan di Cristal Bay, dan terakhir di sekitar mangrove Jungut Batu. Di tempat terakhir itu, usai diving sekitar 30 menit, para korban tak kunjung ke permukaan. Rekan korban lainnya pun panik dan berupaya melakukan pencarian. Setelah beberapa hari, lima korban ditemukan selamat. Sementara, satu korban ditemukan tewas, Selasa (18/2). Korban ditemukan di Perairan Serangan dan diketahui bernama Ritsuko Miyata (59). Lima kor-

ban yang selamat masing-masing bernama Yamamoto Emi (34), Tomita Nahomi (29), Morizono Aya (60), Yoshidome Atsumi (29), dan Furokawa Saori (38). Sementara yang seorang lagi sampai berita ini diturunkan masih dalam proses pencarian. Tim MBP 3 - 9 Maret 2014

7

7


LAPORAN UTAMA

Otonomi

Penyumbang Signifikan Kerusakan Lingkungan

S

udah lama menjadi sorotan bahwa otonomi daerah telah menimbulkan berbagai masalah di daerah. Tak hanya memunculkan egosektoral para kepala daerah, otonomi daerah juga menyuburkan kongkalikong karena penguasa di daerah memperlakukan dirinya seperti ‘’raja’’. Jadi semuanya bisa diatur baik melalui surat keputusan maupun peraturan daerah (Perda) yang penuh dengan pesanan. Hal ini pulalah yang menjadi sorotan anggota BPK Ali Masykur Musa. Ia yang juga peserta konvensi Capres Partai Demokrat, mengatakan di Indonesia, sumber daya alam (SDA) masih diandalkan sebagai sumber penerimaan negara. Padahal secara faktual, penerimaan negara dari SDA sudah merosot karena kuantitas SDA semakin menurun. Jika orientasi pembangunan di Indonesia tidak segera diubah, maka masa depan negara akan jadi taruhannya. Pria yang akrab disapa Cak Ali ini menyebutkan, penerimaan negara yang mengandalkan SDA hanya Rp 426 triliun dari sekitar Rp 1.200 triliun total penerimaan negara. Jumlah tersebut terbilang kecil dan dikhawatirkan terus menurun. Di sisi lain, kerusakan lingkungan akibat eksplorasi SDA, makin besar. Bahkan Indonesia disebutnya bukan lagi darurat bencana melainkan darurat lingkungan. Salah satu pemicu kehancuran lingkungan terutama daerah hulu adalah akibat pragmatisme pemerintah daerah. Gubernur maupun bupati/wali kota sangat mudah mengeluarkan izin konsesi terutama untuk pertambangan maupun pariwisata tanpa melihat fakta kerusakan lingkungan yang makin meluas. Sampai sekarang para pengusaha masih dibiarkan leluasa mengeksploitasi lingkungan. Otonomi daerah ternyata tidak mampu mengerem kerusakan lingkungan. Otonomi justru menyumbang signifikan kerusakan lingkungan di Indonesia. “Membiarkan dan memanjakan pengusaha dalam konteks pengelolaan lingkungan hidup itu sama saja dengan merusak masa depan negara,” tegas Cak Ali yang Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tersebut. Saat ini, Indonesia membutuhkan pola pembangunan yang memadukan pro-growth (pro pertumbuhan ekonomi) dan proenvironment (pro-lingkungan). Lingkungan terutama daerah hulu, harus sudah mulai menjadi perhatian. Deforestasi, alih fungsi lahan

8

pertanian, mesti diredam seminimal mungkin. Salah satunya dengan cara shifting orientation atau pergeseran orientasi. Penerimaan negara harus mulai bergeser ke sektor jasa. Salah satunya di bidang transportasi laut. Kenapa laut, karena selama ini darat sudah banyak dieksploitasi. Penerimaan negara dari laut juga masih sangat kecil yakni hanya Rp 4,2 triliun. Padahal potensi sektor perikanan dan kelautan di Indonesia sangatlah besar. Secara sederhana indikatornya bisa dilihat dari kerugian negara yang diakibatkan ilegal fishing yang mencapai sekitar Rp 30 triliun per tahun. Salah satu yang juga menjadi sorotannya terkait dengan lingkungan adalah pemanfaatan 102,22 ha hutan mangrove di Tahura Ngurah Rai. Setahun lalu, ketika berkunjung ke Bali Post, ia berjanji akan mengaudit keluarnya izin pemanfaatan Tahura. Rupanya ketika berkunjung untuk kedua kalinya, tanpa diingatkan ia menepati janjinya. Kata dia, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI terus melakukan pendalaman atas kasus dikerjasamakannya 102,22 ha hutan bakau di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai. BPK telah menyelesaikan pemeriksaan lapangan dan dalam waktu dekat akan mengumumkan hasil auditnya ke publik. Sejauh ini BPK mengindikasikan adanya sejumlah pelanggaran pada proses pemanfaatan hutan mangrove di Tahura Ngurah Rai. “Tahun 2013 kami lakukan pemeriksaan tata kelola lingkungan di Bali. Salah satunya mengenai kasus Tahura dan perizinan menyangkut penggunaan lahan untuk pariwisata. Dan kami sudah selesaikan pemeriksaan lapangan. Dalam waktu dekat, hasil akhir pemeriksaan akan ada,” ujarnya. Soal hasil pemeriksaan sementara, Ali Masykur Musa belum mau menjelaskan secara rinci. Dia beralasan, hasil pemeriksaan belum konklusif dan masih dalam proses. Pihaknya pun belum boleh mengumumkan hal tersebut kepada publik karena itu menyangkut kode etik pemeriksaan BPK. Meski demikian, dia tidak membantah jika BPK punya indikasi temuan sejumlah pelanggaran pada kasus Tahura Ngurah Rai. “Seringkali ada pelanggaran aturan itu sendiri dan justru dilakukan secara tidak sehat. Tapi seberapa tidak sehatnya, bagaimana permainannya, tunggu. Tunggu hasil pemeriksaan. Kemudian yang kedua, banyak aturan yang dilanggar sendiri, sehingga ini membutuhkan konsistensi. Apa arti sebuah peraturan kalau tidak ditaati. Kemudian yang ketiga adalah yang menyangkut perizinan, seringkali tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Itulah yang kira-kira menjadi indikasi. Ini masih indikasi temuan kami. Dan semua akan kami lakukan pemberkasan dan pembuatan laporan hasil pemeriksaan sampai tuntas. Tapi dengan segala hormat belum bisa kami buka karena menyangkut kode etik dan ini belum menjadi laporan hasil pemeriksaan akhir,” kata pria yang akrab disapa Cak Ali tersebut. Sampai di mana kekuatan hukum hasil pemeriksaan BPK atas kasus Tahura? Dia menjelaskan, BPK memiliki jenis pemeriksaan tindak lanjut. Dimana hasil pemeriksaan BPK ini harus ditindaklanjuti oleh pihak terkait, baik itu pemerintah, legislatif, maupun pihak ketiga yang menjalankan atau pihak swasta. Temuan BPK adalah bahan rujukan baik untuk pemerintah maupun penegak hukum. Sebab pada dasarnya temuan BPK bisa dijadikan bahan bukti di pengadilan, meskipun BPK tidak melakukan intervensi atas hukum. Akan tetapi, kerapkali praktik di Indonesia justru sebaliknya. Temuan BPK tidak serta merta dijadikan rujukan atas pengambilan keputusan apakah itu di lembaga pemerintah ataupun penegak hukum. Tidak sedikit di antara kalangan pemerintah dan penegak hukum justru hanya mengambil sisi menguntungkan dari hasil pemeriksaan BPK. Dedy

3 - 9 Maret 2014

8


Perizinan Sering Jadi Komoditas

Kerusakan lingkungan akibat penggalian pasir. MBP/dok

BPK telah memberi sinyal, bahwa kasus Tahura Ngurah terindikasi bermasalah. Adalah anggota BPK Ali Masykur Musa yang mengungkapkan adanya indikasi pelanggaran dalam pengeluaran izin pemanfaatan 102,22 ha hutan mangrove di Tahura Ngurah Rai. Apa yang disampaikan Cak Ali, demikian ia akrab disapa, ternyata tak mengejutkan Ketua Walhi Bali Wayan Gendo Suardana. Gendo mengaku tidak kaget ketika Ali Masykur berkata pihaknya mengindikasikan adanya sejumlah pelanggaran pada proses pemanfaatan hutan mangrove di Tahura Ngurah Rai. Pasalnya, Walhi Bali sudah membuktikan hal itu dalam persidangan di PTUN Denpasar. Ketua Majelis Hakim, Asmoro Budi Santoso, S.H. bahkan memutus Walhi menang di pengadilan tingkat pertama itu. “Di pengadilan tingkat banding meski Walhi kalah, hakim juga tidak berani menyentuh hal-hal pokok yang dilanggar. Indikasi ini menunjukkan bahwa apa yang diprotes oleh masyarakat itu sebenarnya benar,” lanjut Gendo. Menurutnya, sudah tak asing lagi bila praktik perizinan kerap dijadikan komoditas. Lalu bagaimana dengan kasus Tahura, Gendo tidak mau menyebut ada kongkalikong penguasa dan pengusaha di dalamnya, namun Gendo memaparkan sejumlah fakta yang patut dicermati. “Dalam kasus tahura ada kongkalikong apa tidak, saya nggak tahu. Tetapi fakta-fakta yang terpapar di depan kita misalkan blok perlindungan diambil untuk akomodasi, kemudian beberapa kawasan padat bakau juga diizinkan untuk ditebang, proses tidak transparan, tidak melibatkan masyarakat secara penuh, ini kan bisa menunjukkan bahwa ada proses yang tidak memenuhi asas-asas pemerintahan yang baik. Dari situ masyarakat bisa menilai, mengingat di negara kita tingkat korupsi sangat tinggi,” jelasnya. Di tempat terpisah, Ketua Forum Peduli Bali Dwipa (FPBD) Gede Bangun Nusantara mengatakan, bila BPK sudah mengumumkan hasil audit dan hasilnya ada pelanggaran dalam kasus Tahura, Gubernur harus mau legowo untuk menerima temuan itu. “Misalnya, jika ternyata bahwa pengelolaan yang diberikan kepada perusahaan (PT Tirta Rahmat Bahari, red) seluas 102,22 hektar itu bermasalah, saya pikir Gubernur harus legowo untuk mencabut izin-izin yang diberikan itu,” ujarnya. Lalu bagaimana tanggapan penegak hukum terkait indikasi itu? Kasipenkum Humas Kejati Bali Ashari Kurniawan, menyatakan, jika memang ada laporan dari masyarakat, apalagi temuan BPK, pihaknya akan menindaklanjuti informasi tersebut. “Namun sampai saat ini, kami belum ada informasi soal penyelidikan itu dari pimpinan kami (kajati dan Pidsus),” tandas Ashari Kurniawan. Paling tidak, kata dia, jika ditemukan adanya unsur-unsur dugaan penyimpangan, pihaknya akan melakukan puldata (pengumpulan data). Namun, untuk kasus pemanfaatan hutan manggrove, pihak kejaksaan belum melakukan lidik. “Tapi sekali lagi, jika ada temuan, nanti kita akan tindak lanjuti,” jelasnya. Rindra 3 - 9 Maret 2014

9

9


Wow…, 55 Tahun Hutan bakau di Denpasar

K

eputusan Gubernur Bali Nomor: 1.051/03-L/HK/2012 tertanggal 27 Juni 2012 kini masih tersangkut hukum. Walhi Bali telah menggugat SK tersebut ke PTUN. Prosesnya saat ini masih di tingkat kasasi. Menariknya, bukan masalah gugatan yang baru pertamakali terjadi di era Gubernur Mangku Pastika, tetapi proses pengajuan permohonan, rekomendasi instansi terkait sampai keluarnya izin dinilai super cepat. Dan tak kalah menarik lagi izin yang dikeluarkan untuk PT Tirta Rahmat Bahari baru berakhir 55 tahun lagi, wow… lama sekali. Kalangan LSM, akademisi, tokoh masyarakat dan wakil rakyat pun menyesalkan hal tersebut. Bahkan Komisi III DPRD Bali ketika memanggil instansi terkait di Pemprov Bali meminta agar proses perizinan itu ditunda dan proyek tersebut dikaji ulang. Selain karena tak ada rekomendasi Dewan, proyek yang mengkerjasamakan 102,22 ha hutan mangrove selama 55 tahun itu berpotensi merusak lingkungan Bali dan mencederai program Bali Clean and Green. Bagaimana seluk-beluknya sehingga PT Tirta Rahmat Bahari berhasil diberikan izin mengelola 102,22

10

MBP/dok

ha lahan di Tahura Ngurah Rai, Suwung Kauh, Denpasar selama 55 tahun? Awalnya Dirut PT Tirta Rahmat Bahari melalui surat No. 001/TRB/ Dps/IV/2011 tertanggal 27 April 2011 mengajukan permohonan pengusahaan pariwisata alam Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai. Sebulan berikutnya surat itu direspons pihak Balai Konservasi Daya Alam (BKSD) Bali yang mengeluarkan pertimbangan teknis tertanggal 7 Juni 2011. Pada hari itu juga 7 Juni 2011 keluar pertimbangan teknis Kepala Unit Pelaksana Teknis Tahura Ngurah Rai No. 522.11/031/ THR.NR. Seminggu berikutnya keluar surat pertimbangan teknis Kepala Dinas Pariwisata Bali Nomor: 556/936/I/Dispar tertanggal 14 Juni 2011. Berbagai pertimbangan teknis itu tampaknya menjadi acuan Gubernur Bali mengeluarkan izin prinsip pengusahaan Tahura. Sekitar 1,5 bulan berikutnya tepatnya pada 29 Juli 2011 Gubernur Bali mengeluarkan surat No. 523.33/873/dishut-4 berupa Persetujuan Izin Prinsip Pengusahaan Pariwisata Alam (PIPPPA) di kawasan Tahura seluas 102,22 hektar. Atas izin prinsip itulah, pihak Dirjen PHKA mengeluarkan keputusan nomor

SK.77/IV-SET/2012 tertanggal 9 Mei 2012. Akhirnya sebulan kemudian, 27 Juni 2012 lahirlah Keputusan Gubernur Nomor 1.051/03-L/HK/2012 tentang Pemberian Izin Pengusahaan Pariwisata Alam pada Blok Pemanfaatan Kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai seluas 102,22 hektar kepada PT Tirta Rahmat Bahari. Direktur Utama PT Tirta Rahmat Bahari (PT TRB) Nyoman Suyanta, kepada wartawan Bali Post menceritakan (BP 10/10 2012) PT TRB baru berdiri pada 2009. Kawasan hutan mangrove di Tahura merupakan sasaran pertamanya. Adanya ‘’aroma tak sedap’’ yang meyakini ada orang kuat di belakang PT TRB, Suyanta membantahnya. ‘’Kami tidak ada hubungannya dengan pejabat atau anak pejabat. Perusahaan ini murni kami dirikan sendiri,’’ elaknya. Lalu apa trik PT TRB sehingga begitu mudah dan cepat mengantongi izin? Menurutnya, ia telah mengurus izin sesuai ketentuan dan tidak ada permainan apa pun. ‘’Kami mengajukan permohonan dan pemerintah menilai kami layak mendapatkan izin. Sebatas itu, tidak ada hal lain,’’ katanya. Pusat Data

3 - 9 Maret 2014

10


ADVERTORIAL

”Udeng Poleng” Arjaya

Jaga Bali dengan Filosofi Pohon di Tanah Bali SELAMA ini Bali terkenal hingga ke dunia internasional karena kelestarian kehidupan adat, budaya yang bernapaskan kehidupan agama Hindu Bali. Kelestarian dan harmonisasi kehidupan adat, budaya dan agama dari ribuan tahun lalu hingga saat ini menjadi modal besar bagi keberlangsungan dan berkembangnya pariwisata Bali. Namun eksistensi kehidupan adat, budaya dan agama menghadapi tantangan besar di Bali. Begitu juga hasil pariwisata dirasakan belum cukup menjaga adat, budaya dan agama karena hasilnya juga lebih banyak menguap ke luar Bali. Hal itu disadari betul oleh sosok politisi muda Made Arjaya yang dalam Pileg 2014 ini maju ke DPD RI. Kekhawatiran akan terancamnya eksistensi adat, budaya dan agama di Bali menjadi perenungan serius oleh Arjaya dengan ciri khas udeng poleng-nya itu. Putra tokoh PDI-P Nyoman Lepug (alm) itu berupaya secara mendalam menyelami permasalahan yang dihadapi Bali kini dan nanti hingga lahir dan tercentuslah buah pemikiran berupa konsep dan filosofi “pohon yang tumbuh di tanah Bali” sebagai representasi bagaimana kita ke depan harus menjaga Bali. Konsep ini diharapkan mampu menjadi pegangan baik oleh eksekutif maupun legislatif dalam menjalankan pemerintahan di Bali. Arjaya dengan gamblang mengurai satu per satu unsur dalam filosofi “pohon di tanah Bali” mulai dari akar (agama Hindu di Bali), tanah (tanah Bali itu sendiri beserta lingkungannya), batang (masyarakat Bali), kulit (soroh di Bali atau dalam konteks yang lebih universal yakni profesi, misalnya petani, nelayan, pengusaha dan lainnya), ranting atau dahan (keturunan masyarakat Bali), daun (budaya), bunga (seni budaya), dan buah (pariwisata). Suburnya tanah Bali, bagusnya akar, batang dan kulit (dengan adanya persatuan elemen masyarakat dan harmonisasi di tengah keberagaman menjadi kekuatan) pasti akan memuculkan daun (budaya) yang bagus. Rindangnya daun ini akan memunculkan bunga (seni budaya). “Dari proses tersebut akan memunculkan buah (pariwisata),” kata Arjaya yang Ketua Komisi I DPRD Bali itu. Menurut Arjaya semua elemen po-

hon di tanah Bali ini harus menjadi satu kesatuan dan semuanya harus dijaga dan dirawat dengan baik untuk mampu menghasilkan buah yang akan menghidupi dan menyejahterakan masyarakat Bali. Sebab jika satu unsur saja rusak, misalnya akar (agama), atau bunganya (seni budaya) terganggu maka keseluruhan pohon akan rusak sehingga tidak bisa menghasilkan buah pariwisata. Dikatakan, untuk menyuburkan tanah Bali, hasil buahnya harus digunakan untuk menjaga tanah Bali. “Masalahnya kita yang harus menjaga tanah Bali, menjaga agama Hindu, menjaga adat budaya serta satu kesatuan pohon ini. ‘’Sementara buahnya dipetik orang lain. Hal ini yang menyebabkan ketimpangan,” ujar politisi PDI-P asal Sanur itu. Untuk menjaga pohon di tanah Bali dan dikaitkan dengan kehidupan kebangsaan dan pemerintahan, pertama untuk buah atau hasilnya, Bali harus memperjuangkan otonomi khusus serta memperjuangkan revisi UU Perimbangan Keuangan Daerah. “Kita harus mendapatkan bagian dari buah itu dan secara SDM harus meningkatkan diri mampu bersaing dalam kancah perebutan buah dengan bersatu padu,” katanya. Sementara itu menjaga tanah Bali poinnya adalah bagaimana Perda Nomor 16 Tahun 2009 tentang RTRWP (Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi) Bali mampu menjadi benteng dalam pembangunan Bali. “Perda RTRWP ini harus kita laksanakan dengan konsisten dan konsekuen menyangkut bagaimana menjaga kawasan suci, sawah abadi, sempadan pantai, sempadan jurang, tinggi bangunan maksimal 15 meter yang diatur untuk menjaga tanah Bali,” ujarnya. Sementara untuk menjaga batang pohon atau masyarakat Bali agar dapat aliran makan (kesejahteraan) yang adil dan merata adalah adanya pemerataan pembangunan infrastuktur baik di Bali Selatan, Bali Utara, Bali Timur maupun Bali Barat. “Seluruh bagian pohon harus mendapat asupan makanan atau mineral yang sama. Jadi pembangunan jangan hanya di Bali Selatan tapi harus menyebar ke seluruh Bali dengan saluran infrastruktur tadi misalnya jalan, bandara dan lainnya. Jadi konsep ‘pohon yang tumbuh di tanah Bali’ mesti dipegang dan dijabarkan oleh pemimpin Bali dan wakil rakyat yang duduk di legislatif hingga DPD RI,” tandasnya. ilustrasi:asd/BaliPost

Widana 3 - 9 Maret 2014

11


POLITIK Peserta Konvensi Partai Demokrat adu visi dan strategi. Kandidat Presiden ini juga mendadak menyatakan peduli Bali dan mengaku berpihak pada kepentingan krama Bali dalam menjaga budaya dan alam Bali.

MBP/edi

Konvensi Demokrat, Retorika Peduli Bali

D

ebat bernegara calon presiden (capres) peserta kovensi Partai Demokrat di Hotel Aston, Denpasar, beberapa waktu lalu selain mengundang tepuk tangan riuh dan menyedot perhatian (tentunya khususnya internal Partai Demokrat) juga menyisakan suara-suara sumbang serta kritikan. Betapa tidak, capres peserta kovensi Partai Demokrat ramai-ramai berebut simpati di Pulau Dewata. Mereka semua mengaku cinta dan memuji Bali, berjanji menjaga adat budaya dan agama Hindu di Bali yang di mata mereka merupakan salah satu kekuatan yang dimiliki bangsa ini. Sejumlah capres juga menggelar acara dengan sejumlah tokoh masyarakat Bali, ada yang blusukan ke pasar atau tempat ramai lainnya, ada yang disambut dengan upacara pembentangan bendera Merah Putih raksasa, ada juga yang beramai-ramai mengunjungi insan pers di Bali. Entah semua itu dilakukan dengan

tulus dan bagian perjuangan untuk Bali atau hanya sekedar mencari panggung popularitas. Namun kenapa retorika itu hanya diwacakan menjelang perhelatan pemilihan presiden? Lalu apa yang sudah diperbuat para capres ini untuk Bali sebelum mereka berteriak lantang mengaku cinta dan akan menjaga Bali? Hanyakah Bali menjadi objek dan ladang politik serta ladang pencitraan para capres? Pengamat politik Ngurah Karyadi melihat ada hal yang menggelikan dari debat capres konvensi Partai Demokrat di Bali ini. Menurutnya konvensi ini dengan segala trik dan tingkah pola para capresnya berebut simpati dan mengaku sayang Bali, tidak lebih tidak kurang sebuah panggung sandiwara, panggung politik. Proses dan debat konvensi tidak lebih dari proyek pencitraan belaka, tidak lebih dari itu dengan memanfaatkan isuisu lokal Bali, bahkan yang paling kontroversial seperti reklamasi Teluk Benoa atau KSPN Besakih, sebagai bagian dari program MP3I yang dicanangkan Presiden SBY. “Sejak awal, saya memandang skeptis rencana konvensi Demokrat. Pelaksanaan debat di Bali lalu sangat nampak sebagai suatu tindakan akal-akalan, dengan tujuan mendongkrak popularitas Demokrat yang belakangan merosot akibat sejumlah kader yang tersandung kasus korupsi. Bahkan dengan entengnya para kandidat pemimpin negeri ini yang gerbongnya dari Partai Demokrat, lanjutnya menjawab cinta Bali dan akan menjaga Bali.

12


Sebetulnya para capres tidak usah terlalu banyak omong. Selama ini negeri ini sudah dikendalikan dan dipimpin oleh Partai Demokrat baik di eksekutif dan legistatif bahkan sampai ke daerah, khususnya Bali gubernurnya Demokrat. Tetapi apa yang terjadi justru sebaliknya. Bukannya menjaga malah terindikasi sebagai predator dan sekutunya dan hambanya para investor. “Masih segar di hadapan kita bagaimana Gubernur bersikeras melawan arus penolakan masyarakat Bali terhadap rencana reklamasi bahkan dengan entengnya berkata ‘tidak bisa melarang investor karena dia punya uang’. Para calon pemimpin negeri ini harus sadar bahwa masyarakat Bali telah cerdas dalam mengambil keputusan politik bahkan masyarakat Bali sudah terbiasa menari di atas panggung politik yang biasanya diperankan oleh para aktor atau elite politik,” tandasnya. Tanpa Panggung Kritikan serupa disampaikan Sekjen Forum Peduli Bali Dwipa Nyoman Sentana. Menurutnya, retorika para capres dalam konvensi Partai Demokrat ibarat

“artis tanpa panggung”. Dalam artian, peserta konvensi Demokrat tak punya cukup panggung untuk meraih popularitas. Masyarakat sedang menikmati euforia Joko Widodo, yang punya karakter berbeda dengan Presiden SBY. Aksi blusukan Gubernur DKI Jakarta tersebut mampu menjadikan daerah pemerintahannya sebagai panggung untuk mengangkat popularitas. “Panggungnya Jokowi, ya, DKI Jakarta itu sendiri, dan sejumlah Pilkada di daerah,” kata Ketua Forum Badung Bersatu itu Adapun peserta konvensi Demokrat, meskipun ada di pemerintahan, sulit menciptakan panggung. Menurutnya, peserta konvensi Demokrat yang berusaha membuat panggung, seperti Menteri BUMN Dahlan Iskan “terjilat” api kenaikan harga gas, atau mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan diserang “kutu busuk” beras impor. “Mereka akan tersendat atau masih belum bisa mengangkat elektabilitas dan popularitas mereka. Karena itu, anggaplah konvensi Demokrat di Bali ini angin lalu,” tandas Sentana. Widana

13


LINGKUNGAN

Drainase Buruk

K

erusakan jalan di Tabanan sudah mulai dirasakan dari mulut gang hingga ruas jalan protokol. Tak sulit menemui jalan rusak di daerah lumbung beras ini. Salah satu sebabnya drainase (saluran air) tak berfungsi. Tidak saja sampah dan material seperti pasir, batu dan lumpur yang menyumbat saluran air, angkutan kendaraan dengan beban berat menjadi faktor jalan cepat rusak. Terlebih lagi cuaca akhir-akhir ini seperti tingginya intensitas curah hujan. Akibat buruknya drainase, air hujan menggenang dan menggerus jalan. Hal ini diperparah rendahnya kesadaran masyarakat ikut peduli menjaga lingkungan dengan mengefektifkan gotong royong. Pantauan di daerah pinggiran Tabanan menunjukkan, ruas jalan yang rusak umumnya setelah didahului genangan air. Misalnya, jalan menuju Pangkung Nyuling Surelaga Abiantuwung Kediri. Sejumlah warga yang melintas mengeluhkan, jalan tersebut hampir 10 tahun tidak tersentuh perbaikan. Bahkan mereka terkadang harus ekstra hati-hati saat melintas, karena khawatir akan jatuh. ‘’Meski sempat dilakukan perbaikan dengan cara ‘lapen, saat hujan seperti sekarang jalan bopeng kembali. Bukan hanya curah hujan, drainase serta mobil bermuatan alat berat juga menjadi pemicunya,’’ ungkap Perbekel Desa Abiantuwung I Gusti Ketut Widiana. Jalan rusak juga terlihat di jalur antara Desa Buahan dengan Desa Tunjuk, Kecamatan Tabanan. Sampai saat ini belum tersentuh anggaran induk 2014. Akibatnya jalan yang menghubungkan Kota Tabanan dengan Desa Tunjuk, Marga dan Penebel kondisinya memprihatinkan. Banyak lubang besar dan dalam di jalur sepanjang satu kilometer tersebut. Pemkab Tabanan khususnya Dinas Pekerjaan Umum di tahun 2014 berencana melakukan perbaikan jalan

14

3 - 9 Maret 2014

kabupaten. Tak tanggung-tangung, jalan kabupaten sepanjang 38 kilometer akan dihotmix tahun ini. Anggaran hotmix jalan tersebut sudah masuk APBD induk 2014. Namun, jalan di selatan khususnya dari Jalan Diponegoro sampai ke perbatasan selatan Desa Buahan kondisi lebih baik (mulus). Begitu pula di Tunjuk jalan hotmix mulus. Perbedaan kondisi ini kerap dikeluhkan warga setempat. Bahkan beberapa kali di bagian jalan yang rusak ditanami pohon pisang oleh warga yang kecewa terhadap kondisi jalan. Ada pula yang berdalih menghindari agar orang tidak mengalami kecelakaan. Menyikapi kondisi tersebut, Kadis PU Tabanan IGN Anom Anthara mengaku, dalam anggaran induk 2014, jalur tersebut tidak mendapatkan anggaran untuk hotmix namun dia mengaku akan diupayakan bisa masuk di anggaran perubahan 2014. “Tak masuk dalam anggaran induk, namun kita upayakan di anggaran perubahan,” kata Anom Anthara Dia berharap masyarakat bersabar, mengingat keterbatasan anggaran sehingga belum masuk anggaran induk 2014. Sejumlah jalur yang akan mendapatkan perbaikan di 2014 adalah dari Kerambitan menuju Meliling. Jalur Meliling, Kerambitan sampai Jegu Penebel dan Penebel-Biaung, Tajen dan Tunjuk, Kecamatan Tabanan. Selain itu juga ada proyek perbaikan jalan dengan sistem penunjukkan langsung (PL) serta program partisipatif di 500 titik lokasi jalan lingkungan dengan anggaran sekitar Rp 20 miliar. Dengan demikian di tahun 2014 ini dana untuk perbaikan jalan mencapai Rp 58 miliar lebih. “Kami menargetkan di tahun 2015, seluruh jalan rusak khususnya jalan kabupaten, sudah bisa dituntaskan baik dengan hotmix ataupun lapen,” tandasnya. Dewi Puspa


Belum Tersentuh Perbaikan BANYAK jalan di Tabanan yang mengalami rusak parah dan belum tersentuh perbaikan. Setidaknya masih ada sekitar 300 kilometer lebih, jalan kabupaten yang belum tersentuh perbaikan sama sekali. Apalagi jalan lingkungan juga banyak yang tidak mendapatkan perhatian lebih dari sepuluh tahun. Sementara total jalan di Kabupaten Tabanan sepanjang 2.229,334 km. Dari total jalan yang ada, sepanjang 324,126 km mengalami kerusakan mulai dari rusak ringan hingga berat. ‘’Kerusakan jalan itu hampir merata di seluruh wilayah kecamatan di Tabanan,’’ kata Kadis PU Tabanan Anom Anthara. Ia merinci dari total jalan di Kabupaten Tabanan 2229,334 km, jalan nasional 65,381 km, jalan provinsi 130,780 km, jalan kabupaten 860, 948 km, jalan desa sepanjang 1.172, 225 km. ‘’Kondisi jalan kabupaten sampai saat ini sepanjang 362,544 km masih baik, 172,278 km sedang, 185,672 km dalam keadaan rusak dan 138,454 km dalam keadaan rusak berat,’’ katanya. Banyaknya jalan rusak diakui merupakan pekerjaan rumah cukup berat bagi Pemkab Tabanan. Kata dia, sampai saat ini sudah dilaksanakan peningkatan jalan berupa konstruksi jalan hotmik sepanjang 157 km. Pada tahun 2014 akan ditangani 38 km dengan sasaran jalan yang rusak dan rusak berat. ‘’Kami tidak menutup mata. Masih saja ada jalan rusak di sejumlah tempat, namun program perbaikan masih tetap berjalan. Bahkan di tahun 2013 kami sudah menangani 157 km masih dengan data yang lama,’’ ujarnya. Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti mengakui infrastruktur salah satu program prioritas Kabupaten Tabanan di tahun 2014, di samping pendidikan dan kesehatan. Dikatakannya, anggaran yang disiapkan untuk program perbaikan infrastruktur dibandrol setengah dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) atau senilai Rp 125 miliar dari PAD Rp 204 miliar. ‘’Alokasi perbaikan jalan ini menyasar di masing-masing kecamatan dengan rincian sebesar Rp 90 miliar untuk perbaikan jalan, sisanya pembangunan senderan jalan dan menunjang fasilitas infrastruktur,’’ jelasnya. Dewi Puspa Buruknya drainase menyebabkan jalan tergenang. Kondisi ini mempercepat kerusakan jalan tersebut. MBP/dewi puspa

3 - 9 Maret 2014

15


OPINI

Pemberantasan Narkoba, Pertaruhan Prestise Negara

I

ndonesia dan Australia boleh dikatakan memegang pengaruh sangat besar di Pasifik Selatan dan Samudra Hindia, dengan wilayah geografis besar dan jumlah penduduk yang kualifikasinya bisa dikatakan sama. Karena itu, keduanya saling menjaga ‘perasaan’ kedua belah pihak. Kegagalan mengambil perasaan ini bisa berdampak negatif bagi dua negara. Inilah yang sering terjadi pada pola hubungan antara Australia dengan Indonesia yang keduanya berdampak kepada politik dalam negeri masing-masing negara. Kasus Timor Timur, tulisan di media soal kekayaan Presiden Soeharto (dulu), masalah penyadapan, sampai dengan yang terakhir, pembebasan Shapelle Leigh Corby. Hal terakhir ini banyak yang menimbulkan pertanyaan bagi masyarakat Indonesia. Dan malah hal ini bisa berpengaruh kepada citra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, bahkan kepada citra partai politik yang mengusung SBY. Corby merupakan sosok kontroversial. Di negaranya ia mendapat perhatian luar biasa dari masyarakat ketika harus menghadapi pengadilan di Indonesia. Masyarakat di sana mungkin mempunyai alasan tersendiri untuk melihat perkembangan pengadilan terhadap warganya. Tetapi tidak dari masyarakat Indonesia karena bagaimanapun ia adalah seorang pelanggar hukum yang tertangkap membawa 4,2 kilogram narkoba di dalam tas yang dibawanya. Inilah yang membuat ia mendapat hukuman 20 tahun. Meski banding telah mengurangi hukumannya menjadi 15 tahun. Tetapi putusan kasasi kembali menguatkan hukumannya menjadi 20 tahun. Titik kontroversinya (bagi masyarakat) kemudian muncul di saat Corby mendapat grasi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selama lima tahun (tahun 2012). Ia juga mendapatkan remisi 40 bulan 30 hari dari Kemenkum HAM. Nada-nada politis muncul dari sini. Dipandang dari sudut sosiologi politik (domestik), jumlah pengurangan hukuman, sampai dengan pembebasan Corby 10 Januari lalu, jelas mengurangi prestise politik pemerintah. Indonesia sudah secara tegas anti terhadap pengedaran narkoba. Dalam hal di Bali,

16

3 - 9 Maret 2014

Oleh GPB Suka Arjawa

pengedaran narkoba tersebut justru sangat berbahaya karena pulau ini sangat rentan dengan peredaran tersebut. Sebagai daerah tujuan pariwisata, daerah ini berpotensi menjadi arus peredaran narkoba antarbenua. Pertemuan turis mancanegara memungkinkan peredaran itu lebih masif dibanding dengan daerah lain di Indonesia. Posisi Bali sebagai pulau pariwisata dan berada ‘di tengah-tengah’ Indonesia, dan dekat dengan Australia, juga memungkinkan pulau ini menjadi jembatan lalu lintas peredaran narkoba yang sulit dilacak. Maka, konteks langkah paling baik terhadap para pengedar narkoba adalah secara konsekuen menghukum seberat-beratnya. Tujuannya jelas pemberian pelajaran kepada terhukum dan memberikan efek menakutkan kepada pihak yang lain. Hukuman 20 tahun itu pun dipandang tepat untuk mewakili rasa keadilan masyarakat dan demi efek sosialnya di Bali. Bahwa kemudian Corby lepas dan mendapatkan grasi serta berbagai tindakan pengurungan hukuman itu, wajar kemudian mendapatkan respons sosial mengecewakan. Hubungan antara pendapat rakyat dengan politik pemerintahan menjadi renggang. Citra pemerintah bagi pemerintah yang dulu mendengung-dengungkan antinarkoba, sudah jauh berkurang. Mau tidak mau hal seperti ini membuat pecitraan politik pemerintah

berkurang di masa masyarakat. Citra politis pemerintah menjadi merosot. Dengan demikian secara politik domestik, pembebasan Corby ini mengurangi pencitraan pemerintah dan mengecewakan masyarakat. Dalam konteks hubungan antarnegara, fenomena Corby ini bisa berbicara lain. Apa boleh buat, pada sisi ini Indonesia boleh dikatakan ‘terkurung’. Benar Indonesia merupakan kekuatan raksasa di Asia Tenggara, akan tetapi raksasa ini boleh dikatakan tidur, belum mampu dibangunkan oleh pemerintahnya sendiri. Korupsi masih merajalela, betapa pun sudah berupaya dicegah. Menciptakan masyarakat kreatif mandiri dalam berusaha, Indonesia juga belum mampu. Buktinya ekspor paling besar bagi Indonesia adalah pekerja rumah tangga, dan hampir sebagian barang yang dipakai, buatan asing. Alat pertahanan Indonesia juga mulai lemah. Koruptor Indonesia banyak yang lari ke luar negeri, termasuk ke Australia. Nelayan Indonesia banyak terdampar dan tertangkap di Australia. Di bidang keamanan, negara tetangga Malaysia disebut-sebut melanggar keadaulatan Indonesia. Dan Australia di masa depan telah meningkatkan kerja sama militernya dengan Amerika Serikat, dengan inisiatif yang dilakukan oleh negara adidaya tersebut. Mungkin hal inilah yang membuat secara politis fenomena Corby ini mempunyai nilai politis yang cukup tinggi sebagai sebuah ‘barter’. Di samping ada tafsiran-tafsiran hukum yang berbeda antara masyarakat Indonesia dengan Australia, pengurangan hukuman (dan pembebasan) Corby ini tetap dinilai mampu mengurangi ketegangan, menambah nilai guna bagi perbaikan hubungan Indonesia-Australia di masa depan. Jika melihat hal-hal seperti itu, kasihan juga melihat pemerintah Indonesia yang harus putar otak untuk melindungi raksasa yang masih tidur ini. Maka, rakyat Indonesia haruslah secepatnya bangun dari tidur agar bisa benar-benar menjadi raksasa yang disegani dunia. Penulis, dosen FISIP Universitas Udayana


J A J A K P E N DA PAT

Inkonsistensi Menindak Kejahatan Narkoba

T

erpidana narkoba asal Australia, Schapelle Leigh Corby menjadi perbincangan awal Februari lalu. Puluhan wartawan dalam dan luar negeri menyambangi Lapas Kerobokan, Bali. Corby yang sejak berstatus terpidana terus mendapat perlakuan khusus, kini diberikan hadiah pembebasan bersyarat. Corby kini bisa menikmati fasilitas vila mewah pascapembebasan ini. Langkah pemerintah kali ini dikritisi banyak pihak. Kebijakan pemerintah itu dinilai telah mempermalukan pemerintah, karena inkonsistensi dalam menindak kejahatan terhadap narkoba. Pembebasan bersyarat Corby juga menjadi ironi di tengah pencanangan tahun 2014 sebagai tahun penyelamatan terhadap pengguna narkoba. Demikian terungkap ketika Pusat Data Bali Post menggelar jajak pendapat terkait pembebasan bersyarat terhadap Corby. Pada jajak yang dilakukan selama sepekan dengan mengajukan kuisioner dan wawancara via telepon ini, responden juga menuding pemerintah tidak serius menumpas kejahatan narkoba. Bahkan, ada kesan pemerintah melakukan langkah kompromi dan pendekatan politik untuk menyikapi kejahatan yang berpotensi merusak generasi muda. Ketika responden disodori pertanyaan; Apakah menurut Anda penanganan kejahatan narkoba sudah dilakukan secara efektif? Merespons pertanyaan ini 59 persen responden menyatakan belum. Aksi pemerintah dengan ketentuan hukum sering berbeda. Instruksi presiden agar BNN bidang pemberantasan fokus pada upaya penyelidikan dan penyidikan, penuntutan, dan peradilan jaringan sindikat narkoba, baik dalam maupun luar negeri, secara sinergi tidak berjalan efektif. Buktinya kejahatan narkoba justru makin meningkat. Bahkan, kerap kali aparat penengak hukum terjerat kasus narkoba. Langkah pemerintah memberikan pembebasan bersyarat kepada

Corby merupakan bukti nyata penindakan kejahatan narkoba tidak efektif. Bahkan, berdasarkan data saat ini Indonesia berada pada posisi keempat negara dengan jumlah peredaran narkoba terbesar di dunia. Artinya, Indonesia masuk dalam kategori darurat penyalahgunaan narkoba. Selebihnya, 36 persen responden menilai langkah pemerintah memberantas narkoba sudah jelas dan efektif. Banyaknya penyitaan dan penahanan terhadap pelaku kejahatan narkoba, membuktikan ada langkah nyata untuk memerangi kejahatan narkoba. Selebihnya, 5 persen responden tak memberikan respons atas pertanyaan ini. Respondedn menilai tak ada komitmen yang jelas dalam penindakan terhadap kejahatan narkoba. Terkait dengan pembebasan bersyarat Corby, 73 persen responden menyatakan tidak setuju. Responden bahkan menuding pemerintah tidak memiliki komitmen untuk menindak pelaku kejahatan narkoba. Pemerintah mestinya konsisten menjalankan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Tahun 2011-2015. Pemerintah terlalu kompromis dan cenderung mengabaikan reaksi publik dalam mengambil keputusan. Selebihnya, 20 persen responden menyatakan setuju dengan langkah pemerintah. Sesuai ketentuan hukum, terpidana yang telah menjalani hukuman 2/3 dari masa tahanannya, memang bisa diberikan pembebasan bersyarat. Responden juga menilai pemerintah tentu memiliki pertimbangan dan alasan

logis terkait hal ini. Sedangkan 7 persen responden lainnya tidak memberikan komentar terhadap hal ini. Menyikapi hal ini, pengamat hukum Universitas Udayana Bali Made Suardana menilai, pembebasan bersyarat cacat hukum. Suardana juga menilai ada hadiah khusus bagi Corby yang mengabaikan rasa keadilan. Buktinya, setelah keluar dari Lapas Kerobokan Denpasar, Corby justru tinggal di sebuah vila mewah di daerah Seminyak Kuta. Semestinya ia tinggal bersama penjaminnya. “Bebas bersyarat Corby mestinya didasari aturan yang tegas, apakah memang boleh diberikan untuk kasus narkoba. Jika ada pengecualian, maka pembebasan bersyarat ini juga harus diberlakukan terhadap narapidana lainnya. Nah ini kan tidak konsisten namanya,� kritiknya. Dira Arsana

3 - 9 Maret 2014

17


PENDIDIKAN

Sudah saatnya sekolah-sekolah di Bali didukung tenaga laboratorium yang kompeten di bidangnya. Tampak, sejumlah siswa tengah melakukan praktikum.

Mendesak, Keberadaan Petugas Laboratorium Andal

G

una memaksimalkan pemahaman siswa terhadap materi yang mereka pelajari, khususnya dalam mata pelajaran Fisika, Kimia dan Biologi, kegiatan praktikum di laboratorium bersifat mutlak. Namun, sampai saat ini mayoritas sekolah di Bali masih krisis alias belum memiliki laboran (tenaga laboratorium) yang berkompeten. Kalaupun ada sekolah yang sudah menyiagakan tenaga laboratorium untuk memandu siswa yang tengah praktikum, sebagian besar dari mereka direkrut dari tenaga administrasi yang tidak diberikan pelatihan khusus tentang tata kerja di laboratorium. Keluhan itu dilontarkan Kepala SMAN 4 Denpasar Dr. I Wayan Rika, M. Pd. kepada Bali Post, beberapa waktu lalu. Selain itu, pimpinan sekolah yang siswa-siswanya memiliki berbagai prestasi gemilang di tingkat nasional dan internasional itu juga berharap pemerintah merekrut tenaga yang memiliki kualifikasi di bidang Teknik Komputer Jaringan

18

3 - 9 Maret 2014

(TKJ) untuk didistribusikan ke sekolahsekolah yang sudah mengembangkan sistem pembelajaran berbasis information communication technology (ICT). Dengan keberadaan mereka, pihak sekolah bisa dengan mudah menfasilitasi tugastugas siswa yang diberikan oleh guru lewat local area network (LAN) yang dibuat di sekolah. “Dengan menyiagakan ahli TKJ di sekolah, seluruh proses belajar mengajar di sekolah bisa berbasis ICT,” tegas Rika. Lebih lanjut, Rika juga berharap Disdikpora Provinsi maupun Disdikpora kabupaten/kota di Bali secara rutin menggelar pelatihan khusus untuk tenagatenaga laboratorium di masing-masing sekolah. Pasalnya, tidak sedikit dari mereka memiliki disiplin ilmu yang tidak linier dengan tugas yang mereka laksanakan selama ini. Apalagi, perkembangan teknologi termasuk peralatan-peralatan laboratorium sangat pesat sehingga mereka tetap mampu mengoperasikan peralatan tersebut secara optimal. “Selain

merekrut tenaga-tenaga laboratorium yang memang memiliki kompetensi di bidangnya, pemerintah daerah juga wajib menggelar pelatihan khusus untuk tenaga-tenaga laboratorium secara rutin karena teknologi di bidang itu juga terus berkembang,” katanya menyarankan. Dihubungi terpisah, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Bali Ketut Kariyasa Adnyana mengaku sepakat bahwa sudah saatnya sekolah-sekolah di Bali didukung oleh tenaga-tenaga laboratorium yang memang menguasai bidang tugasnya. Wakil rakyat dari Buleleng ini juga sangat mendukung jika sekolah-sekolah di Bali dengan minimal seorang ahli Teknik Komputer Jaringan guna mendukung kelancaran proses belajar mengajar berbasis ICT. “Sistem pembelajaran berbasis ICT merupakan hal yang mutlak di era globalisasi ini. Makanya, kami sangat memahami desakan para kepala sekolah RSBI tersebut,” tegasnya. Sumatika


Dirjen Dikti saat menyalami peserta Rakernas ABPPTSI.

PTS Gerah dengan ’’Deadline’’ Akreditasi Institusi

U

ntuk mencari perguruan tinggi (PT) berkualitas memang banyak tantangan. Barangkali lebih banyak dikarenakan faktor internal yang tak siap bersaing. Makanya jangan heran negeri tetangga maju pesat dalam bidang pendidikanh tinggi, padahal dia dulu banyak belajar dari Indonesia. Malaysia menempati ranking pertama dalam publikasi ilmiah dari kalangan PT, sedangkan Indonesia jauh dari angka Thailand dan Singapura. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas PT di Tanah Air yakni akreditasi institusi. UU mengamanatkan dua tahun setelah ditetapkan, aturan ini harus diberlakukan. Ini berarti 31 Agustus 2014 merupakan deadline dari akreditasi nasional. Namun ketentuan ini justru membuat kalangan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang tergabung dalam Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (A BPPTSI) gerah lantaran sangat tak mungkin mengejar deadline tersebut. Pertama, belum siap mengisi borang-borong dan kedua kesiapa SDM. Makanya Ketua Umum ABPTSI Prof. Thomas Suyatno

saat rakernas ABPPTSI merekomendasi ke pemerintah agar mengundurkan deadline akreditasi institusi. Dari 3.124 PTS di Indonesia, baru 78 PTS yang diakreditasi, PTN pun menghadapi masalah yang sama. Makanya dia menilai tak realistis. Suasana gerah tersebut sedikit terobati oleh pernyataan Dirjen Dikti Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, M.Sc. Sekalipun dia diserang soal akreditasi institusi, dia menegaskan bahwa hal itu diatur oleh UU. Sangat tak mungkin deadline akreditasi institusi ini diundur apalagi dibatalkan. Namun demikian dia menyadari kondisi ini sangat menyulitkan semua kalangan PT. Dia pun segera mengeluarkan surat yang memberikan keringan kepada PT bahwa permohonan akreditasi institusi cukup menyertakan surat izin PTS. Dengan demikian Dikti sudah menganggap akreditasi sudah diproses, tanggung jawab selanjutnya ada di tangan asesor BAN PT. ‘’Khan tak mungkin kita mengundur UU,’’ ujarnya. Kebijakan akreditasi prodi, kata dia, sudah jelas. Khusus untuk akreditasi institusi tetap diajukan permohonan yang cukup dilengkapi izin PTS. Selesainya akreditasi ini bisa memakan waktu 2-3

tahun tak masalah, dan selama itu PTS bisa mengeluarkan ijazah. Terhadap kebijakan baru pemerintah soal akreditasi institusi, Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Bali Dr. Drs. A.A. Gede Oka Wisnumurti, M.Si. menyatakan dengan hanya melampirkan izin PT saat permohonan, PTS sudah banyak dibantu. Hal ini wajar dilakukan karena anggaran pemerintah 2014 tak memungkinkan melakukan akreditasi untuk semua PT. Di PTS saja ada 3.124 lembaga yang tak mungkin tuntas diakreditasi paling lambat 31 Agustus mendatang. Belum terhitung PTN. Sementara kondisi PTS tiap daerah sangat jauh berbeda. Untuk itu dia menilai wajar Dikti memberi keringanan hanya melampirkan izin PTS saat mengajukan akreditasi institusi. Dia mengatakan, selama PTS sudah mengajukan akreditasi, lembaga tersebut bisa mengeluarkan ijazah dan berhak mewisuda sarjana. Hal ini perlu dipahami bersama oleh masyarakat dan stakeholders PT karena pengangkatan pegawai bukan ditentukan oleh nilai akreditasi. Sueca/Wiyata Mandala 3 - 9 Maret 2014

19


MANCANEGARA

Krisis Ukraina Makin Memanas

K

risis politik di Ukraina yang sudah berlangsung selama tiga bulan itu semakin memanas. Polisi dan demonstran kembali terlibat bentrokan di Alun-alun Maidan, Kiev, yang menewaskan puluhan orang dan melukai ratusan lainnya. Jumlah korban tewas kini bertambah menjadi 26 orang. Demonstrasi antipemerintah di Kiev, Ukraina, berlangsung rusuh setelah polisi bertindak represif terhadap massa pemerotes. Bahkan, polisi menembaki para demonstran yang memenuhi lapangan tersebut. Polisi juga menghalau demonstran dengan menembakkan granat dan meriam air. Selain itu, tentara pendukung Presiden Ukraina dilaporkan menerobos barikade yang dipasang para pengunjuk rasa di sekeliling Alun-alun Maidan di dekat stadion sepak bola Dyanamo Kiev tersebut. Para pengunjuk rasa menginginkan agar Ukraina segera bergabung ke Uni Eropa namun usul tersebut ditolak pemerintah dengan berbagai alasan. Banyak pihak yang mengecam kerusuhan yang menelan korban jiwa tersebut. Sekretaris Jenderal NATO, Anders Fogh Rasmussen, dan para pemimpin dari Kroasia serta Latvia telah menyerukan di-

20

3 - 9 Maret 2014

akhirinya kerusuhan di Ukraina. “Hubungan Ukraina dengan NATO akan rusak parah akibat meningkatnya kerusuhan di Ukraina,’’ kata Rasmussen. Juru bicara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Martin Nesirky mengatakan, bahwa kepala badan dunia PBB menyatakan keprihatinannya atas kerusuhan dan kematian yang terjadi di Kiev. Ia menyampaikan bahwa Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, terus mengikuti perkembangan di Kiev dan menegaskan kembali seruannya kepada seluruh pihak untuk menahan diri guna menghindari kekerasan lebih lanjut. Senada dengan pernyataan Ki-moon, Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden, juga meminta Presiden Ukraina Viktor Yanukovych untuk menarik kembali pasukan pemerintah dan mampu menahan diri lebih maksimal dalam krisis seperti ini. Di Paris, Prancis, Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius, menyarankan agar kedua belah pihak mau berdialog. “Dialog merupakan satu-satunya cara untuk mencapai solusi politik yang dapat memenuhi aspirasi rakyat Ukraina,” ujar dia dalam sebuah pernyataan. Aksi demonstrasi tersebut dimulai saat pemerintah memutuskan untuk membatalkan

perjanjian perdagangan dan asosiasi dengan Uni Eropa. Hal itu dinilai sebagai peristiwa bersejarah, namun pemerintah Ukraina justru membuat perjanjian ekonomi untuk mendekatkan hubungan dengan Rusia. Perubahan tiba-tiba yang dilakukan Presiden Ukraina Viktor Yanukovych, bulan lalu atas sebuah perjanjian dengan Brussel yang bisa menarik Kiev dari cengkraman Moskow. Hal itu akan membuka celah budaya yang besar antara nasionalis barat di Ukraina dan pendukung Rusia yang berlangsung hampir sepanjang sejarah negara itu pasca-Uni Soviet. Para pemimpin oposisi secara terangterangan menyatakan didukung para pejabat tinggi Amerika Serikat dan Uni Eropa. Mereka meminta pembubaran pemerintah dan mengadakan pemilu yang bisa menghentikan dominasi Yanukovych atas politik Ukraina. Kedua permintaan ditolak meski ada indikasi bahwa beberapa pihak di pemerintahan bersedia melakukan perundingan langsung dengan oposisi. Dialog memungkinkan perdamaian akan terjadi. Gugiek Savindra


India Tunda Hukuman bagi Pembunuh Gandhi MAHKAMAH Agung India menunda pembebasan tiga orang yang dihukum karena terlibat pembunuhan mantan Perdana Menteri Rajiv Gandhi. MA mengatakan terdapat kesalahan prosedur terkait keputusan pemerintah negara bagian Tamil Nadu untuk membebaskan tiga terpidana itu. Pemerintah federal India berupaya menghentikan pembebasan tiga orang dari tujuh terdakwa yang ditanyakan bersalah. Perdana Menteri Manmohan Singh mengatakan, pembebasan mereka bertentangan dengan semua prinsip keadilan. Tujuh terdakwa terkait dengan kelompok Sri Langka, Harimau Tamil. Pengadilan akan membuka kasus ini lagi pada tanggal 6 Maret. Rajiv Gandhi terbunuh dalam pemboman bunuh diri yang dilakukan seorang perempuan dalam kampanye pemilihan umum di Tamil Nadu pada 1991. Ia dikalungi bunga yang ternyata berisi bom oleh seorang wanita yang bernama Thenmuli Rajaratnam. “Pembunuhan Shri Rajiv Gandhi merupakan serangan terhadap nyawa India. Tidak ada pemerintah atau partai yang harus lunak dalam memerangi terorisme. Pembebasan pembunuh mantan PM India dan pemimpin besar kami, serta warga India lain, bertentangan dengan semua prinsip keadilan,� kata PM Singh. Pengadilan di India Selatan menunda eksekusi tiga pria yang terlibat pembunuhan mantan PM Rajiv Gandhi pada tahun 1991. Penundaan ini disambut keluarga korban dengan haru. Berbagai organisasi kemanusiaan India akan terus menuntut penghapusan hukuman mati. Ketiga terpidana mati, Murugan, Santhan dan Perarivalan adalah anggota kelompok Pembebasan Macan Tamil Eelam (LTTE). Ketiganya didakwa terlibat dalam pembunuhan berencana terhadap Gandhi pada 21 Mei 1991 oleh seorang

wanita yang melakukan bom bunuh diri. Ketiga pria yang telah mendekam di penjara di Tamil Nadu selama 20 tahun ini sedianya digantung tetapi kini ditunda. Awal bulan ini, permintaan grasi sebagai upaya terakhir mereka untuk menghindari eksekusi tiang gantungan yang dikirim ke Presiden Pratibha Patil oleh ketiganya ditolak. Kini nasib para terdakwa akan ditentukan pada sidang berikutnya. Gugiek Savindra

3 - 9 Maret 2014

21


DAERAH

Pengawasan Lemah

Pengerukan Perbukitan Makin Marak

M

emiliki topografi perbukitan, Kabupaten Bangli seakan menjadi lahan yang empuk untuk aktivitas pengerukan tanah uruk. Bukit-bukit yang letaknya strategis dengan jalan, dikeruk menggunakan alat berat. Kondisi itu seperti sudah menjadi pemandangan yang lumrah terjadi saat ini. Tak hanya di Kintamani, aktivitas pengerukan juga sudah mulai merambah ke kawasan lainnya. Hal inilah yang kemudian menyebabkan sebagian wajah Bangli menjadi compang-camping. Aktivitas pengerukan terjadi hampir di seluruh kecamatan di Bangli. Dengan dalih menata kawasan, aktivitas

Pengerukan kawasan perbukitan semakin marak. Warga berdalih pengerukan untuk menata lingkungan.

pengerukan dengan alat berat itu seakan dilegalkan. Padahal sebagian sengaja melakukan pengerukan untuk dikomersilkan. Wakil Ketua DPRD Bangli Made Sudiasa saat itu sangat menyayangkan rusaknya lingkungan akibat pengerukan tersebut. Menurutnya, maraknya penggalian tanah yang terjadi akhir-akhir ini merupakan dampak dari lemahnya pengawasan yang dilakukan eksekutif. Semestinya, penggalian tanah harus mematuhi sejumlah aturan yang berlaku, salah satunya perizinan. Sebab, hal itu berisiko terhadap kerusakan lingkungan. ‘’Banyak sekali kita lihat pengerukan. Itu karena eksekutif lemah, tidak melakukan pengawasan dengan baik terhadap masyarakat yang melakukan pengerukan. Walaupun itu dilakukan di tanah milik pribadi, semestinya pemerintah bisa melakukan pengawasan sesuai dengan aturan yang berlaku kaitannya dengan galian itu sendiri,’’ tegasnya.

22

3 - 9 Maret 2014

Politisi asal Desa Undisan itu juga sangat menyayangkan minimnya upaya pihak badan lingkungan hidup termasuk Satpol PP dalam menegakkan aturan untuk menyelamatkan lingkungan. ‘’Kenapa tidak ada gereget sama sekali dari BLH dan Satpol PP untuk memberitahu ke masyarakat, soal boleh tidaknya dilakukan penggalian atau pengerukan di tanah itu sendiri,’’ ung-kapnya. Sudiasa khawatir, jika hal itu dibiarkan terus-menerus, bukan tidak mungkin aktivitas itu akan mempercepat terjadinya kerusakan lingkungan di Bangli. Di Susut misalnya, bekas galian tanah uruk banyak terdapat di Desa Demulih. Tanah tebing yang berada di pinggir jalan dikeruk hingga menyisakan bopeng pada perbukitan. Selain Susut, pengerukan tanah perbukitan beberapa waktu lalu juga sempat terjadi di Kota Bangli, tepatnya di kawasan bukit Bangli. Bukit yang berada di Kelurahan Cempaga ini dikeruk dengan menggunakan alat berat. Menurut informasi, pemilik lahan yang juga tokoh masyarakat setempat sengaja melakukan pengerukan untuk menata lahannya sebagai tempat tinggal. Namun, tak sedikit warga yang mengeluhkan aktivitas tersebut karena dinilai dapat mengancam keselamatan mereka. Pengerukan tanah di wilayah tersebut sudah cukup membahayakan. Sebab, tepat di atas lokasi galian juga terdapat tiang listrik bertegangan tinggi. Warga khawatir jika sampai tiang listrik roboh maka akan sangat membahayakan warga di sekitarnya. Selain itu, aktivitas tersebut juga berdampak pada keselamatan pengendara yang melintas di sekitarnya. Akibat debu dan tanah yang tercecer ke badan jalan, tak sedikit pengguna jalan menjadi korban lantaran terjatuh dari kendaraannya akibat jalanan yang licin. Bahkan yang lebih membahayakan lagi, di kawasan bukit Bangli juga terdapat beberapa pura yang berdiri tepat di atas bukit. Masyarakat khawatir jika sampai dibiarkan terus-menerus maka akan memicu terjadinya bencana tanah longsor dan menggerus pura. Benar saja, kekhawatiran masyarakat kala itu terbukti. Saat hujan deras mengguyur Bangli akhir tahun lalu, tanah sisa kerukan bukit longsor dan meluber ke tengah jalan. Meski tidak sampai menggerus pura dan menimbulkan korban jiwa, namun longsoran tanah sempat membuat arus lalu lintas di jalan Kubu, Bangli menjadi terputus. Mulai saat itu aktivitas pengerukan akhirnya ditutup. Sementara itu, pengerukan tanah uruk yang sampai saat ini masih terus beroperasi dapat ditemui di Desa Jehem, Tembuku. Aktivitas galian berada tepat di sebelah tikungan jalan. Aktivitas yang dinilai mengancam keselamatan itu sempat diberi surat peringatan oleh BLH Kabupaten Bangli. Namun tak diindahkan oleh pihak pemilik lahan dengan dalih menata lahan. Swasrina


Izin Ditolak, Galian Jalan Terus MESKI marak terjadi, ternyata keberadaan aktivitas penggalian tanah uruk di Kabupaten Bangli selama ini tak pernah ada yang mengantongi izin. Kepala Kantor Perizinan Kabupaten Bangli Komang Pariartha saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya sampai saat ini belum pernah mengeluarkan izin terkait aktivitas penggalian tanah uruk yang dilakukan oleh masyarakat. “Selama ini kami memang belum pernah mengeluarkan izin terkait pengerukan tanah uruk. Bahkan belum lama ini kami juga sempat menolak pengajuan perizinan yang dilakukan oleh pemilik tanah di wilayah Kubu,” kata Pariartha. Penolakan tersebut didasarkannya pada sejumlah ketentuan yang selama ini tidak dapat terpenuhi oleh pemilik lahan. Pariartha mengatakan, untuk bisa mendapat izin masyarakat harus mengajukan surat permohonan perizinan kepada pihaknya yang di dalamnya juga sudah mendapat persetujuan oleh kepala desa, kepala lingkungan, dan surat pernyataan tidak ada keberatan Pihaknya kemudian akan oleh para penyanding. dan menurunkan tim memeriksa berkas yang terdiri dari SKPD terkait dalam Lingkungan Hidup hal ini Badan (BLH). Setelah itu, tim akan melalukan pengecekan, apakah semekanisme. Jika suai dengan mendapat rekosesuai dan SKPD yang bermendasi dari barulah pihaknya sangkutan arkan izin resmi. akan mengeluterkait salah Sementara itu, pengerukan yang satu aktivitas Jehem, ada di Desa samyang pai

saat ini masih terus beroperasi, pihaknya juga mengaku tidak pernah mengeluarkan izin. Kendati melanggar, namun Pariartha mengatakan semua kewenangan untuk menindak tersebut tetap berada di tangan Satpol PP sebagai penegak perda. “Kalau kami pelayanannya sebatas administrasi, kewenangan itu ranahnya ada di Satpol PP,” tandasnya. Pihaknya berharap para pemilik tanah yang akan melakukan aktivitas penggalian namun belum mengantongi izin, dapat segera dihentikan. “Bagi yang tidak memiliki izin jangan membuat penggalian lagi, kita minta hentikan dulu. Karena itu belum ada izinnya,” tegas Pariartha. Pihaknya mengaku terus mengimbau masyarakat agar tetap mengurus izin terlebih dahulu baru melakukan kegiatan. Jangan kegiatan dulu baru mengurus izin. Sementara itu, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Bangli Dewa Agung Suryadarma saat dikonfirKabu masi terpisah mengatakan, pihaknya tidak bisa semena-mena terp menertibkan menertibk aktivitas penggalian tanah uruk yang terjadi di Bangli selama ini. Untuk menertibkan suatu bentuk pelanggaran, sel pihaknya harus memiliki dasar yang dikeluarkan dari sebuah instansi yang menganggap itu adalah bentuk pelanggaran. y Suryadarma mengatakan, selama ini aktivitas pengerukan Suryad banyak berada pada lahan milik pribadi masyarakat. Keberadaan be aktivitas ppenggalian dengan maksud menata lingkungan itupun juga telah disetujui oleh pihak penyanding maupun izin dari kepala lin lingkungan setempat dan juga BLH dalam bentuk surat rekomendasi. rekomend Meski dalam kenyataannya, hasil pengerukan juga ada yang dikomersilkan. “Kami tidak bisa menghentikan aktivitas itu begitu saja. Karena itu ada di lahan pribadi dan semua komponen yang ada di bawah dalam hal ini kepala lingkungan juga mengizinkan. Cuma kam kami tetap mengingatkan dalam pekerjaannya harus tetap memperhatikan lingkungan sekitarnya agar tidak sampai mengmemperh ganggu yang lainnya. Termasuk kendaraan keluar masuk agar y tetap ada yang mengawasi, untuk menghindari kecelakaan,” tandasnya. tandasnya Selain itu, tidak adanya perda yang mengatur alat berat selama ini in yang juga menjadi kendala pihaknya dalam melakukan penertiban. “Perda alat berat sampai tingkat provinsi pun pener belum ad ada. Itu yang menjadi hambatan kami selama ini dalam melakukan penertiban,” imbuhnya. Menurutnya, untuk memelaku neggakkan semua aturan itu, sebenarnya tidak bisa hanya negga dilakukan pemerintah daerah namun juga semua komponen dilak ikut terlibat, dari komponen terbawah kepala lingkungan dan kepala desa. “Harapan saya mulai dari aparat terbawah harusnya bisa lebih peduli. Tidak boleh memberikan izin kalau memang tidak sesuai. Sebenarnya kewenangan paling dominan dalam penataan wilayah itu otonominya ada kepala desa, yang lebih luas bisa melarang aktivitas yang tidak sesuai aturan,” tandasnya. Swasrina 3 - 9 Maret 2014

23


K E S E H ATA N

Hamil Anggur

Pembuahan Sel Sperma dan Telur Gagal Terbentuk

K

ehamilan seorang calon ibu adalah hari-hari bahagia, karena merupakan tanda-tanda kehadiran sang buah hati sedang bertumbuh di dalam rahim. Tetapi, tak semua kehamilan berlangsung sukses. Pada kondisi tertentu, buah kehamilan ada yang mengalami gangguan dalam proses pertumbuhan dan akhirnya kehamilan itu gugur. Bila hasil pembuahan itu berhasil menjadi janin lalu gugur, upaya dokter adalah melakukan kuretase atau memberikan obat untuk membersihkan rahim setelah janin itu gugur. Kasus hamil anggur yang secara medis di sebut Molahidatidosa merupakan proses kehamilan berbeda dengan kehamilan normal. Pada hamil anggur ini pembuahan sel sperma dan sel telur gagal terbentuk, dan berubah menjadi gelembung-gelembung bergerombol menyerupai bentuk buah anggur. Kejadian hamil anggur muncul pada satu dalam 1.500 kehamilan di Amerika Serikat dan Eropa. Jumlah peristiwa itu jauh lebih sering terjadi di bagian dunia lain seperti di Asia (misalnya di Taiwan, insidensinya

24

3 - 9 Maret 2014

sekitar satu dari 125 kehamilan). Ini menunjukkan peranan ras berperan penting pada kasus hamil anggur. Kemajuan teknologi untuk pemeriksaan kehamilan melalui alat-alat modern seperti USG dewasa ini, membuat peristiwa hamil anggur mulai jarang ditemukan. Apalagi di kota-kota besar. Alat USG dapat memantau adanya gangguan pertumbuhan janin itu lebih dini. Hamil anggur atau Molahidatidosa merupakan suatu bentuk tumor jinak dari sel-sel trofoblas, yaitu bagian dari tepi sel telur yang kelak terbentuk menjadi ari-ari janin. Hasil pembuahan yang gagal itu lalu membentuk gelembung. Gelembung itu menyerupai buah anggur. Pertumbuhan gelembung semakin hari semakin banyak. Bahkan bisa berkembang secara cepat. Hal ini membuat perut seorang ibu hamil dengan Molahidatidosa tampak cepat besar. Hamil anggur hanya akan terjadi pada wanita yang telah melakukan hubungan suami istri. Ada anggapan kehamilan anggur bisa terjadi begitu saja tanpa adanya hubungan seksual yang

mempertemukan sperma dengan sel telur, asumsi ini tidak benar. Secara medis, hamil anggur dapat terjadi karena tidak adanya buah kehamilan (agenesis), atau adanya perubahan (degenerasi) sistem aliran darah terhadap buah kehamilan pada usia kehamilan minggu ketiga sampai minggu keempat. Pemicu lainnya sirkulasi darah terus berlangsung tanpa adanya bakal janin. Hal ini menyebabkan peningkatan produksi cairan sel trofoblas. Hamil anggur juga bisa disebabkan adanya kelainan substansi kromosom seks. Semakin cepat kehamilan anggur ditemukan semakin mudah pula menanganinya. Buah kehamilan kosong diketahui pada trimester pertama kehamilan. Hasil ini dapat sebagai pemantau untuk mencegah terjadinya hamil anggur. Cara mengetahui kehamilan, apakah kehamilan itu normal atau hanya hamil anggur, perlu mengenali apa saja gejala dan pertanda hamil anggur tersebut. dr. Putu Dian Anggreni Setiawan, S.Ked.


Kehamilan Kembar dan Keguguran Gejalanya Mirip Hamil Anggur

Gejala-gejala Hamil Anggur Umumnya kehamilan ditandai test urine positif hamil. Ibu mengeluh ada bercak perdarahan berulang-ulang. Bahkan bisa mengakibatkan penurunan kadar sel darah merah ibu (anemia). Ibu hamil dengan Molahidatidosa juga sama mengeluh mual muntah yang berlebihan. Bahkan hingga pada kondisi keracunan kehamilan (toksemia gravidarum). Mual dan muntah ini akibat tingginya kadar hormon HCG (Hormon Chorionik Gonadotropin) dalam tubuh ibu. Perut semakin membesar, namun calon ibu tak merasakan adanya gerakan-gerakan janin dalam kandungannya. Besar perut calon ibu melebihi besar kandungan normal pada usia kandungan yang sama. Pada keadaaan lebih lanjut, gelembunggelembung menyerupai anggur itu ikut keluar bersama keluarnya darah dari dalam rahim. Tidak terlihat adanya tulang janin, tetapi sesuatu yang mirip sarang lebah atau badai salju pada pemeriksaan radiologis atau rontgen. Pemeriksaan USG menghasilkan gambaran mirip badai salju dan tidak ditemukan adanya tanda-tanda denyut jantung janin. Pada hamil anggur, kadar HCG akan meningkat lebih tinggi daripada kadar HCG kehamilan normal.

PARA ibu yang mengalami salah satu gejala itu, hendaknya jangan langsung panik dan cemas. Lebih baik segera periksakan diri secara medis kepada dokter kandungan atau bidan. Tidak menutup kemungkinan gejala yang dialami tak merujuk pada kehamilan anggur. Pasalnya, pada kondisi keguguran, kehamilan kembar atau adanya penyakit keganasan di ariari juga bisa ditemui pada gejala kehamilan anggur itu. Tindakan kuretase menjadi pilihan untuk membersihkan rahim dari gelembung–gelembung hamil anggur itu. Kuretase dapat beberapa kali dilakukan, itu tergantung kondisi kehamilan Molahidatidosa. Dokter akan memeriksa kadar hormon Hcg dalam tubuh si ibu dan memastikan sudah sungguh-sungguh bersih. Pada keadaan yang dianggap berbahaya bagi kesehatan ibu, dapat pula dilakukan tindakan pengangkatan rahim. Namun keputusan ini juga mempertimbangkan faktor umur ibu dan jumlah anak yang dimiliki. Tindakan terakhir ini sangat jarang dilakukan. Dari berbagai literatur disebutkan, bila pemantauan sulit dari jangkauan tenaga kesehatan, kasus ibu kehamilan Molahidatidosa ini ada yang mendapat terapi pengobatan dengan pil setelah kuretase. Ibu hamil pada keadaan Molahidatidosa ini harus berupaya secara teratur melakukan kontrol agar tidak berkembang menjadi penyakit kanker atau sel-sel jinak berubah ganas. Beberapa efek samping yang dapat timbul pada pemberian obat minum Metotreksat proďŹ laksis adalah sariawan, mual, muntah, diare, kulit kemerahan juga kerontokan rambut, kadar Hb menurun dan sebagainya. Karena itu paling penting melakukan kontrol secara teratur. Penderita hamil anggur dianjur-

kan tidak hamil dulu hingga pengawasan lanjutan selesai dilakukan. Bagi perempuan yang belum memiliki anak, disarankan memakai alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan selama satu sampai dua tahun. Untuk memastikan apakah kehamilan normal ataukan mengalami kelainan, misalnya hamil anggur, kenali tanda-tandanya. Dan langkah terbaik memeriksakan kehamilan secara teratur ke bidan atau dokter kandungan. Perencanaan kehamilan berikut dapat dilakukan setelah satu tahun bagi pasangan yang belum mempunyai anak, dan dua tahun bagi yang sudah pernah punya anak. Hamil anggur atau Molahidatidosa berisiko bagi keselamatan calon ibu. Karena itu, bagi yang mengalami kehamilan sebaiknya melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. Selain itu selalu menjalankan pola hidup sehat selama masa kehamilan. Pola hidup sehat itu mencakup mengonsumsi makanan bergizi sehat dan seimbang serta menjaga kesehatan tubuh. Di samping itu perlu juga memperhatikan dan mengatur jarak kehamilan. Alasannya, kasus hamil anggur ini lebih banyak ditemukan pada wanita yang sering hamil. Bila penanganan dan pengobatan telah dilakukan secara cepat dan tepat. Maka ibu dapat berpeluang hamil kembali. Kontrol rutin tetap harus dijalani sesuai ketentuan prosedur dari dokter. Bila pemeriksaan kadar HCG dalam darah sampai tiga kali berturut-turut negatif, ibu boleh pulang dengan diberi konseling penggunaan alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan. Alat kontrasepsi pilihan bisa pil atau IUD. dr. Putu Dian Anggreni Setiawan, S.Ked. 3 - 9 Maret 2014

25


LENSA


PESONA LEMBONGAN Pesona dan daya tarik Nusa Lembongan, terutama perairannya mampu menarik wisatawan mancanegara dan domestik untuk mengunjungi. Namun, di balik pesonanya yang demikian menggoda, tak jarang terjadi kecelakaan di perairan tersebut. Kecelakaan terbaru terjadi belum lama ini ketika tujuh orang penyelam asal Jepang mendadak hilang setelah melakukan penyelaman di Manta Point, Lembongan. Mereka ditemukan empat hari setelah menghilang dalam kondisi yang kritis.

MBP/Eka


OLAHRAGA

Seruan yang Tanpa Gema

K

urang dari sepekan setelah rekornya yang bertahan 21 tahun pecah, Sergey Bubka kembali menitikan air mata lagi. Legenda loncat galah dari Ukraina itu tak bisa menutupi kesedihannya menyaksikan negerinya diamuk unjuk rasa dan seperti di tubir bencana. Ia tidak bisa berbuat apa-apa menyaksikan negerinya diamuk krisis politik. Pria berbadan kekar itu hanya bisa membuat seruan-seruan yang tidak didengar kedua belah pihak yang beselisih di kampung halamannya. Pemerintahan Presiden Viktor Yanukovych menghadapi penentangan keras dari kelompok oposisi karena kebijakannya yang pro Moskow. Sejak November lalu ekskalasi politik terjadi setelah pemerintah menghentikan hubungan kerja sama ekonomi dengan

Uni Eropa. Unjuk rasa yang semula dalam kelompok-kelompok kecil, berubah dalam skala lebih besar. Pusak Kota Kiev dikuasai kelompok oposisi namun Yanukovych malah membuat langkah ekstrem setelah mendapat dukungan ekonomi dari Moskow. Dan darah pun tertumpah di Lapangan Merdeka atau Maidan saat pasukan khusus menghancurkan barikade yang dibangun para pengunjuk rasa. 25 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka dalam insiden yang terjadi lima hari setelah perayaan hari Valentin. Konflik itu berlanjut dan dikabarkan korban tewas bertambah hingga mendekati angka seratusan. Ratusan kilometer dari pusat bentrokan, Bubka tak bisa memfokuskan diri pada Olimpiade musim dingin di Sochi. Di kota tepi Laut Hitam, pria berusia 50

tahun memohon agar kedua belah pihak menahan diri. “Saya berdoa dan meminta kepada kedua belah pihak : menghentikan aksi kekerasan, mencari solusi dan bersama-sama hidup dalam damai,” kata Bubka yang anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC). Mantan juara dunia dan Olimpiade itu masih diakui pengaruhnya. Ia berada di Sochi sebagai pejabat IOC dan perwakilan ofisial Ukraina. Ia mendampingi tim negaranya yang terdiri dari 43 atlet. Setelah insiden penumpasan di Lapangan Merdeka, ia bertemu dengan kontingen Ukraina dan membicarakan kondisi tersebut dengan mereka. Tak bisa dipungkiri, mereka tertekan dan khawatir dengan kerabatnya di Ukraina. Keinginan untuk pulang memang masih bisa ditahan bagi sebagian atlet setelah turnamen ini usai.

MBP/ap

Atlet Slovenia Barbara Jezersek (kanan) dan Marina Lisogor (kiri) dari Ukraina menyelesaikan nomor cross country 10 km di Olimpiade Sochi. Lisogor mengundurkan diri karena konflik politik di dalam negeri.

28

3 - 9 Maret 2014


“Atlet kami mengatakan kan bahwa mereka mpiade ini. Mereka ingin menyelesaikan Olimpiade ingin memberi kejayaan pada Tanah Air dan ingin mengibarkan bendera era nasional,” kata Bubka seperti dilansir kantor antor berita Agence France-Presse. Pita Hitam Tim Ukraina menyerukan erukan akan mengenakan pita hitam sebagai gai tanda berkabung atas insiden berdarah dii Maidan. Namun seruan itu tanpa gema setelah telah IOC menolak permintaan itu. Aksi tersebut ebut dinilai melanggar Aturan No. 50 Piagam m Olimpiade yang menyebutkan “tak ada bentuk entuk publikasi atau propaganda, komersial atau lainnya pada atlet atau seragam yang mereka kenakan.” Akibatnya atlet estafett cross countryy MaMarina Lisogor dan Katerynaa Serdyuk memilih untuk mengundurkan diri iri dari Olimpiade ini. Mereka bersikukuh seharusnya eharusnya tim mengenakan pita hitam sebagai gai ungkapan duka cita atas begitu banyaknya knya korban tewas dalam insiden iden di Lapangan Merdeka. Aksi kedua atlet itu tu belakangan diikuti Bogdana na Matsotska dan pelatih skinya Oleg Matsotskiy. tsotskiy. Keduanya mundur dari turnamen ini ni karena Presiden Yanukovych menolak melakukan solusi damai yakni dengan lebih ih mengedepankan proses dialog dibandingkan kan menggerakkan aparat keamanan untuk membubarkan aksi protes itu. Diakui insiden di Ukraina itu benar-benar menjadi sisi buruk pelaksanaan Olimpiade musim dingin yang kebetulan berada di Sochi, Rusia. IOC tidak ingin kecolongan dengan persoalan politik yang memang bukan menjadi urusannya. Disisi lain sebelumnya IOC telah melarang tim Norwegia melakukan aksi serupa setelah juara Olimpiade nomor ski cross-country Marit Bjoergen mengenakan pita hitam untuk mengenang saudaranya Astrid Uhrenholdt Jacobsen yang meninggal sebelum event ini dimulai. Tindakan itu dinilai melanggar aturan yang ada. Tuan Rumah Bubka pun tak pernah mengira jika proses politik di negerinya yang semula berada pada arah yang benar, tiba-tiba berubah secara dramatis dalam beberapa pekan terakhir. Kesedihan itu menjadi lebih mendalam saat aksi kekerasan itu terjadi saat digelarnya Olimpiade musim dingin sebuah event damai dan demokratis yang mengglobal.

Di adalah mantan anggota parlemen Ukraina dan salah satu penasehat presiden Yanukovych yang oleh pengunjuk rasa dituduh mengabaikan tuntutan reformasi politik dan pembatasan kekuasan presiden. Namun ditegaskan pula bahwa sejak menjadi presiden komite Olimpiade Ukraina, ia menjauhi aktivitas politik. “Jadi apa pun bantuan yang diinginkan, saya akan memberikan, tetapi jelas dalam hal ini saya tidak mau terlibat politik,” kata Bubka. Presiden

IOC Thomas Bach menyampaikan ucapan bela sungkawa atas jatuhnya banyak korban dalam konflik politik di Ukraina. Ia memuji para atlet negeri itu yang tetap teguh bertahan dan melanjutkan kompetisi di Socchi hingga usai. “Keputusan mereka bertahan dan melanjutkan kompetisi untuk mewakili negara mereka dilakukan dengan penuh martabat. Mereka pantas mendapat pujian,” ucap Bach. Kekerasan ini memberi dampak buruk bagi Ukraina yang tengah menyiapkan diri menjadi tuan rumah Olimpiade Musim dingin 2022. Kota Lviv yang berada di wilayah barat menjadi andalan Ukraina untuk bersaing dengan Beijing (Cina), Oslo (Norwegia), Almaty (Kazakhstan) dan Krakow (Polandia). Juli nanti IOC akan bersidang menciutkan jumlah kandidat sebelum diambil keputusan final. Bubka mengakui bahwa dirinya tidak mempunyai hak untuk membicarakan tentang pencalonan Lviv. Namun dengan kondisi keamanan saat ini, hal tersebut sangat tidak menguntungkan bagi siapa pun untuk berkomentar. Pernyataan serupa juga dilontarkan Sergej Gontcharov yang menjabat ketua panitia pencalonan Lviv tersebut. “Sulit untuk memfokuskan kerja dengan kondisi seperti saat ini. Konflik dalam negeri itu harus ditemukan jalan keluarnya sebelum kita mempertimbangkan untuk menjadi tuan rumah

Olimpiade musim dingin,” katanya. Di Sochi, prestasi tim Ukraina pun tidak membanggakan karena menempati posisi terbawah daff tar perolehan medali dengan perolehan 1 perunggu saja. Di sisi lain Bubka juga menyaksikan rekor loncat galahnya berakhir setelah bertahan 21 tahun. Atlet Prancis Renaud Lavillenie melewati rekornya 6,15 m yang dicetak pada 1993. Airvallenie, julukan Lavillenie berhasil mencetak rekor dunia baru 6,16 m dalam kejuaraan indoor di Donetsk. Yudi Winanto

MBP/ap

Ofisial tim Olimpiade Ukraina Sergei Bubka. 3 - 9 Maret 2014

29


OLAHRAGA

Made Deya Surya Saraswati

Obsesi Juara Dunia

P

emain Bali sulit masuk Pelatnas Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) di Cipayung, Jakarta. Itulah fakta yang terjadi selama ini. Namun, Made Deya Surya Saraswati mampu memecah kebuntuan itu setelah dipanggil Pengurus Besar (PB) PBSI untuk menghuni tempat penggodokan para pebulu tangkis terbaik di Tanah Air itu. Deya sukses menembus Cipayung usai menduduki ranking pertama dalam turnamen Junior Master yang melibatkan 16 pebulu tangkis peringkat teratas di seluruh Indonesia. Ketua Umum Pengprov PBSI Bali Nengah Wiratha merasa bangga, sebab Deya diproyeksikan turun pada kejuaraan Asia Junior, Olimpiade, dan Kejuaraan Dunia. Sang ayah Made Widnya memang manargetkan Deya masuk pelatnas paling lambat saat menginjak kategori taruna (17-18 tahun). Ia bersyukur karena anak putrinya menghuni pelatnas lebih awal, yaitu ketika berusia remaja (15-16 tahun). Widnya yang mengantarkan langsung Deya ke pelatnas menyatakan, anaknya harus menjalani pola latihan ketat dan tidak kenal lelah di pelatnas. Bangun pagi pukul 06.00, satu jam kemudian sudah harus berlatih hingga pukul 12.00. Setelah istirahat atau tidur sebentar, pukul 15.00 latihan lagi hingga malam hari. Deya yang terkenal dengan pukulan setengah smesnya, namun cukup menukik, berobsesi menjadi juara dunia suatu saat nanti. ‘’Cita-cita saya menghuni pelatnas sudah tercapai. Selanjutnya saya ingin juara dunia,’’ ucapnya. Bakat Deya terlihat ketika usianya menginjak lima tahun. Awalnya dia ikut-ikutan berlatih di Perumahan Padang Kartika, dilatih oleh Zaenal yang rutin melatih putranya Aris. Tidak disangka, Zaenal menaruh perhatian besar terhadap talenta yang terpendam pada diri putri kedua pasangan Made Widnya dan Wayan Suryani ini. Deya kemudian mencoba berlatih di GOR Dharma Praja, namun ditolak karena terlalu belia. Akan tetapi ketika duduk di bangku kelas IV SD Tegal Jaya, Deya sudah mulai menunjukkan kepiawaiannya mengolah shuttle-chock. Di bawah bimbingan dua pelatih pribadinya, Antok dan Wijaya, kemampuannya berkembang pesat. Menjadi juara tiga pada Kejurcab Badung adalah pestasi pertamanya. Ia selanjutnya turun pada Olimpiede Olahraga Siswa Nasional (O2SN) dengan hasil menduduki peringkat enam Nama Lahir Panggilan Orangtua Kakak Adik Sekolah

se-Indonesia. Gelar demi gelar kemudian diraihnya, yaitu juara tiga O2SN pada 2010 di Manado, runner-up Sirnas Bali dan Balikpapan kelompok pemula, ranking tiga di Piala Wali Kota Surabaya (2010, 2011, dan 2012), peringkat dua SD ASEAN di Jakarta (2009), serta runner-up Kejurnas di Bali dan Sirnas di Bali (2013). Tawaran menggiurkan pun datang dari klub-klub besar di Indonesia, namun Deya sama sekali tidak berminat bergabung. Dia hanya sempat menimba ilmu di Klub Pelita Bakrie, Jakarta, selama delapan bulan. Kini langkahnya diikuti kakaknya Putu Esa serta sang adik Dila dan Winda yang ramai-ramai menekuni bulu tangkis. Kebetulan di rumahnya di kawasan Pegending, Dalung, terdapat lapangan bulu tangkis representatif. Daniel Fajry

: Made Deya Surya Saraswati : Angantiga, Karangasem, 29 Mei 1998 : Deya : Made Widnya dan Wayan Suryani : Putu Esa (17) : Komang Dila (11) Ketut Winda (7) : Kelas I SMA Tunas Daud MBP/nel

30

3 - 9 Maret 2014



KRIMINAL

Gembar-gembor, Perselingkuhan pun Terungkap

K

alau selama ini orang selingkuh ditutup rapat-rapat, tapi beda halnya dengan Wayan Ribawa (48) asal Banjar Delod Petapan, Desa Mendoyo Dangin Tukad, Kecamatan Mendoyo, Jembrana. Dia malah gembargembor, sehingga hubungan cinta terlarang dengan tetangga sekaligus masih kerabatnya, Ni Made Ari Agustini (22), terbongkar ke publik. Keduanya kemudian diperiksa Polsek Mendoyo. Terbongkarnya perselingkuhan ini memang tergolong unik. Ketika itu, Ribawa, yang beranak tiga serta telah dikaruniai cucu ini gembar-gembor di warung Mang Udi pada Sabtu (15/2) lalu. Ketika Ribawa duduk-duduk di warung itulah kemudian melintas Ari Agustini (AAg), wanita idaman lainnya (WIL)-nya. Saat itu juga Ribawa bercerita bahwa dia berhasil meniduri Ari Agustini. Tapi Mang Udi tidak percaya begitu saja dengan celotehan pria bercucu tersebut. Entah bangga atau sekadar koar-koar, Ribawa menyuruh Mang Udi untuk melihat cupang di paha Agustini. Tanda merah itu rupanya buah perbuatan Ribawa. Melihat hal itu, Mang Udi yang masih sepupu suami Agustini yakni I Made Muliana (24) tentu saja kaget luar biasa. Tanpa membuangbuang waktu, Mang Udi yang juga tinggal di Banjar Delod Petapan, Desa Mendoyo Dangin Tukad, segera melaporkan perbuatan Ribawa kepada orangtua Muliana. Aib itu lalu disampaikan sang ibu kepada Muliana. Mendengar cerita istrinya selingkuh, laki-laki mana yang tak akan naik darah. Muliana kemudian memanggil Agustini perihal perselingkuhannya dengan Ribawa. “Awalnya AAg tidak mengakui perbuatannya. Tapi setelah diperiksa di pahanya, ternyata memang benar ada tanda merah (cupang). Setelah itu barulah dia mengaku,” tutur Muliana, Minggu (16/2) lalu di Polsek Mendoyo. Tak mau cintanya dikhianati, Muliana kemudian mengajak istrinya ke rumah mertuanya untuk dititipkan sementara di sana sambil menunggu pembicaraan keluarga, apakah Agustini diceraikan atau hanya dibina. Bak syair lagu mendiang Gombloh, kalau sudah cinta ‘’tai kucing pun rasa cokelat’’. Baru sehari dititipkan di rumah

32

3 - 9 Maret 2014

orangtuanya, Agustini pada Minggu sore pukul 05.30 kabur entah ke mana. Kejadian itu segera disampaikan orangtua Agustini kepada Muliana. Orangtua Agustini menelepon bahwa Agustini sejak tengah malam tidak ada lagi di rumahnya. Kejadian itu agaknya membuat darah Muliana kian mendidih. Dia bersama kakaknya bergegas mencari sang istri di mana gerangan berada. Sadar istrinya punya selingkungan, Muliana kemudian ‘’menyidak’’ sejumlah penginapan/hotel di Desa Delod Berawah, Mendoyo. Setelah memeriksa empat penginapan, Muliana akhirnya mengendus keberadaan istrinya di penginapan TA di Banjar Dauh Marga, Desa Delod Berawah. Hal itu diperkuat dengan ditemukannya sepeda motor Honda Vario nopol DK 9531 ZJ yang diketahui milik pria idaman lain (PIL) Agustini. Yakin kalau istrinya ada di dalam kamar hotel, Muliana kemudian menyuruh kakaknya segera melapor ke polisi untuk mengerebek kedua insan yang dimabuk cinta gelap ini. Muliana berdiri saja di depan pintu penginapan yang masih tertutup rapat. Dia rupanya tak kekurangan akal. Dia meraih HP-nya di saku, kemudian menelepon nomor HP milik Ribawa. Ternyata HP tersebut berbunyi di dalam kamar. Muliana akhirnya semakin yakin kalau istrinya benar-benar berada di dalam kamar PIL-nya. Setelah ditunggu-tunggu, pasangan selingkuh tersebut ke luar kamar juga. Agustini lalu digiring ke Polsek Mendoyo. Sedangkan Ribawa bergegas kabur begitu melihat suami Agustini di depan kamar hotel. Tapi dia akhirnya berhasil diamankan anggota Polsek Mendoyo. Di hadapan polisi, Ribawa mengakui semua perbuatannya. Dia mengatakan, selama berada di kamar hotel, empat kali melakukan hubungan intim dengan Agustini. Kapolsek Mendoyo Kompol I Wayan Sinaryasa didampingi Kanit Reskrim Iptu I Nyoman Dania seizin Kapolres Jembrana mengatakan memang benar menangani kasus perselingkuhan tersebut. Pihaknya mengamankan barang bukti berupa, seprei, dua celana dalam milik kedua pasangan selingkuh tersebut, sarung bantal dan sepeda motor Honda Vario DK 9531 ZJ. Pascaperselingkuhan ini, Muliana ngotot ingin menceraikan istrinya, Agustini,

lantaran cintanya dikhianati. Sedangkan Ribawa mengaku pasrah dengan hukuman yang akan diterimanya. Namun dia tetap berusaha agar masalahnya bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Muliana, katanya, tetap ngotot ingin melanjutkan masalah ini secara hukum dan akan menceraikan istrinya. Ribawa memaklumi keinginan Muliana melanjutkan kasus tersebut secara hukum lantaran memang sangat kecewa dengan tindakan yang dilakukannya bersama istri Muliana. Ribawa juga mengaku bahwa akibat ulahnya menjalin hubungan dengan istri orang lain, mahligai rumah tangga yang dibina bertahun-tahun terancam hancur. Istrinya telah meninggalkan rumah dan kembali ke rumah orangtuanya di Pekutatan. Sedangkan anak-anaknya di rumah ditinggalkan sang istri. Karenanya, Ribawa berniat kembali rujuk dengan istrinya dan ragu menikahi selingkuhannya. Di sisi lain, Agustini justru tampak tenang menghadapi masalahnya. Dia menjawab dengan enteng tentang jalinan asmara terlarangnya dengan Ribawa. Dia mengaku menjalani hubungan dengan Ribawa karena cintanya yang tulus. Cinta yang begitu mendalam itu pula membuatnya lupa diri dan tidak peduli dengan perbedaan usia yang jauh, serta tidak peduli kalau mereka masih ada hubungan kekerabatan. Agustini pun mengaku pasrah dengan putusan yang diambil suaminya. Witari

Ni Made Ari Agustini (22) dan Wayan Ribawa (48) asal Banjar Delod Petapan, Desa Mendoyo Dangin Tukad, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, saat diperiksa di Polsek Mendoyo.


Gara-gara ’’Tajen’’, Berutang, Lalu Menipu Orang

T

ersangka I Ketut Wiranata (62) kini tak dapat lagi menghidupi kedua istri, anak, dan sembilan cucunya. Pria asal Banjar Peselatan, Desa Abang Batudingding, Kintamani, Bangli ini, mesti merasakan pengapnya sel tahanan Polsek Mengwi, Badung, gara-gara menipu sejumlah warga dengan hal-hal gaib dan berbau hipnotis. Terungkapnya kasus ini semata-mata kecerobohan Wiranata yang mengecoh korbannya tanpa perhitungan matang. Ketika diperiksa di Polsek Mengwi, Minggu (16/2) lalu tersangka mengaku, awalnya memperdaya korban dengan berbekalkan pusaka palsu seperti keris kecil luk telu (lekukan tiga), batu permata yang bisa menyala saat dipencet, dan dua burung titiran (perkutut). Tersangka mengatakan bahwa barangbarang itu adalah pica (anugerah) dari Ida Bhatara Kayu Selem, di Batur. Sesuai pawisik, benda-benda itu, kata Wiranata, harus diserahkan kepada calon korban. Padahal sejatinya barang-barang itu palsu, karena dibeli di Pasar Kintamani. Misalnya, satu batu permata merah yang dipegang bisa menyala dibeli Rp 150 ribu. Kemudian keris kecil luk telu maupun keris berbentuk semar seharga Rp 200 ribu, serta dua burung perkutut yang satu ekornya dicat putih seharga Rp 300 ribu. “Saya meyakinkan korban kalau barangbarang ini pica,” ucap ayah sembilan anak ini dengan wajah lugu. Sedangkan Kapolsek Mengwi Kompol I Nengah Semadi, didampingi Kanit Reskrim AKP Arya Agung, Senin (17/2) lalu, mengungkapkan jika korbannya tidak mempan diperdaya, maka tersangka Wiranata menerapkan hipnotis. Di hadapan polisi, tersangka mengaku melakoni aksinya sejak tahun 2011. Ulahnya terungkap setelah seorang korbannya, Agus Supratman (37), melapor ke polisi. “Korban yang asal Banjar Negara Kaja, Sading, Mengwi, ini mengaku ditipu tersangka Wiranata,” tambah Kompol Semadi. Sebelum menggasak barang-barang berharga, Wiranata menepuk-nepuk pundak Agus Supratman hingga dia tidak sadar alias terhipnotis. Bak kerbau dicocok hidungnya, Agus menuruti saja

perintah Wiranata agar menyerahkan uang Rp 25 juta, serta kalung, cincin, giwang, dan gelang senilai Rp 31 juta. Begitu mendapatkan barang-barang berharga, Wiranata minta kepada Agus supaya diantar dari Sading ke Terminal Ubung. Lagi-lagi korban menuruti saja permintaan tersebut. Dasar apes. Berselang seminggu kemudian, burung perkutut yang diberikan Wiranata kepada Agus tiba-tiba mati di sangkarnya, salah satu batu permata yang bisa menyala, ketika dihancurkan Agus, ternyata di dalamnya berisi lampu dan baterai. Seketika itulah Agus baru sadar kalau dia kena tipu. Dia kemudian melaporkan kasusnya ke polisi. Tetapi polisi tidak mudah menangani kasus penipuan ini. Sedangkan Wiranata keburu beraksi masing-masing di sebelah utara Pasar Petang, Badung, di depan Pasar Bajera, Tabanan, di Pasar Tabanan, serta di depan Pasar Burung Satria, Denpasar. “Di empat tempat itu, tersangka memeroleh uang Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu dari para korban,” beber Kompol Semadi. Tak hanya itu, salah seorang korbannya hingga mengalami kerugian Rp 31 juta. Tetapi sepandai-pandainya penjahat berkelit, akhirnya ketahuan juga. Tersangka Wiranata berhasil diciduk polisi di suatu tempat tanpa perlawanan, karena merasa dirinya bersalah. Ketika ditanya untuk apa saja uang hasil menipunya, tersangka mengatakan untuk matajen (sabung ayam). Sedangkan sisanya untuk membayar utang. Sebelum menipu orang, tersangka kehabisan uang karena kalah dalam matajen. Tak tanggung-tanggung karena hobinya itu pula, dia punya utang hingga Rp 150 juta. “Saya pernah menang metajen Rp 25 juta. Tetapi lebih sering kalah daripada menangnya,” ujar pria dua istri dan sembilan cucu ini. Lantaran utangnya menumpuk, tersangka Wiranata kemudian mencari jalan pintas untuk mendapatkan dengan cara mudah. Dalam beraksi, dia tak sekadar coba-coba, melainkan terlebih dahulu mempelajari karakter calon korbannya. Mereka yang disasar adalah orang-orang yang punya keyakinan tinggi dengan halhal gaib. Biasanya dalam kasus ini, para calon korban cepat percaya dengan bujuk

rayu Wiranata. Terlebih penampilannya bak paranormal sangat meyakinkan. Dalam waktu singkat, berbekalkan mulut manis dan ilmu hipnotis, dia cukup mudah membius korbannya hingga memeroleh uang dengan mudah. Ilmu hipnotisnya itu sempat hendak diterapkannya saat disidik seorang penyidik Polsek Mengwi. Ceritanya, dia pura-pura linglung saat diperiksa perihal kiprahnya menipu para korban di Tabanan, Denpasar, dan Badung. Saat penyidik asyik melontarkan pertanyaan, kesempatan emas itu rupanya dimanfaatkan Wiranata. Dia mengeluarkan jurusnya hendak menghipnotis penyidik. “Saat itu dia mengatakan jika dia dilepas, maka anggota kami (penyidik) akan dimudahkan kariernya. Tetapi sayang, cara yang dia gunakan tidak mempan,” ujar Kapolsek Mengwi Kompol Semadi. Setelah mendekam di Polsek Mengwi, tersangka Wiranata bisa jadi tak bisa tenang. Betapa tidak, istri, anak, serta sembilan cucunya, di Banjar Peselatan, Desa Abang Batudingding, Kintamani, Bangli, pasti merindukannya. Tetapi apa boleh buat. Gara-gara menipu banyak orang, Wiranata hanya bisa meratapi nasibnya di balik jeruji besi dan menanti hukuman setimpal. Wiadnyana

MBP/wiadnyana

Kapolsek Mengwi Kompol I Nengah Semadi menunjukkan pusaka palsu seperti keris kecil, batu permata yang bisa menyala saat dipencet, dan burung perkutut, yang dipakai tersangka Wiranata (kanan) memperdaya korbannya. 3 - 9 Maret 2014

33


KRIMINAL

Kepincut Janda Desa Tetangga, Tega Bantai Istrinya

Juga Berdalih Tak Punya Keturunan

H

anya gara-gara ngebet kawin lagi dan ingin punya keturunan, tersangka I Made Subandi alias Rembo (38) tega membantai istrinya Ni Nengah Ariani (29), Kamis (13/2) lalu. Sebelumnya, Rembo berulang kali mengungkapkan keinginannya menikah lagi, tetapi selalu ditolak sang istri. Sebelum kejadian, Rabu (13/2) malam pasangan suami-istri (pasutri) yang sudah 10 tahun berumah tangga, tetapi belum dikaruniai putra ini, tidur bersama sekamar di rumahnya di Banjar Dinas/Desa Pesagi, Kecamatan Penebel, Tabanan. Tetapi sekitar pukul 00.00 wita, Subandi minta supaya istrinya pindah tidur ke kamar sebelah, karena dia beralasan hendak sembahyang yang khusyuk. Ariani menuruti saja perintah suaminya. Tetapi entah setan mana merasuki pikirannya, sekitar pukul 02.00 wita, tersangka Subandi bangkit dari tempat tidurnya. Dia ternyata mengambil pisau belati di depan televisi di dalam ruangan itu. Begitu pisau di tangan Subandi menuju kamar tempat istrinya tertidur pulas. Dasar gelap mata, pria yang bekerja serabutan ini mengayunkan belati yang dipegangnya ke leher kiri Ariani. Tusukan keduanya tepat menegenai leher bawah dagu. Lantaran ditikam, Ariani mengaduh, tetapi tidak ada yang mendengarnya karena masih dini hari. Rupanya dua tusukan belati membuat korban berlumuran darah hingga meregang nyawa. Tersangka Subandi segera memindahkan jenazah istrinya ke kamar tempat mereka biasa tidur bersama. Tubu Ariani ditempatkan di tempat tidur, lalu ditutupi kasur. Kebrutalan Subandi ternyata tak sampai di sana. Pascamenghabisi nyawa sang istri, dia membantai anjing piaraannya di dalam kandang, yang kebetulan ditaruh di dalam kamar itu juga. Dia lalu mematahkan gagang belati yang digunakan menikam istrinya. Dasar tak berperikemanusiaan, ter-

34

3 - 9 Maret 2014

sangka Subandi membiarkan begitu saja jenazah istri dan mayat anjingnya di kamar. Dia kemudian ke luar dan tidur seperti biasa di rumah sebelah yang masih satu pekarangan dengan rumahnya. Dia melanjutkan mimpinya seolah-olah tak terjadi apa-apa. Sekitar pukul 03.00 wita, ibu kandungnya Ni Nyoman Putri bangun dari tidur. Wanita tua itu terkejut bukan main melihat tubuh menantunya berlumuran darah di dalam kamar. Kejadian itu tentu saja membuat gempar keluarga tersangka, termasuk tetangganya. Kasus pembunuhan sadis tersebut selanjutnya dilaporkan ke Polsek Penebel. Dalam waktu singkat, Kapolsek Penebel AKP I Nyoman Sukanada bersama anggotanya mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP, serta menangkap tersangka Subandi yang saat itu mengaku terus terang membunuh istrinya. Di hadapan polisi, tersangka Subandi alias Rembo sempat mengatakan bahwa dia tega membunuh istrinya sematamata karena bisikan gaib. Tetapi polisi tidak mau begitu saja percaya dengan celotehan itu. “Kalau hanya karena alasan bisikan gaib, itu tidak bisa dibuktikan secara hukum. Kami tidak percaya begitu saja, sehingga pendalaman kami lakukan hingga muncul pengakuan tersangka yang lebih masuk akal,” ujar Kapolsek Penebel AKP I Nyoman Sukanada. Dalam waktu tidak terlalu lama, polisi akhirnya berhasil mengungkap motif pembunuhan itu. Tersangka mengaku kecewa berat karena keinginannya untuk kawin lagi dengan wanita lain tak diizinkan sang istri. Rupanya seorang janda dari desa tetangganya disebutsebut sebagai pemicu tersangka ingin kawin lagi. Padahal, tersangka dan si janda belum pernah menjalin hubungan asmara. “Saya baru naksir saja. Saya ingin kawin lagi karena ingin punya anak,” tegas Subandi polos. Terlebih sejak 10 tahun menjalin bahtera rumah tangga, Subandi dan Ariani belum juga dikaruniai keturunan.

Subandi sempat jadi bahan ejekan temannya, karena dia dibilang sebagai laki-laki normal, tetapi tak punya keturunan. Empat hari setelah kejadian, jenazah dikuburkan di setra (kuburan) Banjar Dinas/Desa Pesagi, Kecamatan Penebel. Aturan adat setempat tidak mengizinkan jenazah korban di-aben, karena kematiannya akibat salah pati (dibunuh). Suasana sedih dan pilu mewarnai prosesi penguburan Ariani. Dalam prosesi itu, tersangka Subandi tidak dihadirkan dengan alasan keamanan. Dalam kesempatan itu juga hadir kakak kandung korban I Wayan Arta. Pria berusia 38 tahun ini mengaku ikhlas atas musibah yang menimpa adiknya. Tetapi dia tetap mengaku kecewa dan mengutuk tindakan biadab Subandi. “Saya benarbenar kecewa bercampur sedih. Saya serahkan sepenuhnya kasus ini kepada aparat berwajib untuk meproses hukum ipar saya,” tegas Arta. Kapolsek Penebel AKP I Nyoman Sukanada mengungkapkan, jika semula tersangka Subandi dijerat Pasal 338 KUHP, tetapi kemudian diubah menjadi Pasal 340 KUHP, dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara. “Dari penyidikan yang kami kembangkan lebih lanjut, tindak pidana yang dilakukan tersangka mengarah pada pembunuhan berencana,” tandasnya. Itulah ganjaran bagi suami kejam yang tega membunuh istrinya yang tak berdosa itu. Selama mendekam di balik jeruji besi, Rembo diharapkan merenung lebih mendalam bahwa nyawa manusia tak ada harganya. Atas perbuatan kejinya, dia mesti menanggung sanksi berat di alam semesta, dan bisa jadi akan memeroleh hukuman berat pula di alam sana. Gagah Prahadita


MBP/gagah

Petugas Polsek Penebel ketika melakukan olah TKP kasus pembunuhan Ariani oleh suaminya, tersangka Subandi, di Banjar Dinas/Desa Pesagi, Kecamatan Penebel, Kamis (13/2) lalu. Foto kanan : Tersangka Subandi saat diinterogasi polisi. MBP/gagah


EKONOMI

Ekonomi Bali Timpang

K

etimpangan ekonomi Bali akibat pembangunan yang tidak merata mendapatkan sorotan dari Mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan. Ia mengatakan, ketimpangan yang terjadi di Pulau Dewata karena investasi terjadi di zona tertentu. Seperti di Bali Selatan terutama di Kabupaten Badung. “Saya kalau ke Singaraja, ke Barat, Karangasem bisa merasakan ketimpangan. Karena itu, investasi harus diatur dengan rambu-rambu sedemikian rupa, sehingga alur dan arah investasinya mengarah untuk pemerataan di Bali. Saya tidak terima kalau perekonomian Bali itu hanya di zona-zona tertentu saja yang menikmati pertumbuhan, tetapi yang lain tidak,” ungkap Gita yang maju sebagai Calon Presiden RI. Gita mencium aroma investasi besar yang akan masuk ke Bali, yakni reklamasi di Teluk Benoa dengan dalih pemerataan pembangunan. “Investasi besar yang saya lihat adalah reklamasi. Reklamasi sih boleh-boleh saja sepanjang untuk mencegah atau menghindari bencana alam. Ini

yang harus diprioritaskan bukan sematamata menumbuhkan perekonomian satu zona saja,” tegasnya. Pria yang juga sempat menjabat sebagai Kepala BKPM mengatakan, korupsi yang dominan terjadi di daerah seperti Bali juga mengikis upaya untuk meratakan ekonomi. “Kita melihat ratusan orang diborgol KPK. KPK sebagai bukti nyata untuk melakukan pemerantasan korupsi. Kalau saya diperkenakan menjadi pemimpin saya akan meningkatkan jumlah penyidik yang sekarang hanya ada 100, sedangkan PNS 4,5 juta rasionya 1: 45 ribu, sehingga tidak mungkin bisa memberantas korupsi,” katanya. Menurutnya, bicara pemerataan tidak hanya berkutat pada uang semata, namun juga mempertajam SDM dan pemberantasan korupsi. Karena itu, ketegasan adalah kunci yang harus dilakukan pemerintah daerah agar terjadi pemerataan. “Reklamasi ini harus dengan kepekaan terhadap budaya dan nilai spiritual di Bali. Kalau itu digunakan untuk kepentingan pencegahan terhadap bencana alam seperti tsunami

lakukan, tetapi itu dilakukan untuk kepentingan penanaman modal yang nyata menyimpang dalam upaya kita meningkatkan pemerataan,” ucapnya. Dia pun menilai dibentuknya perwakilan KPK di masing-masing daerah dan menambah jumlah penyidik dengan memberikan suntikan dana, merupakan opsi dalam upaya memberantas korupsi. Sebab, jelas KPK berani menangkap dan ngebui oknum pejabat yang melakukan korupsi. “Pemimpin harus bermoral, cerdas dan terintegritas dan harus mencerminkan dari rakyat untuk rakyat. Pemerintah juga harus mau urun rebuk dengan masyarakat. Sebab, demokrasi bukan terkait dengan suara mayoritas, tapi mampu pempertahankan kemajemukan,” pungkasnya. Bali yang dikenal dengan keragaman budaya juga harus dijaga dan dibentengi dari gerusan investasi yang menimbulkan degrasi budaya. Karena itu, dia akan memberikan pajak 10-15 persen bagi budayawan dan seniman sebagai insentif, karena telah mempertahankan warisan leluhur.

MBP/dok

36

3 - 9 Maret 2014


“Bali punya kekayaan budaya luar biasa yang sangat bisa ditonjolkan, bukan untuk kita di Indonesia saja, tapi untuk kepentingan dunia. Saya rasa banyak seniman Bali yang khawatir dengan investasi yang masuk dari luar, karena bisa menggerogoti keutuhan kekayaan,” sebutnya. Kata dia, Bali diyakini memberi sumbangsih besar dalam menjaga perdamaian nusantara dan dunia. Sebab pluralisme dan keberagaman mampu hidup berdampingan dengan harmonis di Bali. Namun itu bukan berarti Bali tanpa ancaman. Digerus arus globalisasi, eksistensi adat budaya Bali harus dipertahankan. Di sisi lain masih ada permasalahan dengan belum seimbangnya pariwisata dan pertanian di mana pariwisata berkembang pesat tapi

pertanian masih terpuruk. Terbukti dengan banyaknya produk impor masuk di Bali. Gita Wirjawan mengatakan sebagai bangsa yang multikultur, Indonesia menghadapi dua tantangan dalam menghadapi globalisasi. Pertama bagaimana bisa merawat kemajemukan atau keanekaragaman. Kedua terkait pengikisan budaya lokal oleh proses globalisasi. Sinar kebudayaan Bali berangkat dari asas pancasila dan bhineka tunggal ika serta mampu menujang perekonomian. Ditambahkan, pengangguran dan kemiskinan di Bali di bawah rata-rata nasinoal namun harus terus diupayakan pengentasan kemiskinan dengan pro-growth, pro-job, pro-poor dan pro-environment. Pertumbuhan ekonomi harus kental den-

gan pemerataan dan peka terhadap pelestarian lingkungan. Ia juga berharap ada keseimbangan pembangunan pariwisata melaju pesat sementara pertanian yang masih terpuruk dan menghadapi ancaman alih fungsi. “Masih ada beberapa daerah di Bali yang pertumbuhan ekonominya masih berada di bawah pertumbuhan ekonomi daerah lain. Ini menjadi tantangan pemerintah daerah dan pusat ke depan. Kita juga menyadari dalam 15 tahun terakhir 7 persen lahan pertanian di Bali berkurang. Ini harus dipikirkan oleh pemimpin ke depan agar sektor pariwisata berkelanjutan dengan sektor pertanian terjaga,” tandasnya. Widana

’’4th Hillary Hardy Thousand Trees Programme’’

Hilly Konsisten Laksanakan Tugas sebagai “Climate Justice Ambassador” MENANAMKAN kepedulian lingkungan sedini mungkin, menjadi salah satu strategi penting untuk upaya penyelamatan lingkungan yang berkelanjutan. Hal ini pula yang dilakukan oleh Hillary Angelina Gardenia Hardy atau yang akrab dipanggil Hilly, putri pertama pasangan Ir. Gede Agus Hardyawan dan Ketut Rukmini, SP. Meskipun dalam usia yang masih sangat muda, Hilly konsisten melaksanakan penanaman pohon melalui Hillary Hardy Thousand Trees Programme. Salah satunya adalah kegiatan Hillary Hardy Thousand Trees Programme yang dilaksanakan di Areal Private Park By Pass Garden Residence pada Sabtu (15/2). Sejak dinobatkan sebagai Climate Justice Ambassador pada Bulan September 2013, Hilly telah menanam ratusan pohon melalui Program Hillary Hardy Thousand Trees Programme sebagai bagian dari Plant For The Planet , United Nations Environment Programme (UNEP). Disela–sela kegiatan penanaman pohon, Hilly menyatakan bahwa penanaman pohon menjadi salah satu program rutin yang dilaksanakan setiap bulan. “Hilly senang, karena Daddy terus dukung Hilly untuk

tanam pohon,” ujarnya. Menurut penghobi melukis dan biola tersebut ini, kegiatan menanam pohon menjadi kegiatan yang mengasyikkan karena selain menyelamatkan bumi dari pemanasan global, kegiatan ini juga menjadikannya mengerti bahwa satu pohon memiliki banyak manfaat. “Daddy selalu menjelaskan kepada Hilly tentang manfaat menanam pohon,” tukasnya. Ir. Gede Agus Hardyawan didampingi oleh Ketut Rukmini, SP. yang selalu menyempatkan diri mendampingi Hilly dalam pelaksanaan program tersebut menyatakan senang dengan konsistensi yang ditunjukkan putrinya. ”Kami melihat ini adalah sebuah gerakan yang sangat baik,dan semoga bisa menginspirasi banyak orang untuk menanam pohon demi menyelamatkan lingkungan,” paparnya. Lebih jauh, lulusan Fakultas Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung (ITB) yang akrab disapa Gede Hardy ini menyatakan, sejalan dengan hal tersebut GH Holdings melalui HardysAgro yang saat ini memiliki 100,63 hektar hutan jati di Bali, terus berupaya untuk memperluas Private Forest HardysAgro baik melalui akuisisi maupun kerja sama.

Hillary Angelina Gardenia Hardy saat menanam pohon ditemani Gede Hardy dan Lilly Harmoni Hardy


PARIWISATA

Juwuk Manis Waterfall Pesona Alam di Tukad Pasud

K

MBP/olo

Air Terjun Juwuk Manis di Desa Manggisari, Pekutatan masih asri dan menjadi potensi wisata di Pekutatan selain Bunut Bolong dan Pantai Pekutatan.

38

3 - 9 Maret 2014

ecamatan Pekutatan selain memiliki wisata Pantai dan Bunut Bolong, juga menyimpan potensi wisata yang tersembunyi. Salah satunya adalah Waterfall Juwuk Manis yang berada di Dusun Juwuk Manis, Desa Manggisari, Kecamatan Pekutatan. Letak air terjun ini berada di ujung Timur Kabupaten Jembrana. Sekitar 35 kilometer dari Kota Negara. Untuk mencapai air terjun ini, pengunjung bisa menempuh melalui tiga jalur. Jalur yang utama dan sering digunakan adalah melewati jalan ke utara di Jalan Denpasar Gilimanuk. Satu jalur dengan arah jalan ke wisata Bunut Bolong. Jalan ini sering dipilih pengunjung karena kondisi jalan yang lebih bagus dibandingkan jalan alternatif lainnya. Untuk mencapai ke air terjun ini, pengunjung tidak serta merta langsung melihat dari tepi jalan. Di depan Balai Dusun Juwuk Manis, para pengunjung harus melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki kurang lebih 500 meter. Namun jangan khawatir, kendati jalan masih dari tanah, pengunjung justru disuguhi dengan suasana desa yang asri dan dingin. Dengan pohon-pohon kebun mengelilingi jalan setapak itu. Dari kejauhan, suara gemericik benturan air sudah terdengar, membuat penasaran ingin segera melihat air terjun itu. Lelah yang dirasakan berjalan kaki terbayarkan ketika pengunjung melihat pemandangan air terjun dengan airnya yang dingin. Jalan setapak itu oleh desa setempat sudah disemen. Hanya saja jalur menuju lokasi yang terjal membuat lelah. I Wayan

Sudirta (47), salah seorang warga mengatakan saat liburan air terjun ramai bahkan berendam di kolam air terjun. Kawasan ini masih terbilang belum terjamah dan justru inilah yang menjadi daya tarik wisata khususnya wisatawan asing. “Mereka suka yang sepi dan masih asri, ada turis tapi tidak banyak. Mereka menerima informasi dari mulut ke mulut,� terangnya. Hotel-hotel di Pekutatan juga menyediakan tour khusus ke air terjun ini. Air terjun Juwuk Manis ini dimasukkan dalam Rencana jangka panjang pemerintahan sebagai wilayah wisata. Kecamatan Pekutatan menjadi wilayah wisata. Objek yang mengandalkan keindahan alam itu sangat berpotensi dikembangkan menjadi objek andalan wisata Jembrana. Namun, masih sangat banyak yang perlu dibenahi di objek tersebut. Untuk mencapai objek itu pengunjung mesti melalui perkebunan yang terjal dan berliku menuju Dusun Juwuk Manis. Kaur Trantib Desa Manggissari Nyoman Mustika mengatakan air terjun ini tingginya 15 meter. Sumber airnya berasal dari aliran Tukad Pasut. Wilayah ini juga menjadi salah satu paket yang ditawarkan hotel-hotel di Pekutatan. Salah satu upaya adalah dengan membuat tangga beton yang memudahkan pengunjung berjalan menuju air terjun. Selain itu akses jalan menuju objek ini akan dibenahi dan dihotmix. Untuk wisata air terjun ini akan diserahkan kepada desa adat untuk pengelolaannya. Surya Dharma


Jembrana Punya Segudang Wisata Alam

K

abupaten Jembrana memiliki segudang potensi sektor pariwisata terutama keindahan alam. Daerah ini dinilai memiliki objek wisata yang karakteristiknya berbeda dengan daerah lainnya di Bali. Salah satu keunggulan yang dapat dikembangkan untuk daya tarik wisata alam, yang meliputi wisata petualangan, hiking, trekking, serta safari berkendaraan. Kabupaten Jembrana merupakan kabupaten yang terletak di ujung Barat Bali, terbagi menjadi 4 kecamatan dengan total 51 kelurahan. Kabupaten Jembrana banyak memiliki wisata pantai dan pegunungan yang penuh dengan tempat-tempat wisata menarik serta ditunjang kesenian khas Kabupaten Jembrana yang berupa Jegog Makepung. Beberapa tempat wisata di Kabupaten Jembrana yang patut dikunjungi adalah, Sangkaragung, Taman Nasional Bali Barat, Bunut Bolong, Pantai Pengeragoan, Pantai Medewi, Pura Rambut Siwi, Delod Berawah, Pantai Perancak, Pantai Baluk Rening, Pantai Candikusuma, Bendungan Palasari, Gilimanuk, Musium Manusia Purba, Taman Wisata Air Gumbrih Sebagian tempat wisata di Bali bagian Barat berada di jalur perlintasan transportasi dari Jawa menuju ke Bali dan sebaliknya. Namun, tidak seperti kawasan wisata pantai lainnya di Bali yang ramai, pantai-pantai berpasir hitam di Jembrana lebih cenderung sepi walaupun dilintasi oleh jalur Jawa-Bali yang ramai. Dan hanya dihuni oleh para penduduk yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Selain wisata pantai, Kabupaten Jembrana juga menawarkan tempat wisata lain yaitu Taman Nasional Bali Barat yang merupakan kawasan pelestarian fauna dan ora khas Pulau Bali. Salah satu satwa langka yang dilindungi di Taman Nasional Bali Barat yaitu Jalak Bali.

Selain itu Taman Nasional Bali Barat juga berperan sebagai kawasan yang dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan, penelitian, rekreasi dan menunjang budi daya. Ada juga objek wisata Bendungan Palasari yang berlokasi di Desa Ekasari, Kecamatan Melaya, sekitar 26 Km ke arah barat dari Kota Negara. Bendungan Palasari berfungsi sebagai antisipasi bencana banjir, pengairan, perikanan serta tempat rekreasi. Bendungan Palasari cocok untuk wisata air serta wana wisata di daerah sekitarnya. Jika Anda ingin mengelilingi Bendungan Palasari, juga sudah disiapkan perahuperahu untuk para wisatawan. Jembrana juga siap menyuguhkan Anda dengan wisata di Moesium Gilimanuk, yang merupakan tempat pe-

nyimpanan temuan-temuan arkeologis seperti kerangka manusia, tempayan, gelang dari kayu dan kerang, mangkuk dari tanah, periuk kecil, tajak, manik manik, kendi, mata kail, sarkopagus. Pendirian Moesium Gilimanuk sebagai langkah penyelamatan terhadap penemuan-penemuan arkelogis sejak tahun 1963 oleh para ahli di Indonesia. Beberapa ahli tersebut antara lain: Prof. Dr. R Soejono dan Prof. Dr T Jacub. Dari penelitian tersebut ditemukan ratusan rangka manusia dengan cirri-ciri Ras Mongolid yang diperkirakan hidup pada akhir masa Prasejarah. Itulah beberapa referensi tempat wisata di Bali khususnya di Kabupaten Jembrana, Bali Barat. Pusdat BP

Bali Post/edi

Burung Jalak Putih menjadi salah satu daya tarik dari pesona Taman Nasional Bali Barat yang kini terancam punah. 3 - 9 Maret 2014

39


EVENT

Kunjungi Bali Post

B

elum lama ini, Debat Kandidat Calon Presiden Konvensi Partai Demokrat digelar di Bali. Dalam ke-sempatan itu, 6 kandidat capres, yaitu Gita Wirjawan, Pramono Edhie Wibowo, Irman Gusman, Hayono Isman, Dino Patti

Jalal, dan Ali Masykur Musa berkesempatan mengunjungi Kantor Bali Post. Di sela-sela kunjungan itu, Bali Post menyerahkan sketsa wajah masing-masing kandidat capres dan penandatanganan prasasti Ajeg Bali oleh masing-masing kandidat capres.

MBP/Edi

BERKUNJUNG - Kandidat Calon Presiden Konvensi Partai Demokrat, Pramono Edhie Wibowo, Senin (17/2) diterima Pimpinan Kelompok Media Bali Post saat berkunjung ke Bali Post. Kandidat Calon Presiden Konvensi Partai Demokrat, Dino Patti Jalal berkunjung ke Sankara Resto bersama istri.

Raih sukses dengan menginformasikan kegiatan/usaha, tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), peluncuran produk, dan promosi lainnya melalui rubrik Event dengan menghubungi bagian Iklan Bali Post - (0361) 225764. Penyampaian materi dilakukan dua minggu sebelum penerbitan. MBP/Edi/Wawan

40

3 - 9 Maret 2014


MBP/Edi

Kandidat Calon Presiden Konvensi Partai Demokrat, Irman Gusman, diterima Pimpinan Kelompok Media Bali Post saat berkunjung.

MBP/Edi

Kandidat Calon Presiden Konvensi Partai Demokrat, Ali Masykur Musa, diterima Pimpinan Kelompok Media Bali Post saat berkunjung.

MBP/Edi MBP/Eka

Kandidat Calon Presiden Konvensi Partai Demokrat Hayono Isman, diterima Pimpinan Kelompok Media Bali Post saat berkunjung.

Kandidat Calon Presiden Konvensi Partai Demokrat, Gita Wirjawan saat berkunjung ke Kantor Bali Post, Senin (17/2).

3 - 9 Maret 2014

41


MANCANEGARA

Thailand Bergolak Lagi

U

paya pihak Kepolisian Thailand untuk membubarkan massa antipemerintah berujung dengan bentrok berdarah. Empat orang dipastikan tewas dalam kejadian ini. Pekan lalu, sekitar 15 ribu anggota polisi dikerahkan untuk membubarkan pengunjuk rasa yang mengepung Gedung Pemerintah. Hal ini memaksa Perdana Menteri Yingluck Shinawatra untuk tidak berkantor di Gedung Pemerintah. Polisi Thailand mengatakan, sekitar

100 pengunjuk rasa ditangkap untuk membersihkan lokasi protes di sekitar Gedung Kementerian Energi Thailand. Namun pada akhirnya, operasi tersebut mendapatkan perlawanan dari pihak massa antipemerintah. Kerusuhan pun tidak dapat dihindari. Dilaporkan kerusuhan yang terjadi jauh lebih dahsyat dibandingkan kerusuhan serupa yang terjadi beberapa waktu lalu. Polisi melepaskan tembakan di sekitar Jembatan Phanfa. Mereka mengaku melepas-

kan tembakan tersebut setelah menerima tembakan dari penembak jitu dan granat M-79 pun dilempar ke arah pihak polisi. Kepala Polisi Thailand Adul Saengsingkaew mengatakan, seorang anggota polisi tewas dalam kejadian ini dan 14 orang petugas lainnya terluka. Adapun petugas polisi yang tewas itu, menderita luka tembak pada bagian kepala. Sementara ketiga korban tewas lainnya dipastikan berasal dari kalangan sipil, 65 orang warga lainnya pun turut terluka.


Kerusuhan yang lebih besar pun berpotensi terjadi setelah ribuan petani mengancam mendatangi bandara utama di Bangkok dengan traktor-traktor mereka sebagai protes atas tidak dibayarnya skema subsidi beras yang kontroversial itu, sekaligus menambah tekanan kepada Perdana Menteri Yingluck untuk mundur. Program beras ini adalah salah satu kebijakan populis yang dipelopori kakak PM Yingluck, Thaksin Shinawatra, yang telah memecah belah Thailand selama bertahun-tahun dan memicu rangkaian demonstrasi. Belum jelas benar kapan dan berapa lama para petani memblokir bandara namun tindakan mereka mengingatkan orang pada memori demonstrasi anti-

Thaksin pada 2008 yang memblokir bandara-bandara di Bangkok yang membuat pemerintahan terjungkal dari kekuasaan. “Kami belum pasti di mana kami akan berkemah, namun kami tak akan meninggalkan ibu kota sampai kami dibayar untuk setiap butir beras yang kami jual,� kata mantan anggota parlemen Chada Thaiseth. Media melaporkan bahwa para petani dari wilayah tengah akan bernegosiasi dengan Yingluck dan memberi batas waktu sebelum mereka menuju Bandara Suvarnabhumi. Program beras memberi basis dukungan Yingluck di daerah utara dan timur

laut Thailand. Program ini pula yang mengantarkan Yingluck ke kekuasaan pada 2011, namun ini membuat Thailand kelebihan stok beras yang tak bisa dibayar pemerintah. Sedangkan para pemimpin oposisi menuduh skema beras ini membuat korupsi merajalela dan merugikan pembayar pajak sampai 200 miliar baht (Rp70,8 triliun). Dan kemudian memicu demonstrasi antipemerintah. Yingluck dan pemerintahannya sendiri sedang diselidiki oleh panel antikorupsi atas tuduhan penyalahgunaan wewenang dalam skema subsidi. Gugiek Savindra


TRADISI

MBP Post/ist

Barong Brutuk, Tarian

D

ikenal sebagai Desa Bali Mula, Trunyan tak hanya memiliki sistem pemakamannya yang unik. Desa di tepi Danau Batur, Kintamani, Kabupaten Bangli ini juga menyimpan sebuah tarian langka yang sangat jarang dipentaskan di tempat lain. Namanya Barong Brutuk, sebuah tarian langka yang hanya ada di Desa Trunyan. Berbeda dengan jenis barong lainnya, tarian sakral ini hanya boleh ditarikan oleh para truna setempat saat karya Purnamaning Kapat di Pura Pancering Jagat. Di pura itu terdapat sebuah patung besar setinggi kurang lebih 4 meter yang bernama Bhatara Datonta atau Bhatara Ratu Pancering Jagat. Patung yang diduga peninggalan kebudayaan batu besar ini, diukir sederhana, namun ekspresinya sangat dashyat, tangan kirinya bergantung longgar pada sisi kiri tubuhnya. Tangan kanannya tertekuk di atas bahu mengarah ke belakang, dengan posisi membawa kapak. Batara Ratu Pancering Jagat memiliki sebanyak 21 unen-unen dalam bentuk topeng yang dinamakan Barong Brutuk. Dilihat dari segi ikonograďŹ nya, wajah barong-barong itu menyerupai topengtopeng primitif, yang diduga peninggalan

44

3 - 9 Maret 2014

kebudayaan pra-Hindu Bali. Mendengar kata barong, bayangan kita biasanya akan teruju pada wujud binatang sebagai pralingga Ida Batara yang menjadi sungsungan umat Hindu di sejumlah daerah di Bali. Barong pada umumnya berwujud beragam. Ada berupa macan, singa, naga, gajah, bangkung atau bangkal (babi) dan sebagainya. Berbeda dengan Barong Brutuk yang disakralkan umat Hindu di Desa Trunyan yang tidak berbentuk binatang. Tampilan Barong Brutuk masih sangat primitif. Busana yang dikenakan oleh penari Barong Brutuk terbuat dari bahan yang sangat sederhana yakni daun pisang kering atau yang dalam bahasa Bali disebut kraras. Sementara topeng yang dipergunakan terbuat dari batok kelapa yang ekspresinya masih sangat primitif, namun memiliki aura magis tersendiri. Sebab, topeng yang dipergunakan bukan sembarang topeng, melainkan topeng yang sebelumnya disimpan di sebuah gedong utama di Pura Pancering Jagat. Menurut Sekdes Desa Trunyan Ketut Jaksa, topeng yang tersimpan di Pura Pancering Jagat jumlahnya tidak pernah tetap. Terkadang bisa berjumlah 19, terkadang

21 buah atau lebih. “Jadi jumlah tapel yang tersimpan di kuil utama tidak pernah pasti jumlahnya. Jumlahnya berubahubah. Walaupun menjelang pementasan sempat dibersihkan dan dihitung, namun saat akan digunakan jumlahnya selalu pas,� ujarnya. Kenyataan itu, diakuinya memang di luar nalar manusia. Keberadaan Barong Brutuk yang selama ini diyakini masyarakat setempat sebagai unen-unen Batara Ratu Pancering Jagat, hanya boleh ditarikan oleh para penari pria remaja yang diambil dari anggota sekaa taruna yang ada di Desa Trunyan. Bahkan, saking sakralnya, sebelum menarikanya mereka juga harus mengikuti serangkaian prosesi penyucian di Pura Pancering Jagat selama 15 hari penuh hingga tiba saatnya puncak karya. Sejumlah pria remaja ini diwajibkan melakukan pakemitan dan sangat pantang untuk berhubungan dengan para gadis di desanya. Jaksa mengatakan, selama para truna Desa Trunyan melakukan pakemitan, mereka juga akan melakukan sejumlah persiapan. Selama 15 hari itu mereka akan merangkai bulu barong dari bahan kraras yang sebelumnya diperoleh di Desa Pinggan.


MBP Post/Swasrina

Sakral Desa Trunyan Kenapa harus Pinggan? Menurut Jaksa, antara Desa Trunyan dan Desa Pinggan memiliki keterkaitan secara historis yang tidak bisa dipisahkan. Kraras tersebut akan dijalin sedemikian rupa dengan tali yang terbuat dari pelepah pisang atau yang dalam bahasa Bali disebut dengan tali kupas. Rangkaian kraras akan dibentuk menyerupai rumbai-rumbai yang akan dipasang di bagian pinggang hingga di bawah leher. Tak hanya itu, mereka juga harus mempersiapkan adonan tanah liat yang diambil di sebuah tempat bernama Song Rerindi yang kemudian akan digunakan sebagai boreh (lulur) yang diusapkan di bagian tangan dan kaki. “Jadi selama makemit di pura, mereka akan melakukan persiapan, baik untuk bulu barong dari kraras, dan lain sebagainya,” papar Jaksa. Selanjutnya pementasan tarian sakral itu dilakukan saat karya Purnamaning Kapat di Pura Pancering Jagat. Tarian akan dipentaskan selama dua hari berturut-turut, mulai pukul 09.00 hingga 17.00. Pada hari pertama, para penari yang jumlahnya 19 orang akan menari sejak pukul 0900 hingga 12.00 di areal

utama pura. Tidak seperti tarian barong biasanya, Barong Brutuk ditarikan tanpa diiringi gamelan. Gerakan tarian mengelilingi kawasan pura sambil membawa cemeti yang terbuat dari kulit kayu waru dengan pegangan yang terbuat dari lidi busung. “Panjangnya mencapai 20 meter. Menurut kepercayaan, siapa pun warga yang terkena pecut akan sembuh dari penyakitnya,” ujarnya. Setelah itu mulai pukul 13.00, para penari kembali akan mementaskannya di lingkungan bale panjang hingga selesai pada pukul 17.00. Saat itulah para truna akan beristirahat sejenak mempersiapkan tenaga untuk pementasan tahap dua keesokan harinya. Pada hari kedua, jumlah penari ditambah menjadi 21 orang dengan prosesi yang hampir sama degan hari pertama. Namun demikian, Jaksa mengaku tidak mengetahui secara pasti apa makna di balik angka 19 dan 21 itu. Jaksa menambahkan, usai pementasan pada hari kedua, para gadis remaja akan mempersembahkan sejumlah sesajen kepada Barong Brutuk. Dalam acara itu juga, ditarikan tarian Barong Brutuk yang menggambarkan

percintaan antara ratu dan raja. Menjelang akhir tarian, para penari akan berjalan menuju ke bawah mendekati bibir danau. Para penari Barong Brutuk dengan topeng laki-laki akan mengambil posisi berbaris di belakang raja, sementara penari bertopeng wanita berbaris berlawanan dengan mereka, berada di belakang ratu. Hingga pada akhirnya sang ratu melintasi garis yang ditandai. Sedangkan Barong Brutuk raja, akan mencoba mengejar sang ratu. Mereka kemudian bersama-sama berlari ke tengah danau lalu menceburkan diri. “Di danau, mereka menceburkan diri lalu mandi. Sementara kraras dan topeng nantinya akan dibawa kembali ke pura oleh krama yang mempunyai anak menjelang truna,” ujarnya. Tarian percintaan antara ratu dan raja itu adalah sebuah gambaran tarian yang menceritakan percintaan antara Ratu Gede Sakti Pancering Jagat dengan Ratu Ayu Pingit Dalem Dasar. Usai seluruh prosesi tarian selesai, para penari kemudian akan beristirahat dan pulang ke rumah mereka masing-masing. Swasrina 3 - 9 Maret 2014

45


ER TPRRAODPI S I TI

Pertamanan Tradisional Bali

K

eindahan alam Bali telah terkenal ke seantero dunia. Jauh sebelum dikenal oleh dunia, keindahan alam Bali ini telah dipuja dan dipuji oleh para leluhur. Keindahan Gunung Agung dengan Pura Besakih-nya, terbit dan tenggelamnya matahari, deburan ombak, lambaian daun nyiur, pasir putih, merupakan pesona alam yang sangat mengagumkan dan dapat dilihat serta dirasakan dari Pulau Seribu Pura ini. Dalam perkembangannya (skup kecil), keiandahan alam Bali juga terimplentasi

dalam arsitektur terutama pertamanan di Bali. Sebab, pertamanan di Bali bukan saja melibatkan arsitektural, fungsional, estetika, akan tetapi juga ďŹ losoďŹ budaya Bali di setiap penempatan komponen pertamanannya. Sehingga, terpola sedemikian rupa, baku dan khas untuk setiap komponen yang ada. Pertamanan Bali atau pertamanan tradisional Bali mempunyai ďŹ losoďŹ yang sangat tinggi sehingga dimuat di berbagai lontar dan kitab suci. Konsep pertamanan di Bali (Hindu) bersumber dari lontar Adi Parwa yang

menyebutkan, dalam pemutaran Mandra Giri di Ksirarnawa, memunculkan beberapa komponen. Pertama Ardha Chandra atau bulan sabit, yaitu unsur keras dan keindahan sebagai aspek bangunan dengan segala bentuk dan keindahannya. Kayu Kasta Gumani sebagai unsur tanaman yang memberi kehidupan atau kalpataru, memunculkan Panca Wriksa yaitu lima tanaman pertama yang tumbuh dan memberi kehidupan. Tanaman tersebut adalah beringin (Ficus Bengalensis) yang dapat memberikan keteduhan dan kedamaian hidup, ancak atau pohon bodhi (Hemandia Pellata) sebagai tempat meditasi untuk berhubungan dengan Tuhan, pisang (musa sp) sebagai makanan yang memberikan kehidupan, tanaman uduh (Caryota mitis) yang merupakan tempat menerima pituduh/wangsit/petuah serta tanaman peji sebagai tempat memuja/ menyembah kebesaran Tuhan. Komponen berikutnya adalah air yang mengental (Amertha) sebagai pelambang air kehidupan yang merupakan unsur terpenting yang dapat memberikan kesejukan, baik kesejukan pikiran maupun kesejukan lingkungan. Komponen selanjutnya Dewi Laksmi sebagai pelambang keindahan, baik dalam keindahan kedamaian, keserasian, keharmonisan dan lingkungan yang bermuara memberikan Amertha kehidupan bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Berikutnya komponen kuda Oncersrawa (kuda putih) sebagai pelambang kreativitas tata ruang. Berikutnya Bongkah sebagai pelambang bentuk yang tidak beraturan seperti bebatuan, tanah. Komponen terakhir yaitu Prelaya adalah kehancuran, kematian atau tidak utuh. Pemunculan komponen tersebut yang dipakai landasan dalam membuat atau mendesain sebuah taman atau lanskap di Bali, yang harus sesuai pula dengan unsur Satyam (kebenaran), Siwam (kebersihan, kesucian, kemuliaan) dan Sundaram (keindahan, kecantikan, keharmonisan) yang menjiwai konsep Tri Hita Karana, Tri Mandala, Tri Angga maupun Asta Dala. Karena itu pula, pertaman tradisional Bali memiliki taksu tersendiri yang membuat keindahan Bali terkenal ke seantero jagat. Sugiarta/Pusdat

46

3 - 9 Maret 2014


Dalam Pertamanan Bali

Tiap Tanaman Punya Filosofi DALAM pertamanan tradisional Bali, ternyata tiap tanaman ada filosofinya. Jadi, laluhur masyarakat Bali tidak sembarang memilih dan menempatkan tanaman di pertamanan, pekarangan atau halaman bahkan tiap tapak rumah. Penanaman jenis tanaman tertentu yang dipilih, penting dalam tiap tapak pekarangan karena diyakini memiliki fungsi atau filosofinya tersendiri. Sebelum pintu masuk di sebelah kanan, sebaiknya ditanami tanaman blatung gada/kaktus (Pachycereus Sp). Sedangkan di sebelah kiri, ditanami tanaman dapdap wong (Erytherina variegata) yang diyakini dapat melawan maksud-maksud tidak baik. Setelah pintu masuk, di sebelahnya ditanami bergu/weregu (Rhapis exelsa) yang diyakini mampu menghancurkan kekuatan negatif yang lebih kuat. Dalam perkembangannya, ada pula yang memilih menaman tanaman palm merah untuk maksud sama dengan pertimbangan pohon satu ini tampak lebih indah. Sedangkan dekat dapur ditanami kelor (Moringaoleivera L) sebagai penangkal kejahatan

terakhir di pekarangan rumah. Di pintu masuk Utama Mandala (merajan, sanggah) ditanami jepun petak (putih) dan sudamala (Plumeria rubra) yang mempunyai makna/filosofi membersihkan dan memarisuda semua orang yang akan memasuki areal suci tersebut. Juga bisa ditanam kayu tulak dan kayu sisih (Phillantus boxipolius Muell Arg) yang diyakini mampu menolak dan menyisihkan segala pikiran yang buruk. Hanya orang yang berpikiran baik saja yang boleh masuk ke halaman Utama Mandala. Di bagian dalam Utama Mandala ditanami salah satu di antaranya adalah nagasari (Mesua ferica L). Tanaman ini auranya paling putih bersih dan dingin sehingga dianggap sebagai tanaman kesayangan para dewi. Nagasari berarti Naga Anantaboga dan Basukih yang mengikat sahananing sarining gumi dan manah (dalam bahasa Bali) yang artinya segala amerta dari bumi dan dari pikiran. Selain itu, juga ditanami tanaman yang berbau harum seperti pudak, cempaka, sandat, mawar, kenanga, dapdap, siulan dan tanaman keperluan upakara lainnya.

Di areal natah (halaman rumah), sebaiknya tidak ditanami tanaman yang berbuku-buku seperti kelapa, tebu dan sejenisnya karena diyakini dapat menyebabkan terputus-putusnya kehidupan dan rezeki. Demikian pula kurang baik kalau ditanami beringin yang akarnya sampai masuk ke dalam tanah, karena dapat menjadi tempat hunian Banaspati Raja yang kurang baik bagi penghuninya. Akan menjadi lebih baik kalau ditanami tanaman-tanaman berbagai jenis bunga dan beberapa tanaman buah terutama belimbing. Tanaman buah-buahan sebaiknya ditanam di areal teba (tegalan) dekat dapur atau di bagian luar natah lainnya. Sementara tanaman untuk keperluan dapur dan tanaman obat-obatan untuk keluarga (toga) biasanya ditanam di dekat dapur. Pola penanaman semua jenis tanaman tersebut sebaiknya tetap memperhatikan nilai estetikanya selain tindakan budi daya yang dianggap penting agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Sugiarta/Pusdat 3 - 9 Maret 2014

47


ADVERTORIAL

226 Tahun Kota Denpasar

Kota Kreatif Berbasis Kearifan Budaya Lokal TAHUN 2014 ini genap empat tahun I.B. Rai Dharmawijaya Mantra memimpin Kota Denpasar. Didampingi wakilnya, IGN Jaya Negara, beragam program pembangunan telah digulirkan. Seluruh program tersebut mengacu pada visi “Denpasar Kreatif Berwawasan Budaya dalam Keseimbangan Menuju Keharmonisan�. Tak heran jika hampir seluruh aktivitas pembangunan menekankan kreativitas sebagai poros utamanya. Pilihan untuk menjadi kota kreatif bukan tanpa alasan. Sebagai ibu kota Provinsi Bali, Denpasar tak memiliki banyak sumber daya alam (SDA) untuk mendukung warganya menuju kesejahteraan yang berkelanjutan. Potensi terbesar Kota Denpasar terletak pada masyarakatnya yang plural, terbuka, dan kreatif. Potensi inilah yang digali dan dimaksimalkan melalui konsep Ekonomi Kreatif bergandengan dengan upaya pemberdayaan seluruh masyarakat hingga lapisan terbawah seperti yang ditekankan dalam konsep Ekonomi Kerakyatan. Dengan mengedepankan kreativitas dalam setiap individu warga kota, akan didapat nilai tambah yang berlipat-lipat dalam setiap aktivitas ekonomi dan keseharian mereka. Nilai tambah tersebutlah yang memungkinkan mereka untuk meraih kesejahteraan tanpa mengeksploitasi sumber daya alam (SDM). Jadi, dengan mengedepankan kreativitas baik dalam bidang kesenian, pertanian, produksi barang dan jasa, perdagangan, dan lain sebagainya, masyarakat Kota Denpasar dapat menjadi makmur dan sejahtera dengan lingkungan hidup yang terjaga kelestariannya. Semangat ini selaras dengan kearifan lokal yang telah berdenyut sejak berabad-abad lampau, yakni ajaran Tri Hita Karana.

Pementasan Tari Baris yang merupakan ikon Kota Denpasar pada acara Maha Bandana Prasada.

48

3 - 9 Maret 2014

Guna menstimulasi kreativitas warga agar bangkit dan terus berdenyut dalam keseharian mereka, Pemerintah Kota Denpasar menggelar berbagai gelaran kreatif, tradisional maupun kontemporer, yang menurut para ahli dampak ekonominya tidak saja berimbas pada pelaku kreativitas saja, melainkan mengalir juga hingga ke pekerjapekerja nonkreatif seperti pertukangan, transportasi, akomodasi, dan lain sebagainya. Selama empat tahun ini sedikitnya ada 23 kegiatan kreatif yang digelar secara reguler oleh Pemerintah Kota Denpasar. Semua kegiatan itu diselenggarakan dengan kemasan yang apik sehingga berdaya saing internasional. Kegiatan kreatif tersebut antara lain Maha Bandana Prasada, Kemah Budaya, Kebangkitan Budaya Kaum Muda, Pekan Seni Remaja, Parade Gong Kebyar Anak dan PKK Banjar se-Kota Denpasar, Lomba Baleganjur Serangan Umum Kota Denpasar, Parade Ogoh-ogoh, Festival Pesona Pulau Serangan, Aktualisasi Nilai dan FilosoďŹ Perayaan Tumpek (Tumpek Klurut, Tumpek Kandang, Tumpek Wariga, Tumpek Landep), Grebeg Aksara, Sanur Village Festival, Utsawa Dharma Gita Penyandang Cacat, Pekenan Lais Meseluk, Festival Pasar Tradisional, Denpasar Hortikultura Festival, Dtik Festival, Balinese Rijztaffel Cooking Competition, Festival Wirausaha Muda, Lomba Design Endek dan pemilihan Duta Endek, Denpasar Film Festival (DFF), Denpasar Festival (Denfest), dan Melepas Matahari. Humas Kota Denpasar


Badung Perlu Terobosan Inovatif dan Original FORUM Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan ruang sekaligus media untuk mempertemukan para pemangku kepentingan dalam rangka penyelarasan hasil-hasil musrenbang kecamatan dengan draf rencana kerja masing-masing SKPD. Forum SKPD sekaligus menjadi ruang untuk menggali ide-ide kreatif sehingga SKPD di lingkungan pemerintah mampu menjabarkan tema pembangunan serta program prioritas agar selaras dengan rancangan anggaran untuk menjawab berbagai persoalan yang ada. Di Badung, Forum SKPD tahun 2014 telah digelar belum lama ini. Selain Bupati A.A. Gde Agung, forum juga dihadiri Sekda Badung Kompyang R. Swandika, para Asisten, Kepala Bappeda Litbang I Wayan Suambara selaku moderator, Ketua TP-PKK Badung Ny. Ratna Gde Agung, Ketua DWP Ny. Kompyang R Swandika serta pimpinan SKPD dan Tim Ahli Pembangunan Badung. Bupati Badung A.A. Gde Agung mengatakan, sesuai dengan tujuan penyelenggaraan pemerintah daerah, dari Forum SKPD ini,

masing-masing SKPD diharapkan mampu tekankan agar RKPD yang disusun harus menggagas terobosan dan inovasi yang mengacu pada tema pembangunan Badung original sehingga sejalan dengan komit- tahun 2015, yakni “Peningkatan Partisimen Pemkab Badung yakni mewujudkan pasi Masyarakat dalam Pengelolaan Potensi pemerintahan yang berorientasi pada hasil Daerah untuk Mewujudkan Pembangunan (goverment by result oriented). Gde Agung Daerah yang Berkelanjutan� dengan 9 primenekankan, melalui pemaparan program oritas pembangunan daerah. yang dilanjutkan dengan diskusi secara aktif dalam forum, penyusunan RKPD Badung Dedy tahun 2015 mendatang akan dapat menampilkan postur anggaran dengan performa yang baik. Diharapkan pengalokasian anggaran pendidikan minimal 20 persen, kesehatan minimal 10 persen, belanja modal minimal 30 persen. Sementara bila dilihat dari sisi penerima manfaat APBD, untuk belanja publik, Bupati Gde Agung tegas mengamanatkan, minimal besarannya 60 persen dari Bupati Badung A.A. Gde Agung memberikan arahan pada APBD. Selain itu juga diForum SKPD tahun 2014.


AWARD

THK Nugraha 2014

Motivasi Wujudkan Bali Lebih Mendunia

T

abloid pariwisata Bali Travel News kembali menganugerahkan penghargaan Tri Hita Karana (THK) Nugraha 2014, Jumat (21/2). Event yang berlangsung di Wantilan Gedung Pers Bali K. Nadha, mengundang berbagai kalangan pariwisata seperti hotel, vila, restoran, pemangku kepentingan, LSM dan instansi pemerintahan. Hadir pula Bupati Karangasem I Wayan Geredeg dan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana. Penganugerahan yang diadakan untuk ke tiga kalinya ini merupakan salah satu bentuk apresiasi Bali Travel News kepada pengelola objek wisata, hotel, tokoh masyarakat dan aktivis sosial. Utamanya, bagi mereka yang memiliki komitmen

memajukan pariwisata budaya Bali yang berlandaskan filosofi Tri Hita Karana. General Manager Bali Travel News, Gde Palgunadi mengatakan penghargaan ini diberikan berdasarkan data-data dan beberapa masukan terkini dari beberapa wartawan yang tergabung dalam Kelompok Media Bali Post (Bali Post, Denpost, Bisnis Bali, Tokoh, Bali TV termasuk Bali Travel News) serta masukan dari berbagai kalangan. Saat itu, Penghargaan THK Nugraha ini diserahkan kepada Museum Fasifika, aktivis sosial Moeliono, Furama Villas & Spa, A.A Gd Raka Yuda, Cok. Bagus Gaya Dirga, Desa Adat Kutuh, Avilla Management, DTW Tanah Lot, Virgin Beach, Bank BNI Korwil Denpasar, I.A

Dewi Aprianti, Putu Arsaningsih, I Gusti Ngurah Pujawan dan Desa Pemuteran. Gde Palgunadi berharap, penghargaan ini mampu melecut semangat serta tekad semua pihak untuk membuat Bali ini sebagai destinasi pariwisata yang disegani masyarakat dunia. “Sejatinya penghargaan ini sebagai motivator agar kita secara bersama-sama, bahu membahu agar Bali tetap menjadi salah satu tujuan wisata terkemuka di dunia,” ungkapnya. Ocha LAPORAN www.bali-travelnews.com

MBP/edi

50

3 - 9 Maret 2014




Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.