Edisi 28-11 Mei 2017 | BTN Mage

Page 1

Vol. XI No. 24 | 28 April - 11 Mei 2017

IV

Fire: 113; Police: 110; Ambulance: 118; Indonesian Red Cross: 225-465; Rescue Coordination Office: 751111; Directory Enquiries 108; International Operator: 101; Post Service Information: 161; Time: 103; Immigration Officer: 227828, 7510388; Public Hospital 227-911. TOURIST INFORMATION

10th Purnama Sasih Desta/Buda Kliwon Pegat Uwakan/Buda Kliwon Pahang : Menghaturkan sesaji kepada Ida Sanghyang Widhi dan Bhatara Kawitan, mohon agar diberikan rahmat, keselamatan lahir bathin karena semuanya adalah ciptaan Beliau.

The Department of Tourism (Bali) has six Information Centres where booklets and brochures can be obtained free of charge. Addresses: Ngurah Rai International Airport, Tuban, Phone: (0361) 751011; Bina Wisata Ubud, next to the village head’s in Ubud; Government Tourist Information Centre, Jl. Raya Kuta No. 2, Kuta - Badung, Kuta; Government Tourist Office, Jl. S. Parman Niti Mandala, Denpasar, Phone (0361) 222387, Buleleng Government Tourist Office, Jl. Veteran 23, Singaraja, Phone: (0361) 25141.

Piodalan di:

- - - -

ART, CULTURE AND SOCIAL EVENTS IN BALI To list your event: balievents4u@gmail.com

ONGOING EVENTS

DIRECT TOURISTS ARRIVAL TO BALI 2017

500000

TOTAL : 452,203

400000 300000 200000

28 April - 11 Mei 2017

Repel Calamities

Residents of Sema Agung Do Melasti with Tektekan

melasti procession to the beach, while the face of companion is smeared with char. However, it is rarely done today,” he said. Jro Mangku Purna also recognized that melasti procession by using tektekan is once abolished due to coinciding with Nyepi celebration. As a result, it brought in plague. Many plants belonging

to residents were attacked by pests. So, the use of tektekan in the melasti procession is held back abruptly and then regularly held every year coinciding with the full moon in the Balinese tenth month. “At that time, our residents immediately held a melasti procession by using tektekan. Thus, the ritual lasted till night,” added Jro Mangku Purna. (BTN/kmb)

100000 0

JAN.

THE TOP TEN ARRIVAL BY NATIONALITY JANUARY 2017 TOTAL FOREIGN TOURIST ARRIVALS : 452,203 150000

JAPANESE _______________ 17,038

90000

0

11,233

12,046

12,383

13,944

14,224

14,652

AMERICAN _______________ 14,652

17,038

30000

Bali Travel News Mengucapkan

INDIAN __________________ 17,264

120000

60000

Seluruh Staff danManajemen

CHINESE ________________ 146,512 AUSTRALIAN _____________ 89,753

17,246

Pr. Segara - Lombok, Pr. Dwija Warsa - Malang, Jawa Timur, Pr. Giri Daya Agung - Ds. Bengares, Ketapang, Kalbar, Pr. Penataran Agung - Besakih, Aci-aci ring Palinggih Ida Ratu Manik Kubakal - Besakih, Pr. Pucak Tingguh - Ds. Angseri, Baturiti, Pr. Maspahit - Ds. Gerenceng, Denpasar, Pr. Panyungsungan Pasek Tohjiwa Wana Giri - Selemadeg, Pamerajan Penataran Agung - Sidemen, Karangasem, Pr. Dalam Taman - Ds. Peguyangan, Denpasar, Pr. Kawitan Luhur Bhujangga - Ds. Jatiluwih, Panebel, Tabanan, Pr. Pucak Gunung Beratan - Ds. Pemuteran, Gerokgak, Buleleng, Pr. Panti Arya - Ds. Tumbak Bayuh, Mengwi, Pr. Samuan Tiga - Bedulu, Pejeng, Gianyar, Pr. Kawitan Batur Pande - Ds. Tonja, Denpasar, Pr. Luhur Pucak Padang Dawa - Bangli, Baturiti, Pr. Er Jeruk - Sukawati, Gianyar, Pr. Silayukti - Ds. Padangbai, Karangasem, Pr. Dangin Pasar - Ds. Batuan, Sukawati, Pr. Penataran - Ds. Batuyang, Batubulan, Pr. Desa - Br. Lembeng, Ketewel, Sukawati, Pr. Pasek Bandesa - Ds. Tagtag, Peguyangan, Denpasar, Pr. Pasek Bandesa - Ds. Dukuh, Kediri, Tabanan, Pr. Dalem Kawitan - Sukawati, Pr. Sad Kahyangan Batu Medawu - Ds. Suwana, Nusa Penida, Mr. Geriya Tenten - Br. Pakuwudan, Sukawati, Pr. Keresek Banyuning - Buleleng, Pr. Puseh - Ds. Bebandem, Karangasem, Pr. Pasek Kubayan - Ds. Gaji, Mr. Pasek Gelgel - Jeroan Abang, Songan, Mr. Pasek Suberata - Ds. Tamega, Mr. Pasek - Ds. Bungbungan, Bangli, Pr. Buda Kliwon - Ds. Penatih, Denpasar, Pr. Penataran Dukuh Naga Sari - Ds. Bebandem, Karangasem, Pr. Pulasari/Sentana Dalem Tarukan - Ds. Bantas Kelod, Sibanggede, Badung, Pr. Batu Dii - Ds. Adat Pecatu, Kuta, Badung, Mr. Dalem Tarukan Gumi Sara - Ds. Adat Pecatu, Kuta, Badung, Pr. Pemayun - Br Tegal, Buleleng, Pr. Subak Cengcengan/Taman Beji - Sukawati.

452,203

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

G E N E R A L I N F O R M A T I O N

IMPORTANT TELEPHONE NUMBERS

MEI

89,753

I N F O R M A T I O N

Kalender Kegiatan/Piodalan

146,512

G E N E R A L

General Information

Vol. XI No. 24

BRITISH _________________ 14,224 SOUTH KOREAN ___________ 13,944 RUSSIAN ________________ 12,383 MALAYSIAN ______________ 12,046 TAIWANESE ______________ 11,233

Pameran Pusaka Budaya di Gianyar nik, kreatif dan menjadi daya menarik. Berbagai informasi, potensi dan kerajinan dari berbagai daerah di Indonesia dipamerkan di Lapangan Astina Gianyar. Pameran JKPI dan UMKM, Pertanian dan Pameran Kesepatan Kerja itu digelar serangkaian kegiatan Hut Kota Gianyar ke-246 dan kegiatan Rapat Kerja Nasional (JKPI) Jaringan Kota Pusaka ke-6 Tahun 2017. Pameran Pusaka Budaya dilaksanakan selama 5 hari dari tanggal 16-20 april, pameran diikuti oleh 25 kabupaten/kota anggota JKPI seluruh Indonesia. Para peserta menampilkan berbagai informasi, potensi dan berbagai produk kerajinan yang ada di daerahnya. Semetara pameran IKM dilaksanakan selama 10 hari dari tanggal 16-25 april. Dalam pameran itu juga digelar job fair yang memberikan informasi dan peluang dan kesempatan kerja bagi para pencari kerja di Kabupaten Gianyar. Kepala Disperindag kabupaten Gianyar, I Wayan Suamba menyampaikan kegiatan pameran ini diharapkan dapat menjadi ajang promosi dan untuk lebih memperkenalkan kepada masyarakat tentang pusaka yang ada, sehingga dapat menjaga dan melestarikan pusaka yang dimiliki. Bupati Gianyar, Anak Agung Gde Agung Bharata saat membuka pameran itu (16/4), menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada semua peserta yang telah ikut dalam kegiatan pameran. Agung

U

BTN/kmb

BTN/bud

Bharata berharap melalui kegiatan pameran ini ada dapat lebih mengenalkan kepada seluruh masyarakat Gianyar, Bali, Indonesia dan dunia akan berbagai pusaka yang ada di Kabupaten Gianyar. Peserta pameran, Kepala Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh, Drs. Rizha menyampaikan kegiatan pameran ini sebagai ajang untuk memperkenalkan potensi masing-masing daerah di Indonesia. Dirinya berharap kedepan pameran JKPI dapat terus ditingkatkan dan diikuti oleh seluruh peserta JKPI, mengingat menjadi media yang sangat baik dalam memperkenalkan potensi pusaka yang dimiliki masing-masing daerah. (BTN/bud)

Wabup Sanjaya Hadiri Karya Padudusan Agung Lan Mupuk Pedagingan di Pura Gede Ulun Bhuana akil Bupati (Wabup) Tabanan I Komang Gede Sanjaya hadir dalam acara Karya Padudusan Agung Lan Mupuk Pedagingan di Pura Gede Ulun Bhuana, Banjar Adat Tegal, Desa Pakraman Kukuh, Marga, Tabanan. Pelaksanaan upacara yang berlangsung Senin, (17/4) itu juga dihadiri anggota DPR RI I Made Urip, Anggota DPRD Tabanan I Putu Eka Nurcahyadi, Camat Marga I Gst. Agung Alit Adiatmika, serta tokoh masyarakat setempat. Wabup Sanjaya mengatakan, Pemerintah Daerah memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada bendesa adat, ketua panitia, dan seluruh masyarakat yang terlibat dalam karya ini. “Apalagi dengan kebersamaan dan semangat gotong-royong warga yang begitu kental ini menunjukkan bahwa masyarakat Marga sangat mendukung Pemkab Tabanan dalam mewujudkan Tabanan Serasi, Sejahtera, Aman dan Berprestasi,” ujarnya. Pemerintah, lanjut Wabup Sanjaya akan selalu mendukung pembangunan masyarakat, oleh karena itu diharapkan agar warga selalu menjalin komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah, “Jaga komu-

here are always unique things under the skies of Bali Island. Melasti procession held by residents of Sema Agung customary village, Tusan, Banjarangkan, Klungkung, to Tegal Besar Beach, Negari Village, on Tuesday (Apr. 11), looked different from the usual. It happens because the residents carried tektekan (bamboo split drum) and put on a hat of green coconut leaves with the aim of rejecting calamities. This procession was held in a series of ngusaba desa at local village. While cheering, people hit the bamboo along the road leading to the beach so that generates tektekan sound believed by citizens as the gong of the gods. They also believe that tektekan is used to dismiss calamities or a kind of ritual to dismiss pest and diseases. But in keeping with the passage of time, the use of tektekan is equipped with bamboo fire blower

T

and gamelan. “Historically, this tradition has been indeed inherited from past time. According to our senior figures, in the past the tektekan was trusted to dismiss calamities like in the nangluk merana ritual,” said the priest of Dalem Penyarikan Puseh Bale Agung Temple of Sema Agung, Ketut Purna, not long ago. He told there are 75 pieces of tektekan brought by residents. They are created at people’s home. Once completed, they are collected at Dalem Penyarikan Temple to be ritually activated (pasupati). The making of such bamboo split drum or tektekan is done in turn by customary villagers. Currently, the tektekan is made by residents of Kawan hamlet, while the ritual is organized by Kanginan hamlet. More specifically, Jro Mangku Purna said the melasti procession is started by residents by gathering at the intersection of

W

BTN/bud

nikasi dan koordinasi dengan pemerintah. Pemerintah akan selalu mendukung kegiatan positif yang dilakukan warga. Dan jangan lupa untuk terus menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, dengan adanya itu apapun akan dapat terlaksana dengan baik,” ujarnya. Selain melakukan persembahyangan di pura tersebut Wabup Sanjaya juga memberikan dana punia kepada panitia. (BTN/bud)

BTN/kmb

Sema Agung. After that, the residents venerating the deities head to Ulunsuwi Temple and Dalem Setra. From Dalem Setra, they proceed to Dalem Penyarikan at Puseh Bale Agung Temple. At this temple, devotees say prayers together and invoke purificatory holy water. The procession is done to ward off pests or eliminate calamities or disaster at village such as diseases and epidemics. Residents walk along five kilometers to the beach and resume the melasti procession to Tegal Besar Beach. A few people are in trance from the road to Tegal Besar Beach. After sprinkled with holy water, the devotees in trance then regained their consciousness. Arriving back from melasti procession to the beach, the deities spun clockwise at the boundaries of Sema Agung customary village. Next, the deities were enthroned at Melanting Temple. “After the deities are enthroned at Melanting Temple, the following day, Wednesday (Apr. 12) the deities dance, and the ritual then comes to an end on the Penampahan Kuningan,” said Jro Mangku Purna. According to Jro Mangku Purna, after carrying out melasti the tektekan is put at the temple. It is allowed to be taken home by residents after the closing ceremony at the Dalem Penyarikan. Tektekan can also be used for the next year in the same ceremony. But if broken, it can be replaced with the new one by the residents and activated. “In the 1970s, the deities of Dalem Penyarikan performed

Dirgahayu

Kabupaten Klungkung

Ke - 25

Kini Bali Travel News hadir on iPad dan juga dapat diakses via mobile iPhone, Blackberry dan Nokia Symbian. Ketik : http://m.bali-travelnews.com via browser mobile


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Edisi 28-11 Mei 2017 | BTN Mage by e-Paper KMB - Issuu