Edisi 24-09 Maret 2017 | BTN Mage

Page 1

Vol. XI No. 20 | 24 Februari - 9 Maret 2017

IV

Vol. XI No. 20

DIRECT TOURISTS ARRIVAL TO BALI 2016

Kalender Kegiatan/Piodalan

TOTAL : 4,904,175

THE TOP TEN ARRIVAL BY NATIONALITY NOVEMBER 2016

INDIA ___________________ 22,293

0

10,072

12,799

16,953

17,510

18,217

19,432

20,350

22,293

20000

79,898

Fire: 113; Police: 110; Ambulance: 118; Indonesian Red Cross: 225-465; Rescue Coordination Office: 751111; Directory Enquiries 108; International Operator: 101; Post Service Information: 161; Time: 103; Immigration Officer: 227828, 7510388; Public Hospital 227-911.

All the Villagers “Megibung” in Usaba Muhu-muhu

cow is tied to a concrete pole and is pacified with the indangi procession. However when slaughtered the cow thrashes about makign everyine a little tense. This procession is however safer than a similar ritual known as usaba kaulu that takes place at Asak village, where the cow is released into the village. The beast is then attacked with swords, machetes and other sharp weapons. Usaba Kaulu will be

held on Wednesday (Feb. 1). Sources in the village say that the usaba muhumuhu tradition is considered as the application of the Shiva Purana scripture, in which Dewi Dhurgha goes up against the demon Mahisasura in the form of cow or buffalo. In recent times, this ritual is commemorated as a moment to conduct introspection, exercise self-control and to avoide letting ones animal nature take over. (BTN/kmb)

MALAYSIAN ______________ 20,350

90,017

IMPORTANT TELEPHONE NUMBERS

AUSTRALIAN _____________ 90,017 CHINESE ________________ 79,898

80000 60000

SINGAPOREAN ___________ 19,432 JAPANESE _______________ 18,217 BRITISH _________________ 17,510 AMERICAN _______________ 16,953

0

SOUTH KOREAN ___________ 12,799 RUSSIAN ________________ 10,072

TOURIST INFORMATION The Department of Tourism (Bali) has six Information Centres where booklets and brochures can be obtained free of charge. Addresses: Ngurah Rai International Airport, Tuban, Phone: (0361) 751011; Bina Wisata Ubud, next to the village head’s in Ubud; Government Tourist Information Centre, Jl. Raya Kuta No. 2, Kuta - Badung, Kuta; Government Tourist Office, Jl. S. Parman Niti Mandala, Denpasar, Phone (0361) 222387, Buleleng Government Tourist Office, Jl. Veteran 23, Singaraja, Phone: (0361) 25141.

G E N E R A L I N F O R M A T I O N

419,038

0

40000

24 Februari - 9 Maret 2017

Unique Timbrah village tradition

100000

General Information

413,232

100000

TOTAL FOREIGN TOURIST ARRIVALS : 419,038

I N F O R M A T I O N

438,135

484,231

405,835

200000

391,027

Pr. Pasek Gelgel - Ds. Kukuh, Marga, Tabanan, Pr. Pasek Gelgel - Ds. Dukuh, Selemadeg, Tabanan, Pr. Pasek Gelgel - Ds. Mambang, Selemadeg, Tabanan, Pr. Puseh + Desa - Ds. Guwang, Sukawati, Pr. Pasek Ketewel - Ds. Ketewel, Sukawati, Mr. Pangeran Tangkas Kori Agung - Jeroan Sading, Pr. Dalem Setra Batu Nunggul - Ds. Suwana, Nusa Penida, Pr. Dadia Agung Pasek Gelgel - Ketewel.

300000

380,614

Piodalan di:

363,968

1st Hari Kajeng Kliwon Enyitan/Buda Kliwon Gumbreg :

376,033

400000

MARET

- - - - - - - -

500000

350,592

G E N E R A L

ART, CULTURE AND SOCIAL EVENTS IN BALI To list your event: balievents4u@gmail.com

ONGOING EVENTS

Kuta Berbenah Soal Parkir iapa yang tidak tahu Kuta? Rasanya hampir semua wisatawan yang datang ke Bali ingin menjejakkan kakinya di Kuta. Kawasan pantai ini begitu terkenal. Memang indah memesona. Namun, di bali semua itu, Kuta juga ‘’terkenal’’ karena parkirnya yang amburadul. Di tengah gencarnya penataan lalu lintas di kawasan Kuta, permasalahan parkir sembarangan masih belum tertangani. Guna menangani masalah tersebut, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol- PP) Kabupaten Badung Regu Kuta mulai mengintensifkan penertiban pelanggar parkir. Bahkan beberapa waktu lalu, penertiban di Jalan Kediri dilakukan dengan tindakan penggembosan ban kendaraan yang melanggar. Pada lokasi itu, ada sekitar 25 kendaraan ditemukan parkir menggunakan trotoar. Kendaraan itu meliputi sepeda motor dan mobil. “Kami sudah tunggu beberapa saat, tapi pemiliknya tidak datang juga. Setelah kami gembosi, barulah mereka kaget dan berjanji tidak akan mengulanginya,” ujar Komandan Regu Nengah Wika, Senin (20/2) . Wika menegaskan, menggunakan areal trotoar sebagai tempat parkir merupakan pelanggaran, karena trotoar merupakan fasilitas umum yang disediakan untuk para pejalan kaki. “Trotoar itu untuk pejalan kaki, bukan tempat parkir,” tegasnya. Langkah penertiban semacam itu, kata Wika dipastikan akan dilaksanakan secara berkelanjutan. Bahkan, ketika pelanggaran kembali ditemukan, maka pihaknya tidak akan segan-segan untuk melakukan tindakan. “Kami harap semua pihak bisa menaati aturan yang berlaku,” ujarnya. Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kuta Agung Gede Agung mengakui, saat ini masih banyak terjadi pelanggaran parkir. Untuk itu, LPM Kuta akan terus melakukan penataan sesuai

S

dengan zona-zona parkir yang sudah ditentukan. Badan jalan yang digunakan parkir saat ini akan dikurangi dan ditata. “Penataan kantong parkir ini merujuk dari perjanjian kerja sama antara Pemkab Badung dengan LPM Kelurahan Kuta melalui surat bernomor 050/5431/ HUBKOMINFO, 120/LPM-KUTA/XII/2015 tentang Pengelolaan Tempat Parkir di Tepi Jalan Umum,” katanya. Dengan adanya perjanjian kerja sama tersebut, kata Agung LPM Kuta sudah mulai melakukan pendataan lokasi parkir untuk penataan parkir yang semrawut. Dengan kesepakatan tersebut, memang akan ada jalur yang steril dari parkir. Hal tersebut dilakukan kalau memang di kawasan terasebut tidak ditetapkan sebagai zona parkir. Dari pendataan yang dilakukan sebelumnya, sudah ditetapkan tujuh titik zona parkir di kawasan Kuta. Yakni, di Jalan Pantai Kuta, Jalan Legian, Kuta Square, Jalan Blambangan, Jalan Slamet, Jalan Raya Kuta dan Jalan Kendedes. “Zona parkir yang sudah ada saat ini tetap akan digunakan tempat parkir, namun akan ditata ulang kemiringan parkirnya,” ujar Agung. Melihat dari kondisi dan situasi, kata Agung, kantong parkir bisa saja akan ditambah. Apabila memungkinkan, penambahan zona parkir akan diterapkan di Jalan Kediri. “Kalau memang di kawasan tersebut layak, kami dari LPM akan mengusulkan,” paparnya. Agung juga mengimbau para pengusaha agar menyediakan kantong parkir dan tidak boleh menggunakan badan jalan untuk parkir. Itu sudah kewajiban bagi pengusaha agar menyediakan lahan parkir untuk konsumennya. “Kami akan melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian dan Dishub. Apabila setelah ketentuan itu diberlakukan masih ada yang melanggar parkir, maka akan langsung ditilang,” tegasnya. (BTN/kmb)

BTN/kmb

Prior to the implementation of the shared meal, female villagers give pajegan offerings and pray together in the temple. here is a unique moment that only occurs once a year in Timbrah customary village, Karangasem, it is known by the inhabitants of this old village as usaba muhu-muhu. This caru ritual brings everyone together with the sharing of a meal known as megibung. This unique tradition involves setting up more than 100 portions of food for everyone in the village to partake in. This year, the unique event took place on Friday (Jan. 27). Before the sacred meal, people from four of the villages hamlets had been busy since morning preparing and processing a wide range of spices. Every hamlet has its respective duties including processing seasonings, grating coconut, preparing caru oblations, and slicing and grilling beef. Completing the caru oblations paraphernalia for the caru and other ceremonial needs is done by the undagi group. Throughout the day,

T

the community of four hamlets and two sesabu hamlets are busy with the preparations before the implementation of the joint prayers at the main Dalem Temple. Chief of Timbrah customary village, Wayan Sukerta, said that prior to the implementation of the shared meal, female villagers give pajegan offerings and pray together in the temple. Meawhile the male villagers carry drinking water from their homes for the shared meal. “This tradition has been ongoing for generations and is a way to foster a sense of togetherness”, said Sukerta. This year however there was a slight change to the way the meal took olace. Whereas in previsou years, the shared meal took lace in four separate pavillions ( the meeting pavilion, the gamelan troue pavilion, the long pavilion and the studio pavilion, this year everyone was gathered together in the wantilan hall of the customary

BTN/kmb

Area parkir di kawasan Kuta mulai ditata, guna meminimalisasi kesemrawutan lalu lintas.

BTN/kmb

youth club. These shared meals are processed from the leftover meat from the caru oblations. This event is eagerly awaited by local residents who still live in the village and those who have moved away bt come back especially so they can share a meal with their kinfolk. More than 100 portions of this shared meal are prepared by residents serving as saya and malun saya in cooperation with the village apparatus. Each gibungan or portion of this shared meals is eaten by six to eight people. “We all eat together after praying together in the central Dalem Temple” said Sukerta. What about residents who abstain from consuming beef? This is likelyhood is anticipated and so six portions of chicken gibungan are also prepared. “Everyone is expected to enjoy the food offerings called ngelungsur that have been presented. So chicken gibungan is also prepared”, he said. The usaba muhu-muhu ritual is done as a form of village wide caru in order to transform bhuta kala into bhuta hita so that local residents can always live in harmony with the universe. This traditional event starts with the nyaga ritual. Three days before the usaba-muhu muhu, residents carry out this ritual to transform bhuta kala at a smaller level, so athat people’S courtyards will not be distrurbed. This ritual is also called metuun buah. During the usaba muhu-muhu, a nyomia ritual is performed at a higher level by the customary village using caru oblation made of buffalo as the sacrificial animal. The Undagi procession that involves the slaughering of a cow for the caru, always draws great attention from surrounding residents. The

Kini Bali Travel News hadir on iPad dan juga dapat diakses via mobile iPhone, Blackberry dan Nokia Symbian. Ketik : http://m.bali-travelnews.com via browser mobile


VOL. XI NO. 20, 24 Pebruari - 9 Maret 2017

II

Rancang Tiga Jalan Lingkar Cara Pemkab Badung Atasi Kemacetan di Kuta Selatan P

PICA Festival Kembali Digelar di Denpasar aradise Island Clothing berlangsung selama empat hari (2 band musik indie lokal hingga (PICA) - 5 Maret 2017). nasional akan tampil memadukan P Association Panitia PICA Festival Made unsur penjualan brand atau fashion Festival kembali dige-

lar di Gor Ngurah Rai Denpasar. Ajang kali keempat ini menampilkan balutan festival berbagai komunitas anak muda dengan hiburan musik indie, serta memadukan unsur penjualan brand atau fashion yang digunakan oleh para musisi. PICA Festival yang kini masuk kalender event Kota Denpasar akan

Windu Segara saat beraudiensi dengan Walikota Denpasar IB. Rai Dharmawijaya Mantra, Kamis (16/2), mengatakan PICA Festival ini merupakan event tahunan yang bertujuan untuk memajukan industri kreatif dan meningkatkan kreatifitas anak muda. Saat ini lebih fokus dalam industri pakaian. “Para

mereka,” ucapnya. Windu Segara menambahkan, menjadi target adalah merangkul semua kalangan, tetapi lebih ke anak muda. “Pengunjung dari tahun ke tahun semakin meningkat. Tercatat Tahun 2016 kemarin perharinya mencapai 17.000 dan total selama pagelaran mencapai 60.000 pengunjung,” ujarnya. Walikota Denpasar IB. Rai Dharmawijaya Mantra mengapresiasi kegiatan tersebut karena merupakan gerakan yang mendorong lokal brand di Bali. Pihaknya mensupport dan memberi ruang kepada generasi muda untuk menunjukan kreatifitasnya. “Kegiatan ini menjadi suatu langkah pacuan untuk generasi muda dalam mengembangkan industri kreatif di Bali. Dengan catatan tidak merusak segala fasilitas yang ada, bahkan selalu menjaga ketentraman, kenyamanan serta selalu menjaga kebersihan,” ujarnya. (BTN/bud)

Bupati Suwirta Ikut Aksi ‘’Nusa Penida Beach Clean-Up’’

T

umpah ruah, masyarakat Nusa Penida mengikuti aksi peduli alam dan lingkungan dengan menggelar kegiatan bersih pantai, Jumat (17/2). Aksi yang disebut Nusa Penida Beach Clean-Up ini digagas Kecamatan Nusa Penida, KKP Nusa Penida dan bekerja sama dengan para peduli lingkungan, pelaku wisata, siswa serta instansi terkait yang ada di Nusa Penida. Aksi social itu juga dihadiri Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta beserta Ny. Ayu Suwirta. Aksi bersih pantai ini dilaksanakan di tiga lokasi yakni Pantai Ped, Crystal Bay, dan Pantai Penida. Aksi bersih ini merupakan kasih sayang terhadap lingkungan sebagai implementasi dari Hari Valentine. “Kegiatan ini untuk memotivasi warga sekitar pantai maupun wisatawan agar peduli dengan lingkungan dan menjaga

kebersihan pantai,” kata Kepala KKP Nusa Penida I Nyoman Karyawan selaku coordinator. Bupati Suwirta didampingi Camat Nusa Penida I Gusti Agung Putra Mahajaya mengatakan, gerakan aksi ini merupakan mimpi bersama untuk mengawal arah pemba-ngunan pariwisata yang ada di Kabupaten Klungkung, khususnya di Nusa Penida. Untuk mewujudkan Nusa Penida menjadi kawasan pariwisata yang besar harus dilakukan mulai dari yang sangat sederhana. Nusa Penida bisa jadi Kawasan Efek tif Pariwisata

(KEP), Kawasan Konservasi Perairan (KKP), Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) tidak akan datang begitu saja. Oleh karena itu, Aksi Nusa Penida Beach Clean-Up ini menjadi bagian pendukung pariwisata di Nusa Penida. ‘’Menunjukkan potensi yang ada yaitu alam dan budaya harus dijaga,’’ terang Bupati Suwirta. (BTN/bud)

emerintah Kabupaten Badung memiliki tiga opsi pembangunan jalan lingkar untuk mengatasi kemacetan di Badung Selatan. Wilayah Badung Selatan merupakan konsentrasi pariwisata, sehingga keamanan dan kenyamanannya mesti terus dijaga. “Untuk menangani kemacetan tersebut, ada beberapa opsi dan juga tahapan progres yang membutuhkan waktu cukup panjang,” kata Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa. Pertama yang akan diatasi adalah permasalahan di kawasan tanjung Benoa dengan membuat jalan di lingkar barat desa adat Tanjung Benoa. Untuk progresnya di tahun 2017 ini sudah dianggarkan dan akan dilaksanakan penyusunan Feasibility Study (FS) dan Decision Document (DD). Sedangkan untuk di lingkar Selatan sudah dikerjakan FS dan DD-nya. Demikian juga dilakukan untuk jalur lingkar barat dari Pecatu sampai ke Ayana. Menurut Wakil Bupati Suiasa, ketiga hal ini progresnya sudah disiapkan perencanaannya. Tinggal melakukan pendekatan di lapangan agar bisa segera dieksekusi. Namun, menjadi prioritas adalah lingkar barat Tanjung Benoa dan lingkar barat Badung Selatan yang dari Pecatu menuju ke Ayana. “Ini yang paling cepat mengurai kemacetan. Untuk yang di selatan, membutuhkan perencanaan, progres waktu dan anggaran yang

lebih besar,” imbuhnya. Sementara kemacetan dari barat ke timur masih bisa diatasi. Sekarang yang paling parah adalah dari selatan ke utara dari arah Uluwatu. “Di sana juga ada simpul-simpul destinasi wisata, sepeti Pecatu Graha, GWK, ada juga perumahan, Uluwatu, dan yang datang dari arah Pandawa. Ini perlu menjadi prioritas, kemudian baru merencanakan untuk membuat Underpas di simpang Unud,” tegasnya. Menanggapi rencana tersebut, anggota DPRD Badung, I Nyoman Mesir, menyampaikan, sumber kemacetan tersebut adalah dari Nusa Dua. Dari arah Darmawangsa menuju ke pantai Pandawa, kemudian di Ungasan. “Sekarang yang harus menjadi prioritas adalah dari Nusa Dua menuju ke pantai Pandawa. Ini yang harus diatasi, kemudian masuk ke barat menuju Ungasan,” ujarnya. Menurut Mesir, yang perlu dicarikan solusi adalah di persimpangan Balangan dan Ungasan. Disana merupakan persimpangan yang kecil tapi kroditnya luar biasa. “Biasanya sore hari dari persimpangan itu sampai ke Pecatu macet total. Kalau jalan bisa sampai 2 - 3 jam. Di sinilah perlu dicarikan solusi. Kalau memang di pinggir pantai seperti yang direncanakan, maka desain dulu yang perlu diker-jakan, agar tidak hanya wacana, tapi desain belum ada,” terangnya. (BTN/bud)

Resmikan Jembatan Ngis - Sigaran

S

etelah lama diidamidamkan Warga Banjar Ngis Desa Jegu Kecamatan Penebel akhirnya bisa menikmati fasilitas Jembatan. Jembatan sepanjang 18 meter dan lebar 3 meter yang merupakan penghubung antara Banjar Ngis dengan Banjar Sigaran ini diresmikan langsung oleh Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti meresmikan jembatan, penghubung antara Banjar Ngis dengan Banjar Sigaran Jembatan, Senin (13/2). Jembatan sepanjang 18 meter dan lebar 3 meter itu merupakan bentuk kerja sama Pemerintah Kabupaten Tabanan dengan Kodim 1619 Tabanan lewat program Karya Bhakti TNI Terpadu. “Saya sangat bangga melihat kerja sama antara TNI dan rakyat dalam membangun jembatan hingga akhirnya selesai dan bisa dimanfaatkan oleh rakyat. Terima kasih kepada Dandim dan semua pihak yang telah berkontribusi, bergotong royong,

dan punya rasa memiliki sehingga jembatan ini bisa berguna,” ungkap Bupati Eka. Selain meresmikan jembatan, Bupati Eka juga menyerahkan hasil Karya Bhakti TNI kepada masyarakat seperti penyerahan perbaikan jamban dan bedah rumah kepada sejumlah warga Jegu. Dirinya mengatakan program ini sangat bagus dan harus terus dilanjutkan. “Program ini harus terus berlanjut, apalagi ini jalan akses menuju transportasi warga. Kita hidup tidak bisa sendiri, sebagai makhluk sosial kita bekerja sama dan bergotong royong sehingga apa yang kita idam-idamkan untuk fasilitas publik khususnya untuk masyarakat dapat tercapai, salah satunya melalui program karya bhakti ini. Selain pembangunan jembatan juga ada perbaikan jamban, bedah rumah dan juga pengobatan medis,” ujarnya. (BTN/bud)

III

VOL. XI NO. 20, 24 Pebruari - 9 Maret 2017

Ada Gebyar Tari Bali di Gianyar R

“Palebon” Istri Cok Sosrobahu

ibuan warga memadati prosesi palebon Nelly Sukawati dari Puri Kantor Ubud menuju setra Dalem Puri, Ubud, Senin (13/2). Istri mantan dubes Indonesia untuk Swiss, Cokorda Ngurah Wim Sukawati atau yang dikenal dengan nama Cok Sosrobahu (almarhum) itu tutup usia pada 25 Desember 2016 lalu. Prosesi pelebon menggunakan sarana bade setinggi 25 meter dan satu lembu. Upacara diawali dari mralina atau bumi suda dilanjutkan dengan prosesi melaspas bade dan lembu. Upacara ini disaksikan oleh ratusan wisatawan mancanegara yang sangat antusias

S

anggar Widya Buana Aga Desa Belega Blahbatuh bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar dengan menggelar Gebyar Tari Bali. Ajang seni ke-10 itu diisi dengan kegiatan berbagai jenis lomba tari Bali, Minggu (19/2). Kegiatan Gebyar Tari Bali ini diikuti sekitar 318 seniman anak-anak dan remaja Lomba tari dibagi atas tiga katagori yaitu katagori A peserta usia

6-9 tahun dan 7-12 tahun melombakan Tari Puspanjali dan Tari Baris Tungga, katagori B untuk usia 9-14 tahun untuk Tari Condong dan Tari Margapati. Sedangkan katagori C diikuti usia 13-14 tahun untuk katagori tari Oleg Tamulilingan dan Tari Jauk Manis. Gebyar Tari Bali ini sebagai upaya pelestarian seni dan budaya Bali. Hal ini tidak hanya menjadi tugas pemerintah dan pelaku seni semata, melainkan juga generasi

muda. “Kami berharap Gebyar Tari Bali ini mampu menjadi wadah, generasi muda untuk mengekspresikan kreativitas mereka di bidang seni tari,” kata pemilik Sanggar Widya Buana Aga, Koming Elen Juniadi, S.E. Tampil sebagai dewan juri adalah I Gede Oka Surya Negara, S.S.T., M.Sn., Ni Nyoman Kasih, S.S.T., M.Sn. dan I Kadek Oleh Sugiarta, S.Sn. (BTN/bud)

Tingkatkan Kualitas ISI Denpasar Menuju Perguruan Tinggi BLU

I

nstitut Seni Indonesia (ISI) Denpasar tengah mempersiapkan diri untuk mengajukan diri menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Artinya, sebagai perguruan tinggi ISI Denpasar akan diberikan kewenangan oleh pemerintah pusat untuk menetapkan standar-standar kegiatan Tri Darma Perguruan Tinggi. “Kalau sudah mendapatkan status BLU, maka kedepan ISI Denpasar dapat menetapkan standard sendiri,” kata Pembantu Rektor II, Dr. I Gst. Ngr. Seramasara M.Hum. Menetapkan standar sendiri, jelas Seramasara, nantinya ISI Denpasar berhak memberikan stan-

dar penghargaan kepada seniman yang berjasa dalam bidangnya. Misalnya, seniman yang telah berjasa diberikan penghargaan katagori tingkat nasional yang sesuai dan layak dengan jasa-jasa yang telah dilakukan. “Sekarang ini ISI Denpasar masih merupakan Satuan Kerja (Satker) Kemenristekdikti, sehingga masih mengikuti standar pusat,” jelasnya. ISI Denpasar juga terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM)-nya untuk mewujudkan visinya sebagai pusat unggulan seni budaya berbasis kearifan lokal berwawasan universal. Selain itu, juga untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

berdasarkan kebenaran, kejayaan, dan keindahan. “Saat ini sumber daya manusia dosen menjadi prioritas peningkatannya,” ucap Seramasara. Dalam undang-undang guru dan dosen tahun 2004, sambungnya menyebutkan untuk mengajar pada tingkat S1 dan Diploma minimal kualitas pengajarnya S2 dan untuk Pascasarjana harus S3. “Itu perintah undang-undang. Karena itu kami sedang menatanya sehingga sebagai institusi pendidikan tinggi, ISI Denpasar memiliki jaminan mutu,” terangnya. (BTN/bud)

memenuhi kawasan sekitar Puri Kantor Ubud yang bersebelahan dengan Puri Agung Ubud. Wisatawan asing berbaur dengan masyarakat sekitar. Pada saat momen yang indah, menjadi kesempatan bagi wisatawan untuk berfoto dengan latar belakang dua lembu maupun bade. Nelly Sukawati merupakan orang asing pertama yang bergabung dengan keluarga puri dengan menikah dengan Cokorda Ngurah Wim Sukawati. “‘Ini merupakan orang asing yang jadi bagian dari puri yang di-palebon secara khusus pertama menggunakan bade,’’ kata Kerabat Puri Kantor Ubud, Cokorda Asmara. (BTN/bud)


VOL. XI NO. 20, 24 Pebruari - 9 Maret 2017

II

Rancang Tiga Jalan Lingkar Cara Pemkab Badung Atasi Kemacetan di Kuta Selatan P

PICA Festival Kembali Digelar di Denpasar aradise Island Clothing berlangsung selama empat hari (2 band musik indie lokal hingga (PICA) - 5 Maret 2017). nasional akan tampil memadukan P Association Panitia PICA Festival Made unsur penjualan brand atau fashion Festival kembali dige-

lar di Gor Ngurah Rai Denpasar. Ajang kali keempat ini menampilkan balutan festival berbagai komunitas anak muda dengan hiburan musik indie, serta memadukan unsur penjualan brand atau fashion yang digunakan oleh para musisi. PICA Festival yang kini masuk kalender event Kota Denpasar akan

Windu Segara saat beraudiensi dengan Walikota Denpasar IB. Rai Dharmawijaya Mantra, Kamis (16/2), mengatakan PICA Festival ini merupakan event tahunan yang bertujuan untuk memajukan industri kreatif dan meningkatkan kreatifitas anak muda. Saat ini lebih fokus dalam industri pakaian. “Para

mereka,” ucapnya. Windu Segara menambahkan, menjadi target adalah merangkul semua kalangan, tetapi lebih ke anak muda. “Pengunjung dari tahun ke tahun semakin meningkat. Tercatat Tahun 2016 kemarin perharinya mencapai 17.000 dan total selama pagelaran mencapai 60.000 pengunjung,” ujarnya. Walikota Denpasar IB. Rai Dharmawijaya Mantra mengapresiasi kegiatan tersebut karena merupakan gerakan yang mendorong lokal brand di Bali. Pihaknya mensupport dan memberi ruang kepada generasi muda untuk menunjukan kreatifitasnya. “Kegiatan ini menjadi suatu langkah pacuan untuk generasi muda dalam mengembangkan industri kreatif di Bali. Dengan catatan tidak merusak segala fasilitas yang ada, bahkan selalu menjaga ketentraman, kenyamanan serta selalu menjaga kebersihan,” ujarnya. (BTN/bud)

Bupati Suwirta Ikut Aksi ‘’Nusa Penida Beach Clean-Up’’

T

umpah ruah, masyarakat Nusa Penida mengikuti aksi peduli alam dan lingkungan dengan menggelar kegiatan bersih pantai, Jumat (17/2). Aksi yang disebut Nusa Penida Beach Clean-Up ini digagas Kecamatan Nusa Penida, KKP Nusa Penida dan bekerja sama dengan para peduli lingkungan, pelaku wisata, siswa serta instansi terkait yang ada di Nusa Penida. Aksi social itu juga dihadiri Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta beserta Ny. Ayu Suwirta. Aksi bersih pantai ini dilaksanakan di tiga lokasi yakni Pantai Ped, Crystal Bay, dan Pantai Penida. Aksi bersih ini merupakan kasih sayang terhadap lingkungan sebagai implementasi dari Hari Valentine. “Kegiatan ini untuk memotivasi warga sekitar pantai maupun wisatawan agar peduli dengan lingkungan dan menjaga

kebersihan pantai,” kata Kepala KKP Nusa Penida I Nyoman Karyawan selaku coordinator. Bupati Suwirta didampingi Camat Nusa Penida I Gusti Agung Putra Mahajaya mengatakan, gerakan aksi ini merupakan mimpi bersama untuk mengawal arah pemba-ngunan pariwisata yang ada di Kabupaten Klungkung, khususnya di Nusa Penida. Untuk mewujudkan Nusa Penida menjadi kawasan pariwisata yang besar harus dilakukan mulai dari yang sangat sederhana. Nusa Penida bisa jadi Kawasan Efek tif Pariwisata

(KEP), Kawasan Konservasi Perairan (KKP), Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) tidak akan datang begitu saja. Oleh karena itu, Aksi Nusa Penida Beach Clean-Up ini menjadi bagian pendukung pariwisata di Nusa Penida. ‘’Menunjukkan potensi yang ada yaitu alam dan budaya harus dijaga,’’ terang Bupati Suwirta. (BTN/bud)

emerintah Kabupaten Badung memiliki tiga opsi pembangunan jalan lingkar untuk mengatasi kemacetan di Badung Selatan. Wilayah Badung Selatan merupakan konsentrasi pariwisata, sehingga keamanan dan kenyamanannya mesti terus dijaga. “Untuk menangani kemacetan tersebut, ada beberapa opsi dan juga tahapan progres yang membutuhkan waktu cukup panjang,” kata Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa. Pertama yang akan diatasi adalah permasalahan di kawasan tanjung Benoa dengan membuat jalan di lingkar barat desa adat Tanjung Benoa. Untuk progresnya di tahun 2017 ini sudah dianggarkan dan akan dilaksanakan penyusunan Feasibility Study (FS) dan Decision Document (DD). Sedangkan untuk di lingkar Selatan sudah dikerjakan FS dan DD-nya. Demikian juga dilakukan untuk jalur lingkar barat dari Pecatu sampai ke Ayana. Menurut Wakil Bupati Suiasa, ketiga hal ini progresnya sudah disiapkan perencanaannya. Tinggal melakukan pendekatan di lapangan agar bisa segera dieksekusi. Namun, menjadi prioritas adalah lingkar barat Tanjung Benoa dan lingkar barat Badung Selatan yang dari Pecatu menuju ke Ayana. “Ini yang paling cepat mengurai kemacetan. Untuk yang di selatan, membutuhkan perencanaan, progres waktu dan anggaran yang

lebih besar,” imbuhnya. Sementara kemacetan dari barat ke timur masih bisa diatasi. Sekarang yang paling parah adalah dari selatan ke utara dari arah Uluwatu. “Di sana juga ada simpul-simpul destinasi wisata, sepeti Pecatu Graha, GWK, ada juga perumahan, Uluwatu, dan yang datang dari arah Pandawa. Ini perlu menjadi prioritas, kemudian baru merencanakan untuk membuat Underpas di simpang Unud,” tegasnya. Menanggapi rencana tersebut, anggota DPRD Badung, I Nyoman Mesir, menyampaikan, sumber kemacetan tersebut adalah dari Nusa Dua. Dari arah Darmawangsa menuju ke pantai Pandawa, kemudian di Ungasan. “Sekarang yang harus menjadi prioritas adalah dari Nusa Dua menuju ke pantai Pandawa. Ini yang harus diatasi, kemudian masuk ke barat menuju Ungasan,” ujarnya. Menurut Mesir, yang perlu dicarikan solusi adalah di persimpangan Balangan dan Ungasan. Disana merupakan persimpangan yang kecil tapi kroditnya luar biasa. “Biasanya sore hari dari persimpangan itu sampai ke Pecatu macet total. Kalau jalan bisa sampai 2 - 3 jam. Di sinilah perlu dicarikan solusi. Kalau memang di pinggir pantai seperti yang direncanakan, maka desain dulu yang perlu diker-jakan, agar tidak hanya wacana, tapi desain belum ada,” terangnya. (BTN/bud)

Resmikan Jembatan Ngis - Sigaran

S

etelah lama diidamidamkan Warga Banjar Ngis Desa Jegu Kecamatan Penebel akhirnya bisa menikmati fasilitas Jembatan. Jembatan sepanjang 18 meter dan lebar 3 meter yang merupakan penghubung antara Banjar Ngis dengan Banjar Sigaran ini diresmikan langsung oleh Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti meresmikan jembatan, penghubung antara Banjar Ngis dengan Banjar Sigaran Jembatan, Senin (13/2). Jembatan sepanjang 18 meter dan lebar 3 meter itu merupakan bentuk kerja sama Pemerintah Kabupaten Tabanan dengan Kodim 1619 Tabanan lewat program Karya Bhakti TNI Terpadu. “Saya sangat bangga melihat kerja sama antara TNI dan rakyat dalam membangun jembatan hingga akhirnya selesai dan bisa dimanfaatkan oleh rakyat. Terima kasih kepada Dandim dan semua pihak yang telah berkontribusi, bergotong royong,

dan punya rasa memiliki sehingga jembatan ini bisa berguna,” ungkap Bupati Eka. Selain meresmikan jembatan, Bupati Eka juga menyerahkan hasil Karya Bhakti TNI kepada masyarakat seperti penyerahan perbaikan jamban dan bedah rumah kepada sejumlah warga Jegu. Dirinya mengatakan program ini sangat bagus dan harus terus dilanjutkan. “Program ini harus terus berlanjut, apalagi ini jalan akses menuju transportasi warga. Kita hidup tidak bisa sendiri, sebagai makhluk sosial kita bekerja sama dan bergotong royong sehingga apa yang kita idam-idamkan untuk fasilitas publik khususnya untuk masyarakat dapat tercapai, salah satunya melalui program karya bhakti ini. Selain pembangunan jembatan juga ada perbaikan jamban, bedah rumah dan juga pengobatan medis,” ujarnya. (BTN/bud)

III

VOL. XI NO. 20, 24 Pebruari - 9 Maret 2017

Ada Gebyar Tari Bali di Gianyar R

“Palebon” Istri Cok Sosrobahu

ibuan warga memadati prosesi palebon Nelly Sukawati dari Puri Kantor Ubud menuju setra Dalem Puri, Ubud, Senin (13/2). Istri mantan dubes Indonesia untuk Swiss, Cokorda Ngurah Wim Sukawati atau yang dikenal dengan nama Cok Sosrobahu (almarhum) itu tutup usia pada 25 Desember 2016 lalu. Prosesi pelebon menggunakan sarana bade setinggi 25 meter dan satu lembu. Upacara diawali dari mralina atau bumi suda dilanjutkan dengan prosesi melaspas bade dan lembu. Upacara ini disaksikan oleh ratusan wisatawan mancanegara yang sangat antusias

S

anggar Widya Buana Aga Desa Belega Blahbatuh bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar dengan menggelar Gebyar Tari Bali. Ajang seni ke-10 itu diisi dengan kegiatan berbagai jenis lomba tari Bali, Minggu (19/2). Kegiatan Gebyar Tari Bali ini diikuti sekitar 318 seniman anak-anak dan remaja Lomba tari dibagi atas tiga katagori yaitu katagori A peserta usia

6-9 tahun dan 7-12 tahun melombakan Tari Puspanjali dan Tari Baris Tungga, katagori B untuk usia 9-14 tahun untuk Tari Condong dan Tari Margapati. Sedangkan katagori C diikuti usia 13-14 tahun untuk katagori tari Oleg Tamulilingan dan Tari Jauk Manis. Gebyar Tari Bali ini sebagai upaya pelestarian seni dan budaya Bali. Hal ini tidak hanya menjadi tugas pemerintah dan pelaku seni semata, melainkan juga generasi

muda. “Kami berharap Gebyar Tari Bali ini mampu menjadi wadah, generasi muda untuk mengekspresikan kreativitas mereka di bidang seni tari,” kata pemilik Sanggar Widya Buana Aga, Koming Elen Juniadi, S.E. Tampil sebagai dewan juri adalah I Gede Oka Surya Negara, S.S.T., M.Sn., Ni Nyoman Kasih, S.S.T., M.Sn. dan I Kadek Oleh Sugiarta, S.Sn. (BTN/bud)

Tingkatkan Kualitas ISI Denpasar Menuju Perguruan Tinggi BLU

I

nstitut Seni Indonesia (ISI) Denpasar tengah mempersiapkan diri untuk mengajukan diri menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Artinya, sebagai perguruan tinggi ISI Denpasar akan diberikan kewenangan oleh pemerintah pusat untuk menetapkan standar-standar kegiatan Tri Darma Perguruan Tinggi. “Kalau sudah mendapatkan status BLU, maka kedepan ISI Denpasar dapat menetapkan standard sendiri,” kata Pembantu Rektor II, Dr. I Gst. Ngr. Seramasara M.Hum. Menetapkan standar sendiri, jelas Seramasara, nantinya ISI Denpasar berhak memberikan stan-

dar penghargaan kepada seniman yang berjasa dalam bidangnya. Misalnya, seniman yang telah berjasa diberikan penghargaan katagori tingkat nasional yang sesuai dan layak dengan jasa-jasa yang telah dilakukan. “Sekarang ini ISI Denpasar masih merupakan Satuan Kerja (Satker) Kemenristekdikti, sehingga masih mengikuti standar pusat,” jelasnya. ISI Denpasar juga terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM)-nya untuk mewujudkan visinya sebagai pusat unggulan seni budaya berbasis kearifan lokal berwawasan universal. Selain itu, juga untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

berdasarkan kebenaran, kejayaan, dan keindahan. “Saat ini sumber daya manusia dosen menjadi prioritas peningkatannya,” ucap Seramasara. Dalam undang-undang guru dan dosen tahun 2004, sambungnya menyebutkan untuk mengajar pada tingkat S1 dan Diploma minimal kualitas pengajarnya S2 dan untuk Pascasarjana harus S3. “Itu perintah undang-undang. Karena itu kami sedang menatanya sehingga sebagai institusi pendidikan tinggi, ISI Denpasar memiliki jaminan mutu,” terangnya. (BTN/bud)

memenuhi kawasan sekitar Puri Kantor Ubud yang bersebelahan dengan Puri Agung Ubud. Wisatawan asing berbaur dengan masyarakat sekitar. Pada saat momen yang indah, menjadi kesempatan bagi wisatawan untuk berfoto dengan latar belakang dua lembu maupun bade. Nelly Sukawati merupakan orang asing pertama yang bergabung dengan keluarga puri dengan menikah dengan Cokorda Ngurah Wim Sukawati. “‘Ini merupakan orang asing yang jadi bagian dari puri yang di-palebon secara khusus pertama menggunakan bade,’’ kata Kerabat Puri Kantor Ubud, Cokorda Asmara. (BTN/bud)


Vol. XI No. 20 | 24 Februari - 9 Maret 2017

IV

Vol. XI No. 20

DIRECT TOURISTS ARRIVAL TO BALI 2016

Kalender Kegiatan/Piodalan

TOTAL : 4,904,175

THE TOP TEN ARRIVAL BY NATIONALITY NOVEMBER 2016

INDIA ___________________ 22,293

0

10,072

12,799

16,953

17,510

18,217

19,432

20,350

22,293

20000

79,898

Fire: 113; Police: 110; Ambulance: 118; Indonesian Red Cross: 225-465; Rescue Coordination Office: 751111; Directory Enquiries 108; International Operator: 101; Post Service Information: 161; Time: 103; Immigration Officer: 227828, 7510388; Public Hospital 227-911.

All the Villagers “Megibung” in Usaba Muhu-muhu

cow is tied to a concrete pole and is pacified with the indangi procession. However when slaughtered the cow thrashes about makign everyine a little tense. This procession is however safer than a similar ritual known as usaba kaulu that takes place at Asak village, where the cow is released into the village. The beast is then attacked with swords, machetes and other sharp weapons. Usaba Kaulu will be

held on Wednesday (Feb. 1). Sources in the village say that the usaba muhumuhu tradition is considered as the application of the Shiva Purana scripture, in which Dewi Dhurgha goes up against the demon Mahisasura in the form of cow or buffalo. In recent times, this ritual is commemorated as a moment to conduct introspection, exercise self-control and to avoide letting ones animal nature take over. (BTN/kmb)

MALAYSIAN ______________ 20,350

90,017

IMPORTANT TELEPHONE NUMBERS

AUSTRALIAN _____________ 90,017 CHINESE ________________ 79,898

80000 60000

SINGAPOREAN ___________ 19,432 JAPANESE _______________ 18,217 BRITISH _________________ 17,510 AMERICAN _______________ 16,953

0

SOUTH KOREAN ___________ 12,799 RUSSIAN ________________ 10,072

TOURIST INFORMATION The Department of Tourism (Bali) has six Information Centres where booklets and brochures can be obtained free of charge. Addresses: Ngurah Rai International Airport, Tuban, Phone: (0361) 751011; Bina Wisata Ubud, next to the village head’s in Ubud; Government Tourist Information Centre, Jl. Raya Kuta No. 2, Kuta - Badung, Kuta; Government Tourist Office, Jl. S. Parman Niti Mandala, Denpasar, Phone (0361) 222387, Buleleng Government Tourist Office, Jl. Veteran 23, Singaraja, Phone: (0361) 25141.

G E N E R A L I N F O R M A T I O N

419,038

0

40000

24 Februari - 9 Maret 2017

Unique Timbrah village tradition

100000

General Information

413,232

100000

TOTAL FOREIGN TOURIST ARRIVALS : 419,038

I N F O R M A T I O N

438,135

484,231

405,835

200000

391,027

Pr. Pasek Gelgel - Ds. Kukuh, Marga, Tabanan, Pr. Pasek Gelgel - Ds. Dukuh, Selemadeg, Tabanan, Pr. Pasek Gelgel - Ds. Mambang, Selemadeg, Tabanan, Pr. Puseh + Desa - Ds. Guwang, Sukawati, Pr. Pasek Ketewel - Ds. Ketewel, Sukawati, Mr. Pangeran Tangkas Kori Agung - Jeroan Sading, Pr. Dalem Setra Batu Nunggul - Ds. Suwana, Nusa Penida, Pr. Dadia Agung Pasek Gelgel - Ketewel.

300000

380,614

Piodalan di:

363,968

1st Hari Kajeng Kliwon Enyitan/Buda Kliwon Gumbreg :

376,033

400000

MARET

- - - - - - - -

500000

350,592

G E N E R A L

ART, CULTURE AND SOCIAL EVENTS IN BALI To list your event: balievents4u@gmail.com

ONGOING EVENTS

Kuta Berbenah Soal Parkir iapa yang tidak tahu Kuta? Rasanya hampir semua wisatawan yang datang ke Bali ingin menjejakkan kakinya di Kuta. Kawasan pantai ini begitu terkenal. Memang indah memesona. Namun, di bali semua itu, Kuta juga ‘’terkenal’’ karena parkirnya yang amburadul. Di tengah gencarnya penataan lalu lintas di kawasan Kuta, permasalahan parkir sembarangan masih belum tertangani. Guna menangani masalah tersebut, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol- PP) Kabupaten Badung Regu Kuta mulai mengintensifkan penertiban pelanggar parkir. Bahkan beberapa waktu lalu, penertiban di Jalan Kediri dilakukan dengan tindakan penggembosan ban kendaraan yang melanggar. Pada lokasi itu, ada sekitar 25 kendaraan ditemukan parkir menggunakan trotoar. Kendaraan itu meliputi sepeda motor dan mobil. “Kami sudah tunggu beberapa saat, tapi pemiliknya tidak datang juga. Setelah kami gembosi, barulah mereka kaget dan berjanji tidak akan mengulanginya,” ujar Komandan Regu Nengah Wika, Senin (20/2) . Wika menegaskan, menggunakan areal trotoar sebagai tempat parkir merupakan pelanggaran, karena trotoar merupakan fasilitas umum yang disediakan untuk para pejalan kaki. “Trotoar itu untuk pejalan kaki, bukan tempat parkir,” tegasnya. Langkah penertiban semacam itu, kata Wika dipastikan akan dilaksanakan secara berkelanjutan. Bahkan, ketika pelanggaran kembali ditemukan, maka pihaknya tidak akan segan-segan untuk melakukan tindakan. “Kami harap semua pihak bisa menaati aturan yang berlaku,” ujarnya. Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kuta Agung Gede Agung mengakui, saat ini masih banyak terjadi pelanggaran parkir. Untuk itu, LPM Kuta akan terus melakukan penataan sesuai

S

dengan zona-zona parkir yang sudah ditentukan. Badan jalan yang digunakan parkir saat ini akan dikurangi dan ditata. “Penataan kantong parkir ini merujuk dari perjanjian kerja sama antara Pemkab Badung dengan LPM Kelurahan Kuta melalui surat bernomor 050/5431/ HUBKOMINFO, 120/LPM-KUTA/XII/2015 tentang Pengelolaan Tempat Parkir di Tepi Jalan Umum,” katanya. Dengan adanya perjanjian kerja sama tersebut, kata Agung LPM Kuta sudah mulai melakukan pendataan lokasi parkir untuk penataan parkir yang semrawut. Dengan kesepakatan tersebut, memang akan ada jalur yang steril dari parkir. Hal tersebut dilakukan kalau memang di kawasan terasebut tidak ditetapkan sebagai zona parkir. Dari pendataan yang dilakukan sebelumnya, sudah ditetapkan tujuh titik zona parkir di kawasan Kuta. Yakni, di Jalan Pantai Kuta, Jalan Legian, Kuta Square, Jalan Blambangan, Jalan Slamet, Jalan Raya Kuta dan Jalan Kendedes. “Zona parkir yang sudah ada saat ini tetap akan digunakan tempat parkir, namun akan ditata ulang kemiringan parkirnya,” ujar Agung. Melihat dari kondisi dan situasi, kata Agung, kantong parkir bisa saja akan ditambah. Apabila memungkinkan, penambahan zona parkir akan diterapkan di Jalan Kediri. “Kalau memang di kawasan tersebut layak, kami dari LPM akan mengusulkan,” paparnya. Agung juga mengimbau para pengusaha agar menyediakan kantong parkir dan tidak boleh menggunakan badan jalan untuk parkir. Itu sudah kewajiban bagi pengusaha agar menyediakan lahan parkir untuk konsumennya. “Kami akan melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian dan Dishub. Apabila setelah ketentuan itu diberlakukan masih ada yang melanggar parkir, maka akan langsung ditilang,” tegasnya. (BTN/kmb)

BTN/kmb

Prior to the implementation of the shared meal, female villagers give pajegan offerings and pray together in the temple. here is a unique moment that only occurs once a year in Timbrah customary village, Karangasem, it is known by the inhabitants of this old village as usaba muhu-muhu. This caru ritual brings everyone together with the sharing of a meal known as megibung. This unique tradition involves setting up more than 100 portions of food for everyone in the village to partake in. This year, the unique event took place on Friday (Jan. 27). Before the sacred meal, people from four of the villages hamlets had been busy since morning preparing and processing a wide range of spices. Every hamlet has its respective duties including processing seasonings, grating coconut, preparing caru oblations, and slicing and grilling beef. Completing the caru oblations paraphernalia for the caru and other ceremonial needs is done by the undagi group. Throughout the day,

T

the community of four hamlets and two sesabu hamlets are busy with the preparations before the implementation of the joint prayers at the main Dalem Temple. Chief of Timbrah customary village, Wayan Sukerta, said that prior to the implementation of the shared meal, female villagers give pajegan offerings and pray together in the temple. Meawhile the male villagers carry drinking water from their homes for the shared meal. “This tradition has been ongoing for generations and is a way to foster a sense of togetherness”, said Sukerta. This year however there was a slight change to the way the meal took olace. Whereas in previsou years, the shared meal took lace in four separate pavillions ( the meeting pavilion, the gamelan troue pavilion, the long pavilion and the studio pavilion, this year everyone was gathered together in the wantilan hall of the customary

BTN/kmb

Area parkir di kawasan Kuta mulai ditata, guna meminimalisasi kesemrawutan lalu lintas.

BTN/kmb

youth club. These shared meals are processed from the leftover meat from the caru oblations. This event is eagerly awaited by local residents who still live in the village and those who have moved away bt come back especially so they can share a meal with their kinfolk. More than 100 portions of this shared meal are prepared by residents serving as saya and malun saya in cooperation with the village apparatus. Each gibungan or portion of this shared meals is eaten by six to eight people. “We all eat together after praying together in the central Dalem Temple” said Sukerta. What about residents who abstain from consuming beef? This is likelyhood is anticipated and so six portions of chicken gibungan are also prepared. “Everyone is expected to enjoy the food offerings called ngelungsur that have been presented. So chicken gibungan is also prepared”, he said. The usaba muhu-muhu ritual is done as a form of village wide caru in order to transform bhuta kala into bhuta hita so that local residents can always live in harmony with the universe. This traditional event starts with the nyaga ritual. Three days before the usaba-muhu muhu, residents carry out this ritual to transform bhuta kala at a smaller level, so athat people’S courtyards will not be distrurbed. This ritual is also called metuun buah. During the usaba muhu-muhu, a nyomia ritual is performed at a higher level by the customary village using caru oblation made of buffalo as the sacrificial animal. The Undagi procession that involves the slaughering of a cow for the caru, always draws great attention from surrounding residents. The

Kini Bali Travel News hadir on iPad dan juga dapat diakses via mobile iPhone, Blackberry dan Nokia Symbian. Ketik : http://m.bali-travelnews.com via browser mobile


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.