Edisi 04 September 2017 | Ekbis NTB

Page 1

Ekbis NTB

MINGGUAN TERBIT SEJAK 15 AGUSTUS 2016 E-mail: ekbisntb@gmail.com

SENIN, 4 SEPTEMBER 2017

4 HALAMAN NOMOR 50 TAHUN KE 1 TELEPON: Iklan/Redaksi/ Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Kekuatan Ekonomi dan Dunia Usaha NTB

PT BANK Negara Indonesia (Persero) Tbk menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) khusus untuk membantu para petani bawang putih di daerah Sembalun, Lombok Timur. KUR BNI ini akan membantu para petani bawang untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam meningkatkan produktivitas perkebunan bawang. Halaman 4 (Ekbis NTB/ula)

SIAPA sangka batok kelapa yang banyak dianggap remeh oleh masyarakat ternyata bisa diolah menjadi kerajinan tas yang cantik. Seperti yang dilakukan Ika Asmi Susanti, pemilik dari Bale Creative yang beralamat di Jalan Transmigrasi, Majeluk, Mataram. Halaman 2

Petani Bawang Sembalun Dapat Kucuran KUR BNI

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Bergaya dengan Tas Batok Kelapa

Bermitra dengan Pabrik RENDAHNYA harga tebu di tingkat petani, khususnya petani tebu di Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu yang memasok tebu ke PT. Sukses Mantap Sejahtera (SMS) disebabkan posisi tawar petani yang masih rendah. Dalam hal ini, perlu ada solusi yang terbaik, sehingga antara petani dan perusahaan tidak dirugikan. Inilah yang disarankan Pengamat Agribisnis Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Mataram, Dr. Ir Anas Zaini, M.Si, terkait nasib petani tebu di Dompu. “Kalau petani hanya menjual bahan baku saja, posisi tawarnya sangat rendah,” katanya pada Ekbis NTB, Rabu (30/8). Industri gula katanya, terdiri dari dua bahan baku, yaitu dari tebu dan gula industri “Kalau dihasilkan dari tebu biasanya untuk makanan. Di Dompu itu, gula yang dihasilkan untuk konsumsi. Sedangkan yang kedua, adalah raw sugar untuk kebutuhan industri yang diproses ulang menjadi refine sugar,” terangnya. Refine sugar inilah yang banyak digunakan di bidang pariwisata, karena memiliki rasa yang lebih enak dibandingkan gula tebu. Dosen Fakultas Pertanian Universitas Mataram ini menjelaskan seharusnya petani tebu di Dompu menjalin mitra dengan pabrik gula yang ada di sana.

Pabrik gula PT.SMS

Budidaya Tebu Ternyata Tak Semanis Niranya (Ekbis NTB/ula)

Gerakan budidaya tebu dalam rangka ikut mendukung kehadiran pabrik gula milik PT Sukses Mantap Sejahtera (SMS) mulai dilakukan Pemkab Dompu sejak beberapa tahun lalu. Gerakan itu didukung dengan program bantuan sosial (Bansos). Petani pun termotivasi untuk menanam karena diimingimingi akan mendapat keuntungan besar dan Bansos untuk penanaman awal. Kini petani banyak merugi. Hasil yang didapat ternyata tidak sebanding biaya dan tenaga selama bertahun – tahun membudidayakan tebu.

Truk mengangkut tebu hasil panen petani

FAISAL, salah seorang petani tebu di Hodo kepada Ekbis NTB, Jumat (31/9) kemarin mengaku baru memanen tebunya di atas lahan seluas hampir 1,5 ha dengan produksi tidak sampai 50 ton. Padahal tebu yang ditanam Desember 2014 lalu ini tergolong paling bagus di antara tebu petani lain sekitar area Hodo. ‘’Yang sudah diangkut ke pabrik 6 truk. Biasanya dalam 1 truk, isinya 5 ton tebu,’’ sebutnya. Sebelum dipanen, Faisal mendapat cerita – cerita bagus dari para petani tebu yang telah memanen lebih awal dengan hasil produksi yang cukup tinggi. Namun setelah ia memanen dan dikonfirmasi kembali ke rekan – rekannya, baru diungkapkan produksi sesungguhnya ternyata jauh dari yang diceritakan. ‘’ Mereka tidak ceritakan sebenarnya, takut saya kecewa,’’ ungkapnya. Rekan – rekannya sesama pet-

ani tebu, lanjut Faisal, sepakat untuk beralih menanam jagung yang dinilai memiliki prospek keuntungan lebih besar dari budidaya tebu. Setelah memanen tebu ini, ia akan membersihkan lahan dari tebu untuk persiapan menanam jagung. Selain produktivitas tidak seperti yang diceritakan di awal menanam tebu. Nilai tukarnya yang cukup rendah dan masa produksi yang cukup lama. Tebu baru bisa dipanen di usia 10 – 12 bulan dan produktivitasnya rata – rata 50 ton per ha. ‘’Tapi usia tebu saya sudah hampir 2 tahun baru dipanen. Ini panen pertama. Tebu saya tanam sekitar Desember 2014 lalu,’’ akunya. Sementara harga tebu, aku Faisal, di tingkat petani sekitar Rp 200 per kg atau Rp 200 ribu per ton. Di perusahaan dibayar dengan harga Rp 400 ribu per ton.

Bersambung ke hal 3

Anas Zaini (Ekbis NTB/uul)

Kedepankan Aspek Perlindungan Petani

Bersambung ke hal 3

Tebu rakyat di sekitar lereng selatan Tambora. (Ekbis NTB/jun)

Uang Tebu akan ’’Semanis’’ Uang Jagung

H. Bambang M Yasin

BUPATI Dompu, Drs H Bambang M Yasin merasa yakin di masa akan datang pendapatan petani tebu akan lebih bagus. Sama halnya ketika jagung di awal gerakan penanamannya. Petani belum mendapatkan keuntungan karena produksinya masih terbatas, sementara biayanya hampir sama. Hal itu disampaikan Bambang, kepada Ekbis NTB saat dikonfirmasi, Kamis (31/8) malam. ‘’Saya yakin, pada suatu saat nanti. Uang tebu akan ‘’semanis’’ uang jagung. Dulu jagung di awal gerakannya, kita dicibir. Sekarang malah petani berbondong – bondong menanam jagung. Itu karena petani merasakan keuntungan dari menanam jagung,’’ kata Bambang. Harga tebu di tingkat petani, diakui Bambang, tidak lepas dari dinilai yang dihasilkan. Karena gula yang dihasilkan dari tebu belum banyak memberikan keuntungan. Bahkan perusahaan bila tidak mencampurnya dengan raw sugar (gula setengah jadi),

Bersambung ke hal 3

Harga Tebu Sudah Maksimal PT SUKSES Mantap Sejahtera jabat sebulan sebagai manajer PT (SMS) yang mengoperasikan pabrik SMS, ia pun meminta Imam Murtadu, gula di Desa Doropeti, Kecamatan Pe- Staf Produksi untuk menjelaskan. kat, Dompu dan menampung tebu ‘’Saya kebetulan baru di sini,’’ akunya. rakyat mengklaim harga tebu yang Ia pun meminta stafnya untuk menada sudah maksimal. Mulai musim jelaskan soal harga tebu. tebang tahun 2017, perusahaan meImam Murtadu yang bertanggung netapkan harga Rp 400 ribu per jawab untuk penebangan, menton dari harga sebelumnya jelaskan harga tebu di tingkat peRp 380 ribu per ton. Bervarirusahaan saat ini telah dinaiasinya harga yang diterima kan dari Rp 380 ribu per ton petani bergantung dari jauh (tahun 2016) dan masa dekatnya jarak untuk anpenebangan tahun 2017 ini segkutan tebu. harga Rp 400 ribu per ton. General Manager (GM) Namun dalam proses PT. SMS, Husni Zaenal penebangan, perusaHarahap kepada haan menalangi untuk Ekbis NTB, Sabtu biaya tebang dan (2/9) membantah transportasi dari telah membayar kebun ke pabrik. dengan harga reBersambung ndah tebu petani. Imam Murtadu Karena baru menke hal 3

(Ekbis NTB/ula)

(Ekbis NTB/ula)

kan harga acuan. Tetapi ada batasan harga terendah dan tertingginya. Pada kasus ini, ada instansi yang mengaturnya. Namun, kalau harga gula yang menjadi hasil dari tebu itu sendiri, baru bisa diintervensi. ‘’Kalau stok gula berkurang serta ada penimbunan stok baru kita turun tangan. Di mana, harga eceran gula juga ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan dan bukan Dinas Perdagangan Provinsi. Di (Ekbis NTB/uul) sini kita hanya men-

jalankan perintah dari kementerian saja,’’ akunya. Diakuinya, petani di Dompu hanya mampu menyuplai kebutuhan 400 ton tebu/hari. Petani tebu difasilitasi bibit tebu dengan diberikan bibit gratis dan tinggal tanam saja. Hanya di sana sistem panen tebu yang dipotong tidak mampu memenuhi target yang ditetapkan. Tetapi jika harga tebu dihargai rendah, menurutnya, petani tidak terlalu rugi.

Bersambung ke hal 3

Husnul Fauzi

(Ekbis NTB/dok)

Harga Tebu Tidak Bisa Diintervensi RENDAHNYA harga tebu di tingkat petani di Dompu tidak bisa diintervensi oleh pemerintah. Menurut Kepala Seksi Sarana Distribusi dan Logistik Dinas Perdagangan NTB, Lalu Suparlan, jika pihaknya tidak bisa mengintervensi masalah harga tebu antara perusahaan dan petani. ‘’Kita hanya memantau harga gula yang sudah jadi serta ketersediaannya,’’ ujarnya pada Ekbis NTB belum lama ini. Harga tebu, jelas SuLalu Suparlan parlan, hanya bisa diberi-

HADIRNYA investasi di dalam daerah sejatinya diharapkan mampu mendongkrak kesejahteraan masyarakat melalui kerjasama yang dibangun. Termasuk hadirnya PT.Sukses Mantap Sejahtera (SMS) yang mengoperasikan pabrik gula di Kabupaten Dompu dihajatkan untuk membuat ekonomi masyarakat set(Ekbis NTB/dok) empat bergeliat. Raihan Anwar Anggota Komisi II Bidang Pertanian DPRD NTB Raihan Anwar, SE, M.Si., kepada Ekbis NTB mengatakan, kerjasama pihak perusahaan dengan petani di Dompu yang senyuplai bahan baku tebu diharapkan bisa saling menguntungkan. Petani tebu tidak boleh dirugikan dalam skema kerjasama yang dibangun. “Alasan apapun kerjasama-kerjasama seperti itu tidak boleh merugikan petani, karena investasi itu kan tujuannya untuk meningkatkan pendapatan. Ada masyarakat yang bekerjasa di sana, tentu harus diberikan keuntungan,” katanya. Raihan mengatakan, jika petani tebu di Dompu merasa kurang diuntungkan dengan skema kerjasama dengan pihak perusahaan gula di sana, Dinas Pertanian dan Perkebunan memiliki peranan yang penting dalam hal memperhatikan masalah petani. Pembicaraan perlu dilakukan dengan PT.SMS jika ada petani tebu swadaya yang tak puas dengan harga pembelian yang rendah. “Masalah ini sebaiknya dilakukan pembicaraan dengan investornya kalau memang betul merugikan petani. Petaninya harus dilindungi,” tegasnya. Anggota Dewan Dapil Bima-Dompu ini mengatakan, sudah ada UU Pemberdayaan dan Perlindungan Petani yang disahkan oleh DPR. UU tersebut lahir untuk memastikan bahwa seluruh petani di Indonesia bisa sejahtera dengan usaha pertanian yang dilakukan. Dirinya secara pribadi akan mengusulkan raperda inisiatif di DPRD NTB dengan substansi yang sama yaitu raperda Pemberdayaan dan Perlindungan Petani. “Saya ingin mengusulkan perda pemberdayaan dan perlindungan petani. Dari seluruh aspek banyak yang perlu diketahui untuk dilindungi. Pertanian dalam arti luas, termasuk petani perkebunan, disamping petani pada umumnya seperti kopi, tembakau, tebu dan lain sebagainya,” kata Raihan. Seperti informasi yang terdengar selama ini, para petani tebu di Dompu tidak puas dengan harga pembelian oleh PT SMS yaitu sekitar Rp 200 per kilo. Warga rela mengubah areal tanaman kebunnya dari jagung atau jambu mete ke sektor tanaman tebu, namun hasilnya tidak memuaskan. Kini banyak petani yang sudah membabat tanaman tebunya, karena kecewa dengan harga jual ke pihak perusahaan. Raihan juga mengomentari persoalan petani tebu secara nasional seperti beredarnya gula rafinasi sampai di tingkat pedagang eceran. Padahal gula rafinasi impor sejatinya untuk kebutuhan industri, namun bocor ke konsumsi rumah tangga. Dampaknya adalah gula produksi lokal menjadi kalah bersaing. Kondisi ini tentunya tidak menguntungkan bagi petani tebu dan usaha gula dalam daerah. “Karena itu perlu pengawasan dari Dinas Perdagangan NTB agar gula rafinasi tersebut tidak dipasarkan secara bebas atau secara langsung kepada konsumen rumah tangga. Perlu pengawasan yang ketat, sehingga tidak merugikan produksi gula dalam daerah,” ujarnya. (ris)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.