Edisi 04 September 2017 | Ekbis NTB

Page 1

Ekbis NTB

MINGGUAN TERBIT SEJAK 15 AGUSTUS 2016 E-mail: ekbisntb@gmail.com

SENIN, 4 SEPTEMBER 2017

4 HALAMAN NOMOR 50 TAHUN KE 1 TELEPON: Iklan/Redaksi/ Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Kekuatan Ekonomi dan Dunia Usaha NTB

PT BANK Negara Indonesia (Persero) Tbk menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) khusus untuk membantu para petani bawang putih di daerah Sembalun, Lombok Timur. KUR BNI ini akan membantu para petani bawang untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam meningkatkan produktivitas perkebunan bawang. Halaman 4 (Ekbis NTB/ula)

SIAPA sangka batok kelapa yang banyak dianggap remeh oleh masyarakat ternyata bisa diolah menjadi kerajinan tas yang cantik. Seperti yang dilakukan Ika Asmi Susanti, pemilik dari Bale Creative yang beralamat di Jalan Transmigrasi, Majeluk, Mataram. Halaman 2

Petani Bawang Sembalun Dapat Kucuran KUR BNI

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Bergaya dengan Tas Batok Kelapa

Bermitra dengan Pabrik RENDAHNYA harga tebu di tingkat petani, khususnya petani tebu di Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu yang memasok tebu ke PT. Sukses Mantap Sejahtera (SMS) disebabkan posisi tawar petani yang masih rendah. Dalam hal ini, perlu ada solusi yang terbaik, sehingga antara petani dan perusahaan tidak dirugikan. Inilah yang disarankan Pengamat Agribisnis Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Mataram, Dr. Ir Anas Zaini, M.Si, terkait nasib petani tebu di Dompu. “Kalau petani hanya menjual bahan baku saja, posisi tawarnya sangat rendah,” katanya pada Ekbis NTB, Rabu (30/8). Industri gula katanya, terdiri dari dua bahan baku, yaitu dari tebu dan gula industri “Kalau dihasilkan dari tebu biasanya untuk makanan. Di Dompu itu, gula yang dihasilkan untuk konsumsi. Sedangkan yang kedua, adalah raw sugar untuk kebutuhan industri yang diproses ulang menjadi refine sugar,” terangnya. Refine sugar inilah yang banyak digunakan di bidang pariwisata, karena memiliki rasa yang lebih enak dibandingkan gula tebu. Dosen Fakultas Pertanian Universitas Mataram ini menjelaskan seharusnya petani tebu di Dompu menjalin mitra dengan pabrik gula yang ada di sana.

Pabrik gula PT.SMS

Budidaya Tebu Ternyata Tak Semanis Niranya (Ekbis NTB/ula)

Gerakan budidaya tebu dalam rangka ikut mendukung kehadiran pabrik gula milik PT Sukses Mantap Sejahtera (SMS) mulai dilakukan Pemkab Dompu sejak beberapa tahun lalu. Gerakan itu didukung dengan program bantuan sosial (Bansos). Petani pun termotivasi untuk menanam karena diimingimingi akan mendapat keuntungan besar dan Bansos untuk penanaman awal. Kini petani banyak merugi. Hasil yang didapat ternyata tidak sebanding biaya dan tenaga selama bertahun – tahun membudidayakan tebu.

Truk mengangkut tebu hasil panen petani

FAISAL, salah seorang petani tebu di Hodo kepada Ekbis NTB, Jumat (31/9) kemarin mengaku baru memanen tebunya di atas lahan seluas hampir 1,5 ha dengan produksi tidak sampai 50 ton. Padahal tebu yang ditanam Desember 2014 lalu ini tergolong paling bagus di antara tebu petani lain sekitar area Hodo. ‘’Yang sudah diangkut ke pabrik 6 truk. Biasanya dalam 1 truk, isinya 5 ton tebu,’’ sebutnya. Sebelum dipanen, Faisal mendapat cerita – cerita bagus dari para petani tebu yang telah memanen lebih awal dengan hasil produksi yang cukup tinggi. Namun setelah ia memanen dan dikonfirmasi kembali ke rekan – rekannya, baru diungkapkan produksi sesungguhnya ternyata jauh dari yang diceritakan. ‘’ Mereka tidak ceritakan sebenarnya, takut saya kecewa,’’ ungkapnya. Rekan – rekannya sesama pet-

ani tebu, lanjut Faisal, sepakat untuk beralih menanam jagung yang dinilai memiliki prospek keuntungan lebih besar dari budidaya tebu. Setelah memanen tebu ini, ia akan membersihkan lahan dari tebu untuk persiapan menanam jagung. Selain produktivitas tidak seperti yang diceritakan di awal menanam tebu. Nilai tukarnya yang cukup rendah dan masa produksi yang cukup lama. Tebu baru bisa dipanen di usia 10 – 12 bulan dan produktivitasnya rata – rata 50 ton per ha. ‘’Tapi usia tebu saya sudah hampir 2 tahun baru dipanen. Ini panen pertama. Tebu saya tanam sekitar Desember 2014 lalu,’’ akunya. Sementara harga tebu, aku Faisal, di tingkat petani sekitar Rp 200 per kg atau Rp 200 ribu per ton. Di perusahaan dibayar dengan harga Rp 400 ribu per ton.

Bersambung ke hal 3

Anas Zaini (Ekbis NTB/uul)

Kedepankan Aspek Perlindungan Petani

Bersambung ke hal 3

Tebu rakyat di sekitar lereng selatan Tambora. (Ekbis NTB/jun)

Uang Tebu akan ’’Semanis’’ Uang Jagung

H. Bambang M Yasin

BUPATI Dompu, Drs H Bambang M Yasin merasa yakin di masa akan datang pendapatan petani tebu akan lebih bagus. Sama halnya ketika jagung di awal gerakan penanamannya. Petani belum mendapatkan keuntungan karena produksinya masih terbatas, sementara biayanya hampir sama. Hal itu disampaikan Bambang, kepada Ekbis NTB saat dikonfirmasi, Kamis (31/8) malam. ‘’Saya yakin, pada suatu saat nanti. Uang tebu akan ‘’semanis’’ uang jagung. Dulu jagung di awal gerakannya, kita dicibir. Sekarang malah petani berbondong – bondong menanam jagung. Itu karena petani merasakan keuntungan dari menanam jagung,’’ kata Bambang. Harga tebu di tingkat petani, diakui Bambang, tidak lepas dari dinilai yang dihasilkan. Karena gula yang dihasilkan dari tebu belum banyak memberikan keuntungan. Bahkan perusahaan bila tidak mencampurnya dengan raw sugar (gula setengah jadi),

Bersambung ke hal 3

Harga Tebu Sudah Maksimal PT SUKSES Mantap Sejahtera jabat sebulan sebagai manajer PT (SMS) yang mengoperasikan pabrik SMS, ia pun meminta Imam Murtadu, gula di Desa Doropeti, Kecamatan Pe- Staf Produksi untuk menjelaskan. kat, Dompu dan menampung tebu ‘’Saya kebetulan baru di sini,’’ akunya. rakyat mengklaim harga tebu yang Ia pun meminta stafnya untuk menada sudah maksimal. Mulai musim jelaskan soal harga tebu. tebang tahun 2017, perusahaan meImam Murtadu yang bertanggung netapkan harga Rp 400 ribu per jawab untuk penebangan, menton dari harga sebelumnya jelaskan harga tebu di tingkat peRp 380 ribu per ton. Bervarirusahaan saat ini telah dinaiasinya harga yang diterima kan dari Rp 380 ribu per ton petani bergantung dari jauh (tahun 2016) dan masa dekatnya jarak untuk anpenebangan tahun 2017 ini segkutan tebu. harga Rp 400 ribu per ton. General Manager (GM) Namun dalam proses PT. SMS, Husni Zaenal penebangan, perusaHarahap kepada haan menalangi untuk Ekbis NTB, Sabtu biaya tebang dan (2/9) membantah transportasi dari telah membayar kebun ke pabrik. dengan harga reBersambung ndah tebu petani. Imam Murtadu Karena baru menke hal 3

(Ekbis NTB/ula)

(Ekbis NTB/ula)

kan harga acuan. Tetapi ada batasan harga terendah dan tertingginya. Pada kasus ini, ada instansi yang mengaturnya. Namun, kalau harga gula yang menjadi hasil dari tebu itu sendiri, baru bisa diintervensi. ‘’Kalau stok gula berkurang serta ada penimbunan stok baru kita turun tangan. Di mana, harga eceran gula juga ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan dan bukan Dinas Perdagangan Provinsi. Di (Ekbis NTB/uul) sini kita hanya men-

jalankan perintah dari kementerian saja,’’ akunya. Diakuinya, petani di Dompu hanya mampu menyuplai kebutuhan 400 ton tebu/hari. Petani tebu difasilitasi bibit tebu dengan diberikan bibit gratis dan tinggal tanam saja. Hanya di sana sistem panen tebu yang dipotong tidak mampu memenuhi target yang ditetapkan. Tetapi jika harga tebu dihargai rendah, menurutnya, petani tidak terlalu rugi.

Bersambung ke hal 3

Husnul Fauzi

(Ekbis NTB/dok)

Harga Tebu Tidak Bisa Diintervensi RENDAHNYA harga tebu di tingkat petani di Dompu tidak bisa diintervensi oleh pemerintah. Menurut Kepala Seksi Sarana Distribusi dan Logistik Dinas Perdagangan NTB, Lalu Suparlan, jika pihaknya tidak bisa mengintervensi masalah harga tebu antara perusahaan dan petani. ‘’Kita hanya memantau harga gula yang sudah jadi serta ketersediaannya,’’ ujarnya pada Ekbis NTB belum lama ini. Harga tebu, jelas SuLalu Suparlan parlan, hanya bisa diberi-

HADIRNYA investasi di dalam daerah sejatinya diharapkan mampu mendongkrak kesejahteraan masyarakat melalui kerjasama yang dibangun. Termasuk hadirnya PT.Sukses Mantap Sejahtera (SMS) yang mengoperasikan pabrik gula di Kabupaten Dompu dihajatkan untuk membuat ekonomi masyarakat set(Ekbis NTB/dok) empat bergeliat. Raihan Anwar Anggota Komisi II Bidang Pertanian DPRD NTB Raihan Anwar, SE, M.Si., kepada Ekbis NTB mengatakan, kerjasama pihak perusahaan dengan petani di Dompu yang senyuplai bahan baku tebu diharapkan bisa saling menguntungkan. Petani tebu tidak boleh dirugikan dalam skema kerjasama yang dibangun. “Alasan apapun kerjasama-kerjasama seperti itu tidak boleh merugikan petani, karena investasi itu kan tujuannya untuk meningkatkan pendapatan. Ada masyarakat yang bekerjasa di sana, tentu harus diberikan keuntungan,” katanya. Raihan mengatakan, jika petani tebu di Dompu merasa kurang diuntungkan dengan skema kerjasama dengan pihak perusahaan gula di sana, Dinas Pertanian dan Perkebunan memiliki peranan yang penting dalam hal memperhatikan masalah petani. Pembicaraan perlu dilakukan dengan PT.SMS jika ada petani tebu swadaya yang tak puas dengan harga pembelian yang rendah. “Masalah ini sebaiknya dilakukan pembicaraan dengan investornya kalau memang betul merugikan petani. Petaninya harus dilindungi,” tegasnya. Anggota Dewan Dapil Bima-Dompu ini mengatakan, sudah ada UU Pemberdayaan dan Perlindungan Petani yang disahkan oleh DPR. UU tersebut lahir untuk memastikan bahwa seluruh petani di Indonesia bisa sejahtera dengan usaha pertanian yang dilakukan. Dirinya secara pribadi akan mengusulkan raperda inisiatif di DPRD NTB dengan substansi yang sama yaitu raperda Pemberdayaan dan Perlindungan Petani. “Saya ingin mengusulkan perda pemberdayaan dan perlindungan petani. Dari seluruh aspek banyak yang perlu diketahui untuk dilindungi. Pertanian dalam arti luas, termasuk petani perkebunan, disamping petani pada umumnya seperti kopi, tembakau, tebu dan lain sebagainya,” kata Raihan. Seperti informasi yang terdengar selama ini, para petani tebu di Dompu tidak puas dengan harga pembelian oleh PT SMS yaitu sekitar Rp 200 per kilo. Warga rela mengubah areal tanaman kebunnya dari jagung atau jambu mete ke sektor tanaman tebu, namun hasilnya tidak memuaskan. Kini banyak petani yang sudah membabat tanaman tebunya, karena kecewa dengan harga jual ke pihak perusahaan. Raihan juga mengomentari persoalan petani tebu secara nasional seperti beredarnya gula rafinasi sampai di tingkat pedagang eceran. Padahal gula rafinasi impor sejatinya untuk kebutuhan industri, namun bocor ke konsumsi rumah tangga. Dampaknya adalah gula produksi lokal menjadi kalah bersaing. Kondisi ini tentunya tidak menguntungkan bagi petani tebu dan usaha gula dalam daerah. “Karena itu perlu pengawasan dari Dinas Perdagangan NTB agar gula rafinasi tersebut tidak dipasarkan secara bebas atau secara langsung kepada konsumen rumah tangga. Perlu pengawasan yang ketat, sehingga tidak merugikan produksi gula dalam daerah,” ujarnya. (ris)


2

Ekbis NTB Senin, 4 September 2017

Bergaya dengan Tas Batok Kelapa

SIAPA sangka batok kelapa yang banyak dianggap remeh oleh masyarakat ternyata bisa diolah menjadi kerajinan tas yang cantik. Seperti yang dilakukan Ika Asmi Susanti, pemilik dari Bale Creative yang beralamat di Jalan Transmigrasi, Majeluk, Mataram. Ide membuat tas dari batok kelapa dan ketak ini diperolehnya saat berkunjung ke Jawa beberapa waktu lalu. “Kalau di Jawa kan tasnya terbuat dari full batok kelapa, makanya saya kepikiran kenapa tidak mengkreasikannya dengan ketak yang banyak di sini,” terangnya saat ditemui beberapa waktu lalu di bengkel kerjanya. Selama 2 tahun ini, Ika sudah menekuni kerajinan batok kelapa. Namun, untuk tas batok kelapa dan ketak ini baru setengah tahun dimulai. Tas yang terbuat dari batok kelapa dan ketak ini, diakuinya, meru-

pakan satu-satunya di NTB bahkan Indonesia. “Soalnya ini baru belum ada yang buat selain saya,” klaimnya. Bahan baku seperti batok kelapa dan ketak diperoleh Ika dari pasar terdekat. “Kalau ketak kan di sini banyak bahan bakunya, sedangkan batok kelapa saya peroleh dari langganan saya di pasar,” jelasnya. Proses pembuatan tas batok kelapa dan ketak ini memakan waktu berbeda tergantung dari ukuran yang dibuat. “Kalau ukuran tasnya besar bisa sampai 1 minggu, tapi kalau kecil hanya butuh waktu 3 hari saja,” kata Ika.

Biasanya batok kelapa dibuat menjadi bulatan-bulatan kecil terlebih dahulu sebelum dirangkai menjadi tas yang dilakukan oleh pengrajin khusus. “Desain tasnya selalu berinovasi agar banyak variasinya,” ujarnya. Karena merupakan produk baru, tas buatan Ika ini pasarannya masih terbatas. “Saya pasarkannya lewat website dan dipajang di galeri saya sama ikut pameran,” katanya. Tetapi walau begitu, tas buatannya ini banyak diminati oleh pembeli, karena keunikannya. “Banyak yang pesan secara online, seperti dari Sulawesi untuk pemakaian pribadi,” jelasnya. ia sendiri di bulan Oktober akan mengikuti pameran di Jakarta untuk mengenalkan produk tasnya. Harga tas batok kelapa dan ketak ini berkisar dari Rp 150 – 400 ribu tergantung ukuran tas. “Dalam sebu-

lan saya bisa mendapatkan keuntungan sampai Rp 3 juta untuk tas,” kata Ika. Diakuinya prospek ke depannya sangatlah bagus karena tas ini unik. “Tetapi kita belum bany-

ak diketahui orang serta dinas belum tahu kita, tapi tidak apaapa karena kita ini usaha sendiri yang memang tujuannya untuk memberdayakan orang lain,” akunya. (uul)

(Ekbis NTB/uul)

TAS UNIK - Tas unik berbahan baku batok kepala dan ketak. Meski kerajinan tangan ini tergolong baru, penerimaan pasar terhadap produk ini cukup bagus.

Inhil Arjuna Wisata Tawarkan Pelayanan Umrah yang Prima BERIBADAH umrah menjadi salah satu tujuan ibadah yang banyak diminati sebelum melaksanakan ibadah haji. Tidak heran, banyak agen perjalanan yang menawarkan perjalanan ibadah umrah ke tanah suci dengan harga bersaing. Salah satunya adalah Inhil Arjuna Wisata Mataram yang beralamat di jalan Airlangga Nomor 99 Punia, Mataram. “Inhil Arjuna Wisata Mataram ini merupakan cabang ke-5 setelah Bogor, Balikpapan, Banyuwangi, Sulawesi baru terakhir di sini,” kata Pimpinan Cabang Inhil Arjuna Wisata Mataram Nova Ardiansyah saat ditemui beberapa waktu lalu. Agen umrah dan haji ini baru diluncurkan Sabtu (26/8) lalu di Islamic Center dengan mengundang ratusan jamaah. “Kita sudah melayani jamaah untuk perjalanan haji dan umrah sejak tahun 1998,” ujarnya.

(Ekbis NTB/uul)

BERSAMA - Pimpinan Cabang Inhil Arjuna Wisata Mataram Nova Ardiansyah pose bersama jajaran Direksi Inhil Arjuna Mataram beberapa waktu lalu. Nova menjelaskan Inhil Arjuna Wisata Mataram bukan hanya melayani perjalanan haji dan umrah saja, tetapi juga provider

Otomotif

visa. “Banyak agen-agen wisata di NTB atau di Indonesia yang membeli visa di Inhil,” jelasnya. Untuk perjalanan umrah, Inhil

Gaya

(Ekbis NTB/ist)

PELAYANAN - Pelayanan di jaringan Honda sebagai salah satu upaya mempererat kebersamaan dengan pelanggan. Pada Hari Pelanggan 4 September ini, Honda dan jaringannya akan memberikan kejutan bagi konsumen.

Honda Berikan Layanan Khusus di Hari Pelanggan PT Astra International Tbk - Honda bersama jaringan dealernya menyambut Hari Pelanggan Nasional dengan mengadakan beragam kegiatan khusus untuk mengapresiasi konsumen setianya. Jajaran manajemen Honda pun turun langsung menyapa dan melayani pelanggan setia Honda di berbagai wilayah di Nusa Tenggara Barat. Region Head Astra Motor NTB, Wahyudi Saputra secara khusus akan mengunjungi rumah salah satu konsumen Honda guna menyerahkan Sepeda Motor Honda yang bertransaksi pada hari pelanggan (4/9) . Silaturahmi langsung manajemen Honda dengan pelanggan ini juga dilakukan oleh pimpinan dealer Honda yang tersebar di seluruh NTB. Manager Sub Dept. Head Astra Motor NTB, AA Made Surya Adicipta, pun akan turut melayani konsumen bengkel resmi Astra Honda Authorized Service Station (AHASS) Astra Motor Ampenan. Agung Surya mengatakan konsumen merupakan inspirasi perusahaan dalam mengembangkan produk dan layanan terbaik agar dapat lebih maksimal menemani mereka beraktifitas seharihari, sesuai semangat Satu Hati. “Di hari Pelanggan Nasional 2017, kami ingin memberikan persembahan istimewa kepada konsumen dengan bertemakan “Senyummu Berarti” sebagai wujud apresiasi terhadap kesetiaan mereka terhadap sepeda motor Honda. Kami juga mengucapkan terima kasih atas kepercayaan konsumen dalam mewujudkan mimpi dan kesenangan berkendara dengan memilih sepeda motor Honda,” katanya dalam keterangan tertulis kepada media ini. Di Hari Pelanggan Nasional ini, konsumen Honda juga dapat menikmati promo dari AHASS yang berada di NTB memberikan paket promo khusus yang memberikan gratis AHM oil gear atau Busi kepada setiap konsumen yang melakukan service lengkap dan pembelanjaan spare part total Rp.150.000 di AHASS, serta diskon spare part 5% untuk pembelian parts di HEPS ( Honda Exclusive Parts, dimulai pada tanggal 4 sampai 6 September 2017. Guna mempererat kebersamaan dengan pelanggan di NTB , seluruh Dealer Honda telah mempersiapkan gift surprise bagi konsumen yang berkunjung ke dealer. Keseluruhan rangkaian apresiasi dan layanan spesial dari seluruh jaringan Honda merupakan bentuk terima kasih kami kepada pelanggan Honda yang terus mempercayakan sepeda motor Honda sebagai teman beraktivitas dan berkarya meraih mimpi,” harapnya. (bul/*)

Arjuna Wisata Mataram memberikan kemudahan bagi jamaah untuk memilih cara pembayaran. “Ada program cash/tunai yang langsung berangkat dan ada program menabung,” ujarnya. Program menabung umrah ini, kata Nova, jamaah membayar uang DP sebesar Rp 3 juta dengan setoran tiap bulan Rp 500 ribu selama 40 bulan. “Untuk program cash , jamaah hanya perlu membayar sebesar Rp 22,6 juta saja,” terangnya. Pemberangkatan umrah dilakukan setiap bulan sebanyak 2 kloter. “Jadi bulan Oktober, November, Desember dan di bulan selanjutnya,” jelasnya. Jamaah yang membayar tunai tidak perlu menunggu lama untuk pemberangkatan, mereka akan langsung diberangkatkan. “Untuk bulan November ini, ada 20 jamaah dari NTB yang nantinya digabungkan dengan

seluruh Indonesia,” kata Nova. Pesawat yang digunakan Inhil Arjuna Wisata Mataram adalah Garuda Indonesia, Emirates, Etihad, dan beberapa maskapai lainnya. “Ada yang langsung dari Madinah, bisa langsung ke Jeddah, tergantung dari pilihan jamaah,” jelasnya. Ada beberapa paket lama umrah yang dipilih jamaah yaitu 9, 12, dan 15 hari. “Yang paling banyak diminati yaitu 9 hari sesuai sunnah Rasul,” tukasnya. Diakuinya, sambutan masyarakat dengan adanya Inhil Arjuna Wisata Mataram sangat antusias. “Kita sejak tahun 2005 menggandeng beberapa travel di sini banyak jamaah dari majelis taklim di Mataram dan sekitarnya,” kata Nova. Ke depannya, Inhil Arjuna Wisata Mataram berencana akan membuka cabang di Lombok Utara dan Sumbawa untuk menggaet lebih banyak jamaah. (uul)

Merencanakan Pernikahan yang Berkesan Lewat ’’Wedding Planner’’

PERNIKAHAN merupakan salah satu acara yang membutuhkan banyak persiapan untuk menghadapinya. Banyak pasangan yang akan menikah menggunakan wedding planner untuk membantu mereka mempersiapkan pernikahannya. Salah satu wedding planner yang cukup dikenal di Mataram adalah Bale Wedding yang berada di Jalan Swakarya Mataram. Menurut pengelola Bale Wedding, Ade Ismi Darmayani, dirinya terinspirasi setelah melihat secara langsung atau melalui internet acara lamaran dan pernikahan dengan konsep yang unik dan berbeda yang belum ada di Mataram atau Lombok. “Saya mulai mencoba mendirikan usaha dalam bidang wedding yaitu fokus pada jasa hias packing seserahan dan pembuatan aneka model mahar dan ring’s box untuk lamaran dan pernikahan,” ujarnya belum lama ini. Bisnis wedding planner ini dikembangkan bersama dengan kakaknya, Nofi, yang sudah lebih dulu terjun dengan usahanya di bidang undangan dan sovenir pernikahan. “Bale Wedding menyediakan jasa dan produk untuk persiapan wedding. Kami belum sepenuhnya dikatakan Wedding Organizer, karena kami saat ini hanya berfokus pada

(Ekbis NTB/uul)

PRODUK - Produk yang ditawarkan di Bale Wedding bagi pasangan yang ingin melangsungkan pernikahan dan berkesan. produk tertentu saja,” ujarnya. Dinamakan Bale Wedding, ujarnya, karena bale dalam bahasa Sasak yang artinya rumah, dan wedding yang berarti pernikahan. “Dengan merujuk pada kedua arti tersebut kami berharap kelak “Bale Wedding” dapat menjadi tempat dan partner dalam membantu setiap kebutuhan dari calon pengantin,” harapnya. Harga untuk jasa yang ditawarkan oleh Bale Wedding bervariasi, seperti Packing Seserahan (melayani jasa sewa dan beli), dengan paketan harga mulai Rp 750 ribu, harga per biji mulai Rp 75 ribu, mahar pernikahan mulai Rp 350 ribu, Ring’s box mulai Rp 125 ribu yang bisa disewa atau

beli, dekorasi lamaran, pengajian mulai Rp 750 ribu, dekorasi Bridal Shower mulai Rp 750 ribu. Selain itu, photobooth pernikahan mulai Rp 750 ribu, Pin and Corsage mulai Rp 10 ribu dan Undangan & Souvenir Pernikahan mulai dari Rp 4 ribu. “Sambutan konsumen dengan adanya Bale Wedding ini sangat positif yang menjadi semangat kami untuk terus berkreasi,” kata Ade. Ia memperkenalkan sekaligus memasarkan Bale Wedding ini lebih banyak melalui sosial media. “Untuk bersaing dengan yang lain, kami memberikan diskon, giveaway dan juga promosi di beberapa waktu spesial. (uul)

(Ekbis NTB/uul)

BUAT - Salah satu perajin sedang membuat bale panggung yang banyak diminati kalangan pariwisata.

Bale Panggung, Banyak Diminati untuk Pariwisata SEIRING dengan berkembangnya pariwisata di NTB, melahirkan kreativitas baru untuk terus berkarya. Salah satunya adalah bale panggung yang merupakan modifikasi dari berugak dengan bentuk rumah panggung berukuran kecil. Menurut salah satu pembuat bale panggung di Desa Bujak Kecamatan Batukliang Lombok Tengah Solihin, kreasi bale panggung ini baru muncul sejak 2 tahun belakangan. “Idenya muncul karena perkembangan pariwisata di Lombok yang sedang pesat jadinya harus berkreasi,” tuturnya saat ditemui Ekbis NTB beberapa waktu lalu. Ia menuturkan bukan hanya di Bujak saja bale panggung ini dibuat, tetapi juga di beberapa tempat lainnya di Lombok. Kreasi bale panggung ini, kata Ihin – nama panggilannya, sangat diminati oleh kalangan pariwisata. “Karena bentuknya yang unik serta kesannya natural makanya banyak yang pesan,” ujarnya. Ia menambahkan jika bale panggung ini banyak diperuntukkan untuk vila atau penginapan. “Ada juga yang pakai untuk pribadi, tetapi lebih banyak untuk penginapan,” katanya. Pembuatan bale panggung berbeda dengan pembuatan berugak, karena kerumitan desain serta lamanya proses. “Bambu yang digunakan sama seperti berugak yaitu bambu petung karena ukurannya yang besar,” kata Ihin. Bambu petung terbaik menurutnya berasal dari Sesaot dibandingkan daerah lainnya. Proses sampai jadi ke tangan konsumen, jelasnya, bisa memakan waktu hampir 1 bulan. “Prosesnya alam karena pembuatan rancangan sampai menyusun bahan-bahannya itu yang sulit,” ujarnya. Pembuatannya dikerjakannya bersama 4 rekan lainnya. Ihin membuat bale panggung jika ada pesanan yang diterimanya. “Konsumen bisa mencoba terlebih dahulu balenya untuk mengetahui kekuatannya,” katanya. Dirinya mengklaim bale panggung ini tahan gempa dan mampu bertahan selama 7 tahun jika diberikan obat anti rayap. Ada 3 ukuran bale panggung yang biaa dibuat yaitu ukuran 3x4 meter, 4,5x3 meter, dan 4x4 meter. “Yang biasa dipesan itu ukuran 4,5x3 meter, kalau di Lombok sukanya yang ukuran 3x4 meter, dan di Bali ukuran 4x4 meter,” jelasnya. Untuk penginapan, bale panggung akan dilengkapi dengan kamar mandi yang berada di bagian bawah. “Nantinya akan dihubungkan dengan tangga yang berada di bagian dalam,” kata Ihin. Bale panggung di baian bawahnya juga dilengkapi dengan berugak sebagai tempat tamu untuk bersantai ria. Harga bale panggung ini berkisar dari Rp 15-20 juta/bale. “Harganya mahal karena modal yang kita keluarkan juga besar yaitu Rp 7 juta/bale,” kata Ihin. (uul)

Inspirasi Kasianto, Pelatih Kerajinan yang Serba Bisa TIDAK semua orang diberkahi dengan bakat yang serbabisa. Seperti Kasianto, instruktrur pelatihan keterampilan yang menguasai berbagai pembuatan kerajinan tangan. “Saya mulai bisa buat kerajinan sejak tamat sekolah dasar,” terangnya saat ditemui Ekbis NTB beberapa waktu lalu. Anto, panggilan akrabnya, mengatakan dirinya dulu pernah memiliki usaha ketak di desanya yaitu di Peresak, Narmada. “Tetapi usaha saya mati sejak kejadian Bom Bali lalu makanya saya berhenti buat,” katanya. Menjadi instruktur keterampilan mulai dijalaninya sejak tahun 2011 silam. “Saya sering ikut pelatihan terus sering buat desain model makanya diminta jadi instruktur,” jelasnya. Sebenarnya Anto lebih banyak bergelut dengan desain produk yang menjadi daya tarik perajin memintanya menjadi pelatih. “Saya biasa diminta untuk jadi instruktur un-

tuk kerajinan gerabah, kayu, dan ketak. Tetapi sebenarnya saya lebih ke ketak, karena yang menjadi basik saya,” ujarnya. Untuk kerajinan kayu, menurutnya, lebih susah dan tidak terlalu banyak motif yang dibutuhkan. “Kalau ketak bisa dibuat menjadi berbagai macam kerajinan, sedang gerabah itu mesti hati-hati, takut pecah,” tukasnya. Untuk melatih pembuatan kerajinan, biasanya memakan waktu yang lama. Apalagi melatih yang baru bisa, membutuhkan waktu yang lama. Waktu pelatihan ditentukan oleh si perajin yang mengundangnya. “Waktunya tergantung dari kemauan yang kita latih. Kalau dia memang mau, cepat belajarnya, tetapi kalau tidak ya lama,” ujarnya. Tetapi dirinya biasa melatih paling lama 1 minggu pelatihan. Anto telah berkeliling Lombok untuk melatih pelatihan kerajinan. Bahkan, dirinya pernah sampai Bayan untuk melatih tentang kerajinan ketak.

Selain itu, dirinya juga melatih para janda di desanya keterampilan tangan ketak untuk memberdayakan mereka. “Nanti saya yang membuat desain, tinggal mereka contoh saja,” katanya. Saat ditanyakan tarif, ia tidak mamu memberikan jumlah pasti tarif yang dipatoknya setiap kali pelatihan. “Tergantung dari berapa si pengrajinnya mau memberikan saja,” tuturnya. Sebenarnya, Anto berencana membuat artshop lagi seperti dulu. Namun, dirinya masih terkendala modal. Untuk pekerja, ia tidak khawatir karena dirinya memiliki banyak pekerja yang sekarang bekerja di tempat lain. “saya tinggal tarik mereka saja kalau misalnya besok buka artshop lagi,” (Ekbis NTB/uul) jelasnya. (uul)

Kasianto

zPemimpin Umum: Agus Talino zPemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Raka Akriyani zRedaktur Pelaksana: Marham zKoordinator Liputan : Akhmad Bulkaini zRedaktur : Marham, Zainudin Syafari, Akhmad Bulkaini zStaf Redaksi zMataram : U'ul Efriyanti Prayoba zLombok Barat: M.Haeruzzubaidi, zLombok Tengah : Munakir. zLombokTimur: Rusliadi, Yoni Ariadi. zKLU : Johari. zSumbawa Barat : Heri Andi. zSumbawa : Arnan Jurami, Indra Jauhari. zDompu : Nasrullah. Bima : Rafiin. zTim Grafis : A.Aziz (koordinator), Didik Maryadi, Jamaludin, Mandri Wijaya zKantor Redaksi : Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, zFacsimile: (0370) 628257. zTarif Iklan : Iklan Baris : Rp 20.000/baris Min 2 baris max 10 baris (1 baris 30 character). zDisplay B/W (2 kolom/lebih): Rp 30.000/mmk. zDisplay F/C : Rp 35.000/mmk. zIklan Keluarga : Rp 20.000./mmk. zIklan Advertorial : Rp 15.000/mmk. zIklan NTB Emas (1 X 50 mmk): Rp 500.000/bulan (25 X muat). Iklan Peristiwa : Rp 350.000/kavling. zAlamat Bagian Langganan/Pengaduan Langganan: Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, zFacsimile: (0370) 628257. zHarga Langganan: Rp 85.000 sebulan (Pulau Lombok) Rp 90.000 sebulan (Pulau Sumbawa), Pembayaran di muka. zHarga eceran Rp 5.000. Terbit 1 kali se-minggu. Penerbit: PT Suara NTB Pers. Percetakan: PT Bali Post.

Ekbis NTB

Wartawan Ekbis NTB selalu membawa tanda pengenal, dan tidak diperkenankan menerima/meminta apa pun dari nara sumber.


Ekbis NTB

Ekbis NTB Senin, 4 September 2017

Tak Jual Sembarangan Limbah Minyak

Hotel dan Waralaba Buat Kesepakatan DINAS Perdagangan Provinsi NTB melalui Bidang Standarisasi dan Perlindungan Konsumen (SPK) baru-baru ini melakukan pemeriksaan di hotel-hotel dan waralaba di Mataram. Turun juga Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Mataram, tim memeriksa proses pengelolaan limbah minyak goreng. Dinas Perdagangan Provinsi NTB menindaklanjuti adanya laporan lama soal adanya indikasi hotel, restoran dan waralaba menjual minyak goreng bekas kepada para pedagang-pedagang kecil (UMKM) penjaja gorengan dan kuliner lainnya. Penelusuran awal dilakukan dari hulu, menyusul hingga ke hilirnya. Enam hotel besar di Kota Mataram yang sudah didatangi tim di antaranya Lombok Plaza, Lombok Astoria, Golden Palace, Grand Legi. Dalam kesempatan tersebut, tim meminta kesepakatan tertulis dari pihak hotel dan waralaba. “Enam hotel dan dua waralaba ini sudah membuat surat pernyataan tidak menjual limbah minyak goreng. Tahap awal kita minta komitmen dulu,” kata Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Dra. Hj. Selly Andayani, melalui Kepala Bidang SPK pada Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Haryono. Dengan kesepakatan tertulis tersebut, pihak hotel dan waralaba dapat dimintai pertanggungjawabannya bila dilanggar. Dalam waktu dekat, tim juga akan melakukan hal yang sama untuk hotel restoran dan waralaba yang ada di Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Utara. “Selesai lebaran kita bergerak lagi,” ujar Haryono. Pemprov NTB sudah membentuk tim berdasarkan SK Gubernur, terdiri dari Dinas Perdagangan Provinsi, Dinas Kesehatan Provinsi NTB, BBPOM Mataram, Reskrimsus Polda NTB, Dinas Perindustrian Provinsi NTB, Bea Cukai Mataram, Satpol PP Provinsi NTB, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi NTB. Menurut Haryono, selain melakukan pengawasan, bagi pelakunya akan diserahkan kepada proses hukum. Terkait pelarangan jual beli minyak goreng bekas dari hotel dan restoran ini, Dinas Perdagangan menurutnya sudah bersurat kepada asosiasainya. Surat juga disampaikan kepada dinas terkait yang ada di kabupaten/kota. Mengapa jual beli minyak goreng bekas ini menjadi atensi? Haryono menyebut dampak yang dikhawatirkan kepada masyarakat luar. Dari segi kebersihan, tidak ada pihak yang menjamin minyak goreng bekas hotel, restoran dan waralaba yang diduga dijual secara diam-diam tersebut higienis. Dari sisi kesehatan sangat membahayakan. Sebab tak ada jaminan juga, minyak goreng bekas dimaksud tidak mengandung penyakit berbahaya, logam berat yang ikut terlarut dan kandungan-kandungan lain yang tidak halal. “Bisa menimbulkan penyakit membahayakan. Jangan sampai masyarakat yang menerima risikonya,” demikian Haryono. (bul)

Budidaya Tebu Ternyata Tak Semanis Niranya Dari Hal. 1 Tapi dikurangi biaya angkut Rp 100 ribu per ton, dan biaya tebang sekitar Rp100 ribu per ton. ‘’Dulu malah petani hanya dapat Rp 180 ribu saja per ton. Karena di perusahaan harganya Rp 380 ribu, sekarang sudah Rp 400 ribu per ton,’’ jelasnya. Faisal sendiri mengaku, menanam tebu didanai melalui program Bansos tahun 2014 lalu untuk lahan seluas 1.087 ha di sekitar Hodo. Lahan ini merupakan kerjasama dengan perusahaan pemilik izin untuk kehutanan. Karena program Bansos dari Kementerian Pertanian RI yang dikucurkan melalui Dinas Perkebunan Provinsi NTB kepada masing – masing kelompok. Per hektar-nya Rp8,4 juta dan digunakan untuk meratakan lahan, pembajakan, pupuk, obat, dan biaya angkut bibit Rp 500 ribu. ‘’Semuanya dikelola oleh pengurus kelompok saat itu. Kami hanya terima jadi saja. Makanya dulu banyak yang ribut,’’ tuturnya. Kendati ada bantuan dari pemerintah, biaya yang dikeluarkan tidak sebanding hasil yang diperoleh. Karena petani

harus menanggung sendiri untuk penanaman, pemagaran lahan. Belum lagi harus menjaga tanaman yang cukup lama dengan air yang sangat minim. Cerita menggiurkan berbudidaya tebu ternyata tak semanis niranya. Karena itu, tidak sedikit petani tebu mengambil ancang-ancang meninggalkan budidaya si nira manis beralih ke tanaman lain, salah satunya jagung. Menurut Faisal banyak pertimbangannya. Diantaranya, usia produksinya hanya 4-5 bulan dan petani bisa langsung menerima uang hasil penjualan jagung. Walaupun produktivitasnya tidak sebagus lahan yang menyimpan air. Karena lahan yang ditanami tebu ini bekas letusan Gunung Tambora, sehingga berdebu dan pasir. Tapi jagung bisa tumbuh dan bisa berproduksi maksimal 6-7 ton per ha dari lahan biasa . Bahkan maksimal bisa sampai 11 ton per ha. ‘’Apalagi harga jagung sekarang bagus dan kita bisa langsung bawa uang pulang. Kalau tebu, kita tidak langsung terima uangnya,’’ katanya. (ula)

Uang Tebu akan ’’Semanis’’ Uang Jagung Dari Hal. 1 tidak banyak menghasilkan gula untuk dijual ke pasaran. ‘’Ini juga yang membuat dilematis,’’ katanya. Solusi yang bisa diperbuat saat ini, kata Bambang, menanam dalam jumlah yang besar dan mendorong bantuan dari pemerintah pusat untuk biaya produksi seperti pupuk, obat – obatan serta pengolahan lahan. Dengan demikian, biaya produksi dapat ditekan dan petani bisa memproduksi lebih banyak tebu. ‘’Kalau sedikit yang ditanam, memang akan sangat berat. Karena biaya yang dikeluarkan hampir sama. Sama seperti jagung. Kalau kita tanam 1 ha dan 5 ha, sama – sama kita menjaganya. Tapi kalau banyak yang ditanam, maka akan banyak produksinya,’’ jelasnya. Karenanya, permintaan ke Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup RI yang diajukan atas nama koperasi lahan seluas 15 ribu ha di kawasan hutan produksi lereng Tambora juga untuk memperluas area tanaman tebu. Permintaan ini sedang diproses Kementerian dan Bupati Dompu telah diundang untuk mendiskusikan hal itu di Jakarta. ‘’Saat di Jakarta kemarin, ternyata bukan hanya Dompu yang minta pengalihan kawasan hutan, tapi juga di Sulawesi Tenggara dan Riau,’’ katanya. Sebelumnya, bupati mengaku perlu mengundang PT Sukses Mantap Sejahtera (SMS) untuk membicarakan terkait harga jual tebu di tingkat petani yang belum menguntungkan. Petani harus mendapatkan kompensasi dan nilai yang memadai dari harga jual tebu bila peran serta

masyarakat dalam menanam tebu masih diharapkan. ‘’Memang harus ada upaya untuk meningkatkan produktivitas dan memperbaiki harga. Kalau tidak ada nilai tukar yang menguntungkan, tidak ada petani yang mau menanam tebu,” kata Bupati Dompu. (Suara NTB, Senin (21/8). Karenanya Bambang mengaku, perlu mengundang PT SMS untuk membicarakan soal harga jual tebu agar bisa memperbaiki harga. Salah satunya dengan merubah skema pembayaran pada 6 bulan pertama. ‘’Toh perusahaan tebu di sini hanya satu dan mereka (petani) tidak akan jual tebu ke tempat lain,’’ kata Bambang. Ia pun mengaku, belum mengetahui ketetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) gula juga berpengaruh pada tebu. Bila tidak ada upaya peningkatan nilai tambah, petani akan cenderung beralih ke usaha komoditi lain. Apalagi usaha budidaya tebu masih sangat baru bagi masyarakat di Pekat. ‘’Apalagi sekarang cenderung masyarakat membandingkan dengan harga jagung,’’ jelasnya. Sementara produktivitas tebu petani di Pekat saat ini paling tinggi maksimal 70 ton per ha dan harga di tingkat petani saat ini Rp.200,- per Kg setelah sebelumnya diterima petani Rp.180,- per Kg. Harga ini bersih diterima petani. Sementara ongkos buruh Rp100 ribu per ton dan Rp.100 ribu per ton untuk ongkos angkutan. Masa produktivitas tebu sendiri 8 - 12 bulan. (ula)

3

Koperasi Ponpes Dongkrak Target 500 Koperasi Syariah KAWASAN Pondok Pesantren (Ponpes) mencuri perhatian Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi NTB, untuk mengembangkan koperasi syariah. Hingga tahun 2018 mendatang ditargetkan sebanyak 500 unit koperasi syariah akan bisa terwujud. Pembentukan koperasi syariah ini, sejalan dengan visi misi pemerintah daerah untuk mengembangkan konsep-konsep syariah dalam berbagai hal, seperti keuangan syariah, hingga pariwisata halal. Kerena potensi itu, Kepala Dinas Keperasi dan UMKM Provinsi NTB, Drs. H. L. Saswadi, MM yakin target kuantitas koperasi syariah yang akan dibentuk bisa terpenuhi. Saat ini koperasi syariah yang sudah terbentuk sebanyak 225 koperasi syariah. Pemprov NTB menggandeng para pimpinan-pimpinan Ponpes dan para tuan guru untuk mewujudkan target ini. Meskipun, kendala yang dihadapi adalah kebijakan pemerintah yang mengatur izinizin pembentukan koperasi dikendalikan langsung oleh pemerintah pusat. “Kebijakan pusat ini yang menjadi tantangan. Karena orang bentuk koperasi harus ada rekomendasi dari pusat,” ujarnya. Di NTB terdapat banyak ulama dan ada sekitar 711 pondok pesantren yang tersebar di 10 kabupaten/kota. Sementara jumlah UMKM mencapai 541.246 atau 99,38 persen, dan 86 persen pengusaha mikro adalah muslim. Untuk mendukung pencapaian target 500 koperasi syariah ini, Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi NTB juga telah membentuk tiga kawasan bebas riba yang dibentuk dan menjadi percontohan di kabupaten. Masing-masing kawasan sudah memiliki koperasi berbasis syariah yang menjadi embrio. Kawasan pertama yang menjadi kawasan bebas riba adalah Kelurahan Majidi, di Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur. Yang kedua, Desa Pendem, Kecamatan Janapria, Kabupaten Lombok Tengah. Di desa tersebut terdapat Koperasi Tani Syariah

Bina Usaha dengan jumlah anggota mencapai ribuan orang. Kawasan ketiga yang akan dibentuk pada 2017 ada di Kabupaten Lombok Barat. “Tapi kawasannya masih kami kaji, mungkin di Kediri, karena di sana ada sejumlah koperasi dan pondok pesantren,” sebut Saswadi. Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi NTB akan membantu pembentukan dan memfasilitasi pelatihan sumber daya manusia untuk pengembangan kawasan bebas riba dan penguatan kelembagaan koperasi syariah dimaksud. Pemerintah pusat dan daerah juga memberikan bantuan kepada koperasi syariah yang sudah terbentuk, disamping memberikan kesempatan bagi pengurus untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan. Dewan Dukung Target 500 Koperasi Syariah DPRD Provinsi NTB mendukung program penumbuhan 500 koperasi syariah di NTB hingga tahun 2018 sesuai dengan target yang tercantum dalam RPJMD NTB 2013 – 2018. Bentuk dukungan legislatif diantaranya dengan telah disahkannya Perda tentang Pemberdayaan dan Perlindungan Koperasi dan Usaha Kecil. Hal itu disampaikan anggota Komisi II DPRD NTB Raihan Anwar, SE, M.Si kepada Ekbis NTB terkait dengan gencarnya Pemprov NTB dalam hal ini Dinas Koperasi dan UMKM mengkonversi koperasi konvensional ke sistem syariah. “Perda ini memuat banyak sekali ketentuan-ketentuan yang melindungi koperasi dan usaha kecil, termasuk pembentukan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) untuk menyalurkan dana bergulir dari Kementerian Koperasi dan UMKM,” kata Raihan. Selain dalam bentuk regulasi, dukungan dewan dengan memberikan persetujuan anggaran untuk setiap koperasi yang dikonversi dari konvensional ke syariah sebesar Rp 2 juta per satu unit koperasi. Dana tersebut disahkan pada APBD Perubahan 2017 untuk memudahkan program konver-

si ini, mengingat dampak ekonomi yang akan ditimbulkan dipandang cukup positif. “Kalau ada yang mau mengganti badan hukumnya di notaris dari koperasi konvensional ke syariah maka dia dapat uang pengganti Rp 2 juta. Itu bentuk dukungan dewan,” kata politisi Nasdem ini. Ia juga mendorong pengelola koperasi agar berlombalomba mengubah badan hukumnya karena tren pasar terhadap lembaga keuangan syariah semakin tumbuh di dalam negeri, termasuk di Provinsi NTB. Selain koperasi yang didorong ke sistem syariah, Bank NTB serta BPR NTB juga sedang bergerak ke arah sana. “Konstituen saya banyak yang mau konversi atau buat koperasi baru dengan sistem syariah ini. Mereka ada yang bergerak dalam bidang koperasi pertanian, simpan pinjam dan lainnya,” tambah Raihan. Selain karena tren lembaga keuangan syariah sedang tumbuh, koperasi syariah juga akan memberikan kenyamanan bagi seluruh anggotanya karena sudah menggunakan sistem syariah dalam aspek usaha yang dijalankan. Aktifitas ekonomi di lembaga keuangan konvensional, termasuk koperasi ini terkadang banyak yang merasa bertentangan dengan keyakinan mereka, sehingga perlu diberi dukungan untuk mengubahnya ke sistem syariah. Di lain sisi, Raihan juga banyak menyoroti aktifitas sebagian koperasi yang menjalankan prakteknya seperti rentenir. Karena jika mereka melakukan aktifitas pinjam meminjam uang tanpa badan hukum akan melanggar aturan, akhirnya mereka membuat koperasi. Namun dalam prakteknya mereka mengucurkan pinjaman ke non anggota dengan dikenakan bunga terlalu tinggi. “ Misalnya bunga 20 persen per bulan, kalau dihitung per tahun, beban bunganya bisa sampai 200 sekian persen. Dengan adanya koperasi syariah ini akan bisa menghambat kegiatan rentenir itu,”katannya. (bul/ris)

Bermitra dengan Pabrik “Dengan bermitra, petani bisa membawa tebunya digiling ke pabrik dan mendapatkan bagi hasil untuk gulanya,” jelas Anas. Ia lantas menghitung keuntungan yang bisa diperoleh petani jika hanya menjual tebunya saja. “Seandainya dalam 1 hektar, petani hanya mendapatkan 80 ton tebu yang 1 kg dihargai Rp 200 rupiah, maka keuntungannya hanya berkisar Rp 4 juta saja,” tukasnya. Hal itu akan berbanding terbalik jika petani mengadakan mitra dengan pabrik gula. “Untuk 1 kg gula saja modalnya hanya Rp 6 ribu, harga HET dari pemerintah Rp 12.500, itu kan untung banyak,” kata Anas. Tidak heran, industri gula merupakan industri yang menguntungkan. Dicontohkannya, di Pulau Jawa dan Lampung sebagai sentra gula nasional, kemitraan petani dan pabrik cukup baik. Di mana, pola kemitraan 65% untuk petani dan

35% untuk pabrik dan dinilai menguntungkan. ‘’Petaninya bisa mendapatkan keuntungan lebih banyak dibandingkan menjual bahan bakunya saja,” terangnya. Anas menerangkan di NTB, petani tebu belum memiliki posisi karena tidak posisi tawarnya. “Harusnya dibuat kelompok tani tebu atau organisasi yang bisa bargaining dengan pemerintah atau pabrik gula,” tukasnya. Ia mengatakan jika harga tebu tetap rendah petani akan beralih ke komoditas lain yang lebih menguntungkan. “Kemudian pabrik akan menganggur karena kekurangan bahan baku kemudian meminta izin untuk mengimpor raw sugar yang harganya hanya Rp 3-5 ribu/kg,” terangnya. Ia menambahkan jika pabrik lebih menyukai mengolah raw sugar, karena bahannya bersih dan tinggal proses. “Raw sugar banyak diperoleh dari Brazil sebagai penghasil gula terbesar di dunia. Rasanya lebih enak jika diolah menjadi refine sug-

Dari Hal. 1

saat maulid nabi, saat hari besar,”kata Suparlan.

‘’Karena bibitnya gratis, dan bisa dia tanam yang lain misalnya jambu mete,’’ ujarnya. Sementara harga gula masih berkisar di harga Rp 12.500/Kg, begitupun gula Tambora yang menjadi hasil produksi tebu di Dompu. ‘’Namun kalau dari distributor yang mengambil langsung di pabrik harganya mencapai Rp 9.000 – 9.500 ribu/Kg,’’ kata Suparlan. Di mana, produksi gula Tambora per bulannya di NTB mencapai 800 – 1.000 ton. “Gula Tambora ini kualitasnya termasuk terbaik di Indonesia,’’ katanya. Pengiriman ke Lombok untuk gula Tambora dilakukan setiap minggu. “Pengiriman gula Tambora itu besarannya tergantung kebutuhan, menjelang hari besar biasanya tinggi.’’ Biasanya sekali kirim bisa mencapai 400-500 ton gula setiap minggunya. ‘’Seperti saat Idul Fitri kemarin permintaan tinggi, besok juga

Hanya Dibeli Rp 200 per Kg Pemprov NTB melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan khawatir terhadap nasib petani tebu di Dompu, khususnya yang selama ini memasok tebu untuk PT. Sukses Mantap Sejahtera (SMS). Perusahaan yang memiliki pabrik tebu di Pekat, Kabupaten Dompu ini menampung tebu milik petani yang ada di Dompu. Sejatinya, keberadaan pabrik tebu diharapkan mampu memberikan kesejahteraan bagi petani tebu yang ada di Dompu. Termasuk, membeli dengan harga yang mahal dan mampu memberikan keuntungan bagi petani. Namun, perusahaan ini justru membeli tebu milik petani swadaya dengan harga yang cukup rendah, yakni hanya Rp 200 per kilogram. Pemprov khawatir, petani tebu justru akan menjadi jenuh dan beralih kembali menjadi petani jagung.

Dari Hal. 1

ar yang di pasaran kemasannya berbeda,” kata Anas. Apalagi kebutuhan gula secara nasional yang mencapai 55,5 juta ton/tahun baru tercapai 2,5-2,7 juta ton/tahun saja. “Selebihnya kekurangan gula kita ditutupi dengan impor. Produksi gula di Dompu itu juga belum maksimal mencukupi kebutuhan gula kita,” ujarnya. Oleh karena itu, Anas menyarankan agar pemerintah memfasilitasi pabrik, karena berkaitan dengan investasi tetapi tetap memperhatikan agar petani tetap untung. “Jangan keuntungannya besar tapi juga harus dibagi ke petani,” katanya. Dalam hal ini, perlu dibuat regulasi dan difasilitasi supaya petani memiliki posisi tawar lebih kuat. “Lebih bagus lagi ada sistem bagi hasil antara petani dengan pabrik yang diawasi suatu lembaga untuk memeriksa dan membagi hasilnya,” terangnya. Ia menerangkan jika tidak bisa 60 ; 40, bisa pembagian 65 ; 35 saja. “Karena risiko menanam tebu itu termasuk tinggi,” tutupnya. (uul)

(Ekbis NTB/ist)

Warga penerima paket hewan kurban dari Relawan Ali BD.

Relawan Ali BD Salurkan Paket Kurban RELAWAN H. Moch. Ali Bin Dachlan atau Ali BD melaksanakan pemotongan hewan kurban bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha. Kali ini Relawan Ali BD menyalurkan ribuan paket daging hewan kurban di wilayah Bima. Paket daging qurban ini diperoleh dari sumbangan kolektif swadaya para anggota Relawan Ali BD. Pemotongan hewan kurban dilakukan di Sekretariat Relawan Ali BD di kota Bima. Paket daging kurban disalurkan untuk semua wilayah di kota dan kabupaten Bima. Relawan Ali BD merupakan organisasi kemasyarakatan yang dibentuk oleh masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB), yang secara sukarela mendukung Moch. Ali bin Dachlan (Ali BD) untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur NTB 2018-2023. Menurut Ketua Relawan Ali BD Kota Bima Abdul Munir, organisasi ini turun langsung kepada masyarakat dalam berbagai kegiatan sosial sesuai dengan itikad Ali BD. Apalagi, ujarnya, sosok Ali BD dikenal sebagai tokoh yang berkomitmen untuk mensejahterakan masyarakat. Relawan Ali BD hadir sebagai perpanjangan tangan yang mewujudkan visi misi Ali BD tersebut. Diakuinya, ac-

ara ini dapat terlaksana, karena banyaknya anggota relawan yang ingin berkurban. “Banyak anggota yang berkurban, kami pikir lebih bagus dikumpulkan dan dagingnya disalurkan ke masyarakat yang membutuhkan,” katanya, Minggu (3/9). Paket daging kurban ini, ujarnya, menyasar masyarakat fakir miskin, yatim piatu, dan lansia. Dengan menyalurkan daging kurban ini diharapkan setiap masyarakat mempunyai rasa empati untuk saling berbagi. Relawan Ali BD lebih memilih menyalurkan daging kurban secara langsung kepada masyarakat daripada membagikan kupon. Belajar dari pengalaman pembagian daging kurban dengan kupon yang sering membuat masyarakat antre dan berdesak-desakan. “Kami memilih untuk mengantarkan langsung hewan qurban ke rumah masyarakat,” terang Abdul Munir. Ramlah, salah seorang masyarakat yang menerima daging kurban menyampaikan terima kasih kepada Relawan Ali BD. “Terima kasih kepada Pak Ali BD dan relawannya yang sudah mau turun langsung memberikan daging kurban ke rumah saya,” ujar warga Kecamatan Raba ini. (bul/*)

Harga Tebu Sudah Maksimal Dari Hal. 1 Biaya transportasi ditetapkan berdasarkan zonasi, jarak angkutan tebu ke perusahaan. Biaya angkutan untuk zona yang dekat dengan perusahaan seperti wilayah Desa Doropeti, Soritatanga, dan Nangakara yang dekat jalan seharga Rp 43 ribu per ton. Sementara untuk zona 6 yaitu jarak di atas 40 KM biayanya Rp 100 ribu per ton. ‘’Kalau ndak ada biaya talangan seperti itu, otomatis tidak ada truk yang mau ke situ. Petani juga ndak punya modal untuk ngangkut,’’ katanya. Untuk biaya tebang, perusahaan menetapkan rata di semua zona yaitu Rp 88 ribu per ton. Pada tahun – tahun sebelumnya, penentuan jasa tebang dan angkut ditetapkan sendiri oleh kontraktor. Tapi pada tahun 2017 ini, perusahaan menetapkan standar harga, tapi yang melaksanakan di lapangan oleh kontraktor dan perusahaan membayarnya ke kontraktor. ‘’Dari perusahaan lewat kontraktor. Kontraktor yang punya tenaga. Bayarnya di situ (kontraktor). Kontraktor (bayar tebu) ke petani,” jelas Imam. Imam mengaku, harga yang ditetapkan perusahaan untuk tebu petani sudah maksimal. Apalagi kondisi tebu petani bervariasi. Ada yang terlalu tua, muda dan kurang bersih dari dedaunan. Akan tetapi perusahaan menampung semua, karena menginginkan semua tebu petani bisa masuk

ke pabrik. ‘’Sebenarnya, kalau kita hitung di sini. Itu sudah maksimal. Karena kondisi sekarang, tebu yang masuk dengan gula yang keluar perusahaan masih rugi besar secara operasional. Bahkan hanya untuk menutupi pembelian tebunya dari gula yang keluar. Belum ada keuntungan sama sekali,’’ kata Imam. Sejak beroperasi untuk pengolahan tebu rakyat Juli 2017 lalu, Imam mengaku, hingga saat ini sudah 12 ribu ton lebih tebu dari petani mitra atau per harinya hanya sekitar 900-an ton. Sementara kapasitas pengolahan tebu oleh pabrik hingga 3 ribu ton, sehingga pabrik sering memproses menunggu akumulasi selama sepekan. Imam pun berharap, petani tidak berhenti menanam tebu. Karena perusahaan dan petani sebagai mitra masih baru menanam tebu di Dompu. Tentu upaya perbaikan akan terus dilakukan, termasuk pembenahan sistem pembayaran tebu ke petani. ‘’Insya Allah ke depannya dengan perbaikan sistem, perbaikan dari petani dan perusahaan,’’ janjinya. Saat ini, diakui Imam, luas area tanaman tebu petani mitra perusahaan sekitar 2.500 ha yang tersebar di wilayah Kecamatan Pekat. Perusahaan sendiri memiliki lahan tebu yang telah ditanami baru 1.800 hektar dari 5 ribuan hektar lahan HGU PT Bali Anakardia (BA) beberapa waktu lalu. (ula)

Harga Tebu Tidak Bisa Diintervensi Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB, Ir. Husnul Fauzi, M.Si., yang dikonfirmasi beberapa waktu lalu, menyebut PT. SMS memberlakukan harga pembelian umumnya Rp 380 per Kg melalui pihak ketiga (rekanan). Di mana, harga tersebut oleh pihak ketiga dipotong lagi dalam setiap kilogramnya. ‘’Rp 80 untuk harga buruh tebas, dan Rp 100 untuk ongkos angkut dari lahan ke pabrik. Nah, yang diterima oleh petani Rp 200 sekilo, ini kecil sekali. Makanya saya minta harga pembeliannya di evaluasi kembali,” katanya. Sebagai pihak yang bertanggung jawab, dirinya mengharapkan perusahaan memberikan subsidi pada rekanan atau petani. Dalam hal ini, petani menerima dengan harga Rp 300 per Kg. Atau perusahaan melakukan pembelian tebu di tingkat petani, tanpa harus menggunakan perantara. “Berikan saja harga Rp 380 sekilo ke petani, perusahaan

terima bersih di pabrik. Jadi perusahaan tidak perlu repotrepot cari buruh tebas, atau transportasi. Petani bisa menjadi buruhnya langsung, itu lebih baik,” ujarnya. Menurutnya, dengan harga pembelian Rp 380 per Kg, dalam satu hektar petani akan mendapatkan Rp 21 juta, belum termasuk potongan untuk biaya tebas dan biaya angkut yang dipotong langsung oleh pihak ketiga. Sementara jagung, dengan produksi minimal 6 ton sehektar, dijual Rp 3 ribu per Kg, maka akan didapat penghasilan Rp 18 juta sampai Rp 20 juta per hektar, kotor. ‘’Selisihnya yang didapat kecil sekali, bisa-bisa petani tebu memberangus tebunya, dan memilih menjadi petani jagung, ini tidak kita inginkan,” ujarnya. Saat ini, tambahnya, luas areal penanaman tebu swadaya mencapai 4.000 hektar dan akan ditambah 2.000 hektar, sehingga menjadi 6.000 hektar tahun 2018. Untuk

meningkatkan semangat para petani, menurutnya perusahaan harus memberikan harga yang bisa menguntungkan petani dan tidak merugikan perusahaan. Sementara PT. SMS membutuhkan bahan baku tebu 5.000 hektar sehari. Dalam setiap penggilingan (satu kali penggilingan dilakukan selama lima bulan sekali), pabrik mampu menghasilkan 350.000 ton gula pasir. Untuk memenuhi kelangsungan operasional pabrik, perusahaan mendatangkan bahan baku (gula setengah jadi) dari luar negeri. Yang dibeli dengan harga Rp 3.500 per Kg. Sementara, perusahaan menjual gula hasil produksinya sampai Rp 11.500 per Kg. Ini persoalan serius, karenanya Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB akan mengawal persoalan ini agar tak menjadi kegaduhan di belakang hari. “Pabrik ada, jangan sampai orang-orang kita menjadi penonton,” demikian Husnul Fauzi. (bul)


Ekbis NTB 4 Petani Bawang Sembalun Dapat Kucuran KUR BNI Disperindag Beri Pelatihan SDM dan Bantuan

Ekbis NTB

Senin, 4 September 2017

Bantu Pemasaran Lewat ”Online”

Sarpras bagi Perajin di Bidang Ilmea DINAS Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lombok Barat (Lobar) memberikan pelatihan untuk meningkatkan SDM para perajin dan tenaga perbengkelan. Para perajin ini bergelut di bidang industri, logam, mesin, elektronika dan aneka. Selain membekali SDMnya, Disperindag juga memberikan bantuan sarana prasarana (sarpras) kepada para perajin dan pengusaha bengkel dalam bentuk peralatan. Tidak sampai disitu, dinas terkait juga menyiapkan rumah promosi online bagi perajin untuk menjual produknya. Selain melalui rumah promosi, dinas Perindag juga menjual produk para perajin melalui sistem online melibatkan pasar modern. Demikian disampaikan Kadis Perindag Lobar Agus Gunawan kepada wartawan akhir pekan kemarin ditemui di kantornya. Dijelaskan, pelatihan telah dilakukan beberapa kali ke para perajin baik pelatihan menjahit, las, sablon, desain dan perbengkelan serta pertukangan. Pihaknya telah membut komunitas kelompok tersebut. Perindag Lobar sengaja membuat komunitas tersebut karena pendekatan komunitas dinilai cukup efektif. Setelah diberikan pelatihan, barulah pihaknya memberikan bantuan Sarpras ke masing-masing kelompok baik penjahit, las, sablon dan pertukangan. Tidak berhenti sampai disitu, setelah mereka diberikan bantuan itu pihaknya melakukan monitoring dan evaluasi (monev). “Mereka kita perhatikan dan bina mulai sejak awal sampai bisa berdaya sendiri (mandiri), ibarat anak bayi, dari belum bisa merangkak, berdiri, sampai mandiri, baru kita lepas,”jelas Agus. Mantan Kadishut Lobar ini menyatakan, untuk meningkatkan kemampuan komunitas ini, pihaknya akan membuat cerita kesuksesan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dari perajin yang dilatih misalnya di bidang perbengkelan. “Diantara mereka pasti ada yang belum ikut sehingga tidak tahu sama sekali. Lalu tukang yang dilatih ini mengajarkan ke mereka yang belum tahu sehingga mejadi tahu, ada tukang yang terampil menjadi mahir, lalu yang mahir ini bisa merekrut keluarganya ikut bekerja. Kedepan setiap komunitas ini kami adakan lomba,” tambahnya. Terkait pemasarannya, Perindag

Kadis Perindag didampingi Kabid Ilmea bersama peserta pelatihan perbengkelan

sendiri sudah menyiapkan Rumah PeOnline masaran (RPO), melalui RPO ini pihaknya akan menjual produk hasil perajin disemua sektor. “Sudah berjalan RPO ini, sudah masuk 20 produk,” imbuhnya. Bahkan Perindag memfasilitasi dengan pasar modern agar produk perajin bisa dipasarkan melalui online Alfacart. Bahkan sudah Kadis Perindag Lobar dijual beberapa Agus Gunawan produk Lobar bersama ribuan produk di Indonesia melalui online pasar modern tersebut. “Artinya hal ini bentuk komitmen dari pasar modern sebagai bapak angkat bagi para perajin,” ujarnya. Kepala Bidang Industri, Logam, Mesin dan Elektronika serta Aneka (Ilmea), Agus Marianto menambahkan, di bidang ilmea pihaknya sudah melakukan beberapa kegiatan pelatihan dan bantuan kepada perajin dan tukang bengkel. Dari industri logan mesin sudah dilakukan kegiatan pelatihan bengkel dan sat ini tengah berlangsung, “Pelatihan diadakan di Gunungsari sebanyak 20 peserta dari Lobar,”jelasnya. Setiap kegiatan pelatihan jumlah pesertanya 20 orang. Khusus perbengkelan sejauh ini telah diadakan tiga kali pelatihan dengan total peserta 60 orang. Untuk kegiatan pelatihan ini pihaknya juga bekerjasama dengan pihak ketiga, dan sekolah untuk mendatangkan instuktur. Selain memberi pelatihan, Disperindag Lobar juga sudah memberikan paket bantuan terdiri dari peralatan bengkel. Terkit pasar, pihaknya sudah membuat pemasaran online dan mengakitfkan lagi rumah promosi, sehingga hasil perajin bisa ditampung di kantor Disperindag. (her)

Para perajin tenun di Sekotong Tengah dilatih menenun

PT Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) khusus untuk membantu para petani bawang putih di daerah Sembalun, Lombok Timur. KUR BNI ini akan membantu para petani bawang untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam meningkatkan produktivitas perkebunan bawang. Penyaluran KUR tersebut secara simbolis diserahkan kepada beberapa penerima di Desa Sembalun Bumbung pada Jumat (1/9), Ali Basri, Arifin, dan Husdi. Disaksikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M. Soemarno, Direktur Utama BNI Achmad Baiquni, dan Corporate Secretary BNI Kiryanto saat melakukan panen bawang putih. Dalam kesempatan tersebut, Kiryanto mengungkapkan, jumlah petani bawang di kawasan tersebut mencapai sekitar 4.000 petani. Penyaluran KUR BNI kali ini merupakan salah satu langkah awal dalam penyaluran kredit kepada petani bawang secara lebih luas yang diperuntukan bagi petani bawang yang mengelola lahan dan membutuhkan modal kerja. “Dana KUR BNI itu dapat digunakan petani bawang untuk menutupi biaya pengolahan lahan, pembelian pupuk, hingga pembelian obatobatan untuk meningkatkan produktivitas perkebunan bawang mereka,” ujarnya. KUR BNI ini akan menurunkan beban petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Pengelolaan 1 hektar lahan di kawasan Sembalun membutuhkan modal sekitar Rp 120 juta.

Kopi Banyuatis Gelar Temu Fans dan Ngopi Bareng Bersama Jun Bintang UNTUK lebih memperkenalkan produkproduknya kepada masyarakat Lombok, Kopi Banyuatis menggelar acara meet and greet serta Ngopi Bareng bersama Jun Bintang. Acara ini digelar pada Kamis (31/8) yang bertempat di Kafe Kopi Banyuatis, Jalan Bung Karno, Mataram. Menurut Nita Sri Laksmi, selaku supervisor Kopi Banyuatis, acara ini digelar untuk lebih mengenalkan Kopi Banyuatis kepada para pecinta kopi di Lombok. “Kopi Banyuatis sendiri menggunakan pure kopi sehingga rasanya berbeda dengan yang lain,” ujarnya. Dengan adanya acara ini, para pecinta kopi di Mataram bisa mengetahui kenikmatan Kopi Banyuatis. Diundangnya Jun Bintang dalam event karena merupakan brand ambassador Kopi Banyuatis. “Juga karena dia banyak penggemarnya di Bali maupun di Lombok,” tambah Nita.Di acara meet and greet ini, para pecinta kopi bisa menikmati kopi hitam khas Kopi Banyuatis secara gratis. “Juga berkesempatan untuk foto bareng dengan Jun Bintang serta menyaksikan penampilannya bermusik,” katanya. Pengunjung yang datang di acara itu kebanyakan merupakan fans dari Jun Bintang. “Kami sebelumnya sudah menyebarkan selebaran serta memposting di sosial media terkait adanya acara ini, makanya banyak yang datang,” jelasnya. Hal ini terlihat dari antusias pengunjung yang datang untuk foto bersama serta menonton penampilan langsung Jun Bintang. Dalam kesempatan itu Jun Bintang mengatakan bahwa dirinya merasa senang bisa tampil menghibur masyarakat Lombok. “Apalagi bisa bertemu dengan warga Bali yang ada di Lombok karena disini kan jarang artis Bali yang datang,” ujarnya. Ia sendiri juga merasa bahagia bisa tampil di luar Bali. “Kalau untuk fans klub sendiri, disini tidak ada karena saya hanya punya teman-teman yang menyukai lagu saya,” tukasnya. Jun Bintang telah menjadi brand ambassador Kopi Banyuatis selama dua tahun terakhir. “Saya berharap kopi Banyuatis bisa disukai masyarakat Indonesia,” katanya. Ia juga menambahkan, dengan bergabungnya dia di Kopi Banyuatis bisa membuat brand ini semakin merakyat lagi. “Semakin banyak yang menyukai dan menjadi inspirasi bagi kaum muda Bali dan Indonesia,” jelasnya. (uul/*)

(Ekbis NTB/uul)

POSE BERSAMA - Brand Ambassador Kopi Banyuatis Jun Bintang berpose bersama karyawan Kopi Banyuatis Mataram usai menghibur pengunjung di Kafe Kopi Banyuatis Mataram, Kamis (31/8) lalu.

Menteri BUMN dan Dirut BNI saat panen bawang di Sembalun Saat melakukan kunjungan ke petani bawang di Sembalun, Menteri BUMN, Rini Soemarno sekaligus ikut merayakan bersama Hari Raya Idul Adha 1438 H disana. Menteri BUMN juga menyalurkan daging qurban kepada masyarakat setempat, BNI turut berkurban 2 ekor sapi didalamnya. Beberapa kegiatan lain yang dilakukan Rini Soemarno yaitu mengunjungi Samirih, salah satu dari 50.000 Agen46 BNI di seluruh Indonesia yang ada di Sembalun. Samirih juga sekaligus sebagai Petugas Pendamping Lapangan (PPL) petani di desa Sembalun Bumbung. Agen46 merupakan salah satu bentuk komitmen BNI dalam mendukung program literasi keuangan dan juga memberikan kemudahan layanan bagi masyarakat pedesaan dan perkotaan. Adapun produk tabungan yang juga dikembangkan dan dapat dibuka di Agen46 antara lain adalah BNI Pandai dan BNI Simpanan Pelajar. Saat ini pemilik rekeningnya sudah tersebar luas di seluruh Indonesia, dimana BNI Pandai sudah mencapai lebih dari 1,8 juta rekening dan rekening BNI Simpanan Pelajar sudah dimiliki oleh lebih dari 293 ribu pelajar mulai dari tingkat SD sampai dengan SMA sederajat. (bul)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.