Edisi 26 Februari 2018 | Ekbis NTB

Page 1

MINGGUAN TERBIT SEJAK 15 AGUSTUS 2016 E-mail: ekbisntb@gmail.com

SENIN, 26 FEBRUARI 2018

Ekbis NTB

4 HALAMAN NOMOR 23 TAHUN KE 2 TELEPON: Iklan/Redaksi/ Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Kekuatan Ekonomi dan Dunia Usaha NTB

SEJAK diperkenalkan ke khalayak umum di akhir tahun 2009, batik Sasambo mulai dikenal oleh publik. Motif-motif dari tiga suku asli NTB yaitu Sasak, Samawa, dan Mbojo yang didominasi motif flora dan fauna menyita perhatian pecinta batik. Bahkan batik Sasambo pernah dijadikan sebagai pakaian wajib bersama kain tenun, meski sekarang sudah tidak pernah terdengar kembali gaungnya. Halaman 2

BI Siapkan Beasiswa untuk 100 Mahasiswa Miskin

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Eksistensi Batik Sasambo di Tengah Serbuan Produk Luar

KUALITAS generasi muda dapat menjadi faktor penentu bagi kemajuan suatu daerah. Sumber daya manusia yang terdidik, berilmu pengetahuan dan berkualitas akan menjadi aset strategis dalam pembangunan bangsa dan negara dimasa depan, termasuk di Provinsi NTB. Pembangunan NTB tidak hanya dapat mengandalkan pembangunan infrastruktur fisik saja, namun pengembangan kualitas SDM menjadi hal yang penting agar Indeks Pembangunan Manusia NTB dapat lebih bersaing. Halaman 4

Mediator Harus Ditertibkan

MLM dan Investasi yang Mencurigakan Penawaran produk dengan skema Multi Level Marketing (MLM) menjadi perhatian khusus Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi. Masyarakat juga penting untuk tetap waspada. Pasalnya, ada indikasi kegiatan usahanya menawarkan produk dengan meminta anggota untuk menempatkan dananya.

(Ekbis NTB/bul)

WASPADA - Produk-produk yang banyak dijual lewat online. Pembeli harus waspada, karena banyak produk yang dijual tidak memiliki izin edar dan tidak sesuai dengan pesanan konsumen.

BBPOM Belum Lakukan Pengawasan Khusus BALAI Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Mataram belum melakukan pengawasan khusus terhadap produk obat dan kosmetik yang dipasarkan dengan skema Multi Level Marketing (MLM), maupun daring/ online. Kendati demikian, BBPOM tetap mengingatkan agar masayarakat menjadi konsumen cerdas. Produk-produk yang dijual dengan skema itu bukan dilarang. Tetapi diingatkan kepada konsumen untuk teliti sebelum membeli. Melihat izin-izin edarnya, mengecek masa kedaluarsanya, dan memastikan siapa penjaminnya. Kepala BBPOM Mataram Dra. Ni Gusti Ayu Nengah Suarningsih, Apt. MH., menyebut untuk produk-produk kosmetik, dan obat-obatan lainnya yang dipasarkan melalui sistem online, BPOM pusat melakukan pengawasan langsung, yakni bekerjasama dengan Kemenkominfo. Termasuk untuk produk-produk yang dipasarkan dengan skema MLM. Dulu katanya, Tianshi juga dilakukan pengawasan. Beragam produk yang dijual saat ini dengan skema ini, diakuinya belum mengetahui persis apa saja produk-produk itu, karena banyak jenisnya. “Kalau kita belum lihat, belum bisa memastikannya,” ujarnya. Tetapi yang terpenting diketahui oleh masyarakat. Bagaimanapun skema pemasaran produknya, asal produk tersebut memiliki izin edar dari BBPOM. Pengawasan barang beredar, baik pangan, obat-obatan maupun kosmetika rutin dilakukan. Pun yang dijual dengan cara online. Hanya saja, keterbatasan tenaga yang membuat BBPOM Mataram belum menjangkau desa-desa. BBPOM juga melakukan sosialisasi, pemberian informasi melalui berbagai media. Kegiatan ini dilakukan sebatas yang mampu dijangkau. Karenanya, sangat diharapkan yang mengambil bagian terdepan adalah dinas di kabupaten/kota. Misalnya, Dinas Kesehatan, Dinas Perdagangan. Tentu yang paling penting adalah peran aktif dari masyarakat untuk melaporkan produk-produk yang dianggap tak meyakinkan. ‘’Kalau produknya tidak terdaftar di BPOM, tidak ada jaminan kemanfaatan, mutu serta khasiatnya. Itu juga melanggar undangundang yang ada,’’ ujarnya. Pada dasarnya, pemerintah tak melarang pemasaran produk melalui sistem MLM maupun online. Karena menjadi bagian dari pengembangan ekonomi kerakyatan. Tetapi catatannya,

Bersambung ke hal 3

Ni Gusti Ayu Nengah Suarningsih (Ekbis NTB/bul)

SATGAS Waspada Investasi ini, tim yang tergabung di dalamnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia, Kejaksaan, Kepolisian, serta industri jasa keuangan lainnya. Aktivitasnya adalah melakukan pengawasan terhadap berbagai bentuk penawaran investasi yang berpotensi bodong. Penawaran produk dengan MLM menjadi salah satu yang diperhatikan. Lantaran ada indikasi kegiatan usahanya menawarkan produk, dengan meminta anggota untuk menempatkan dananya. Misalnya, untuk produk obat-obatan atau kosmetik. Ada MLM yang menawarkan keuntungan besar bagi mereka yang hasil penjualannya paling besar,

Bersambung ke hal 3

BARANG dan jasa yang dijual dengan pola Multi Level Marketing (MLM) kepada masyarakat masih tetap eksis sampai saat ini. Pola MLM dinilai sangat menguntungkan bagi anggota yang masuk dalam entitas bisnis tersebut, terutama yang memiliki posisi di atas dan punya banyak downline. Namun tak semua bisnis MLM punya legalitas, karena faktanya banyak dari mereka yang belum mengantongi izin dan dilarang operasionalnya oleh otoritas. Sekretaris Komisi II Bidang Perdagangan DPRD NTB Yek Agil kepada Ekbis NTB mengatakan, ada banyak jenis bisnis yang menyasar masyarakat sampai ke desa-desa. Mulai dari produk kecantikan hingga bisnis perjalanan umroh dengan sistem MLM tersebut. Menurutnya, secara psikologis, masyarakat akan cenderung menerima atau membeli barang / jasa yang ditawarkan tersebut jika yang menawarkannya adalah orang yang dekat Yek Agil atau orang

yang bisa dipercaya. Karena bisnis MLM sifatnya jemput bola, saling mengajak menjadi anggota dari bisnis tersebut sehingga banyak yang tertarik masuk dengan janji keuntungan yang bagus. Namun tak semuanya untung. Banyak konsumen yang merasa dirugikan dengan sejumlah barang/ jasa yang ditawarkan oleh bisnis tersebut. Karena itulah, pemerintah daerah melalui OPD terkait harus turun tangan guna mencegah agar bisnis yang merugikan masyarakat tak leluasa bergerak di bawah. Tugas pemerintah untuk memberi edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat agar tak gampang tergiur

(Ekbi NTB/dok)

BISNIS investasi atau non investasi yang beroperasi menjual produk tanpa mengantongi izin dari otoritas terkait sebaiknya tidak diberikan toleransi. Karena model bisnis ilegal semacam ini sudah lama terjadi. Pola penjualan multi level maupun pola biasa dengan mencari konsumen sebanyak-banyaknya tanpa keamanan produk yang jelas akan menambah potensi kerugian bagi konsumen itu sendiri. ‘’Belajar dari pengalaman yang sudah-sudah, banyak sekali tindak penipuan yang dilakukan oleh entitas usaha itu. OJK itu yang harus pertama melakukan evaluasi, Pemda juga memberikan pemantauan. Apalagi jika ada informasi dari masyarakat, tentu akan lebih baik,’’ kata Pemerhati Ekonomi Bisnis Dr. H. Abdul Azis Bagis kepada Ekbis NTB. Azis Bagis meminta pemerintah daerah melalui SKPD terkait agar gencar melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait dengan perusahaan yang ilegal serta produk yang berbahaya. Karena ia melihat pada aspek edukasi inilah pemerintah masih sangat kurang. “ Masyarakat kita tidak semuanya mengerti, apalagi perusahan-perusahaan itu menjanjikan ada keuntungan dalam bentuk bunga atau bagi hasil dan lainnya yang memberikan daya pikat. Biasanya janji keuntungan yang ditawarkan itu di atas suku bunga bank. Katakankah bunga bank paling tinggi 14 persen per tahun, dia bisa janji diatas 14 persen. Ini yang membuat masyarakat tergiur,” kata Aziz. Yang tidak kalah pentingnya adalah OJK dan pemerintah daerah haruslah menyentuh masyarakat secara langsung yang masuk dalam kategori mediator. Mediator ini tugasnya mencari konsumen untuk diajak masuk dalam bisnis. Tidak jarang mediator itu dari kalangan t o k o h masyarakat atau orang yang dipercaya oleh masyarakat setempat, sehingga bisnisnya menjadi lancar.

Bersambung ke hal 3

Abdul Azis Bagis (Ekbis NTB/bul)

Farid Faletehan

Sosialisasi Agar Tak Mudah Tergiur Rayuan Produk dengan tawaran produk tersebut. ‘’Sebaiknya, Dinas Perdagangan melakukan koordinasi dengan aparatur pemerintah terkait sampai ke bawah seperti desa atau lurah, untuk memantapkan sosialisasi terkait dengan produk MLM yang ditawarkan. Masyarakat harus diberikan daya tahan terhadap perdagangan yang tak memiliki izin,’’ kata politisi PKS ini. Menurutnya, aspek sosialisasi tetap menjadi yang paling penting untuk mencegah maraknya bisnis yang tidak diketahui legalitasnya ini. Ada banyak cara yang ditempuh oleh penjual agar produknya bisa diterima oleh konsumen, salah satunya dengan iming-iming keuntungan yang besar. “ Namun masyarakat sebelum membeli produk tersebut harus dianalisis dulu. Tidak asal beli. Agar punya pemahaman soal produk, masyarakat harus diberikan sosialisasi dan pengetahuan terkait dengan daftar perusahaan yang illegal dan berpotensi merugikan konsumen,” katanya.

Menurutnya, terkadang legalitas sebuah produk kalah cepat dibanding marketingnya. Produk yang belum tentu memiliki izin edar terlebih dahulu dijual dan diterima oleh konsumen. Padahal cara ini sangat keliru karena berpotensi menimbulkan kerugian bagi masyarakat. Seperti halnya produk kecantikan dan makanan. Banyak konsumen yang justru mengeluh setelah menggunakan produk tersebut. “ Banyak perempuan yang mukanya bintik bintik, kulitnya rusak gara-gara menggunakan produk kosmetik yang tak jelas. Ini salah satu contoh,” katanya. Karena itulah Dinas Perdagangan Provinsi NTB diminta lebih ketat dalam melakukan pengawasan. Terhadap aktifitas perusahaan yang melakukan pemasaran produk yang tak sesuai dengan ketentuan yang ada agar dilakukan penindakan apabila ditemukan pelanggaran. “Sehingga ini akan menimbulkan efek jera serta tidak leluasanya mereka dalam pemasaran produk,” tutupnya (ris)

Dikes Hanya Memberikan Rekomendasi DINAS Kesehatan (Dikes) NTB belum menerima laporan mengenai produk kesehatan dan kecantikan yang dipasarkan melalui sistem Multi Level Marketing (MLM). Kepala Bidang Sumber Daya pada Dikes NTB Lalu Budarja, pihaknya belum menerima adanya laporan terkait produk yang berbahaya ataupun belum berizin. ‘’Setelah kita turun ke lapangan untuk melihat apakah produk itu dikatakan layak atau tidak,’’ jelasnya saat ditemui di ruang kerjanya belum lama ini. Ia menjelaskan, pihak Dikes hanya memberikan rekomendasi terkait perizinan kepada Tim Perizinan Terpadu yang nantinya menerbitkan izin bagi produsen obat

dan kecantikan tersebut. ‘’Tetapi kalau ada sidak untuk perusahaan yang tidak berizin, itu menjadi tugas BPOM yang nantinya tim sidaknya berasal dari Dikes juga,’’ kata Budarja. Peredaran produk kesehatan dan kosmetik yang banyak beredar, terutama melalui dunia maya. Pihaknya tidak bisa melakukan kontrol terutama jika produknya berasal dari luar daerah. ‘’Sebenarnya hal itu tidak boleh terjadi, harus ada izin. Kalau dari daerah kita sendiri, kita bisa melakukan pengawasansecara berkala,’’ jelasnya. Jika produknya berasal dari luar, itu menjadi wewenang dari Kementerian Kesehatan untuk memberikan izin. ‘’Kemenkes akan berkoor-

dinasi dengan Dinas Kesehatan yang ada di sana,’’ tambahnya. Produk kecantikan dan kesehatan via MLM yang hasilnya diyakini lebih baik daripada produk umum di pasaran. Kata Budarja, belum tentu memiliki kandungan bahan yang tepat dan bagus. ‘’Bisa saja kandungan yang ada di dalamnya bisa saja jelek. Jika BPOM menemukan bahan-bahan tertentu yang menurut BPOM itu tidak boleh beredar,’’ jelasnya. Jadi harus diselidiki terlebih dahulu barang tersebut agar yakin dengan keamanannya. Sasaran produk-produk ini yang kebanyakan berada di daerah terpencil. Masyarakat bisa berkoordinasi dengan Dinas Keseha-

tan kabupaten setempat agar lebih dekat. ‘’Tetapi yang berhak untuk mencabut izin ya dari BPOM,’’ tambahnya. Produk yang banyak beredar melalui dunia maya masih menjadi kendala terbesar bagi Dinas Kesehatan. ‘’Karena memang itu harus kita tahu dimana diproduksinya. Kalau tidak sulit untuk dilacak. Sehingga Kementerian Kesehatan harus bisa berkordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat,’’ kata Budarja.

Bersambung ke hal 3

Lalu Budarja (Ekbis NTB/uul)


2

Ekbis NTB Senin, 26 Februari 2018

Eksistensi Batik Sasambo di Tengah Serbuan Produk Luar Sejak diperkenalkan ke khalayak umum di akhir tahun 2009, batik Sasambo mulai dikenal oleh publik. Motif-motif dari tiga suku asli NTB yaitu Sasak, Samawa, dan Mbojo yang didominasi motif flora dan fauna menyita perhatian pecinta batik. Bahkan batik Sasambo pernah dijadikan sebagai pakaian wajib bersama kain tenun, meski sekarang sudah tidak pernah terdengar kembali gaungnya. “SETELAH era kepemimpinan presiden yang sekarang, ajakan menggunakan batik Sasambo sebagai pakaian wajib sudah tidak ada lagi. Malahan sekarang lebih digembargemborkan penggunaan kain tenun,” terang Samsir, salah satu pioneer batik Sasambo sekaligus perajin batik khas NTB ini yang masih bertahan. Ditemui di rumah sekaligus sentra produksi dan galerinya yang berlokasi di jalan pariwisata Rembitan-Kuta, Pujut, pria asli Klaten ini menceritakan bagaimana awal mulanya dirinya mulai memproduksi batik Sasambo ini. “Saya sudah mulai usaha batik ini sejak tahun 1991, tetapi kalau batik Sasambo dari tahun 2009 saat launching itu. Sampai sekarang saya masih tetap berproduksi,” jelas bapak 3 anak ini. Motif-motif yang biasa dibuat Samsir untuk batiknya merupakan ikon khas NTB seperti cabai, nyale, kangkung, bunga kenanga, dan lainnya. “Hampir di semua kain batik buatan saya, selalu disertakan gambar lumbung padi sebagai lambang khas NTB. Wong turis datang ke sini buat lihat yang itu,” kelakarnya.

Pembuatan kain batik, imbuhnya, tergantung tingkat kesulitan motif dan banyaknya warna yang digunakan. “Paling cepat itu 3 hari sudah selesai, sedangkan paling lama bisa sampai 2 minggu,” kata Samsir. Semakin banyak motif dalam satu kain, maka semakin mahal harga kain nantinya. “Tapi harga di saya ini masih dibilang paling murah dibandingkan dengan yang lain. Harga di saya kisarannya mulai Rp 130 ribu, sedangkan yang lain mulainya dari Rp 150-250 ribu,” terang pria 49 tahun ini. Meski dibanderol dengan harga yang murah, ia mengatakan bahwa produknya ini masih sering diragukan oleh orang, terutama masyarakat lokal. “Orang di sini pikirannya belum terbuka, bahwa yang menjadi kain khas daerah itu bukan hanya tenun saja tetapi bisa batik. Batik bukan dari Jawa saja, tetapi NTB juga punya karena motifnya beda,” tukas Samsir. Tetapi, masyarakat lokal yang lebih mementingkan harga dibandingkan dengan kualitas lebih memilih menggunakan produk kain buatan luar yang dibuat oleh pabrik. “Dulu di

(Ekbis NTB/uul)

SASAMBO - Samsir dengan produk batik Sasambo yang makin banyak diminati wisatawan. Samsir yakin batik Sasambo akan eksis di tengah gempuran produk luar. galeri, saya tidak mau menjual kain luar karena itu mengurangi penjualan produk kita, tetapi karena semua disini jual produk luar, sekarang saya juga ikut-ikutan karena banyak yang beli,” terangnya dengan nada getir. Samsir sebenarnya sangat menyayangkan kejadian tersebut karena bisa mematikan produk-produk lokal serta para perajinnya. “Tetapi apa mau dikata, orang di sini lebih baik

Membuat Pocong untuk Berburu Bibit Lobster

beli murah dibandingkan dengan harga yang mahal padahal kualitasnya saja sudah berbeda,” imbuhnya. Oleh karena itu, untuk tetap bisa berproduksi, sejak 2 tahun lalu dirinya sudah mulai melirik toko oleh-oleh untuk menjual produk batik Sasambonya. “Saya sendiri yang datang ke sana untuk menawarkan barang saya dan butuh waktu yang cukup lama agar bisa di-

terima di sana,” ceritanya. Ia bersyukur sekarang hampir semua toko oleh-oleh di Mataram dan kawasan wisata Batulayar-Senggigi sudah bisa dimasuki oleh produknya. “Dalam sebulan saya bisa mengirimkan sampai 200 kain ke semua toko oleh-oleh itu dan alhamdulillah hasilnya cukup,” senyum Samsir. Ia menambahkan dirinya juga banyak menerima pesan-

(Ekbis NTB/uul)

Membuat pocong untuk menangkap bibit lobster membutuhkan keahlian. Bagi istri nelayan, membuat pocong akan menambah penghasilan tambahan bagi keluarga.

(Ekbis NTB/ham)

PAMER - Hasil lukisan Sarbini yang dipamerkan di ajang Inspiratif Expo Diskominfotik NTB, Minggu (25/2).

BAKAT pada dunia seni tidak membuat Sarbini harus melalaikan pekerjaannya sebagai seorang tenaga pendidik di SDN 12 Ampenan. Justru ketika awal dipercaya sebagai seorang guru di SDN 1 Ampenan, Benny – sapaan akrabnya membuat dirinya tidak meninggalkan apa yang menjadi hobinya, yakni menggeluti dunia seni. Hobinya di dunia seni, khususnya melukis semakin diasah dan terus ditingkatkan tanpa meninggalkan kewajibannya sebagai seorang pendidik. Bahkan, ketika dirinya dipercaya sebagai Kepala SDN 12 Ampenan tahun 2014 lalu, Benny tidak meninggalkan apa yang menjadi hobinya. Sebagai seorang kepala sekolah yang bertanggung jawab penuh pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, pria asal Karang Lebah Praya Lombok Tengah ini, terus berkarya di dunia seni yang telah mendarah daging dalam hidupnya. ‘’Sebagai kepala sekolah memang cukup berat, Ada beberapa hal yang mesti kita pertanggungjawabkan. Pertama, bagaimana mengelola guru, murid, orang tua murid dan juga ke dinas. Ini yang jadi prioritas,’’ tuturnya. Meski demikian, dalam menjalankan hobinya di dunia seni, alumni PGSD Universitas Mataram dan Universitas Nahdlatul Wathan Mat-

Mie Njerit dengan Sensasi Mi dan Nasi Goreng Pedas OLAHAN mi dan nasi goreng sepertinya tetap menjadi favorit bagi banyak orang. Terutama dengan banyaknya tempat makan yang menyediakan menu mi dan nasi goreng dengan level pedas yang menjadi tren beberapa tahun belakangan ini. Jika menyukai menu mie dan nasi goreng dengan level pedas yang nampol, bisa mencoba untuk mencicipi menumenu di Mie Njerit. Franchise asal Madiun, Jawa Timur ini resmi membuka cabangnya yang pertama di Mataram sejak pertengahan Januari kemarin dan berlokasi di jalan Sriwijaya 401, Mataram. Lenny Marliana, pengelola Mie Njerit Mataram, menjelaskan usaha ini dikelolanya bersama dengan adiknya, Leedy Diana. “Tapi kita bagi tugas, dia (Leedy) di bagian marketing onlinenya sekaligus ownernya sedangkan saya lebih ke operasionalnya,” terangnya saat ditemui di tempat makannya. Ia menambahkan konsep tempat sengaja dibuat dengan konsep yang anak muda karena memang mereka menjadi target pasar Mie Njerit. “Tempatnya kita buat dengan interior yang anak muda sekali, apalagi sekarang mereka suka dengan tempat yang terkesan instagramable,” jelasnya. Mie Njerit sendiri terkenal dengan berbagai menu mi yang menjadi spesialisasi. “Ada 6 varian menu mi di sini yaitu Mie Njerit Original, Mie Njerit Spesial,Mie Njerit Crispy, Mie Njerit Kuah, Mie Njerit Samyang, dan Mie Njerit Ramen. Yang paling menjadi favorit adalah Mie Njerit Spesial,” terang Lenny. Mi yang digunakan, tambahnya, merupakan buatan sendiri dan dikirim

Dinas Perindustrian sudah bagus pembinaannya, mau apa lagi,” ceritanya. Tetapi ia optimis ke depannya, batik Sasambo bisa terus eksis di tengah gempuran produk luar yang membanjiri pasar NTB. “Apalagi besok ada KEK ini, tempat saya kan bisa dibilang pintu masuknya jadi kami sudah siap menyambut wisatawan yang datang berkunjung kesini,” tutupnya. (uul)

h la o k e S n a d i n e S a r a t An

Inspirasi

LARANGAN Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menangkap bibit lobster masih sulit untuk dilakukan oleh masyarakat pesisir. Terutama yang dari dulu menggantungkan hidupnya dari mencari bibit lobster ini, apalagi di tengah cuaca untuk melaut yang kurang kondusif. Namun saat tidak melaut, dimanfaatkan nelayan untuk mencari penghasilan tambahan. Salah satunya dengan membuat pocong – alat untuk menangkap baby (bibit) lobster. Bagi para nelayan, membuat pocong bisa memberikan tambahan penghasilan bagi nelayan, khususnya istri nelayan untuk membantu asap dapur tetap mengepul. “Sejak September kemarin, banyak yang tidak bisa melaut karena cuaca yang buruk jadinya kita tidak ada penghasilan,” terang Inaq Sandi, pembuat pocong lobster saat ditemui di sela-sela pekerjannya di Dusun Tebelong, Desa Kuta 2, Pujut Lombok Tengah belum lama ini. Ia menjelaskan saat tidak aktivitas melaut seperti ini, para nelayan biasanya mencari bibit lobster atau baby lobster untuk tambahan pemasukan. “Ditangkapnya dengan pakai pocong ini, nanti kan udangnya (sebutan warga untuk baby lobster) masuk di sela-sela lembaran ini,” kata Inak Sandi. Dinamakan pocong karena bentuknya yang menggantung dan diikat seperti pocong. Meski namanya terdengar seram, tetapi bentuknya tidaklah seseram namanya malahan terlihat unik. Pocong biasanya terbuat dari lembaran karung semen yang diikat menggunakan tali pada jaring nelayan. “Kita cari sendiri karung semennya atau nanti ada yang bawain langsung ke sini, itu yang kita beli,” jelasnya. Harga 1 lembar karung semen biasanya dibeli Inak Sandi seharga Rp 500/buah. Satu karung semen bisa diubah menjadi 12 buah pocong, tetapi tergantung dari si pembuat. “Untuk satu jaring yang panjangnya 5 meter bisa menghabiskan sampai 50 karung semen,” akunya. Pembuatan pocong dilakukan oleh istri-istri nelayan dengan dibantu oleh anak-anaknya. “Kalau suruh orang lain, mereka tidak punya waktu karena buatnya rumit dan memakan waktu yang cukup lama,” jelasnya. Inaq Sandi mengaku dirinya sudah biasa membuat pocong ini, tetapi bukan menjadi pekerjaan utamanya. “Kalau lagi musim ikan, saya jualan ikan di pasar karena hasil tangkapan suami yang melimpah. Kalau sekarang, saya tidak ada kerjaan,” curhatnya. Oleh karena itu, nelayan wilayah Kuta itu biasanya mencari bibit lobster ini sebagai tambahan penghasilan di musim barat seperti sekarang. “Pocong ini nanti dipasang pas magrib di tengah, besok subuh sudah bisa diambil,” jelasnya. Hasilnya juga tergantung dari musim, kadang banyak kadang sedikit. “Harganya lumayan, mulai Rp 20 – 35 ribu/ekor baby lobster,” kata Inaq Sandi. Pembeli baby lobster ini kebanyakan orang lokal yang menjualnya ke luar daerah, meski dengan risiko tertangkap polisi. “Sudah banyak bos-bos di sini yang ditangkap polisi gara-gara ketahuan bawa keluar,” ceritanya. (uul)

an dari luar untuk batik Sasambonya ini. “Kalau kita tidak aktif sekarang dalam mencari pasaran, kita tidak akan bisa maju kalau hanya mengandalkan pemerintah,” tambahnya. Dulu dirinya pernah diundang menghadiri suatu acara di Mataram yang dihadiri oleh wakil gubernur untuk membatik. “Tetapi sampai sekarang juga tidak ada hasil apa-apa dari kegiatan itu, Padahal dari

langsung dari pusatnya jadi dijamin berbeda dengan mi di tempat lain. “Bumbunya juga diracik sendiri di pusatnya, sehingga di semua cabang rasanya sama. Rasanya juga beda dengan tempat lain, karena ada bumbu rahasianya,” jelasnya. Selain mi, pengunjung juga bisa mencicipi nasi goreng yang terdiri dari varian nasi goreng Jawa, nasi goreng Kremasi, nasi goreng sadako, dan nasi goreng Sadako. “Namanya memang sengaja dipilih yang unik agar pengunjung penasaran.Tetapi tidak dengan nama-nama yang seram,” kata Lenny. Pengunjung juga bebas menentukan level pedas untuk menu mi dan nasi goreng dengan level mulai level 0 (tanpa cabai) sampai level 20 (150 cabai). “Kita sengaja membuat level mulai dari tanpa cabai agar anak-anak juga bisa memakannya,” tambahnya. (uul)

(Ekbis NTB/uul)

Pengunjung yang sedang menikmati sensasi mi dan nasi goreng di Rumah Makan Mie Njerit Mataram.

aram ini, tidak semata-mata mencari materi. Baginya, ketika mampu menghasilkan sebuah karya seni yang membuat banyak orang puas menjadi kepuasan tersendiri bagi dirinya. Tidak hanya itu, dalam menyelesaikan sebuah karya seni, rasa lapar atau dahaga tidak diperhatikan. ‘’Saya juga bersyukur, istri saya cukup pengertian. Dalam arti, ketika saya larut menyelesaikan sebuah karya seni, dia mengingatkan saya untuk melaksanakan kewajiban saya sebagai seorang tenaga pendidik dan kepala sekolah,’’ ujar alumni SMPN 1 Ampenan (kini SMPN 3 Mataram) atau lebih dikenal SMP Dolar ini. Selain itu, dirinya juga banyak berdiskusi dengan seniman dan budayawan NTB terkait perkembangan dunia seni di NTB. Bahkan, jika dirinya sedang galau atau hati tidak tenang, pergi ke Taman Budaya Mataram untuk melihat penampilan seniman-seniman NTB dalam membawakan hasil karya sastranya. Tidak hanya itu, sebagai seniman, Benny membutuhkan masukan atau kritikan dari banyak pihak terkait hasil karya seninya. Dari masukan ini akan menjadi bahan bagi dirinya untuk berkarya lebih baik lagi. (ham)

Kamorry Butik, Fashion dan ’’Make Up’’ Jadi Satu TIDAK banyak butik di Mataram yang memberikan pelayanan lebih bagi para pengunjungnya, sehingga pengunjung tidak hanya bisa berbelanja fashion tetapi juga mendapat pelayanan lainnya. Hal itulah yang coba ditawarkan oleh Kamorry Butik yang berlokasi di jalan Swadaya Nomor 15, Kekalik Jaya, Mataram. Pemilik Kamorry Batik (Ekbis NTB/uul) Kadek Morry Laksmi, men- Kadek Morry Laksmi sedang melayani peljelaskan jika pengunjung anggan di butiknya. yang datang, selain berbelanja juga bisa mendapatkan pelay- yang ada disini sangat unik dengan anan make up. model dan motif yang sesuai tren “Itu yang membedakan kita dengan sekarang ini. “Seperti kebaya, saya yang lain, karena pengunjung yang menyediakan kebaya dengan model datangnya biasa saja ke sini, keluarn- tulle dan lengan pendek yang ya jadi luar biasa,” terangnya saat dite- sekarang sedang tren. Model kebaya mui di butiknya beberapa waktu lalu. lengan panjang juga ada di sini,” terNama Kamorry yang diambil dari ang mantan pegawai salah satu bank singkatan namanya ini memang masih BUMN ini. tergolong baru berdiri yaitu sejak SepSelain menjual baju, Kamorry Butember tahun kemarin. “Saya memang tik juga menyewakan dress dan kesuka fashion juga sebelumnya, jadin- baya bagi para pengunjung yang inya kepikiran buat butik biar ada ker- gin memakainya untuk berbagai kepjaan juga sekalian bisa ngemong erluan. “Yang paling banyak disewa anak,” terang ibu 1 anak ini. ya kebaya ini, terutama untuk acaraMorry menjelaskan, Kamorry Butik acara seperti wisuda,” terang Morry. menyediakan berbagai macam pakaian Untuk make up sendiri, pengunjung wanita mulai dress, atasan, celana, ke- bisa memesan sehari sebelumnya unbaya, dan lainnya dengan model yang tuk kemudian melakukan reservasi. tidak pasaran. “Baju-baju di sini merupa- “Nanti pengunjung juga bisa memilih kan produk impor sehingga kualitas kain apakah mau make-upnya saja atau dan modelnya terjamin,” jelasnya. sekalian dengan bajunya juga,” jelasHal ini bisa terlihat dari baju koleksi nya. (uul)

Pemimpin Umum: Agus Talino Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Raka Akriyani Redaktur Pelaksana: Marham Koordinator Liputan : Akhmad Bulkaini Redaktur : Marham, Zainudin Syafari, Akhmad Bulkaini Staf Redaksi Mataram : U'ul Efriyanti Prayoba Lombok Barat: M.Haeruzzubaidi, Lombok Tengah : Munakir. LombokTimur: Rusliadi, Yoni Ariadi. KLU : Johari. Sumbawa Barat : Heri Andi. Sumbawa : Arnan Jurami, Indra Jauhari. Dompu : Nasrullah. Bima : Rafiin. Tim Grafis : A.Aziz (koordinator), Didik Maryadi, Jamaludin, Mandri Wijaya Kantor Redaksi : Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Tarif Iklan : Iklan Baris : Rp 20.000/baris Min 2 baris max 10 baris (1 baris 30 character). Display B/W (2 kolom/lebih): Rp 30.000/mmk. Display F/C : Rp 35.000/mmk. Iklan Keluarga : Rp 20.000./mmk. Iklan Advertorial : Rp 15.000/mmk. Iklan NTB Emas (1 X 50 mmk): Rp 500.000/bulan (25 X muat). Iklan Peristiwa : Rp 350.000/kavling. Alamat Bagian Langganan/Pengaduan Langganan: Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Harga Langganan: Rp 85.000 sebulan (Pulau Lombok) Rp 90.000 sebulan (Pulau Sumbawa), Pembayaran di muka. Harga eceran Rp 5.000. Terbit 1 kali se-minggu. Penerbit: PT Suara NTB Pers. Percetakan: PT Bali Post.

Ekbis NTB

Wartawan

Ekbis NTB

selalu membawa tanda pengenal, dan tidak diperkenankan menerima/meminta apa pun dari nara sumber.


Ekbis NTB

Ekbis NTB Senin, 26 Februari 2018

3

Damri Siapkan 14 Armada Khusus Penunjang Pariwisata

(Ekbis NTB/her)

Dusun Telor Jago Sekotong dengan pemandangan terasering sepanjang jalan

Dusun Terpencil Telor Jago Sekotong Tawarkan Wisata Terasering DUSUN Telor Jago, Desa Sekotong Tengah, salah satu desa terpencil di Sekotong. Dusun ini terletak di ketinggian yang berbatasan dengan Desa Kedaro. Dusun ini menyimpan banyak potensi, baik pertanian dan sektor peternakan. Disamping itu, potensi keindahan alam perbuktian daerah ini begitu memikat dengan terasiring atau petak sawah yang tersusun rapi. Namun sayang potensi ini belum digarap maksimal. Salah satu hambatannya yaitu kondisi akses jalan menuju daerah ini begitu buruk. Ketika Ekbis NTB menjajaki bukit di dusun ini, ada sensasi keindahan terasiring di sepanjang pinggir jalan. Para pengunjung disuguhkan jalan menanjak yang memicu adrenalin. Akses jalan menuju wilayah ini memang sudah beraspal, namun baru setengahnya. Khusus ke dusun setempat, jalan tidak beraspal. Hampir 3 kilometer akses jalan tersebut rusak parah meskipun sebelumnya sudah dibangun melalui dana asprasi DPR sepanjang 300 meter. Sepanjang jalan terhampar areal persawahan warga

yang dibuat petak-petak rapi. Dari ketinggian terlihat guratan dari petak sawah ini begitu indah. Sebagian padi warga terlihat menguning, siap panen. Sebagian lagi masih hijau. Jalan menanjak pun menghiasai perjalanan menuju dusun ini. Hingga pertengahan perjalanan, akses jalan aspal pun berganti akses jalan tanah. Akses jalan menuju desa Kedaro ini dibangun tahun lalu, namun tidak sampai tembus perbatasan, sebab dialihkan ke desa lain. Menuju Dusun Telor Jagopun tak kalah parah, akses jalan yang berkubang lumpur menambah ekstrem akses jalan tersebut. Kendaraan roda empat yang ditumpangi tim wartawan pun tidak bisa tembus lokasi, sehingga tepaksa menggunakan sepeda motor. Lagi-lagi perjalan cukup ekstrem dilalui, lantaran buruknya akses jalan. Namun rasa lelah langsung hilang setelah melihat hamparan sawah terasiring di sepanjang jalan. “Kawasan ini indah, meski terpencil namun terasiringnya begitu indah,”kata Ikhwa, salah seorang pengunjung.

BBPOM Belum Lakukan Pengawasan Khusus Dari Hal. 1 harus produk yang dijual adalah yang sudah mendapatkan izin edar resmi. Kepada masyarakat, diimbau juga untuk melakukan pengawasan secara mandiri. Terhadap produk kosmetik, maupun obat-obatan yang dijual online dan dengan sistem MLM, disarankan dicek lang-

sung melalui aplikasi BPOM. ‘’Cocokkan izin-izinnya yang tertera di POM melalui aplikasi ini. Bisa juga mengecek lebih detail apakah izin-izinnya sudah sesuai dengan produknya. Ini untuk mengantisipasi izin BPOM dipalsukan. Karena mereka (oknumnya) juga pada pintar,’’ demikian Suarningsih. (bul)

Dikes Hanya Memberikan Rekomendasi Dari Hal. 1 Tapi jika masyarakat menemukan produk yang diragukan keamanannya. Bisa datang melapor ke Dinas Kesehatan setempat yang nantinya akan diteruskan untuk kemudian diselidiki. ‘’Kita berharap sekali masyarakat yang mengetahui info itu bisa melaporkannya ke kita,’’ harapnya. Di NTB sendiri, imbuhnya, kebanyakan produksi obat dan farmasi yang banyak adalah obat tradisional dan herbal yang produksinya masih sedikit. Karena di sini

tidak ada pabrik. Terkait penjualan melalui online, kata Budarja, masih dirancang dalam bentuk Permenkes di DPR. ‘’Isinya tentang Permenkes yang mengatur e-Farmasi,yang berarti semua pelayanan farmasi dilakukan secara online,’’ jelasnya. Termasuk apotek online dan pembelian jual-beli obat melalui online. Nantinya semua penjualan farmasi secara online akan diawasi dengan payung hukum Permenkes yang masih digodok ini. (uul)

Mediator Harus Ditertibkan Dari Hal. 1 Dalam sistem MLM, semakin banyak anggota yang direkrut akan semakin banyak janji keuntungan yang diperoleh. Namun tak semua bisnis MLM itu sudah memiliki izin dari otoritas terkait. Karena jika melihat daftar investasi atau perusahaan yang dilarang beroperasi oleh OJK tahun 2017 saja sudah sangat banyak. Mereka mencari rekan bisnis sebanyak-banyaknya untuk memperoleh keuntungan yang tinggi. “Siapa yang menjadi penghubungnya, jadi mediatornya, itulah yang harus dicari. Kaki tangannya itu yang harus dipantau atau diamankan, karena bisnis semacam itu melalui jaringan. Bisa sampai ke dusun-dusun,” tambah Azis. Namun salah satu kendala yang mungkin dihadapi oleh OJK dan pemerintah daerah dalam menangani perusahaan semacam ini adalah lokasi kantor cabangnya di daerah yang tak jelas. Terkadang anggotanya banyak di NTB, namun kantornya tidak ada di Kota Mataram. Kalaupun ada, lokasi kantornya biasanya di tempat tersembunyi agar tak gampang terdeteksi. Entitas perusahaan yang

sering merugikan konsumen ini ada banyak jenisnya, mulai dari sektor finansial sampai yang sektor ril. Jika perusahaan ilegal tersebut menjalankan operasinya di sektor finansial, maka menjadi ranah OJK untuk melakukan penindakan. Namun jika operasionalnya di sektor ril, dinas terkait yang harus turun tangan. “Sudah saatnya aparatur pemerintahan sampai ke kabupaten, bahkan sampai ke parangkat terbawah untuk melakukan pemantauan. Kalau mau peduli terhadap persoalan ini, pasti akan bisa dipantau semua aktifitas usaha ilegal yang merugikan masyarakat tersebut,” katanya. Perusahaan investasi atau non investasi yang mencari member dari anggota masyarakat memang memiliki daya pikat yang tinggi. Margin keuntungan yang ditawarkan terkadang tak masuk akal. Meski masyarakat tidak terlalu butuh dengan produk yang dijual, namun karena tergiur dengan janji keuntungan, maka produk tersebut dibeli juga.”Yang paling memikat itu adalah margin. Itu berlipat lipat, itu multi level marketing,” terangnya. (ris)

Kepala dusun Telor Jago, Murtazam menuturkan, kondisi terisolir dusunnya menyebabkan potensi yang ada tak banyak diketaui, padahal pemandangan sawah di sepanjang jalan menjadi pemikat pengujung. “Memang begini kondisi dusun kami, tak banyak yang tahu ada pemandangan indah ini. Banyak potensi namun kami bingung mau apakan. Karena memang kondisi jalan rusak ,”jelas kadus ini. Akses jalan menuju dusunnya memang sudah lama buruk, bahkan beberapa kali diberikan program baik melalui Dana Desa (DD) dan dana asprasi belum mampu mengatasi persoalan ini. Kondisi ini menyebabkan warga dudun cukup berat mengangkat potensi wilayahnya sendiri. Dusun Telor Jago sendiri berpenduduk sekitar 400 jiwa lebih, sebagian besar petani. Ia berharap agar pemda melirik potensi wilayahnya untuk memaksimalkan wisata alam di daerah itu. Sementara itu, Kades Sekotong Tengah L Sarapudin menyatakan bahwa pihaknya sudah mengarahkan DD untuk rabat jalan. Diakuinya tahun ini akses jalan menuju Kedaro bakal dibangun pemda. Sedangkan khusus ke dusun tersebut, belum ada rencana. “Kita tetap upayakan, termasuk menggarap potensi wisata disana,”ujarnya. (her)

PERUM Damri Mataram memiliki 14 bus khusus, yang didesain untuk mendukung sektor pariwisata. Armada ini sebagai pendukung mobilitas seluruh kegiatan yang berkaitan dengan sektor unggulan pemerintah daerah ini. 14 armada ini terparkir di halaman kantor Damri Mataram, di Bertais. Perawatan dilakukan secara rutin. Desain interiornya telah disesuaikan dengan standar pelayanan pariwisata, mulai dari joknya, TV, serta kelengkapan utama yang dibutuhkan saat perjalanan berwisata. Perusahaan transportasi darat milik pemerintah ini melengkapi sarana prasarana ini untuk memperkuat sektor pariwisata NTB yang belakangan terus naik daun.

General Manajer Perum Damri Mataram, Sumijan mempersilakan siapa saja memanfaatkan armada ini baik kepada pengelola hotel, travel, maupun kepada perusahaanperusahaan yang melakukan kegiatan kepariwisataan. Adapun rute yang bisa dilalui armada ini bebas. Sepanjang jalan yang dilalui umumnya untuk destinasi pariwisata yang ada di NTB. Jajak- sapaan akrab GM Damri Mataram ini, memastikan sudah cukup layak dimasuki armada berbadan panjang. Jajak memastikan bahwa ke 14 armada ini tidak dicampur pemanfaatannya dengan kegiatan usaha komersil Damri. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga fasilitas yang ada di

(Ekbis NTB/bul)

Jajak dalam armada pariwisata ini tetap membuat wisatawan merasa nyaman didalamnya. “Tidak boleh campur penggunaannya dengan armada komersil lain. 14 armada pari-

wisata ini hanya jalan ketika ada yang memanfaatkannya,” demikian kata Jajak kepada Ekbis NTB pekan kemarin. Terkait dengan tarif carter armada Damri ini dinilai sangat bersaing. Sebab Jajak menegaskan, bahwa pemerintah menyediakan armada dalam rangka memudahkan masyarakat mendapatkan layanan transportasi yang memadai dan terjangkau.”Soal tarif bisa disesuaikan,” ujarnya. Karena itu, diharapkan keberadaan armada pariwisata milik Damri ini bisa dimanfaatkan optimal oleh semua kalangan. Dalam rangka memperkuat ketersediaan sarana dan prasana transportasi yang memadai untuk mendukung pariwisata NTB.(bul)

Kapal ”Yacht” dari 25 Negara akan Demonstrasi di Gili Gede PESERTA Atlantic Rally Cruises (ARC) dari 25 negara kembali akan singgah ke NTB. Salah satu tujuannya adalah Gili Gede, Sekotong Lombok Barat. Disana mereka akan melakukan demonstrasi kapal pesiar khusus. Peserta ARC akan datang menggunakan kapal yacht (kapal layar pariwisata). Rencana singgahnya pada bulan Oktober 2018 ini dengan jumlah peserta yang lebih banyak dari tahun sebelumnya. Hal ini dikemukakan CEO Marina Del Ray, Captain Raymond La Fontaine. Ia didampingi General Manajer Marina Del Ray, Puri Yusuf SH. Marina Del Ray adalah perusahaan yang memfasilitasi pembangunan pelabuhan khusus Marina, di Gili Gede, Lombok Barat. Karena itu, Raymond mengatakan pihaknya berkepentingan mengajak para penjelajah bahari yang tergabung di ARC ini. Mereka yang notabenenya adalah pemodal, harus mengetahui langsung potensi pariwsata dan investasi di NTB. Raymond mengatakan, para peserta ARC dari 25 negara yang akan masuk ke NTB ini terhitung sebagai wisatawan Eropa dan Asia yang hobi berkeliling dunia menggunakan yacht. Gili Gede, dijadikan sebagai lokasi persinggahan kapal pesiar wisata

(Ekbis NTB/bul)

(Ekbis NTB/bul)

Puri

Raymond

dari berbagai negara sejak 2014. Hal itu tidak lepas dari upaya promosi yang dilakukan oleh Marina Del Ray ke negara-negara di kawasan Eropa, Amerika, dan Asia. Kedatangan para peserta ARC ini akan memberikan dampak ekonomi bagi warga lokal. Pasalnya, tidak sedikit kebutuhan mereka yang harus dipenuhi selama singgah, termasuk “membolongi”kantongnya untuk kegiatan-kegiatan pariwisata ke tempat-tempat lainnya. Rata-rata lama tinggal kapal layar wisata tersebut enam hari. Selama itu, para wisatawan melakukan aktivitas yang berdampak ekonomi bagi daerah. Marina Del Ray akan terus berupaya mendatangkan wisatawan ke Gili Gede, yang ditetapkan sebagai lokasi terminal khusus wisata tirta melalui Keputu-

san Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KP 453 tahun 2016. Meskipun saat ini, upaya mendatangkan wisawatan menggunakan kapal layar wisata masih terkendala regulasi, yakni Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 105 tahun 2015 tentang Kunjungan Kapal Wisata (yacht) Asing ke Indonesia. Di dalam Perpres tersebut, NTB tidak termasuk sebagai provinsi yang menjadi pelintasan yacht. Oleh sebab itu, setiap kali wisatawan akan masuk ke Gili Gede dengan membawa kapalnya, PT Marina Del Ray harus mengajukan permohonan penjaminan kepada Pemerintah Provinsi NTB, dalam hal ini Dinas Pariwisata. Jika tidak, maka Bea Cukai Denpasar, tidak akan memberikan izin masuk. Ter-

masuk pada 2017 lalu, pihaknya mengajukan penjaminan ke Dinas Pariwisata NTB untuk 17 yacht yang akan masuk, namun terkendala. Akhirnya Deputi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang bersedia memberikan jaminan tersebut untuk peserta ARC singgah di NTB. Seperti diketahui, Marina Del Ray sedang membangun dermaga khusus yacht, untuk kapasitas tampung 350 kapal. Saat ini proses pembangunan dermaga seluas 350 meter x 350 meter sedang berlangsung. Presiden Joko Widodo telah memberikan lampu hijau kepada investor untuk membangun Marina di Gili Gede, Sekotong Lombok Barat. Permintaan presiden, bahkan Marina dapat dibangun oleh investor sebanyak 100 di seluruh Indonesia. Dengan target pendapatan negara sebesar 300 miliar dolar selama lima tahun. Marina Del Ray sendiri berencana ingin membangun sebanyak 10 Marina di Indonesia. Lokasinya di tempat-tempat favorit wisatawan. Diantaranya di Lombok dan Raja Ampat, Papua, serta tempat-tempat potensi besar lainnya di belahan wilayah Indonesia. Marina pertama yang akan dibangun itu di Lombok yaitu di Gili Gede. Gili Gede dipilih karena pantainya sangat tenang untuk parkir kapal-kapal yacht.(bul)

MLM dan Investasi yang Mencurigakan Dari Hal. 1 serta mampu merekrut anggota lain untuk melakukan hal yang sama. Kepala OJK Provinsi NTB, Farid Faletehan mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada. Dalam kasus ini, OJK menyorotnya dari sisi investasinya. Bukan secara khusus pada produk yang ditawarkannya. Farid mengatakan, pola pemasaran dengan MLM ini biasanya hanya bertahan satu sampai dua tahun. Ketika masuk, ia memberikan keuntungan di awal pada orang dengan level/tingkatan tertentu. Biasanya untuk mencuri perhatian yang lain agar terpancing mendapatkan keuntungan yang sama. ‘’Jangan tergiur dengan pendapatan tinggi. Dan jangan tergiur dengan sistem member,’’ saran Farid. Humas OJK NTB, Muhammad Abdul Mannan menambahkan, di NTB, ada beberapa entitas bisnis yang dilaporkan bermasalah. Laporannya rata-rata diserap langsung oleh otoritas di masyarakat. Salah satu yang diadukan masyarakat dan berpotensi bermasalah ada bisnis dengan skema MLM, Black Wallet di dalamnya. Otoritas saat ini masih memantau terus perkembangannya, bersama Tim Satgas Waspada investasi. Abdul Mannan menyarankan, masyarakat harus cerdas terhadap berbagai aktivitas bisnis yang ditawarkan oleh orang, atau perusahaan. Harus dipastikan legalitas usahanya dan penjaminnya. ‘’Pastikan dulu yang menawarkan produk investasi itu dari lembaga yang sudah mengantongi izin dari otoritasnya. Sehingga ketika muncul persoalan yang tak diinginkan di belakang hari, jelas pihak yang dimintai pertanggungjawabannya. Kalau tidak punya izin, sebaiknya dihindari,’’sarannya. Hal penting yang harus diperhatikan ketika penawaran produk investasi masuk, dia harus legal (berizin), dan logis. Artinya, keuntungan yang ditawarkan tidak melebihi batas kewajaran. ‘’Sepanjang legal, kemudian hasil yang dijanjikan masuk akal, tidak masalah,’’ demiki-

an Abdul Mannan. Untung Rugi Membeli Produk Lewat Online Bagi sebagian orang MLM adalah bisnis yang cukup menjanjikan. Cukup menjual produk pada konsumen atau member dengan menjanjikan keuntungan yang berlipat, membuat bisnis ini tidak pernah mati. Apalagi dengan mulai maraknya sistem penjualan lewat online membuat bisnis ini semakin eksis dan banyak peminatnya. Sebagai contoh untuk penjualan obat-obatan dan kosmetik, banyak dilakukan lewat online. Meski obat-obatan atau kosmetik yang ditawarkan legalitasnya tak terdaftar di Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia. Bagi pengusaha MLM, mereka yang penting produknya laku terjual. Namun, ada juga MLM yang profesional dengan mementingkan kualitas dari produk yang dijual untuk menjaga brand dan nama perusahaan di mata konsumen. Beberapa jenis produk obatobatan yang banyak dipasarkan lewat online adalah NASA dengan Crystal X dan Black Wallet yang saat ini marak. Dalam memasarkan ini, tentu tak bisa diyakini 100 persen jaminan produk yang ditawarkan apakah asli atau tidak. Namun, jika sudah sampai di tangan konsumen dan uang sudah ditransfer. Banyak pengusaha MLM yang tidak mau tahu, apakah produk yang dijual sudah mendapat izin dari BBPOM atau tidak. Bagi pengusaha MLM yang memiliki komitmen besar terhadap anggotanya, mereka tidak mau mengecewakan anggotanya. Misalnya, Yulia Harnani (26 tahun) yang menjadi anggota salah satu MLM di Lombok Tengah. Saat ditemui Ekbis NTB di kediamannya pekan kemarin, jari jemari Yulia lincah melayani permintaan pembelinya melalui telepon seluler miliknya. Ia yang sejak 5 bulan terakhir menjadi anggota MLM produk NASA mengaku tertarik mengikutinya, karena bisa bisa dikerjakan dari rumah. “Saya tidak perlu jauhjauh ke luar rumah untuk bekerja, hanya tinggal duduk-

duduk di rumah sambil membina anggota dan aktif promo di sosial media, insya Allah sudah ada hasilnya,” terangnya saat ditemui di rumahnya di kawasan Mispalah, Praya. Sambil menemani anaknya yang baru berusia setahun, Yuli menjelaskan ia memilih MLM ini karena yakin dengan manfaat serta keamanan produknya. ‘’Produknya aman kok bagi ibu hamil dan menyusui, terbukti dengan adanya izin BPOM serta label halalnya itu yang membuat saya yakin,’’ terangnya. Ia mengaku, dalam usaha ini memang harus mau berusaha untuk mendapatkan hasil yang sesuai. ‘’Yang penting kita rajin membina anggota kita, maka tetap saja ada hasil dan bonusnya,’’ imbuhnya. Yuli mengaku, mengikuti MLM ini juga karena tidak dibebankan target untuk anggota yang berhasi direkrut. ‘’Juga tidak ada tutup pointnya, jadi kita bebas kapan saja mau tutup poinnya,’’ terangnya. Harga yang dibebankan juga untuk menjadi anggota benar-benar sedikit, karena hanya membeli produk yang kemudian bisa dijual kembali. Ia sampai tidak pernah menyetok barang dalam jumlah banyak karena pasti selalu kehabisan saking banyaknya permintaan. ‘’Alhamdulillah sekarang posisi saya sudah sampai manager dan lagi mengejar posisi di atasnya. Sekarang bisa dapat sampai Rp 400 ribu/ bulan untuk pendapatannya, bahkan ada yang dapat Rp 73 juta/bulan dari hasil ini saja,” tambahnya. Lain lagi dengan cerita L, asal Lombok Timur, yang menjadi anggota MLM Black Wallet yang di-blacklist Otoritas Jasa Keuangan (OJK). L yang bergabung cukup lama di MLM ini menjelaskan jika saat bergabung, harus membeli produk seharga Rp 120 ribu untuk bisa menjadi member. ‘’Kalau sudah menjadi member, bisa membeli produknya seharga Rp 100 ribu saja,’’ jelasnya. Produk sabun dari Black Wallet yang menjadi unggulan dikatakan mampu mengatasi segala permasalahan kulit wanita dan pria untuk segala usia. L kemudian menunjuk-

kan beragam testimoni dari para pengguna sabun BWI ini yang telah merasakan manfaatnya. Ia mengaku tertarik mengikuti BWI karena tidak ada istilah tutup poin. ‘’Poin yang didapat dari pembelian tidak akan hangus sampai pensiun. Poinnya tetap akan diakumulasikan,’’ terangnya. Dirinya sudah mendapatkan bonus yang menurutnya luar biasa. ‘’Alhamdulillah saya dapat AR 3 kali, HP sebanyak Rp 1 juta. Lain dari bonus penjualan saya,’’ tambahnya. Selain itu, produk BWI juga tidak memiliki efek samping, sehingga bisa digunakan oleh semua kalangan. Terkait izin edar, L mengatakan BWI sudah memiliki izin yang resmi dan dalam proses perpanjangan izin. Sedangkan Chintia Pamela, member MLM Jafra mengatakan, untuk mengikuti usaha ini ia mendaftar dengan biaya Rp 299 untuk menjadi member. ‘’Setelah join baru diberikan produk lengkap untuk modal usaha senilai Rp 2 juta,’’ jelasnya yang sudah bergabung selama 1 tahun belakangan. Wanita asal Lombok Timur ini menerangkan yang paling menjadi best seller adalah produk Mud Mask (masker lumpur) khusus untuk kulit berminyak, berjerawat, dan normal. ‘’Produknya aman untuk ibu hamil dan menyusui, tidak membuat ketergantungan dan tanpa pemutih. Produknya herbal, makanya harganya mahal dan kualitasnya tinggi,” terang Chintia. Di JAFRA, member tidak mendapatkan bonus seperti MLM lainnya yang harus bisa mengembangkan jaringan dan mengeluarkan modal besar. “Di sini kita bawa keuntungan sendiri dengan modal yang kecil. Malah kalau misalkan ada yang daftar jadi down line, bisa naik titel dan dapat gaji bulanan,’’ kata ibu satu anak ini. Chintia mengaku sudah merasakan manfaat itu dengan mendapat gaji setiap bulannya. Beda halnya dengan Acha, warga Mataram. Meski tidak termasuk anggota salah satu MLM, ia membeli salah satu produk MLM lewat online, yakni Crystal X dari NASA. Alasan dirinya membeli produk seharga Rp 200 ribu ini dari te-

mannya secara online, karena ingin memiliki anak lagi. Setelah hampir 8 tahun menikah, ia baru punya satu anak. Namun, selesai suntik KB selama setahun, ia belum hamil hingga sekarang ini. Meski di satu sisi ia kecewa, di sisi lain dia mengetahui seperti apa pola pembelian lewat online. ‘’Saya mendapat cerita dari teman saya. Dia sudah 20 tahun menikah, tapi belum punya anak. Tapi ketika dia pakai Crystal X dari NASA baru sebulan, dia sudah hamil. Padahal, sebelumnya dia sudah melakukan berbagai macam program agar hamil. Saya tidak tahu, apakah karena obat itu atau sudah kehendak Tuhan,’’ ujarnya pada Ekbis NTB, Minggu (25/2). Meski demikian, ketika produk ini sudah dibeli, ia belum hamil. Untuk itu, dia menyerahkan sepenuhnya masalah kehamilan pada kehendak Tuhan. Di satu sisi, dirinya tahu ketika ada peringatan BPOM terhadap penggunaan obat yang dibelinya di media sosial, karena tidak sesuai dengan petunjuk penggunaan dan cara pakainya. ‘’Bagi saya tidak ada masalah. Asalkan produk ini tidak memiliki dampak buruk bagi saya,’’ ujarnya. Acha pernah kecewa membeli produk dari online. Ketika produk yang dibeli di internet sangat menarik dan harganya sangat lumayan. Ia tidak mempermasalahkan harganya yang lumayan mahal, karena produknya sesuai dengan harga yang ditawarkan. Namun, saat barang sudah diterima, alangkah kecewanya setelah melihat kondisi barang atau produk itu. Sejak saat itu, ia sangat hati-hati membeli barang-barang atau produk dari luar daerah. Karena seringkali tidak sesuai dengan produk yang dipajang di media online. Untuk itu, ia mengharapkan konsumen tetap harus jeli dalam membeli berbagai macam produk lewat online. Seperti obat-obatan, kosmetik dan produk lainnya. Terkadang, produk yang dipesan tidak sesuai dengan kenyataan dan tidak memiliki izin edar dari pihak berwenang, seperti BPOM dan instansi terkait lainnya. (bul/uul)


Ekbis NTB Senin, 26 Februari 2018

Bisnis Jasa Pengiriman Barang Melejit di Tahun Politik BANYAK jenis usaha yang terdampak di tahun politik. Tidak lain karena perputaran uang di masyarakat semakin tinggi. Salah satu yang terdampak itu adalah bisnis jasa pengiriman barang. Banyaknya produk percetakan seperti alat peraga kampanye (APK) yang meliputi spanduk, baliho, vinyl, stiker bahkan kalender untuk kepentingan pilkada serentak disebar melalui jasa pengiriman barang. Direktur Utama PT. Garda Lintas Sarana ( Garda Express), Agus Cahyono kepada Ekbis NTB mengatakan, tahun politik memberi keuntungan yang bagus bagi sejumlah dunia usaha. Setelah pilkada tahun 2018, nanti ada pemilu di tahun 2019 yang akan mendorong peningkatan pengiriman barang untuk keperluan kampanye dan lain sebagainya. “Ada banyak kenaikan pengiriman barang karena butuh sarana tranportasi agar cepat sampai tujuan. Kami dikenal sebagai NTB area, sore berangkat pagi sudah sampai tujuan,” kata Agus. Ia mengatakan, volume pengiriman barang percetakan mulai awal tahun 2018 ini memang cukup tinggi. Khusus kenaikan barang percetakan seperti kalender, baliho, spanduk dan alat sosialisasi kampanye lainnya yang dikirim melalui Garda Express mengalami kenaikan sekitar 50 persen jika dibandingkan dengan hari-hari biasa. Di tahun 2017, pengiriman barang percetakan tidak terlalu tinggi karena sosialisasi calon kepala daerah belum terlalu massif. Namun beberapa bulan terakhir, pengiriman barang percetakan untuk NTB area semakin meningkat seiring dengan semakin dekatnya pelaksanaan pilkada serentak bulan Juni mendatang. Selain pengiriman barang yang berkaitan dengan musim kampanye, maraknya bisnis online atau daring di NTB juga turut mempengaruhi jumlah pengiriman barang. Volume penjualan barang melalui daring semakin hari semakin banyak seiring dengan mudahnya bertransaksi melalui gawai. Setelah seller dan buyer bertransaksi melalui sistem elektonik, pengiriman barang dilakukan melalui jasa pengiriman barang. Salah satu yang digunakan oleh pelaku bisnis daring adalah Garda Express. “Salah satu dari pelanggan kami adalah customer online, seiring sejalan dengan banyaknya bisnis online di daerah ini. Bisnis online ini butuh cepat, tepat dan aman. Karena itu banyak pelaku bisnis mempercayakan ke kami,” terangnya. Hingga saat ini Garda Express melayani semua customer dengan membuka lima kantor perwakilan yaitu di Bima, Dompu, Sumbawa, Sumbawa Barat dan Lombok Timur. Pola pelayanan Garda Express tak menggunakan agen, namun langsung membuka kantor cabang dengan basis kabupaten. “ Nanti target kami Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Utara akan kami buka kantor cabang Garda Express. Karena kami tak menggunakan agen, maka semua sarana dan prasarananya kami siapkan seperti kantor, karyawan, armada dan lainnya,” katanya. Garda Express selama ini fokus untuk pengembangan jasa pengiriman barang di NTB area. Adapun pengirman barang ke seluruh Indonesia dilakukan dengan cara kerjasama dengan perusahaan lain di luar daerah, sehingga tidak ada kantor cabang Garda Express di luar NTB. “Untuk bisa mendapatkan kepercayaan itu tidak mudah, harus tingkatkan layanan dan promosi bagi customer,” katanya. (ris)

A suransi Bank Indonesia Siapkan Beasiswa untuk 100 Mahasiswa Miskin KUALITAS generasi muda dapat menjadi faktor penentu bagi kemajuan suatu daerah. Sumber daya manusia yang terdidik, berilmu pengetahuan dan berkualitas akan menjadi aset strategis dalam pembangunan bangsa dan negara dimasa depan, termasuk di Provinsi NTB. Pembangunan NTB tidak hanya dapat mengandalkan pembangunan infrastruktur fisik saja, namun pengembangan kualitas SDM menjadi hal yang penting agar Indeks Pembangunan Manusia NTB dapat lebih bersaing. (Ekbis NTB/dok) Melihat urgensi penAchris Sarwani ingkatan kualitas pendidikan tersebut, Bank Indonesia berupaya berperan aktif dalam peningkatan kualitas masa depan SDM Provinsi NTB melalui program pemberian beasiswa bagi mahasiswa. Beasiswa tersebut dapat digunakan untuk mendukung biaya pendidikan, tunjangan studi maupun biaya hidup. Pada tahun 2018 ini, program beasiswa Bank Indonesia diawali dengan melakukan roadshow ke Universitas Mataram dan Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram. Roadshow dimaksud ditujukan untuk mensosialisasikan syarat dan mekanisme pengajuan beasiswa, dilanjutkan dengan sosialisasi ciri – ciri keaslian uang rupiah Tahun Emisi (TE) 2016 serta edukasi peran dan tugas Bank Indonesia. Antusiasme mahasiswa dalam mengikuti sosialisasi tersebut sangat tinggi. Tercatat lebih dari 500 mahasiswa dari Unram dan IAIN turut hadir pada acara yang diselenggarakan pada tanggal 20 Februari di Unram dan 21 Februari di UIN Mataram. Turut hadir pada acara tersebut H. Wilgo Zainar – Anggota Komisi XI DPR RI, Achris Sarwani – Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB, Dr. H. Muhammad Natsir - Wakil Rektor III Universitas Mataram dan Dr. H. Masnun - Wakil Rektor I UIN Mataram. Achris mengatakan, beasiswa Bank Indonesia tahun 2018 ini diperuntukan bagi 100 mahasiswa dari kedua perguruan tinggi (Unram dan UIN Mataram). Beasiswa diberikan dalam bentuk tunjangan uang sebesar Rp 1.000.000 per bulan serta berbagai program pengembangan kompetensi / pelatihan selama bergabung dalam komunitas penerima beasiswa Bank Indonesia, atau yang lebih dikenal dengan komunitas Generasi Baru Indonesia (GenBI). Program studi yang masuk dalam kriteria penerima beasiswa Bank Indonesia 2018 ini adalah Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan; Manajemen/Pendidikan Ekonomi Manajemen; Akuntansi/Pendidikan Akuntansi; Perbankan/ Keuangan Syariah; Ekonomi Islam/Ekonomi Syariah; Matematika/Pendidikan Matematika; Statistik; Pertanian/Peternakan/ Agribisnis/Hortikultura; Sosial Ekonomi Pertanian / Sosial Ekonomi Perikanan; Ilmu Hukum/Hukum Ekonomi Syariah; Ilmu Pemerintahan; Ilmu Sosial dan Ilmu Politik; Komunikasi / Ilmu Komunikasi; Teknologi Informasi; Sistem Informasi; dan Ilmu Komputer / Informatika. Selain diperuntukan bagi mahasiswa yang memiliki prestasi akademik yang baik (IPK minimum 3.00), penerima beasiswa Bank Indonesia tersebut juga harus memiliki pengalaman dalam menjalankan aktivitas sosial yang bermanfaat bagi masyarakat. Dengan kata lain, mahasiswa penerima beasiswa BI harus seimbang antara kompetensi hardskill maupun softskill yang dimiliki. Selain itu, penerima beasiswa ditujukan bagi mahasiswa yang berasal dari latar belakang ekonomi kurang mampu (keluarga pra-sejahtera). Detail persyaratan administrasi pengajuan beasiswa telah disampaikan kepada pihak masing-masing universitas, dengan batas waktu pengajuan hingga tanggal 9 Maret 2018. (bul)

4

Industri Keuangan Produk gerabah di Lombok yang banyak dicari wisatawan untuk jadi suvenir.

Rp 1,3 Miliar DAK Dialokasikan untuk Industri Gerabah Kementerian Perindustrian mengalokasikan dana segar melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 1,3 miliar tahun 2018 ini, khusus untuk menguatkan industri gerabah NTB. Harapannya, kerajinan tradisional ini akan menggeliat kembali. GERABAH di NTB pernah memiliki masa jaya. Namun sejumlah peristiwa kelam terkait dengan tindak terorisme di Bali belasan tahun silam membuat industri ini berada di titik nadir. Industri gerabah jatuh seiring dengan lesunya sektor pariwisata waktu itu. Belakangan ini, industri pariwisata menggeliat. Tetapi industri gerabah belum menunjukkan tanda-tanda akan kembali pada masa jayanya. Banyak persepsi kemudian muncul mengenai industri gerabah yang tak kunjung hidup ini. Diantaranya, gerabah tak lagi diminati karena desainnya tak

menyesuaikan dengan selera zaman, mahalnya harga jual, hingga rendahnya sumber daya para pelaku industrinya. Berbagai cara dilakukan pemerintah, misalnya dengan memberikan pelatihan-pelatihan, menghadirkan para konsultan dan lainnya. Nampaknya cara itu tak terlalu berefek. Industri gerabah di Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Lombok Timur keadaannya tidak banyak mengalami perubahan. Tetapi tidak juga seluruh pelaku industrinya mati. Ada juga yang masih eksis, bahkan intens melakukan kegiatan ekspor karena standar produk yang dibutuhkan pasar interna-

sional dipenuhi. Salah satu misalnya Lombok Pottery Center di Penujak, Lombok Tengah. Sekretaris Dinas Perindustrian Provinsi NTB, Bambang Sugeng yang menyebut Lombok Pottery Center sebagai salah satu perusahaan industri gerabah yang akan mendapat jatah alokasi DAK ini. Ia akan diberikan bantuan dalam bentuk peratalan produksi. Lombok Pottery Center cukup eksis. Gerabah yang dihasilkannya telah memenuhi standar internasional. Bahkan untuk tingkat rembes air diukur dan dilakukan uji sebelum pembakaran. Gerabah yang dihasilkan telah lulus uji di Balai Besar Keramik Bandung. Dukungan yang diberikan pemerintah ini dalam rangka peningkatan kualitas dan mutu produk, agar mampu bersaing dengan produk-produk luar

negeri. Bambang mengatakan, selain eksistensinya, Lombok Pottery Center juga dipilih karena berada di lokasi yang menjadi akses utama menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. “Jalur pariwisata ini kita harapkan akan diisi oleh produk-produk dengan standar internasional kedepannya. keramik salah satunya,” kata Bambang. (bul)

Bambang Sugeng

A suransi Produk Asuransi Mikro

Jasaraharja Putera Jamin Asuransi Anak Didik

(Ekbis NTB/uul)

TRANSAKSI - Seorang nasabah sedang bertransaksi di BRI Syariah Mataram

Produk Pra Purna dan Purna untuk Siapkan Masa Pensiun BAGI para pekerja, masa pensiun merupakan masa yang harus dipersiapkan dari sekarang karena pada saat itu sudah tidak aktif lagi dalam bekerja. Oleh karena itu, BRI Syariah mengeluarkan produk Pra-Purna dan Purna bagi para pekerja yang ingin mempersiapkan masa pensiunnya dengan baik. “Melalui produk Pra Purna dan Purna sebagai solusi untuk memudahkan nasabah dalam merencanakan dana hari tua dan tujuan finansialnya,” kata Saprin, marketing BRI Syariah Mataram saat ditemui Ekbis NTB pekan kemarin. Ia menjelaskan, produk Pra Purna ini bisa diajukan oleh nasabah 5 tahun sebelum masa pensiun. Hal ini dilakukan karena ada segmen pasar yang mau menggunakan jangka waktu yang lebih lama dari waktu pensiunnya. Sehingga fleksibilitas inilah yang kemudian diterapkan oleh BRI Syariah untuk produknya.

Produk KMF Pra Purna dan Purna ini bisa digunakan oleh nasabah untuk berbagai keperluanseperti ibadah haji dan umrah, modal usaha, pendidikan, kesehatan, bahkan untuk wisata dan pembelian kendaraan bermotor. “Syaratnya peserta tercatat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang masih aktif dan akan memasuki usia pensiun dan menempatkan dana pensiunnya melalui Taspen,” jelas Saprin. Produk Pra Purna dan Purna ini dibedakan menjadi dua yaitu pembiayaan multiguna dan multijasa, tergantung dari kesepakatan akadnya nanti. “Kalau yang multiguna, kita pakaikan murabahah atau jual beli. Dimana nanti kita yang akan membelikan barang dan dijual kembali ke nasabah. Sedangkan multijasa istilahnya seperti sewa, dimana untuk jasa pendidikan,” kata Saprin. Jangka waktu peminjaman untuk produk Pra-Purna dan Purna mulai dari 12 – 180 bulan (1-15 tahun). Margin angsurannya berkisar mulai 13% untuk waktu peminja-

man 1 hingga 5 tahun, 14% untuk jangka 6 hingga 10 tahun, dan 15% untuk 11,15 tahun peminjaman. Nantinya uang angsuran akan dipotong dari jumlah dana pensiun yang diterima nasabah yang sudah membuat rekening di Bank BRI Syariah. “Disini tidak ada sistem blokir, dimana di lembaga keuangan lainnya memblokir rekeningnya selama masa aktifnya, biasanya dua tahunan, dan bisa ditambah jika ingin memindahkan dana pensiunnya ke tempat lain,” terang Saprin. Di Mataram sendiri, produk ini disambut dengan baik oleh para nasabah. Itu terlihat dari grafik peningkatan jumlah nasabah yang terus bertambah. “Meskipun baru diluncurkan di akhir tahun kemarin, tetapi jumlah nasabah di Mataram termasuk yang tertinggi di Indonesia,” terangnya. Untuk itu, di tahun ini pihaknya juga menargetkan peningkatan jumlah nasabah untuk kedua produk ini. (uul)

JASARAHARJA Putera menyiapkan asuransi dengan premi terbilang sangat kecil. Hanya Rp 10 ribu dalam setahun. Anak didik secara otomatis telah mendapat pelindungan. Sehingga produk asuransi ini menjadi penting bagi sekolah. Asuransi telah menjadi gaya hidup di negara-negara maju, termasuk di kota-kota besar di Indonesia. Namun di NTB, tingkat kesadaran masyarakat relatif masih rendah. Tingkat literasi dan inklusi keuangan yang masih rendah menjadi salah satu pemicunya. Karena itulah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta industri keuangan memperkuat sosialisasi serta menyediakan produk-produk keuangan yang ramah dan terjangkau di NTB. Jasaraharja Putera, salah satu industri yang menindaklanjutinya dengan menyediakan asuransi mikro. Dengan premi sebesar Rp 10 ribu setahun menjadikan produk asuransi ini sangat terjangkau bagi kalangan manapun. Dengan premi sebesar itu otomatis mendapat Rp 10 juta santunan untuk yang meninggal dunia, dan Rp 10 juta untuk anak didik yang cacat tetap akibat kecelakaan, serta Rp 1 juta maksimal untuk biaya pengobatan. Jasaraharja Putera telah memulai program ini dengan kerjasama dengan satu sekolah yaitu Aletheia di Ampenan. Untuk sekolah-sekolah lain, tantangannya ada kekhawatiran jika premi dimobilisasi langsung oleh sekolah justru mengarah ke aktifitas pungli. Karenanya, produk ini juga telah didiskusikan dengan OJK. Disarankan premi asuransi dimobilisasi oleh komite sekolah. “Kami juga sudah mendiskusikannya dengan Dikbud.

(Ekbis NTB/dok)

Sage Mulyo Sepenuhnya diserahkan kepada sekolah-sekolah,” kata Kepala Cabang Jasaraharja Putera Wilayah NTB, Sage Mulyo. Untuk asuransi mikro ini, Jasaraharja Putera juga mengembangkan produk asuransi untuk wisatawan. Bisa bermitra langsung dengan pengelola-pengelola hotel, ataupun pengelola objek wisata. Asuransi ini akan memberikan perlindungan kepada wisatawan, selama ia berwisata di NTB, atau selama berada didalam kawasan objek pariwisata yang dikelola oleh mitra Jasaraharja Putera. Preminya bisa disetor dengan borongan. Tanggungannya kepada 200 wisatawan untuk rombongan. Hanya dengan Rp 1 juta untuk sekali penjaminan. Klaimnya sama dengan klaim untuk asuransi anak didik. Rp 10 juta untuk korban meninggal dunia, Rp 10 juta untuk santunan cacat tetap. Dan Rp 1 juta untuk biaya pengobatan. Asuransi mikro untuk wisatawan ini adalam sebentuk dukungan untuk memperkuat branding pariwisata NTB. (bul)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.