Edisi 24 Juli 2017 |Ekbis NTB

Page 1

MINGGUAN TERBIT SEJAK 15 AGUSTUS 2016 E-mail: ekbisntb@gmail.com

SENIN, 24 JULI 2017

Ekbis NTB

4 HALAMAN NOMOR 46TAHUN KE 1 TELEPON: Iklan/Redaksi/ Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Kekuatan Ekonomi dan Dunia Usaha NTB

POHON kelapa merupakan pohon sejuta manfaat. Karena semua bagian tanamannya bisa digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Termasuk limbah batok kelapa yang selama ini banyak dibuang orang, karena ketidaktahuan mereka akan potensinya. Halaman 2

Petani Tembakau Belajar Produksi Pupuk Granul di Jawa Tengah

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Mengolah Batok Kelapa Jadi Produk Bernilai Tinggi

DINAS Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB memfasilitasi perwakilan kelompok petani tembakau dan pembina di delapan kabupaten di NTB untuk belajar memproduksi pupuk granul (pupuk organik). Sentra produksi pupuk granul di dua Kabupaten di Jawa Tengah dipilih sebagai tempat belajar. Halaman 4

Cukli dan Kejayaan Mendengar nama cukli, otomatis orang akan teringat pada kerajinan mebel berupa kursi atau lemari yang dipenuhi ornamen kulit kerang. Desainnya yang terkesan mewah membuat orangorang memandang kagum akan kerajinan ini. Cukli sendiri merupakan nama kerang laut berukuran besar yang permukaan kerangnya memiliki penampilan mulus dan indah.

Siapkan Dukungan Anggaran

KERAJINAN cukli sudah menjadi salah satu ikon kerajinan tangan di Pulau Lombok. Ikon tersebut menjadikan cukli memiliki branding yang kuat. Itulah modal yang mampu menaikkan nilai jual produk kerajinan tangan tersebut. Branding yang baik akan mampu menyaingi produk lain di era pasar bebas ini. Sekretaris Komisi II Bidang Ekonomi dan UKM DPRD NTB Yek Agil kepada Ekbis NTB mengatakan, kualitas kerajinan cukli harus diperkuat oleh para produsen yang dibantu oleh pemerintah. Terlebih adanya informasi jika sejumlah pembeli di Eropa tidak bisa berlangganan lantaran mereka kecewa dengan kualitas cukli yang cepat menurun di tengah cuaca Eropa yang cepat berubah. ‘’Pertama yang harus dilakukan yaitu mendefinisikan kembali pasar cukli kita ke mana saja? Karena masing-masing pasar punya klasifikasi tersendiri seperti pasar Timur Tengah, Eropa, pasar nasional, dan pasar lokal,” katanya. Untuk pasar cukli di Eropa perlu disiapkan kembali apa yang menjadi kebutuhan negara-negara di sana. Masyarakat Eropa cenderung mengutamakan kualitas daripada harga jual sebuah produk kerajinan. Artinya meskipun produk tersebut dibandrol dengan harga tinggi, pasar Eropa akan membelinya asalkan memiliki kualitas yang tinggi.

Bersambung ke hal 3

Bersambung ke hal 3 (Ekbis NTB/uul)

Cukli Tidak Masuk Program Tahun Ini

Ikon NTB yang Tersisih di Pasar Internasional KEPERCAYAAN pasar internasional terhadap cukli luntur, akibat cacat di kualitas. Pemerintah daerah sedang turun tangan untuk mengembalikan kepercayaan pasar luar negeri. Cukli adalah komoditas ekspor yang unik. Hanya karena terbatasnya SDM, kerajinan kayu dengan manik-manik kerang inipun pernah dikirim ke luar negeri. Sayangnya, permintaan dari luar negeri tak berkelanjutan. Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Dra. Hj. Putu Selly Andayani, M. Si menyebut cukli ini pernah dikirim ke Amerika dan Taiwan. Ekspor ini tak berlanjut karena cukli yang dikirim justru berubah bentuk, atau kimat istilah yang disampaikan kepala dinas. Perubahan bentuk ini, lebih akibat tak kuat dengan suhu di Eropa. Secara teknis, persoalan tersebut muncul lantaran tingkat kekeringan kayu yang digunakan tidak maksimal. Pengovenan

tidak dilakukan dengan baik. Karena itulah, Selly menyebutkan, tahun ini Dinas Perdagangan melalui Balai Pendidikan, Pelatihan dan Promosi Ekspor Daerah (BP3ED), mengirim sebanyak lima orang tenaga ahli cukli di Rungkang, Sayang-sayang, Kota Mataram untuk berguru kerajinan kayu di Jepara, Jawa Tengah.

Bersambung ke hal 3

PENOLAKAN kerajinan cukli di luar negeri akibat penurunan kualitas menjadi atensi Dinas Perindustrian NTB. SKPD di bawah Komando Dra. Hj. Baiq Eva Nurcahyaningsih, menegaskan komitmen pihaknya terus melakukan koordinasi dengan semua pihak terkait permasalahan tersebut. ‘’Memang tugas kami untuk standarisasi. Nanti kita lihat standar apanya yang membuatnya ditolak,’’ jelasnya pada Ekbis NTB, Kamis (20/7). Dalam hal ini, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak perajin terkait standarisasi produk. Begitu juga bahan baku yang selama ini jadi permasalahan perajin dalam menyelesaikan produknya akan dicarikan solusinya, sehingga ke depan tidak lagi muncul keluhan perajin. Terkait kerajinan cukli yang bahan setengah jadi diperoleh dari perajin kayu di Sesela, mantan Asisten I Setda Lombok Barat ini, mengaku, akan melihat lagi bahan-bahan kerajinan yang belum terstandarisasi. ‘’Makanya semua perajin akan kita lihat. Apakah kayunya yang tidak standar atau dari cuklinya yang tidak berstandar,” ujarnya. Di tahun 2017 ini, kerajinan cukli tidak termasuk program kerja dari Dinas Perindustrian Provinsi NTB. Namun, masalah cukli akan jadi bahan masukan pihaknya untuk ditindaklanjuti dengan pembinaan. Begitu juga, keluhan perajin yang ingin dibantu pemasarannya. Eva menegaskan, pemasaran akan berjalan lancar jika standar barang bagus. Artinya, jika perajin memiliki kualitas dan standar bagus, akan sangat mudah bagi pihaknya memasarkannya. ‘’Makanya perlu saya tanyakan ke mereka apa yang membuat barang mereka ditolak ke luar negeri,’’ katanya. Menanggapi adanya pengiriman perajin ke Jawa untuk pelatihan, pihaknya sependapat. Adanya pelatihan bagi para perajin di luar daerah setidaknya akan memberikan gambaran pada perajin dalam membuat hasil karya lebih berkualitas dan berstandar ekspor. ‘’Itu memang seperti itu jika memang cuklinya kurang bagus. Jika memang hasilnya kurang bagus. Atau dari para perajin kayunya yang kurang makanya itu yang kita kirim,’’ jelasnya.

Bersambung ke hal 3

Cukli Ditolak Pasar Ekspor CUKLI adalah salah satu asset hasil kerajinan industri kayu yang siap mendunia. Sayang, karena tak dikelola secara profesional, kerajinan khas Kota Mataram dan Lombok Barat ini belum mampu menembus pasar internasional. Cukli merupakan produk bertaraf internasional, tapi tak meH. Anhar Tohri menuhi standar internasional. Akibatnya, cukli hanya bisa dijual di dalam negeri. Meskipun di luar negeri saja, permintaannya jauh lebih menggiurkan. Cukli NTB ditolak di luar negeri adalah fakta, kata Ketua Asosiasi Pengusaha Eksportir (Apex) Provinsi NTB, H. Anhar Tohri. Banyak kendala yang membuatnya tak mampu melewati pintu ekspor. Beberapa persoalan tersebut dipaparkan. Misalnya, cukli adalah ampas kerang laut yang dipotongpotong berbentuk jajaran genjang mini. Potongan ini kemudian ditempel di kerajinan-kerajinan berbahan dasar kayu dan membentuk motif. Sebab kerang laut yang digunakan adalah jenis biota laut yang dilindungi. Pengambilannya tidak diperbolehkan sembarangan. Itulah yang menjadi salah satu kendalanya. Selain itu, untuk standar internasional, penggunaan cukli sebagai hiasan kerajinan kayu, tidak diperkenankan lebih dari 20 persen dari seluruh permukaan kayu yang dicukli. ‘’Sementara perajin kita semaunya menaruh cukli. Standarnya, misalnya meja, cukli di permukaannya tidak boleh lebih dari 20 persen. Ini juga yang menjadi pemasalahan,’’ katanya. Lalu soal tingkat kekeringan kayu yang menjadi bahan dasar cukli. Anhar juga mengamini. Para perajin katanya, tidak memperhatikannya. Bahkan kayu-kayu yang digunakan tidak dioven. Padahal, standar internasional, kayu yang dikirim harus tingkat kekeringannya tidak boleh di atas 14 persen. Sebab itulah, yang menjadi kekhawatiran, ketika cukli di kirim ke negara-negara yang kelembaban suhunya tinggi, cukli tidak mampu bertahan lama, dan akan berubah bentuk.

(Ekbis NTB/dok)

Perajin Harus Inovatif dan Terampil Pilih Kayu Berkualitas PROSES pemilihan jenis kayu untuk bahan baku kerajinan cukli memang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Tanpa menggunakan kayu yang bagus, kerajinan cukli tidak akan mampu bersaing di pasar dunia. Terlebih sudah ada produk sejenis yang dibuat oleh negara lain, sehingga tidak ada pilihan bagi perajin cukli di Lombok selain terus meningkatkan kualitas produk dan inovasi tanpa henti. Pemerhati kerajinan atau desainer akar di Mataram Bing Gianto kepada Ekbis NTB mengatakan, cukli itu sebenarnya tidak diterima di beberapa wilayah Eropa, karena ada aturan yang tidak memperbolehkan. Namun tentu sebuah keberuntungan jika beberapa

negara di sana masih mau menerima produk tersebut. Dengan demikian, pemilihan kayu yang berkualitas haruslah menjadi perhatian yang utama agar pasar tetap menerima cukli. ‘’Jadi harus memilih kayu yang bagus ya, kalau kayu jati di Eropa itu tidak akan pecah karena memiliki elastisitas. Kalau tidak punya elastisitas gampang retak terus pecah. Jadi butuh kayu yang memiliki elastisitas, sehingga pada saat kena cuaca dingin, dia mengembang namun tidak pecah,’’ sarannya. Menurutnya, kayu yang berkualitas tidak hanya ditentukan oleh proses pengeringan. Namun tergantung dari kualitas kayu itu sendiri. Bing Gianto mengaku memiliki buku langka tentang

nama-nama dan jenis kayu se Indonesia. Isi buku itu penting untuk diketahui oleh perajin kayu termasuk cukli agar produk yang dihasilkan diterima di pasar dunia. ‘’Saya punya bukunya, kalau digunakan untuk kepentingan umum boleh dicopy,’’ katanya. Ia menilai salah satu tantangan perajin cukli di daerah ini adalah masih kesulitan mencari kayu yang berkualitas bagus dan masih ada keterbatasan pemahaman terkait dengan kayu yang bagus. Bing sendiri selama ini tidak pernah mendapat komplain dari konsumen di Amerika terkait produk kerajinan akar kayu jati yang digeluti selama ini. Bing Gianto menyarankan, agar desainer dan pendamping kerajinan

memahami lebih dalam tentang kayu yang menjadi bahan baku cukli. Selanjutnya mereka tidak hanya asal mengeringkan. Karena itu perlu rekomendasi dari pemerintah daerah terkait dengan penggunaan kayu ini. Di samping itu perajin juga butuh pembinaan agar program peningkatan kualitas ini memiliki dampak yang signifikan terhadap penjualan. Program pelatihan terhadap perajin cukli di daerah ini jika dilakukan oleh pemerintah daerah tidak akan memakan waktu yang lama, hanya butuh pengenalan nama-nama kayu, pemilihan kayu yang berkualitas serta proses pengeringan agar tidak gampang berubah bentuk di tengah cuaca yang ekstrem.

Bersambung ke hal 3

Bersambung ke hal 3

(Ekbis NTB/dok)

CUKLI - Proses pembuatan cukli di Rungkang Jangkuk Kecamatan Cakranegara Mataram. Proses pembuatan meja dan kursi yang menggunakan cukli membutuhkan waktu lama, yakni sampai 3 bulan.

(Ekbis NTB/dok)

(Ekbis NTB/uul

Yek Agil KERAJINAN cukli sudah menjadi salah satu ikon kerajinan tangan di Lombok. Ikon tersebut menjadikan cukli memiliki branding yang kuat. Itulah modal yang mampu menaikkan nilai jual produk kerajinan tangan tersebut. Di Lombok, sentra kerajinan cukli yang paling terkenal pusatnya berada di daerah Rungkang Jangkuk, Cakranegara. Dari gapura masuk kampung tersebut, terdapat tulisan besar seakan menjadi penanda di sinilah pusat kerajinan cukli berada. Hal ini dibuktikan dengan berdirinya art shop yang sekaligus menjadi bengkel kerja para perajin. Pengunjung yang mampir bisa menyaksikan sendiri bagaimana pembuatan cukli tersebut dari barang belum apa-apa menjadi barang bernilai ekonomi tinggi.

(Ekbis NTB/dok)

yang Kian Memudar


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.