Edisi 24 Juli 2017 |Ekbis NTB

Page 1

MINGGUAN TERBIT SEJAK 15 AGUSTUS 2016 E-mail: ekbisntb@gmail.com

SENIN, 24 JULI 2017

Ekbis NTB

4 HALAMAN NOMOR 46TAHUN KE 1 TELEPON: Iklan/Redaksi/ Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Kekuatan Ekonomi dan Dunia Usaha NTB

POHON kelapa merupakan pohon sejuta manfaat. Karena semua bagian tanamannya bisa digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Termasuk limbah batok kelapa yang selama ini banyak dibuang orang, karena ketidaktahuan mereka akan potensinya. Halaman 2

Petani Tembakau Belajar Produksi Pupuk Granul di Jawa Tengah

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Mengolah Batok Kelapa Jadi Produk Bernilai Tinggi

DINAS Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB memfasilitasi perwakilan kelompok petani tembakau dan pembina di delapan kabupaten di NTB untuk belajar memproduksi pupuk granul (pupuk organik). Sentra produksi pupuk granul di dua Kabupaten di Jawa Tengah dipilih sebagai tempat belajar. Halaman 4

Cukli dan Kejayaan Mendengar nama cukli, otomatis orang akan teringat pada kerajinan mebel berupa kursi atau lemari yang dipenuhi ornamen kulit kerang. Desainnya yang terkesan mewah membuat orangorang memandang kagum akan kerajinan ini. Cukli sendiri merupakan nama kerang laut berukuran besar yang permukaan kerangnya memiliki penampilan mulus dan indah.

Siapkan Dukungan Anggaran

KERAJINAN cukli sudah menjadi salah satu ikon kerajinan tangan di Pulau Lombok. Ikon tersebut menjadikan cukli memiliki branding yang kuat. Itulah modal yang mampu menaikkan nilai jual produk kerajinan tangan tersebut. Branding yang baik akan mampu menyaingi produk lain di era pasar bebas ini. Sekretaris Komisi II Bidang Ekonomi dan UKM DPRD NTB Yek Agil kepada Ekbis NTB mengatakan, kualitas kerajinan cukli harus diperkuat oleh para produsen yang dibantu oleh pemerintah. Terlebih adanya informasi jika sejumlah pembeli di Eropa tidak bisa berlangganan lantaran mereka kecewa dengan kualitas cukli yang cepat menurun di tengah cuaca Eropa yang cepat berubah. ‘’Pertama yang harus dilakukan yaitu mendefinisikan kembali pasar cukli kita ke mana saja? Karena masing-masing pasar punya klasifikasi tersendiri seperti pasar Timur Tengah, Eropa, pasar nasional, dan pasar lokal,” katanya. Untuk pasar cukli di Eropa perlu disiapkan kembali apa yang menjadi kebutuhan negara-negara di sana. Masyarakat Eropa cenderung mengutamakan kualitas daripada harga jual sebuah produk kerajinan. Artinya meskipun produk tersebut dibandrol dengan harga tinggi, pasar Eropa akan membelinya asalkan memiliki kualitas yang tinggi.

Bersambung ke hal 3

Bersambung ke hal 3 (Ekbis NTB/uul)

Cukli Tidak Masuk Program Tahun Ini

Ikon NTB yang Tersisih di Pasar Internasional KEPERCAYAAN pasar internasional terhadap cukli luntur, akibat cacat di kualitas. Pemerintah daerah sedang turun tangan untuk mengembalikan kepercayaan pasar luar negeri. Cukli adalah komoditas ekspor yang unik. Hanya karena terbatasnya SDM, kerajinan kayu dengan manik-manik kerang inipun pernah dikirim ke luar negeri. Sayangnya, permintaan dari luar negeri tak berkelanjutan. Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Dra. Hj. Putu Selly Andayani, M. Si menyebut cukli ini pernah dikirim ke Amerika dan Taiwan. Ekspor ini tak berlanjut karena cukli yang dikirim justru berubah bentuk, atau kimat istilah yang disampaikan kepala dinas. Perubahan bentuk ini, lebih akibat tak kuat dengan suhu di Eropa. Secara teknis, persoalan tersebut muncul lantaran tingkat kekeringan kayu yang digunakan tidak maksimal. Pengovenan

tidak dilakukan dengan baik. Karena itulah, Selly menyebutkan, tahun ini Dinas Perdagangan melalui Balai Pendidikan, Pelatihan dan Promosi Ekspor Daerah (BP3ED), mengirim sebanyak lima orang tenaga ahli cukli di Rungkang, Sayang-sayang, Kota Mataram untuk berguru kerajinan kayu di Jepara, Jawa Tengah.

Bersambung ke hal 3

PENOLAKAN kerajinan cukli di luar negeri akibat penurunan kualitas menjadi atensi Dinas Perindustrian NTB. SKPD di bawah Komando Dra. Hj. Baiq Eva Nurcahyaningsih, menegaskan komitmen pihaknya terus melakukan koordinasi dengan semua pihak terkait permasalahan tersebut. ‘’Memang tugas kami untuk standarisasi. Nanti kita lihat standar apanya yang membuatnya ditolak,’’ jelasnya pada Ekbis NTB, Kamis (20/7). Dalam hal ini, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak perajin terkait standarisasi produk. Begitu juga bahan baku yang selama ini jadi permasalahan perajin dalam menyelesaikan produknya akan dicarikan solusinya, sehingga ke depan tidak lagi muncul keluhan perajin. Terkait kerajinan cukli yang bahan setengah jadi diperoleh dari perajin kayu di Sesela, mantan Asisten I Setda Lombok Barat ini, mengaku, akan melihat lagi bahan-bahan kerajinan yang belum terstandarisasi. ‘’Makanya semua perajin akan kita lihat. Apakah kayunya yang tidak standar atau dari cuklinya yang tidak berstandar,” ujarnya. Di tahun 2017 ini, kerajinan cukli tidak termasuk program kerja dari Dinas Perindustrian Provinsi NTB. Namun, masalah cukli akan jadi bahan masukan pihaknya untuk ditindaklanjuti dengan pembinaan. Begitu juga, keluhan perajin yang ingin dibantu pemasarannya. Eva menegaskan, pemasaran akan berjalan lancar jika standar barang bagus. Artinya, jika perajin memiliki kualitas dan standar bagus, akan sangat mudah bagi pihaknya memasarkannya. ‘’Makanya perlu saya tanyakan ke mereka apa yang membuat barang mereka ditolak ke luar negeri,’’ katanya. Menanggapi adanya pengiriman perajin ke Jawa untuk pelatihan, pihaknya sependapat. Adanya pelatihan bagi para perajin di luar daerah setidaknya akan memberikan gambaran pada perajin dalam membuat hasil karya lebih berkualitas dan berstandar ekspor. ‘’Itu memang seperti itu jika memang cuklinya kurang bagus. Jika memang hasilnya kurang bagus. Atau dari para perajin kayunya yang kurang makanya itu yang kita kirim,’’ jelasnya.

Bersambung ke hal 3

Cukli Ditolak Pasar Ekspor CUKLI adalah salah satu asset hasil kerajinan industri kayu yang siap mendunia. Sayang, karena tak dikelola secara profesional, kerajinan khas Kota Mataram dan Lombok Barat ini belum mampu menembus pasar internasional. Cukli merupakan produk bertaraf internasional, tapi tak meH. Anhar Tohri menuhi standar internasional. Akibatnya, cukli hanya bisa dijual di dalam negeri. Meskipun di luar negeri saja, permintaannya jauh lebih menggiurkan. Cukli NTB ditolak di luar negeri adalah fakta, kata Ketua Asosiasi Pengusaha Eksportir (Apex) Provinsi NTB, H. Anhar Tohri. Banyak kendala yang membuatnya tak mampu melewati pintu ekspor. Beberapa persoalan tersebut dipaparkan. Misalnya, cukli adalah ampas kerang laut yang dipotongpotong berbentuk jajaran genjang mini. Potongan ini kemudian ditempel di kerajinan-kerajinan berbahan dasar kayu dan membentuk motif. Sebab kerang laut yang digunakan adalah jenis biota laut yang dilindungi. Pengambilannya tidak diperbolehkan sembarangan. Itulah yang menjadi salah satu kendalanya. Selain itu, untuk standar internasional, penggunaan cukli sebagai hiasan kerajinan kayu, tidak diperkenankan lebih dari 20 persen dari seluruh permukaan kayu yang dicukli. ‘’Sementara perajin kita semaunya menaruh cukli. Standarnya, misalnya meja, cukli di permukaannya tidak boleh lebih dari 20 persen. Ini juga yang menjadi pemasalahan,’’ katanya. Lalu soal tingkat kekeringan kayu yang menjadi bahan dasar cukli. Anhar juga mengamini. Para perajin katanya, tidak memperhatikannya. Bahkan kayu-kayu yang digunakan tidak dioven. Padahal, standar internasional, kayu yang dikirim harus tingkat kekeringannya tidak boleh di atas 14 persen. Sebab itulah, yang menjadi kekhawatiran, ketika cukli di kirim ke negara-negara yang kelembaban suhunya tinggi, cukli tidak mampu bertahan lama, dan akan berubah bentuk.

(Ekbis NTB/dok)

Perajin Harus Inovatif dan Terampil Pilih Kayu Berkualitas PROSES pemilihan jenis kayu untuk bahan baku kerajinan cukli memang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Tanpa menggunakan kayu yang bagus, kerajinan cukli tidak akan mampu bersaing di pasar dunia. Terlebih sudah ada produk sejenis yang dibuat oleh negara lain, sehingga tidak ada pilihan bagi perajin cukli di Lombok selain terus meningkatkan kualitas produk dan inovasi tanpa henti. Pemerhati kerajinan atau desainer akar di Mataram Bing Gianto kepada Ekbis NTB mengatakan, cukli itu sebenarnya tidak diterima di beberapa wilayah Eropa, karena ada aturan yang tidak memperbolehkan. Namun tentu sebuah keberuntungan jika beberapa

negara di sana masih mau menerima produk tersebut. Dengan demikian, pemilihan kayu yang berkualitas haruslah menjadi perhatian yang utama agar pasar tetap menerima cukli. ‘’Jadi harus memilih kayu yang bagus ya, kalau kayu jati di Eropa itu tidak akan pecah karena memiliki elastisitas. Kalau tidak punya elastisitas gampang retak terus pecah. Jadi butuh kayu yang memiliki elastisitas, sehingga pada saat kena cuaca dingin, dia mengembang namun tidak pecah,’’ sarannya. Menurutnya, kayu yang berkualitas tidak hanya ditentukan oleh proses pengeringan. Namun tergantung dari kualitas kayu itu sendiri. Bing Gianto mengaku memiliki buku langka tentang

nama-nama dan jenis kayu se Indonesia. Isi buku itu penting untuk diketahui oleh perajin kayu termasuk cukli agar produk yang dihasilkan diterima di pasar dunia. ‘’Saya punya bukunya, kalau digunakan untuk kepentingan umum boleh dicopy,’’ katanya. Ia menilai salah satu tantangan perajin cukli di daerah ini adalah masih kesulitan mencari kayu yang berkualitas bagus dan masih ada keterbatasan pemahaman terkait dengan kayu yang bagus. Bing sendiri selama ini tidak pernah mendapat komplain dari konsumen di Amerika terkait produk kerajinan akar kayu jati yang digeluti selama ini. Bing Gianto menyarankan, agar desainer dan pendamping kerajinan

memahami lebih dalam tentang kayu yang menjadi bahan baku cukli. Selanjutnya mereka tidak hanya asal mengeringkan. Karena itu perlu rekomendasi dari pemerintah daerah terkait dengan penggunaan kayu ini. Di samping itu perajin juga butuh pembinaan agar program peningkatan kualitas ini memiliki dampak yang signifikan terhadap penjualan. Program pelatihan terhadap perajin cukli di daerah ini jika dilakukan oleh pemerintah daerah tidak akan memakan waktu yang lama, hanya butuh pengenalan nama-nama kayu, pemilihan kayu yang berkualitas serta proses pengeringan agar tidak gampang berubah bentuk di tengah cuaca yang ekstrem.

Bersambung ke hal 3

Bersambung ke hal 3

(Ekbis NTB/dok)

CUKLI - Proses pembuatan cukli di Rungkang Jangkuk Kecamatan Cakranegara Mataram. Proses pembuatan meja dan kursi yang menggunakan cukli membutuhkan waktu lama, yakni sampai 3 bulan.

(Ekbis NTB/dok)

(Ekbis NTB/uul

Yek Agil KERAJINAN cukli sudah menjadi salah satu ikon kerajinan tangan di Lombok. Ikon tersebut menjadikan cukli memiliki branding yang kuat. Itulah modal yang mampu menaikkan nilai jual produk kerajinan tangan tersebut. Di Lombok, sentra kerajinan cukli yang paling terkenal pusatnya berada di daerah Rungkang Jangkuk, Cakranegara. Dari gapura masuk kampung tersebut, terdapat tulisan besar seakan menjadi penanda di sinilah pusat kerajinan cukli berada. Hal ini dibuktikan dengan berdirinya art shop yang sekaligus menjadi bengkel kerja para perajin. Pengunjung yang mampir bisa menyaksikan sendiri bagaimana pembuatan cukli tersebut dari barang belum apa-apa menjadi barang bernilai ekonomi tinggi.

(Ekbis NTB/dok)

yang Kian Memudar


2

Ekbis NTB Senin, 24 Juli 2017

(Ekbis NTB/uul)

BATOK KELAPA Kerajinan berbahan baku batok kelapa. Potensi pemasaran kerajinan ini cukup besar, karena banyaknya permintaan di pasaran.

Mengolah Batok Kelapa Jadi Produk Bernilai Tinggi Pohon kelapa merupakan pohon sejuta manfaat, karena semua bagian tanamannya bisa digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Termasuk limbah batok kelapa yang selama ini banyak dibuang orang, karena ketidaktahuan mereka akan potensinya. NAMUN di tangan Fathurrahman, batok kelapa diubah menjadi berbagai kerajinan bernilai jual tinggi. “Awalnya saya kerjasama dengan keluarga yang buat mebel ke luar negeri. Setiap pengiriman saya ikutkan barang-barang kecil yang saya buat dari batok kelapa,” terangnya saat ditemui Ekbis NTB di Dusun Lingsar, Desa Lingsar Lombok Barat, Rabu

(19/7). Diakuinya, respons pasar terhadap kerajinan dari batok kelapa sangat besar. Melihat potensi yang cukup besar ini, membuat dirinya memberanikan diri untuk serius menekuni usaha tersebut. “Apalagi temanteman saya yang berkecimpung di dunia pariwisata tertarik dengan ini (kerajinan batok kelapa), sehingga mereka terus

pesan,” kata pria yang sudah menggeluti usaha sejak tahun 2000-an. Pilihannya menggunakan batok kelapa, selain karena mudah ditemukan juga memiliki warna yang natural. “Dibandingkan dengan warna kayu, warna batok kelapa memiliki warna tersendiri, tidak perlu ditambahkan serta anti rayap dan kuat,” kata Rahman.

Bahan baku batok kelapa sendiri mudah diperoleh di sekitar lingkungannya. Ketersediaannya bisa tiap hari, sehingga membuatnya tidak perlu susah mencari bahan. Beda dengan bahan kerajinan dari kayu yang harus ditebang dulu dan harus memesan ke pihak tertentu. Dalam hal ini, tidak ada batasan khusus yang digunakan dalam membuat kerajinan. Semua jenis dan ukuran batok kelapa pakai dan tidak ada yang terbuang. Batok kelapa diubahnya menjadi ber-

bagai kerajinan, seperti piring, mangkuk, gelas, gantungan kunci, kancing baju, dan lainnya. “Ukurannya tergantung pesanan yang kita terima,” terang pria 44 tahun ini. Untuk membuat 1 buah mangkuk, contohnya, bisa membutuhkan sampai 4 hari, karena prosesnya yang lama. “Yang lama menunggu lemnya kering, sehingga tidak ada bedanya lama buat 1 mangkuk dengan buat 10 mangkuk,” kata Rahman. Harga untuk kerajinan batok kelapa berkisar dari Rp 5 ribu –

Gaya Burger Bank, Pelayanan Profesional Tempatnya Burger Enak di Mataram di ’’Green Hair dan Body Treatment’’ MATARAM selalu memiliki tempat kuliner seru yang sayang untuk dilewatkan. Seperti Burger Bank yang berada di Jalan Pemuda, Gomong, Mataram. Dengan tampilan yang menarik membuatnya bisa menarik perhatian pengendara yang kebetulan lewat. Farouk Basya Rahil, pemilik Bank Burger, mengaku, warungnya yang di Gomong ini baru berdiri sejak 1 tahun lalu. “Saya tertarik pilih burger, karena di sini adanya yang jual kebab yang bisa disebut burger juga, tetapi bedanya di-patty-nya saja. Juga belum ada yang jual varian burger di sini,” ujarnya saat ditemui Ekbis NTB, Kamis (20/7). Dinamakan Burger Bank, karena dirinya dulu pernah bekerja di bank sebelum memutuskan berwirausaha. Sementara warung di Gomong merupakan cabang ke-2 Burger Bank setelah yang di Panji Tilar. Resep untuk burger yang dijualnya sendiri, kata Farouk, merupakan resep kreasinya sendiri dari hasil coba-coba. “Yang membedakan burger di sini dengan yang lain adalah rasanya yang di-Indonesiakan, sehingga cocok dengan lidah orang Indonesia,” terangnya. Ada berbagai macam menu yang tersedia di Burger Bank seperti Cheesy banker, Sloopy banker, chicken banker, hotdog, dan spaghetti. Ekbis NTB mencoba salah satu varian burger, yaitu Cheesy Banker. Rasanya pas karena sesuai dengan lidah orang Indonesia, di mana dagingnya campurannya pas. Sayuran yang digunakan pun segar, sehingga cocok sebagai pengganjal perut yang lapar atau cemilan. Harganya pun terjangkau oleh semua kalangan, mulai dari Rp 12 – 15 ribu. “Karena di sini target kita adalah mahasiswa, beda dengan yang di Panji Tilar yang dekat dengan perumahan,” kata Farouk. Untuk itu, ia sengaja mendesain tempatnya dengan warna cerah agar konsumen tertarik mampir. “Kita konsepnya memang untuk take away, sehingga tidak menyediakan tempat duduk untuk makan,” jelasnya. Dalam sehari, dirinya bisa menjual 30-50 burger setiap harinya. Padahal, ia mengatakan dirinya tidak pernah melakukan promosi besar-besaran, seperti menggunakan sosial media. “Sudah banyak yang menawari untuk buka cabang di luar Mataram, tapi saya belum bisa,” kata Farouk. Ke depannya, dirinya berencana membuka cabang Burger Bank lagi tetapi masih mencari lokasi yang tepat. (uul)

KESADARAN masyarakat untuk menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh terutama kulit mulai meningkat. Hal ini bisa dilihat dari menjamurnya salon atau pusat kecantikan di Kota Mataram. Salah satunya adalah Green Hair dan Body Treatment yang berlokasi di jalan Sriwijaya Nomor 142A, Mataram. Agung, pemilik Green Hair dan Body Treatment mengaku salonnya berdiri sejak tahun 2014 silam. “Awalnya saya buka di Gili Trawangan baru kemudian buka tempat sendiri di sini,” terangnya saat ditemui Ekbis NTB, Sabtu (21/7). Ia mengatakan nama salonnya sendiri yaitu Green agar pengunjung yang datang merasa nyaman saat memasuki salon. “Makanya saya sengaja membuat interior di dalamnya dengan nuansa tradisional agar pengunjung betah,” tambah pria yang juga bekerja di Aston Inn Mataram ini. Hal ini bisa dilihat dari tempat perawatan untuk body treatment yang dibuat senyaman mungkin dengan adanya pancuran air di tengah ruangan yang menambah suasana tradisional. Agung menambahkan salonnya memang dikhususkan untuk perawatan tubuh dan rambut bagi konsumennya. “Walaupun tidak ada spa, tapi bukan berarti pegawai yang di sini tidak bisa karena mereka

(Ekbis NTB/uul)

Pelanggan sedang mendapat perawatan tubuh di Green Hair and Body Treatment. semuanya professional dan bersertifikat,” jelasnya. Perawatan tubuh dan rambut yang ditawarkan di Green Hair dan Body Treatment beragam. Mulai dari facial, masker rambut, creambath, refleksi, massage, dan lainnya. “Di sini ada juga paket spa dari Spa 1 seharga Rp 125 ribu, Spa 2 seharga Rp 150 ribu, dan Spa 3 seharga rp 175 ribu yang banyak diminati pengunjung,” kata Agung. Dari ketiga paket tersebut, yang paling diminati adalah paket 3 karena perawatannya yang lengkap, mulai massage, terapi telinga, lulur, facial, dan creambath.

Harga untuk perawatan di Green Hair dan Body Treatment berkisar dari Rp 35 – 100 ribu tergantung perawatan yang dipilih. Konsumen salon ini sendiri lebih banyak dari sekitaran salon, karena berada di daerah bisnis dan perumahan. “Pelanggan kita juga banyak yang datang dari luar daerah sampai luar negeri,” kata Agung. Ia menambahkan jika salonnya selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik bagi setiap konsumennya. “Ke depannya kita akan terus inovasi untuk peningkatan pelayanan di salon,” ujarnya. (uul)

Rp 150 ribuan. “Yang paling murah itu gantungan kunci yang cepat sekali terjualnya karena dekat dengan tempat wisata dan dijual kembali,” tukasnya. Harga kerajinan disesuaikan dengan tingkat kesulitan pembuatan dan desainnya. Pemasaran produk buatannya sendiri, diakuinya sudah mencakup skala nasional dan luar negeri. “Kalau yang di luar daerah paling banyak ke Bali dan Jawa, sedangkan ke luar negeri kemarin kita sempat kirim ke Prancis, Kuwait dan

India,” terangnya, Bahkan dirinya mengaku, setiap bulannya mengirimkan kancing baju ke Jepang. Rahman mengatakan bahwa prospek ke depannya untuk usaha kerajinan batok kelapa masih terbuka lebar. “Apalagi dengan semakin dikenalnya Lombok sebagai destinasi wisata, sehingga bisa menjadi peluang usaha,” terangnya. Hal ini juga karena timbulnya banyak toko oleh-oleh yang menjual cinderamata khas Lombok, sehingga menjadi potensi pasar. (uul)

Sambal Cengeh, Produk Sambal Khas Lombok Tengah SAMBAL selalu menjadi pilihan masyarakat kita dalam menemani makanan. Apalagi bagi sebagian orang, tanpa kehadiran sambal makanan terasa kurang lengkap. Jadi tidak heran, banyak kita temukan produk sambal untuk menemani santap makan. Salah satunya adalah sambal cengeh produksi Tapona Food di daerah Bilebante, Pringgarata. Menurut Hj. Zaenab, pemilik usaha sambal, mulanya dirinya hanya memasarkan produk sambal milik orang lain baru kemudian terpikir untuk membuat sendiri. “Dinamakan sambal cengeh, karena sayur cengeh itu terkenal karena rasanya yang pedas, makanya saya pakai nama itu,” terangnya saat ditemui Ekbis NTB di Pringgarata belum lama ini. Zaenab sendiri mulai memproduksi sambal cengeh sejak tahun 2015 dan mulai dipasarkan pertengahan tahun 2016. Sambal cengeh produksinya dibuat dari bahan-bahan rempah seperti cabai, bawang merah, dan lainnya yang dimasak lama sampai kering. “Itulah yang membedakan kita dengan sambal lain karena rasanya kriuk seperti kerupuk,” terangnya. Ada 3 varian rasa sambal cengeh yang bisa dipilih konsumen yaitu original, belut,

dan daging. “Sekali produksi kita bisa membuat sampai 60120 kg sambal yang diproduksi seminggu sekali karena prosesnya lama,” kata Zaenab. Dari 60 kg sambal tersebut, menghasilkan 15 kg sambal. Harga untuk produk sambal cengeh ini bervariasi. Untuk sambal cengeh original harganya Rp 20 ribu, sedangkan rasa daging dan belut seharga Rp 22 ribu. “Kalau order 100 botol maka akan diberikan diskon 10% bagi reseller,” kata Zaenab. Produknya sendiri sejak pertama diproduksi sudah masuk toko oleh-oleh. “Kita juga banyak reseller, terutama para mahasiswa, karena sambal ini praktis,” ujarnya. Sambal cengeh milik Zaenab juga bekerja sama dengan Indomaret sejak Mei 2017 untuk pemasarannya. “Biasanya untuk Indomaret kita buatkan 120 kg yang jadinya 30 kg sambal,” terangnya. Ia mengatakan, produk sambalnya ini bisa bertahan sampai 1 tahun tanpa bahan pengawet. “Cabainya itu yang menjadi pengawetnya. Ini sudah dites di Fakultas Teknologi Pangan Unram dan hasilnya bebas pengawet,” terangnya. ke depannya, ia berencana membuat varian rasa sambal cengeh baru, salah satunya adalah sambal cengeh rumput laut. (uul)

Berwisata Sambil Petik Stroberi di Sembalun

(Ekbis NTB/uul)

Salah satu produk Burger Bank yang harus dicoba.

BANYAK hal yang bisa kita temukan di Sembalun Lombok Timur. Di lokasi ini menawarkan berbagai kegiatan seru yang membuat wisatawan betah berkunjung. Salah satunya adalah kegiatan petik stroberi yang ditawarkan masyarakat Sembalun yang memiliki sawah. Inaq Hendra, salah seorang petani stroberi di kawasan Sembalun Bumbung menawarkan wisata petik stroeri sendiri, mengatakan dirinya mulai menanam stroberi sejak 2013 lalu. “Mulanya kakak saya yang tanam baru saya ikutan. Sejak pertama kali tanam langsung saya buka wisata ini,” terangnya saat ditemui Ekbis NTB beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan bahwa bibit stroberi didapatkannya dari penjual bibit di Sembalun Lawang. Di lahan seluas 1 hektar, Inaq Hendra menanam stroberi yang terbagi menjadi beberapa petak sawah. “Kita mulai tanam stroberi dari sebelum musim hujan sampai nanti panennya setelah musim hujan berakhir,” ujarnya. Ia menjelaskan jika stroberi bisa dipanen setelah berumur 4 bulan. “Dari umur 4 bulan itu, baru kita buka wisata petik stroberinya,” jelasnya. Saat Ekbis NTB datang berkunjung, tempat wisata petik stroberi sudah mulai sepi, karena sudah hampir sore. “Biasanya kalau ramai saat pagi hari kare-

na kalau sore orang sudah balik pulang,” akunya. Saat ramai pengunjung, bisa ratusan pengunjung memadati sawah-sawah warga yang dipenuhi buah stroberi yang ranum. Untuk wisata petik stroberi, ia biasanya menerapkan biaya sebesar Rp 10 ribu/orang. “Tapi bisa makan sepuasnya. Kalau bawa pulang, baru bayar. Bisa Rp 50 ribu/kg,” ujarnya. Tetapi bagi pengunjung yang hanya ingin membeli buah stroberi saja, pihaknya menyediakannya. “Harganya Rp 5 ribu/mika. Kalau ini kita ambil di petani yang lain,” tukasnya. Menurutnya, ia bisa mendapatkan keuntungan lumayan saat

(Ekbis NTB/uul)

PETIK STROBERI - Pengunjung sedang berwisata di kebun stroberi. Tempat ini biasanya ramai saat liburan atau akhir pekan. pengunjung banyak. Apalagi pada saat liburan seperti liburan

Lebaran dan libur sekolah beberapa waktu lalu. (uul)

zPemimpin Umum: Agus Talino zPemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Raka Akriyani zRedaktur Pelaksana: Marham zKoordinator Liputan : Akhmad Bulkaini zRedaktur : Marham, Zainudin Syafari, Akhmad Bulkaini zStaf Redaksi zMataram : U'ul Efriyanti Prayoba zLombok Barat: M.Haeruzzubaidi, zLombok Tengah : Munakir. zLombokTimur: Rusliadi, Yoni Ariadi. zKLU : Johari. zSumbawa Barat : Heri Andi. zSumbawa : Arnan Jurami, Indra Jauhari. zDompu : Nasrullah. Bima : Rafiin. zTim Grafis : A.Aziz (koordinator), Didik Maryadi, Jamaludin, Mandri Wijaya zKantor Redaksi : Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, zFacsimile: (0370) 628257. zTarif Iklan : Iklan Baris : Rp 20.000/baris Min 2 baris max 10 baris (1 baris 30 character). zDisplay B/W (2 kolom/lebih): Rp 30.000/mmk. zDisplay F/C : Rp 35.000/mmk. zIklan Keluarga : Rp 20.000./mmk. zIklan Advertorial : Rp 15.000/mmk. zIklan NTB Emas (1 X 50 mmk): Rp 500.000/bulan (25 X muat). Iklan Peristiwa : Rp 350.000/kavling. zAlamat Bagian Langganan/Pengaduan Langganan: Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, zFacsimile: (0370) 628257. zHarga Langganan: Rp 85.000 sebulan (Pulau Lombok) Rp 90.000 sebulan (Pulau Sumbawa), Pembayaran di muka. zHarga eceran Rp 5.000. Terbit 1 kali se-minggu. Penerbit: PT Suara NTB Pers. Percetakan: PT Bali Post.

Ekbis NTB

Wartawan Ekbis NTB selalu membawa tanda pengenal, dan tidak diperkenankan menerima/meminta apa pun dari nara sumber.


Ekbis NTB

Ekbis NTB Senin, 24 Juli 2017

Cukli dan Kejayaan yang Kian Memudar Dari Hal. 1 H. Fauzi, salah satu perajin di Rungkang Jangkuk menuturkan, permintaan kerajinan cukli, khususnya pasar internasional (ekspor) sudah jarang (sulit). Ia terakhir kali mengirim produk cukli ke salah satu pemesan di luar negeri tahun 2016 lalu. ‘’Dulu setiap dua minggu kita bisa mengirimkan sampai dua truk ke luar daerah. Tetapi sekarang cuma bisa setengah truk saja,’’ tuturnya pada Ekbis NTB, Rabu (19/7). Menurutnya, penurunan ini disebabkan akibat daya beli masyarakat yang menurun sampai 50 persen. Apalagi, harga cukli yang cukup mahal dibandingkan kerajinan lainnya. Tidak hanya itu, proses pembuatannya membutuhkan waktu lama. Fauzi mengaku, selama mengirimkan cukli ke luar negeri tidak pernah menerima komplain dari para pelanggannya. ‘’Saya biasanya jual sendiri ke pembeli atau pembeli sendiri yang datang langsung ke sini,’’ katanya. Fauzi menjamin, kualitas produknya terjamin bagus, karena cukli bisa bertahan sampai puluhan tahun dan anti rayap. ‘’Kita memiliki standar produk untuk kerajinan cukli ini. Makanya saya baru dengar yang ditolak ke luar negeri itu,’’ katanya. Kerajinan cukli, kata Fauzi, tidak bisa mengkerut karena perubahan cuaca atau suhu. Namun, jika kayu yang dipergunakan kurang berkualitas, tidak menutup kemungkinan cacat yang bisa mengurangi kualitas. ‘’Kalau kayunya sih mungkin iya tetapi saya tidak pernah menerima komplain tentang itu,’’ katanya. Meski demikian, permasalahan yang dihadapi adalah pemasaran. Karena terjadi penurunan daya beli. ‘’Kalau dari dinas (Dinas Perindustrian) sendiri sih sering memberikan pelatihan. Pernah juga dulu mereka turun ke sini, tapi cuma tanya-tanya saja,’’ ujarnya. Ia berharap kerajinan cukli ini bisa kembali mengalami

kejayaan seperti dulu. Pemesan (order) sangat banyak. Namun seiring perjalanan waktu, kejayaan kerajinan khas yang cikal bakalnya lahir (diproduksi) di Lombok ini, seakan terus memudar. Pengakuan senada juga disampaikan Edi, perajin cukli di Rungkang Jangkuk lainnya. Menurutnya, pembuatan satu kerajinan cukli bisa membutuhkan waktu yang lama. Untuk satu set kursi dan meja bisa membutuhkan waktu sampai tiga bulan. Dari meja dan kayu kayu setengah jadi, kemudian dilukis dengan desain yang diinginkan. ‘’Itu beda-beda yang membuat desainnya sama yang bertugas menempelkan cuklinya,’’ jelasnya. Sebelum ditempel, cukli terlebih dahulu dipotong menjadi lempengan kecil panjang sesuai besar kecilnya cukli. “Setelah dipotong, baru kemudian dibentuk sesuai desain yang diiinginkan. Ada yang berbentuk segitiga, bulat, atau setengah lingkaran,” kata Edi. Diakuinya, pekerjaan membuat cukli ini membutuhkan keterampilan seni yang tinggi. Selain itu, memotong cukli juga membutuhkan daya imajinasi. ‘’Sudah banyak yang saya ajari untuk membuat cukli ini tetapi tidak bisa,’’ ujarnya. Setelah ditempeli cukli baru kemudian diamplas dan disemprot dengan warna. Cukli, kata Edi, diperoleh dari luar daerah seperti dari Sulawesi, Flores, sampai Timor Leste. “Kalau di Lombok sudah jarang ada. Kalau masih ada itu masih di sekitaran Lombok Utara saja, tetapi itu pun sudah jarang,” ujarnya. Setiap pengiriman bahan baku, bisa sampai 2 truk cukli yang datang. ‘’Satu Kg cukli ini harganya bisa sampai Rp 100 ribu, cukup mahal. Kita pakai cukli juga karena bisa dibentuk menjadi berbagai bentuk. Beda dengan kerang mutiara yang kasar,” katanya. (uul)

Siapkan Dukungan Anggaran Dari Hal. 1 Dalam hal ini, kayu untuk kerajinan cukli disiapkan yang terbaik dengan pengolahan yang baik pula. Sehingga setelah sampai negara tujuan, produk tersebut tidak berubah bentuk atau yang serap disebut kimat. Kondisi itu bisa terjadi akibat kayu yang menjadi bahan dasar furniture tersebut tidak mampu bertahan ditengah perubahan cuaca, terlebih cuaca Eropa yang berbeda dengan wilayah Indonesia tropis. ‘’Memastikan bahwa kualitas yang dikirim adalah yang menjadi kebutuhan masyarakat Eropa. Jika di sana ada empat musim, maka kita harus siapkan kayu yang tahan terhadap segala macam cuaca,’’ujarnya. Yang tidak kalah pentingnya adalah intervensi pemerintah terhadap penerapan teknologi. Karena itu perhatian pemerintah daerah terhadap perajin cukli sangat diharapkan dengan memberikan mereka alat-alat pendukung industri furniture. Mereka harus diberikan pelatihan, edukasi dan pengayaan terhadap apa yang menjadi kebutuhannya. ‘’Teknologi itu yang dibutuhkan untuk menyesuaikan produk dengan kondisi iklim negara tujuan. Sehingga itulah membuat intervensi teknologi dan pelatihan kepada pera-

jin cukli tersebut sangat penting,’’ katanya. Pihaknya mengaku terus mendorong SKPD terkait untuk meningkatkan kualitas perajin maupun pengusaha lokal guna meningkatkan daya saing. Seperti halnya sejumlah kelompok ternak yang pernah dibawa studi komparatif ke Jawa Timur untuk melihat lebih dekat usaha peternakan di daerah sana. ‘’Tentu kita dorong pemerintah daerah untuk mengirim perajin cukli untuk ikut studi komparasi ke sentra kerajinan di daerah lain agar bisa mengambil hal-hal yang positif dari mereka,’’ ujar politisi PKS ini. Bagaimana dengan dukungan anggaran untuk meningkatkan kualitas pengerajin cukli? Menurut Yek Agil, Komisi II siap memberikan dukungan anggaran untuk meningkatkan kualitas industri rumahan cukli maupun kerajinan lain di NTB. Dukungan dana untuk intervensi teknologi juga penting agar mereka mampu bersaing terbuka dengan produsen furniture atau meubelair daerah lain. ‘’Jika butuh budget, tidak menjadi masalah , kita akan bahas nanti di APBD Perubahan, jika ternyata alih teknologi lebih cepat lebih bagus. Studi banding juga tidak masalah,’’ tambahnya. (ris)

Perajin Harus Inovatif dan Terampil Pilih Kayu Berkualitas Dari Hal. 1 Pasar Eropa selama ini ada kendala oleh aturan larangan di beberapa negara terkait dengan penggunaan kulit biota laut untuk kerajinan semacam cukli ini. Namun untuk pasar di negaranegara Asia masih sangat longgar. Negara Asia kurang peduli dengan regulasi tersebut, sehingga pasar cukli di negara Asia sangat terbuka lebar. ‘’Setahu saya di Eropa dilarang, kalau dikirim ke sana khawatir dikompalin sama Eropa. Kalau negara Asia sering melanggar aturan. Pasarnya masih besar,’’ katanya. Ia mengatakan, pasar bebas ASEAN semakin menuntut perajin lokal untuk terus berbenah dan berinovasi. Pemerintah daerah membutuhkan database tentang data UKM yang memenuhi syarat untuk didukung produknya untuk selanjutnya dieskpor.

Namun persoalannya instansi terkait terkadang tidak turun ke lapangan ‘’Tidak ada koordinasi antarinstansi, misalnya kehutanan, kayu mana yang boleh mana yang tidak boleh untuk digunakan sebagai kerajinan,’’ tambahnya. Yang terakhir, Bing Gianto menyarankan agar perajin cukli membuat inovasi terkait dengan desain grafis cukli. Artinya mereka tidak hanya membuat cukli dengan desain yang klasik. Namun butuh desain yang berbeda misalnya desain tradisi peresean, Putri Anjani dan desain yang menggambarkan khazanah lokal. ‘’Saya lihat belum pernah ada inovasi. Kalau saya diminta saya siap membina. Hanya butuh ahli desain grafis. Pemotong cukli beragam bentuk untuk membuat desain yang semi modern. Intinya jangan cepat puas,’’ tutup Bing. (ris)

3

Salurkan JotunJotun Salurkan CSRCSR ”Warnai ”Warnai Dunia” di YPA Lingsar Dunia” di YPA Lingsar

PROTECTIVE coatings, marine coatings, dan powder coating, kembali menyelenggarakan program Corporate social Responsibility (CSR), bertajuk “Jotun Warnai Dunia” 17. Kegiatan ini merupakan sebuah upaya dalam peremajaan bangunan dengan melakukan proses pengecatan bangunan Yayasan Peduli Anak yang berlokasi di Desa Langko, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. PT. Jotun Indonesia ingin terus menunjukkan kontribusinya melalui program ini, yang telah dimulai sejak tahun 2011. Kali ini, Jotun hadir di Yayasan Peduli Anak di Lombok Barat dalam menunjukkan kepedulian perusahaan terhadap anak-anak dalam rangka peringatan Hari Anak Nasional. “Sebagai penerus bangsa, anak-anak merupakan investasi berharga bagi sebuah negara, oleh karenanya merupakan tanggung jawab kita bersama untuk memberikan kualitas hidup yang baik bagi mereka agar kelak mereka dapat membawa perubahan berarti bagi negara,” kata Marketing Manager PT. Jotun Indonesia, Leonard Bimbuain saat seremoni pelaksanaan CSR di YPA Langko, Minggu (23/7) kemarin. Dalam kegiatan ini, dijelaskan ada empat bangunan yang akan dilakukan pengecatan, antara lain dua bangunan sekolah dasar, satu asrama anak perempuan dan juga satu asrama anak laki-laki.

FOTO BERSAMA - Keceriaan anak-anak di YPA Langko Narmada saat foto bersama setelah menerima CSR dari Jotun. Selain itu, PT Jotun Indonesia juga melakukan proses pengecatan di seluruh pagar yayasan tersebut. Dalam eksekusinya, proses pengecatan dilaksanakan dalam tiga tahap, mulai dari pengamplasan, pengecatan lapisan dasar lalu pengecatan lapisan luar. Kegiatan tersebut dilakukan secara simultan dan ditangani oleh komunitas masyarakat sekitar yayasan dan juga para penghuni yayasan. Sebelumnya, PT Jotun Indonesia juga sudah memberi pelatihan softskill, cara mengecat dengan baik melalui program Jotun Paint School ke pihak Yayasan pada 15-16

Juni 2017. Leonard menambahkan, pelaksanaan kegiatan Jotun Paint School ini terdiri dari workshop kemudian praktek pengecatan yang dimulai dari pengamplasan, pengecatan lapisan dasar dan pengecatan lapisan luar. Dan program ini kami harapkan bisa menjadi bekal yang berguna dikemudian hari bagi anak-anak di Yayasan Peduli Anak. Seperti diketahui, Yayasan Peduli Anak didirikan pada tahun 2005 di area seluas 1.5 hektar untuk tempat tinggal anak, sekolah, tempat bermain, olahraga dan bangunan pendukung lainnya. Saat ini,

ada sekitar 100 anak laki-laki maupun perempuan yang diasuh di dalam yayasan dan sekitar 150 anak di luar yayasan yang diberi bantuan kesejahteraan. Misi mereka adalah memperiuangkan hak setiap anak terlantar atau korban kekerasan untuk mendapatkan kehidupan yang layak, pendidikan setinggi mungkin, dan bimbingan advokasi. Dalam 11 tahun, yayasan ini telah mendukung kurang lebih 2000 anak dalam biaya hidup, pendidikan, kesehatan, maupun bantuan biaya bagi anak-anak yang tinggal bersama orang tuanya. Sejak 2004, beberapa anak sudah melan-

jutkan sekolah sampai ke perguruan tinggi dan beberapa sedang menjalani magang di Jakarta. “Kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya pada kepedulian PT. Jotun Indonesia. Besar harapan kami, kegiatan ini akan mampu menghadirkan suasana baru yang dapat menciptakan rasa nyaman bagi anak-anak dan juga para penghuni yayasan lainnya. Saya berharap akan semakin banyak perusahaan seperti PT. Jotun Indonesia yang memiliki kepedulian dalam meningkatkan kualitas hidup anak- anak ini,” ujar Chaim Fetter, Pendiri Yayasan Peduli Anak.(bul)

ACC Siapkan Dana Segar BISNIS finance pembiayaan secara nasional mengalami pertumbuhan yang tak menggembirakan tahun ini. Kondisi itu tanpa terkecuali terjadi di daerah. Progress pembiayaan bergerak lambat, Astra Credit Companies (ACC) Finance mengambil langkah strategis. Jika sebelumnya ACC focus untuk pembiayaan kendaraan bermotor, terutama mobil bekas, kini ACC telah menyiapkan dana segar kepada masyarakat. Sasarannya kepada kredit produktif maupun konsumtif. Branch Manager ACC Mataram, Thomy Arga Budhi Pratomo mengatakan, Gaikindo sebagai asosiasi industri kendaraan bermotor merilis data secara nasional,dimana pembiayaan mengalami penurunan hingga 40 persen pada semester I tahun ini untuk market pembiayaan mobil. “Lombok, NTB juga kena kondisi ekonomi yang begini. ACC, kita sendiri pembiayaan untuk penjualan mobil turun 5 persen, terutama untuk pembiayaan mobil baru,” ujarnya. Mengantisipasi makin tergerusnya pembiayaan, Thomy mengatakan, ACC kemudian membuka tambahan bisnis, yakni pembiayaan multiguna. Konsepnya, masyarakat dapat meminjam dana segar langsung, tetapi tidak ke perusahaan ACC secara langsung, melainkan peminjaman dapat diajukan melalui agen-agen yang telah direkrut. Di NTB, ACC telah menyebar sebanyak 100 agen. Pembiayaan multiguna ini telah dimulai sejak tahun 2017 ini. Hanya dengan jaminan BPKB kendaraan, dana segar sudah dapat diterima. Plafond pembiayaan, tergantung kesiapan calon nasabahnya. “Berapapun kita siapkan, digunakan baik untuk kredit produktif maupun konsumtif, tetap kami layani,” katanya saat di temui Ekbis NTB di Mataram akhir pekan kemarin. Pembiayaan multiguna ini marketnya masih terbuka. ACC menggarap peluang tersebut akan lebih masif. Perusahaan pembiayaan ini melirik orang-orang yang telah dibiayai untuk kredit bermotor. Prioritasnya adalah mitranya yang memiliki track record yang baik. Pada semester I tahun 2017 ini, Thomy menyebut pembiayaan multiguna ini telah dicairkan sampai Rp 20 miliar. Sebulan targenya dana segar yang terdistribusi mencapai Rp 3 miliar, atau selama setahun ini targetnya sampai Rp 65 miliar. (bul)

(Ekbis NTB/uul)

Sejumlah pengunjung sedang mengikuti outbound di Desa Ekowisata Kerujuk Pemenang KLU.

Menikmati Wisata Edukasi Lingkungan di Desa Ekowisata PILIHAN wisata alam di Pulau Lombok tersedia sangat beragam tergantung keinginan. Yang patut dikunjungi adalah Desa Ekowisata Kerujuk di Pemenang, Lombok Utara, yang menawarkan wisata berbasis lingkungan. Menurut Lukmanul Hakim, Ketua Kelompok Sadar Wisata Kerujuk Lestari, desa ekowisata ini dulunya diawali dari PNPM untuk membuat kolam pemancingan. “Kemudian dari sana kita lihat antusias warga yang besar, sehingga kita mencoba memetakan potensi yang ada di sini,” terangnya saat

Ikon NTB yang Tersisih di Pasar Internasional Dari Hal. 1 Di sana mereka akan diajarkan bagaimana proses pengeringan kayu menggunakan mesin dan pengeringan tradisional dengan hasil maksimal. ‘’Tim dari Dinas Perdagangan Provinsi NTB sudah ke sana (ke Jepara). Di APBD-P, saya sudah anggarkan untuk kegiatankegiatan pelatihan dan pembinaan bagi perajin cukli. Kenapa fokus di situ? Karena cukli adalah kerajinan khas berkualitas ekspor,’’ ujarnya. Setalah dari Jepara, para perajin cukli juga akan di gembleng bagaimana membuat desain. Dalam hal ini, untuk pembelajarannya merujuk pada perajin-perajin kayu yang ada di Bali. Kepala dinas menyebut, agar desain dan motif cukli yang

dibuat di NTB, tidak monoton seperti yang ada saat ini. ‘’Masalahnya apa, cukli masih monoton seperti yang dilihat sekarang, masih itu-itu saja. Saya inginkan perajin itu terus berinovasi. Kita berikan pelatihan-pelatihan peningkatan capacity building. Karena mindset itu merubahnya tidak mudah,’’ imbuhnya. Atas dasar tak berlanjutnya kerjasama pengiriman barang keluar negeri dengan buyer inilah yang menurut Selly menjadi perhatiannya. ‘’Saya ndak mau, cukli kita laku hanya di pasar dalam negeri. Dia harus memberikan nilai tambah yang lebih dengan menjualnya di luar negeri,’’ harapnya. Kepala BP3ED pada Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Taufik Rahman, SH menam-

bahkan, ada puluhan jumlah perajin cukli yang masih eksis. Sementara yang diketahui pernah melakukan ekspor hanya dua pengusaha di Rungkang dan Lombok Barat. Rencana memboyong para perajin cukli berguru ke Jepara akan dilaksanakan setelah APBD-P ditetapkan. Kepala dinas menurutnya, telah menyetujui penganggarannya. Tim dari Dinas Perdagangan Provinsi NTB, telah menyetujui kerjasama dengan Dinas Perindustrian yang membawahi sentra kerajinan kayu di Jepara. Para pihak sudah sepakat untuk memagangkan perajin cukli dari NTB. Jepara untuk sementara ini unggul sebagai sentra kerajinan kayu, lantaran fasilitas pendukung untuk perajinnya sudah terpenuhi. (bul)

Cukli Tidak Masuk Program Tahun Ini Dari Hal. 1 Meski demikian, apa yang menjadi persoalan perajin ini baru diketahuinya. Selama ini, pihaknya mengetahui, jika proses pengiriman produk kerajinan, khususnya cukli ke luar daerah dan luar negeri tidak ada masalah. ‘’Selama ini kan baik-baik saja karena sebelum-sebelumnya pihak kita sudah mengirimkan ke luar negeri. Mungkin

yang dulu-dulu kirim barang ke luar negeri sudah diganti dengan keturunannya,’’ tambahnya. Selain itu, pihaknya mengingatkan, agar perajin agar lebih kreatif dengan tidak membuat desain yang monoton. Seiring perkembangan zaman, perajin harus berinovasi dan mencari desain yang mampu menarik minat konsumen untuk membeli. ‘’Mungkin juga inovasi desain produk-produk cukli di sini

juga desainnya hanya itu-itu saja, tidak ada model baru. Sehingga hal tersebut membuat para konsumen menjadi bosan akan model cukli. Makanya sekarang kan ada yang buat cukli dalam bentuk-bentuk kecil begitu agar mudah dijual,’’ ujarnya, seraya menjanjikan pihaknya akan terus melakukan pembinaan terkait standarisasi produk cukli agar bisa bersaing di tengah pasar nasional maupun internasional. (uul)

ditemui beberapa waktu lalu. Dibentuknya desa ekowisata ini, dirinya dan pokdarwis memperkenalkan konsep ekowisata berbasis lingkungan dan ekonomi kerakyatan. “Kami tidak hanya menyediakan tempat rekreasi saja tetapi juga segala sesuatu untuk pelestarian lingkungan,” kata Lukman. Desa Ekowisata Kerujuk ini sendiri mulai dibentuk sejak tahun 2015 dan mulai menjual paket wisata sejak 2016. Ia menambahkan bahwa wisata di Kerujuk ini berbeda dengan yang lain. “Kami tidak ingin seperti yang sudah ada, tetapi yang kami kedepankan adalah pelestarian lingkungan, budaya, dan pengembangan ekonomi,” jelasnya. Dari mulai pintu masuk tempat wisata ini, jelas sekali terlihat suasana alam yang masih asri dan terjaga kelestariannya. Pengunjung akan dimanjakan dengan berbagai

spot-spot foto yang sudah dibuat pengelola disini, seperti adanya miniatur pesawat. Selain itu, pengelola juga menyediakan berbagai permainan tradisional sebagai upaya pelestarian budaya. “Kita memang membaginya menjadi ada spot foto dan untuk outbound, karena yang diutamakan adalah outbound,” kata Lukman. Pengunjung di tempat wisata ini sendiri bisa mencapai 50100 orang/hari, terutama di hari libur. “Kalau wisatawan asing bisa 5-10 orang/hari. Di sini paling ramainya pas hari Sabtu dan Minggu,” ujar Lukman. Di sini juga ada tersedia paket wisata, yang mencakup permainan tradisional sampai konsumsi yang bisa dipilih konsumen. “Kita juga bermitra dengan para pelaku kuliner dan kebersihan agar semua warga sekitar merasakan dampak ekonomi dengan adanya desa ekowisata ini,” jelasnya. (uul)

Cukli Ditolak Pasar Ekspor Dari Hal. 1 ‘’Perajin ndak tahu itu, yang penting buat, lalu kirim. Tidak pernah dioven. Di Norwegia misalnya, di sana suhunya dingin, ndak bisa bertahan lama cukli kita,’’ tambahnya. Pesoalannya, perajin tidak memahami standar-standar internasional. Padahal, jika dikelola secara profesional, berbagai negara di belahan dunia ini sangat terbuka untuk memasarkannya. Dari Timur Tengah, Eropa, tanpa terkecuali di Asia. Oleh karena itu, mestinya perajin harus memahami betul spesifikasi produk yang diinginkan oleh setiap negara. Kunjungan Duta Besar Afrika Selatan beberapa waktu lalu ke NTB, H. Anhar Tohri mengatakan, permintaannya yang disampaikan langsung ke Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi, ia menyiapkan 3 juta dolar Amerika atau setara dengan Rp 9 miliar untuk membeli cukli dan keraji-

nan tenun. Peminat cukli dari Afrika Selatan menurutnya sangat tinggi. Karena itulah, potensi pasar internasional itu harus disambut. Dalam sebuah pameran di Hanoi, Vietnam dijumpai cukli juga dibuat. Bahkan, hasil produksi serupa cukli di negara itu, jauh lebih rapi dan detail. Ini bisa menjadi ancaman menurutnya, karena Vietnam memiliki peluang mengirim cuklinya ke Indonesia untuk dipasarkan. Untuk merebut pasar internasional ini, maka dari itulah perajin harus dibekali pemahaman secara maksimal dan pendampingan oleh pemerintah. Jangan menjadikannya binaan, ketika para perajin telah dianggap sukses dan besar. Pemerintah harus telaten membinanya sejak awal, agar cukli ini mendunia. Penyuluhan dan pendampingan-pendampingan diharapkan dapat dilakukan lebih komprehensif dan berkesinambungan. (bul)


Ekbis NTB

Ekbis NTB Senin, 24 Juli 2017

4

Petani Tembakau Belajar Produksi Pupuk Granul di Jawa Tengah DINAS Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB memfasilitasi perwakilan kelompok petani tembakau dan pembina di delapan kabupaten di NTB untuk belajar memproduksi pupuk granul (pupuk organik). Sentra produksi pupuk granul di dua Kabupaten di Jawa Tengah dipilih sebagai tempat belajar. Sebanyak sembilan perwakilan kelompok tani, dan delapan petugas pembina yang telah diseleksi, dikirim ke Sragen dan Klaten, Jawa Tengah. Mereka didampingi oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB. Dari tanggal 18 hingga 20 Juli 2017 ini, mereka menimba ilmu agar menjadi kelompok tani yang mandiri memproduksi pupuk dengan memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia. Perwakilan kelompok tani yang dipilih berasal dari

Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima. Demikian juga pembinanya, masing-maisng dipilih dari setiap kabupaten, kecuali di Kabupaten Lombok Tengah, dua yang dipilih adalah perwakilan kelompok tani. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB, Ir. Husnul Fauzi, M. Si melalui Kepala Bidang Perkebunan, Ir. GST Lanang Natha Surastha, M. Si menjelaskan, Sragen sengaja di pilih sebagai tempat belajar para petani tembakau dan pendamping, sebab disana termasuk sentra produksi pembuatan pupuk organik. “Di Sragen produksi pupuk granul menggunakan mesin, disana petani dan pendamping belajar menggunakan mesinmesin produksi,” ujarnya.

Sementara di Klaten terdapat salah satu tempat memproduksi pupuk granul secara manual. Disitu juga, petani dan pendamping belajar luas tentang cara memproduksi pupuk granul tanpa didominasi bantuan mesin. Apa yang diharapkan pemerintah daerah dari kegiatan ini, kepala bidang menjelaskan, pemerintah telah memberikan bantuan sarana dan prasarana produksi pertanian dan perkebunan. Diantaranya adalah alat-alat untuk memproduksi pupuk organik. Mereka yang diboyong ke Jawa Tengah untuk belajar memproduksi pupuk organik ini, selanjutnya akan menjadi agen atau corong alih pengetahuan kepada kelompok tani lainnya. Seperti diketahui, potensi sumber daya alam yang tersedia cukup besar untuk memproduksi pupuk granul. Provinsi NTB memiliki populasi ternak lebih dari 1 juta, khusus untuk sapi,

belum termasuk ternak lainnya. Potensi tersebut selanjutnya diharapkan dapat dikelola oleh para kelompok tani, melalui bantuan yang telah diberikan oleh pemerintah. “Kita mendorong kelompok-kelompok tani untuk memproduksi pupuk granul, untuk dimanfaatkan memenuhi kebutuhan sendiri, maupun untuk dijual (ekonomis),” imbuhnya. Dalam rangka mendukung usaha tani tembaku, pemerintah mengharapkan para petani tidak selalu bergantung pada pupuk pabrikan. “Struktur tanah kita sudah rusak. Jadi harus dikemballikan kesuburannya untuk meningkatkan hasil dan kualitas produksi tembakau. Dengan pupuk granul yang bisa di produksi sendiri,” imbuhnya. Pemerintah daerah akan terus memantau penerapan ilmu yang telah dipelajari kelompok tani dan pembina, secara berkelanjutan.(bul/*)

(Suara NTB/ist)

Peserta terlihat antusias mendengarkan dari pemateri

Kegiatan studi komparatif dengan tema transformasi teknologi sarana dan prasarana di Semarang, Jateng

Perwakilan kelompok petani tembakau dan pembina sedang serius mendengarkan pemaparan pembicara

Tinggi, Pertumbuhan Koperasi Syariah di NTB Semakin tingginya kesadaran masyarakat akan lembaga keuangan berbasis syariah berpengaruh terhadap pertumbuhan koperasi syariah di NTB. Pertumbuhan koperasi syariah yang pesat juga akibat dari sejumlah tokoh agama yang mulai beralih ke lembaga keuangan syariah. “PERKEMBANGANNYA luar biasa karena kesadaran masyarakat untuk bermuamalah sesuai dengan syariat Islam sudah besar,” kata Ketua Perhimpunan Koperasi Syariah NTB, Muh Nasir Jailani kepada Ekbis NT.B Nasir mengatakan, sejak mulai diperkenalkan tahun 2005 silam, setiap tahunnya selalu ada peningkatan jumlah koperasi syariah di NTB. “Apalagi dengan adanya dukungan pemerintah, dimana pada tahun 2015 ada peningkatan jumlah koperasi syariah menjadi diatas 150-an dari mulanya hanya puluhan koperasi,”jelasnya.

Nasir yang juga sebagai ketua Koperasi BMT Al Iqtishady yang berlokasi di Pagesangan mengatakan, dari data terakhir yang dimilikinya, sudah ada sebanyak 207 koperasi syariah yang ada di NTB. Yang paling banyak di Lombok Timur

sebanyak 57 koperasi, sedangkan di Mataram baru ada 19 koperasi. Yang paling membedakan koperasi syariah dengan koperasi konvensional adalah pada akadnya. “Kalau di konvensional biasa dikenal dengan adanya kontrak atau bunga,” katanya. Di Koperasi BMT Al Iqtishady sendiri, target yang paling banyak dituju adalah masyarakat kecil, mikro dan menengah. “Disini uang bukan menjadi komoditas disini tetapi ditukarkan dengan Muh. Nasir Jailani barang

atau bisa juga dengan investasi atau bagi hasil. Anggota juga bisa menabung disini,” kata Nasir. Koperasi juga dapat menyediakan modal bagi pembiayaan di bawah Rp 200 juta. Ia mencontohkan, banyak sekolahsekolah yang menabung kesini. Di semester I ini, Koperasi BMT Al Iqtishady sudah melebihi target yang dicapai. “Sampai ada yang kita tunda permintaannya akibat permintaan yang tinggi,” kata Nasir. Ia optimis dengan perkembangan koperasi syariah kedepannya. “Sekarang saja ada 201 koperasi konvensional dan koperasi yang akan dibentuk menunggu untuk beralih menjadi syariah,” ujarnya. Ia berharap, dengan jumlah umat Muslim yang tinggi di NTB, kehadiran koperasi syariah dapat membantu masyarakat kedepannya. (uul)

GenBI dan Ikhtiar Mencetak Anak Indonesia Emas BANK Indonesia (BI) beberapa tahun terakhir telah aktif mencetak generasi muda berkualitas, melalui salah satu program unggulannya yaitu Generasi Bank Indonesia (GenBI). Program ini menjawab harapan, terutama mereka yang tak mampu. Syihabuddin Billati Waddin, salah seorang penerima beasiswa GenBI Kantor Perwakilan BI Provinsi NTB memberikan gambaran tentang BI dan GenBI. Dipaparkan BI sebagai bank sentral memiliki peran utama dalam pengawasan dan pengelolaan moneter di Indonesia. Pengawasan dan pengelolaan moneter ini bertujuan untuk menjaga kesetabilan nilai rupiah dari inflasi dan kemelorotan nilai tukar rupiah dengan mata uang negara asing. Hal ini dikarenakan nilai mata uang merupakan indikasi maju atau tidaknya suatu negara. Negara yang memiliki mata uang dengan nilai tukar tinggi tentu sangat diuntungkan dalam ladang perekonomian. BI dalam menjalankan tugas dan fungsinya senantiasa berupaya dalam meningkatkan perekonomian negara. Sebab bagaimanapun, ekonomi merupakan salah satu faktor utama dalam membangun kesejahteraan suatu bangsa. Namun menurutnya ini menjadi tugas yang tidak mudah, karena harus melibatkan setiap lembaga

negara secara kolektif. Menanggapi hal itu, semangat BI sudah sangat tegas, bahwa peningkatan ekonomi suatu negara harus didasari dengan sumber daya manusia yang bermutu. Atas dasar itulah, BI berinisiatif mendasari peningkatkan perekonomian negara dengan membangun sektor Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualiatas. Tak tanggungtanggung, BI dengan segala kemampuan finansial yang dimilikinya siap menjadi taruhan demi tercapainya hajat mulia. Hingga pada akhirnya tanggal 11 November 2011, BI resmi membentuk komunitas penerima beasisiwa BI yang diberi nama Generasi Baru Indonesia (GenBI) yang merupakan komunitas penerima beasiswa BI yang telah memenuhi kualifikasi. Secara nasional, program GenBI pun sudah dilaksanakan di 32 provinsi di Indonesia. Di NTB, kata Mahasiswa Semester IV Jurusan Ilmu Hukum Unram ini, terdiri dari dua komisariat, yaitu komisariat Universitas Mataram (Unram) dan komisariat Universitas Islam Negeri Mataram (UIN). Masing-masing komisariat berjumlah empat puluh mahasiswa atau berjumlah delapan puluh mahasiswa untuk provinsi NTB. Suatu kebanggan tersendiri bagi mahasiswa penerima beasiswa dan masyarakat

NTB pada umumnya. Beasiswa BI diperuntukkan bagi mahasiswa yang unggul dalam bidang akademik, aktif berorganisasi dan tentunya mahasiswa yang kurang mampu. Besar beasiswa yang diberikan pun berpariasi dari tahun ke tahun. Hingga saat ini mencapai Rp 9 juta per tahun untuk setiap mahasisiwa. Angka yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan proses akademik dan kebutuhan lainnya. Penerima beasiswa ini tidak dilepas begitu saja. Mereka yang tergabung di komunitas ini benarbenar dituntut sebagai pelopor penggerak perubahan, baik untuk diri sendiri ataupun masyarakat, bahkan untuk negeri. Komunitas GenBI dididik dan dilatih konsep leadership, kedisiplinan, kemandirian, kreatif dan berinovasi. Generasi muda bangsa, dilatih melalui pelatihan-pelatihan secara teoritis dan empiris oleh pembina GenBI dari BI maupun stekholders, tentunya dengan tujuan sangat positif. Program-program unggulan oleh GenBI terdiri dari berbagai bidang, yaitu bidang pendidikan, kesehatan, sosial, dan wirausaha. Program dari setiap bidang ini tentunya sebagai ajang pembelajaran dan bentuk sumbangsih terhadap masayarakat. Program-program yang di-

canangkan dari setiap bidang pun bervariasi, mulai dari pengadaan taman baca, mengajar ke sekolah pelosok, penyuluhan atau sosialisasi, infaq untuk anak-anak panti asuhan, pembuatan bahan kimia untuk dijual, pembagian takjil di bulan Ramadhan, reboisasi dan berbagai program unggulan lainnya. Program-program ini tentunya sangat bermanfaat bagi masyarakat. Kehadiran GenBI di tengahtengah masyarakat selama ini memberikan perubahan bagi penerima beasiswa. Di sisi lain juga, anak-anak GenBI tetap dituntut untuk memeberikan kontribusi sebesar-besarnya bagi masyarakat dan bangsa. Kebijakan BI yang hanya membatasi penerima beasiswa terbatas hanya satu tahun saja cukup disayangkan. Padahal mereka yang sudah terdaftar sebagai penerima beasisiwa sebelumnya sudah jelas dikategorikan sebagai mahasisiwa berprestasi yang kurang mampu dan barang tentu masih membutuhkan kucuran dana untuk melanjutkan studinya. Cukup disayangkan pula, program GenBi pun selama ini hanya dibatasi pada instansi pendidikan negeri saja, padahal mahasisiwa di berbagai instansi tentu berharap pula sokongan dari pihak manapun untuk membantu mereka dalam bidang akademik.(bul)

(Suara NTB/ris)

KUR - Dua anak sedang melintas di depan iklan KUR Bank NTB di Jalan Udayana, Mataram. Nantinya tidak hanya perbankan yang menyalurkan KUR, namun beberapa koperasi yang sehat juga akan diberi kepercayaan untuk salurkan KUR.

NTB Masih Tunggu Nama Koperasi Jadi Penyalur KUR DINAS Koperasi dan UMKM Provinsi NTB masih menunggu jawaban dari Kementerian Koperasi terkait dengan usulan nama beberapa koperasi yang akan diberi wewenang untuk menyalurkan program dana Kredit Usaha Rakyat (KUR). Karena nantinya tidak hanya perbankan yang menyalurkan KUR, koperasi berkualitas juga akan diberi hak yang sama. Sekretaris Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi NTB, H. Muhammad Imran, SE, M. Si kepada Ekbis NTB mengatakan, pihaknya sudah mengirimkan nama koperasi ke Kementerian Koperasi, namun hingga saat ini survei koperasi berkualitas belum selesai. Provinsi NTB sangat berharap ada koperasi disini yang dipilih untuk menyalurkan KUR sehingga anggotanya bisa mengembangkan usaha melalui ak-

ses kredit berbunga subsidi. “ Beberapa koperasi yang kita kirim belum ada keputusan dari Kementerian, kita sebenarnya tetap berharap. Bagaimanapun juga tanpa dengan itu (program KUR-red) bisa-bisa koperasi gulung tikar, karena masyarakat akan mencari bunga yang lebih murah kan,” katanya. Memang syarat koperasi menjadi penyalur KUR tidak gampang karena profil koperasi tersebut harus bagus, berkualitas, memiliki SHU yang bagus selama dua tahun terakhir dan beberapa syarat lainnya. “ Tidak mudah memang, namun harapan mudahan kita bisa,” ujarnya. Data dari Diskop dan UMKM Provinsi NTB per 31 Desember 2016 lalu, jumkah koperasi yang tercatat di NTB sebanyak 4.187 unit koperasi. Dari jumlah itu sebanyak hampir 60 persen dalam kondisi aktif, sementara sekitar 40 persen saja yang tercatat tidak aktif. Ada beberapa upaya yang telah dilakukan untuk men-

ingkatkan aktifitas koperasi ini, seperti keberadaan Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan (PPKL) di tingkat Kabupaten/Kota yang terus diberdayakan. “ Selama ini kita dampingi, PPKL di kabupaten/kota kita berdayakan untuk mengajarkan mereka cara membuat laporan keuangan, membuat neraca pertanggjungawaban. Melalui kemampuan itu nanti koperasi bisa RAT ( Rapat Anggota Tahunan-red) melalui RAT itu yang tidak aktif menjadi aktif, yang sakit-sakitan menjadi sehat,” katanya. Disamping itu ada beberapa percepatan yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Misalnya Diskop dan UMKM NTB bidang koperasi turun ke Kabupaten/kota untuk melihat koperasi yang akan RAT itu, “ Mereka diberikan penjelasan, pelatihan-pelatihan juga kita berikan,’ katanya.(ris)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.