Ekbis NTB Edisi 23 April 2018 | Ekbis NTB

Page 1

Ekbis NTB

MINGGUAN TERBIT SEJAK 15 AGUSTUS 2016 E-mail: ekbisntb@gmail.com

SENIN, 23 APRIL 2018

4 HALAMAN NOMOR 29 TAHUN KE 2 TELEPON: Iklan/Redaksi/ Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Gula Semut Kekait Siap Ekspor ke Pasar Eropa

Inspiratif Expo untuk Semua Kalangan DINAS Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) menggelar Inspiratif Expo setiap hari Ahad dengan memanfaatkan momen Car Free Day di Jalan Udayana Mataram. Inspiratif Expo ini bertujuan menyediakan wadah bagi banyak pihak untuk bersentuhan dengan publik, seperti mempromosikan program unggulan atau potensi yang dimiliki. Halaman 4

(Ekbis NTB/bul)

KEBERADAAN pohon aren yang tumbuh subur di Desa Kekait Kecamatan Gunungsari Lombok Barat (Lobar) telah lama dimanfaatkan masyarakat mulai dari batang sampai buahnya. Desa ini dikenal sebagai salah satu sentra pembuatan gula aren terbaik di Lombok, karena melimpahnya bahan baku air nira yang diolah menjadi gula aren. Bentuk gula aren yang dulunya hanya berupa gula batok atau gula bumbung sejak beberapa tahun terakhir mulai dilakukan inovasi menjadi gula semut yang bernilai ekonomi tinggi. Halaman 2

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Kekuatan Ekonomi dan Dunia Usaha NTB

Merugikan NTB PRODUK perikanan NTB yang dikirim menggunakan nama daerah lain, menurut akademisi Universitas Mataram (Unram) Dr. H. Iwan Harsono, SE,M.Ec., merupakan suatu kerugian yang besar bagi NTB. ‘’Karena ini sebenarnya merupakan image branding dari NTB yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Tetapi potensi kita tidak terpakai malahan dipakai (Ekbis NTB/uul) daerah lain. Itu meruH. Iwan Harsono pakan kerugian besar,’’ terangnya kepada Ekbis NTB belum lama ini. Nilai ekonomi yang tercatat di daerah lain itu tentunya memberikan harga yang murah bagi pengusaha ikan di NTB. Karena masih tercatat dalam perdagangan dalam negeri. Sementara di daerah lain menjual ikan ke luar negeri dengan harga yang mahal. ’’Pemerintah harusnya segera mengurus hal ini dan membuat brand image ekspor ikan memang dari NTB,’’ kata mantan Ketua Karian KAPET (Kawasan Ekonomi Terpadu) Bima ini. Menurutnya, branding image perikanan NTB ini yang pertama harus dibenahi terlebih dahulu. ‘’Jangan hanya pengusaha mengirim produk perikanannya ke Bali. Kemudian dari Bali yang mengirim ke luar negeri dan di sana yang dikenal bahwa ikan itu berasal dari Bali, pastinya ada peningkatan permintaan,’’ jelas Iwan.

Ekspor Ikan Turun

Bersambung ke hal 3

Ekspor Ikan

NTB Punya Barang, Daerah Lain Punya Nama

IKAN-ikan yang ditangkap di NTB banyak yang diekspor tidak menggunakan atas nama NTB. Tapi menggunakan daerah lain. Inilah yang dihadapi NTB saat ini. Memang harus diakui, hasil perikanan tangkap biasanya dikirim antardaerah, seperti tujuan Bali atau Jawa Timur. Padahal, jika pengusahanya mengirim langsung, neraca ekspor NTB untuk komoditas non tambang bisa digenjot. Kepala Seksi Pengawasan dan Informasi di Balai Karantina Ikan Mataram, M. Farchan, S. Pi. MP mengatakan, pengiriman ikan antarpulau memang diawasi dan dicatat langM. Farchan sung di pintu-pintu keluarn-

Ekspor Ikan Masih Fluktuatif KEGIATAN ekspor ikan yang dilaku- di 231 ribu Dolar Amerika. Turunnya kan oleh nelayan dan pengusaha dari persentase ekspor ikan dan udang kareNTB jumlahnya masih fluktuatif. Hal itu na adanya ekspor hasil galian tamterjadi karena hasil tangkapan nelayan bang dengan jumlah yang sangat menmemang sering tak menentu, terutama dominasi yaitu 40 juta Dolar Amerika atau 91,26 persen. untuk komoditas ikan tangkap. Kepala BPS Provinsi NTB Endang Data Badan Pusat StatisTri Wahyuningsih kepada Ekbis tik (BPS) NTB menunjukNTB mengatakan, data yang disajikan, kegiatan ekspor untuk kan BPS terkait ekspor impor setiap komoditas ikan dan bulan berasal dari Bea dan Cukai. “ udang pada bulan FebruData itu berdasarkan pemberiari 2018 sebesar 109 ribu tahuan ekspor barang serta pemberDolar Amerika atau sebesar itahuan impor barang. Se30,95 persen. Tingginya dangkan Surat Keterangan persentase ekspor ikan Asal (SKA) barang berasdan udang lantaran al dari Dinas Perdaganekspor bahan galian gan,” katanya. tambang di bulan Terkait dengan itu nihil. kerugian yang dialami Namun jika oleh pemerintah dibandingkan daerah jika ekspor dengan bulan menggunakan SKA Maret 2018, ekprovinsi lain, ia mespor ikan dan minta untuk meudang hanya lakukan konfirmasi menyumbang ke Dinas Perdaganpersentase 0,53 gan NTB,” karenpersen dari keselua BPS tidak tahu ruhan ekspor. Meski secara detail,” menyumbang share di tambahnya. bawah 1 persen, naBersambung mun nilai ekspor jusEndang Tri Wahyuningsih tru meningkat menja(Ekbis NTB/bul)

ke hal 3

Bersambung ke hal 3

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Harus Pakai SKA dari Daerah (Ekbis NTB/bul)

Tidak saja hasil sumber daya alam NTB di daratan yang banyak dikirim ke luar negeri melalui daerah lain. Sebut saja, ekspor gerabah atau kerajinan tangan yang selama ini merupakan produksi khas NTB. Hasil tangkapan ikan dari NTB yang diekspor dari daerah lain, maka produksi ikan itu terpaksa berganti pemilik menjadi daerah tempat pengiriman barang.

(Ekbis NTB/bul)

BERDASARKAN data Dinas Perdagangan (Disdag) Provinsi NTB, realisasi ekspor sektor perikanan NTB dari bulan Januari-Maret 2017 dengan Januari-Maret 2018 mengalami penurunan. Seperti yang disampaikan Kepala Seksi Ekspor Disdag, Rachmat Wira Putra,ST,M.Ec.,Dev kepada Ekbis NTB mengatakan bahwa pada Januari-Maret 2017, nilai ekspor perikanan NTB mencapai 305.280,050 dolar Amerika sedangkan pada januari-Maret 2018 mencapai nilai 302.006,457 dolar Amerika. Wira menyebutkan, ada 3 komoditi utama ekspor perikanan dari NTB yaitu mutiara, udang vannamei, dan ikan hias yang dikirim ke pasar Asia dan Eropa. Nilai ekspor mutiara pada bulan Januari-Maret 2018 ini mencapai 19.814,490 dolar Amerika dengan tiga negara tujuan yaitu Hongkong dan India. Sedangkan ekspor ikan hias bernilai ekspor sebesar 3.714,440 dolar Amerika dan udang Vannamei mencapai nilai 185.150,00 dolar Amerika. ‘’Untuk udang Vannamei, yang paling banyak dikirim ke Cina dan Mesir untuk bibitnya,” jelasnya. Ia kemudian menunjukkan berkas terakhir SKA pengiriman udang Vannamei ke Tiongkok dengan volume 63.000 kg dan Mesir sebanyak 1.900 kg bibit unggul udang. Sedangkan pasaran ekspor ikan hias lebih banyak untuk pasaran Italia dan Jerman dengan berbagai jenis ikan. Pengekspor komoditi perikanan tersebut merupakan perusahaan yang berlokasi di Pulau Lombok yang memang setiap bulannya rutin mengirimkan pesanan. ‘’Memang persyaratan untuk mengekspor ke luar negeri itu tidak mudah. Karena perusahaan itu harus memenuhi berbagai persyaratan yang menjadi ketentuan baku,’’ kata Wira. Diakuinya memang masih banyak pengusaha di NTB yang lebih memilih mengirim barangnya melalui daerah lain karena berbagai macam alasan, terutama masalah transportasi.

ya. Salah satunya di Pelabuhan Lembar. Hanya saja, untuk ekspor langsung keluar negeri, menggunakan buyer daerah lain. Seperti salah satunya Bali. ‘’Artinya, kita yang menghasilkan, di negara lain atas nama daerah di luar NTB. Karena tidak diekspor langsung dari NTB,’’ jelas Farchan kepada Ekbis NTB. Untuk fasilitas ekspor. Silk Air, salah satu maskapai internasional dengan tujuan langsung ke Singapura sebenarnya menyediakan 5 ton kapasitas bagasi untuk ekspor ikan dari NTB . Sayangnya, bagasi ini tidak dimanfaatkan oleh pengusaha lokal. Untuk mendorong ekspor ikan dari NTB, Balai Karantina Ikan Mataram memberikan kemudahan kepada pengusaha untuk mendapatkan sertifikat Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) atau sertifikat mutu pengolahan.

Bersambung ke hal 3

ADANYA laporan kegiatan ekspor barang dari NTB yang menggunakan Surat Keterangan Asal (SKA) luar daerah patut disayangkan. Bagaimanapun juga, hasil produksi yang berasal dari sumberdaya alam lokal harus memiliki keterangan asal dalam daerah serta memberi kontribusi yang optimal bagi masyarakat. Anggota DPRD NTB yang juga pengusaha ikan Hamja kepada Ekbis NTB mengatakan, selama melakukan aktivitas ekspor ke luar negeri, dia selalu menggunakan SKA dalam daerah, terlebih perusahaannya berada di NTB. Jenis ikan yang menjadi komoditas utama ekspor adalah ikan tuna. Jenis ikan ini yang paling laku di perdagangan internasional. Namun menurutnya, selama tiga bulan terakhir mulai Januari – Maret 2018, belum ada ikan yang bisa ditangkap oleh nelayan, karena masih berada di siklus tahunan angin barat. Setiap musim angin barat tiba, nelayan yang mencari jenis ikan tertentu biasanya memilih untuk istirahat melaut, karena cuaca yang tak bersahabat. “ Sekarang sudah tiga bulan kami tak turun melaut. Baru April ini mulai terlihat ada ikan yang bisa ditangkap oleh nelayan. Makanya saya ragukan jika ada data pengiriman ikan ke luar negeri selama Januari sampai Maret kemarin,” kata Hamja.

Bersambung ke hal 3

Hamja (Ekbis NTB/ris)

Terkendala Fasilitas Ekspor TERBATASNYA fasilitas ekspor membuat pengusaha perikanan kelautan lebih memilih mengantarpulaukan ikan hasil tangkapan di NTB. Terkecuali untuk komoditas kelautan perikanan yang dikirim tak memakan banyak tempat. Misalnya ikan hias. Memang merugikan, ketika hasil perikanan tangkap yang demikian banyak dari NTB, diterbangkan keluar negeri atas nama daerah lain. ‘’Jelas rugi,’’ tandas Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB, Ir. L. Hamdi, M. Si. Produksi perikanan tangkap di Provinsi NTB berasal dari jumlah produksi perikanan tangkap di perairan laut dan perairan umum dan daratan (sungai, waduk, bendungan). Untuk perikanan tangkap di laut, wilayah perikanan tangkap Provinsi NTB berada di dua Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPP-RI). Yaitu Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPP-RI 573) yakni dari Samudera Hindia bagian selatan

(Ekbis NTB/bul)

L. Hamdi Jawa sampai bagian selatan Nusa Tenggara, Laut Sawu dan Laut Timur bagian Barat dan Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPP-RI713) yakni dari Laut Makasar, Teluk Bone, Laut Flores danLaut Bali. Zona penangkapan ikan di Provinsi NTB meliputi: Laut Jawa, Laut Flores, Samudera Hindia, Selat Lombok, Selat Alas, Teluk Ekas, Teluk Saleh, Teluk Cempi, Teluk Waworada dan Se-

lat Sape. Musim penangkapan ikan pada umumnya berlangsung pada bulan Juli sampai September ( Musim Angin Timur) dan musim paceklik biasanya terjadi pada bulan Oktober sampai Maret (Musim Angin Barat ). Jenis-jenis ikan ekonomis penting dan dominan yang tertangkap dan didaratkan antara lain Tuna, Tongkol, Cakalang, Lemuru, Kembung, Selar, Cumi -cumi, Cucut, Ekor Kuning, Hiu, Ikan Terbang, Layang, Kuwe, Kakap, Kerapu, Lobster,Teri, Teripang, Udang, Ikan Hias, Rajungan, Siput Mutiara, dan sebagainya. Di antara jenis -jenis tersebut, yang menjadi komoditas unggulan seperti, Tuna, Tongkol, Cakalang, Kakap, Kerapu, Lobster, Udang dan Cumi - cumi. Sedangkan jenis ikan yang tertangkap pada produksi perikanan tangkap di perairan umum daratan adalah jenis ikan Mas, Nila, Sepat Siam, Tawes, Mujair dan jenis ikan air tawar lainnya. Produksi perikanan tangkap tahun 2017 mencapai 183.633,30 ton meningkat 5,74 % jika

dibandingkan produksi tahun 2016 sebesar 173.657,2 ton. Capaian nilai tukar nelayan adalah sebesar 112,25. Pengembangan perikanan tangkap dilakukan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi usaha dengan memberikan bantuan kapal penangkap ikan dan fasilitasi proses pengurusan izin kapal penangkap ikan kepada nelayan. Sehingga dapat menjangkau perairan laut yang lebih jauh dan potensial. Di sisi lain, intensifikasi usaha dilakukan melalui pemberian bantuan sarana penangkapan ikan (perahu, mesin, alat tangkap). Alat bantu untuk mengumpulkan ikan seperti lampu inventer dan rumah ikan/rumpon. Untuk ekspor, kepala dinas mengatakan Dinas Kelautan Perikanan Provinsi NTB pada dasarnya cukup mudah memberikan rekomendasi SKP (Surat Kelayakan Pengolahan) untuk penerbitan rekomendasi ekspor oleh Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) melaui Balai Karantina Ikan dan Pengolahan Mutu (BKIPM) Mataram.

Bersambung ke hal 3


2

Ekbis NTB Senin, 23 April 2018

IIP BUMN NTB Galang Dana di Peringatan Hari Kartini Ikatan Istri Pimpinan Badan Usaha Milik Negara (IIP BUMN) Provinsi NTB menggelar serangkaian kegiatan peringatan Hari Kartini. Peringatan Hari Kartini yang dilaksanakan bersama dan perdana ini sekaligus dimanfaatkan untuk menggalang dana bhakti sosial. PULUHAN ibu-ibu yang tergabung dalam IIP BUMN Provinsi NTB berkumpul di ballroom Bank Mandiri di Cakranegara Mataram, Ahad (22/4) kemarin. Seluruhnya yang datang, lengkap menggunakan kebaya dan atribut khas Raden Ajeng Kartini. Beberapa kegiatan ditampilkan, sekaligus pemberian reward bagi peserta dengan penampilan terbaik. Jajaran

Dharma Wanita Provinsi NTB juga diundang di acara ini. Ketua IIP BUMN Provinsi NTB, Ny. Cuk Prayitno menyebut peringatan Hari Kartini yang diselenggarakan bersama tahun ini menjadi awal yang baik untuk tetap melaksanakan kegiatan serupa tahun-tahun mendatang. Banyak kegiatan lain yang sebenarnya dilakukan, misalnya penyuluhan ba-

haya narkoba ke sekolahsekolah, pembinaan kepada masyarakat “Ada kurang lebih 100 orang yang ikut di kegiatan ini. Selanjutnya kita akan laksanakan Bhakti Sosial dari hasil penggalangan dana hari ini,” ujarnya. Ketua Panitia Kegiatan, Selly Dedi Kurniadi menambahkan, sebelum-sebelumnya kegiatan bersama dilakukan hanya Bakti Sosial, dan peringatan Hari Kartini dilaksanakan di lingkup instansi masing-masing BUMN. Sementara ini ada 13 BUMN di NTB yang terlibat. Padahal, ada lebih dari 20 BUMN ada di NTB. Dengan kegiatan bersa-

ma yang dilaksanakan, diharapkan BUMN yang belum ikut di IIP BUMN NTB tertarik bergabung. “Setalah acara ini, ibu-ibu pimpinan BUMN lainnya ikut aktif di kegiatan-kegiatan IIP BUMN. Karena ini kegiatannya kita memperkuat silaturahmi,” demikian Selly. Dana yang terkumpul untuk kegiatan bhakti sosial, diarahkan pada santunan anak yatim, pengembangan daerah tertinggal, bantuan-bantuan dan ada rencana penyuluhan kemandirian kepada ibu rumah tangga di daerah untuk mendukung penguatan ekonomi keluarga. (bul)

(Ekbis NTB/bul)

BERSAMA - Kegiatan IIP BUMN Provinsi NTB saat peringatan Hari Kartini di Ballroom Bank Mandiri Mataram, Ahad (22/4).

Gaya Tygia Salon, Tawarkan Perawatan Rambut dan Wajah Terbaik

(Ekbis NTB/uul)

Proses pembuatan gula semut di Desa Kekait Kecamatan Gunungsari belum lama ini.

Gula Semut Kekait Siap Rambah Pasar Eropa KEBERADAAN pohon aren yang tumbuh subur di Desa Kekait Kecamatan Gunungsari Lombok Barat (Lobar) telah lama dimanfaatkan masyarakat mulai dari batang sampai buahnya. Desa ini dikenal sebagai salah satu sentra pembuatan gula aren terbaik di Lombok, karena melimpahnya bahan baku air nira yang diolah menjadi gula aren. Bentuk gula aren yang dulunya hanya berupa gula batok atau gula bumbung sejak beberapa tahun terakhir mulai dilakukan inovasi menjadi gula semut yang bernilai ekonomi tinggi. “Kalau pembuatan gula yang biasa dijual di pasaran itu memang sudah lama, tetapi produksi gula semut itu baru dilakukan sejak tahun 2009 silam,” cerita H. Mustaan, salah satu produsen gula semut Bukit Tuan sekaligus pengepul gula merah di Kekait kepada Ekbis NTB, Sabtu (21/4). Ia menjelaskan di desanya ada hampir 300-an orang yang menggantungkan hidupnya dari membuat gula merah berbagai bentuk dan hampir 114 orang yang sekarang ini dibinanya menjadi pembuat gula semut. Makanya tidak heran Desa Kekait dikenal sebagai Desa Aren yang termasyhur sejak dulu, karena potensi aren yang melimpah. Mustaan menjelaskan, proses pembuatan gula semut lebih sulit dibandingkan membuat gula batok maupun gula bumbung, karena prosesnya yang lama. “Gula semut tidak bisa dibuat dari gula batok atau bumbung yang dihancurkan lalu diubah menjadi gula semut karena pasti rasanya berbeda,” terangnya. Air nira yang diperoleh dari petani sebelumnya harus langsung diproses menjadi gula karena rasa dan kualitas gula sangat tergantung pada kesegaran bahan baku. Tapi tidak serta merta langsung berubah menjadi gula semut, karena proses pengadukannya membutuhkan waktu yang cukup lama. “Untuk bisa menjadi gula semut dibutuhkan waktu sampai 7-8 jam untuk mengaduknya baru bisa jadi,karena air niranya disaring terlebih dahulu untuk menghilangkan kotoran yang mungkin ikut” jelas Mustaan. Proses pembuatan gula semut, imbuhnya, sudah dilakukan secara semi-modern tetapi masih dengan sentuhan tradisional. Dalam sehari, satu pembuat gula semut bisa menghabiskan 20 liter air nira yang menghasilkan 3 kg gula. Makanya pemasaran gula semut dan gula aren ini tetap lancar setiap hari terutama menjelang bulan puasa seperti sekarang ini. Permintaan menjelang puasa, kata Mustaan, meningkat drastis karena kebutuhan masyarakat yang bertambah akan stok gula merah. “Gula semut ini juga menjadi favorit masyarakat karena mereka sudah tahu manfaatnya bagi kesehatan dan bagi pembuat gula, itu menguntungkan karena harganya lebih mahal,” ceritanya. Ia membandingkan harga gula merah batok atau bumbung yang hanya dihargai Rp 45 ribu untuk ukuran 1,5 kg, sedangkan gula semut dihargai Rp 40 ribu/kg-nya. Apalagi potensi pasarnya sangat terbuka, dimana dirinya baru-baru ini mendapat tawaran untuk mengekspor gula semut untuk pasaran Eropa. Mustaan menceritakan tawaran itu bermula dari dirinya mengikuti pameran dari Kementerian PDT di Malaysia dan menarik minat pengusaha dari Swiss yang tertarik akan produk gula semutnya. “Mereka tertarik akan produk gula semut ini, karena memang di sana sedang tren untuk konsumsi gula semut ini,” akunya. Pengusaha tersebut meminta jumlah pengiriman gula semut yang cukup banyak mencapai 5 kontainer tetapi ditolaknya karena dirasa terlalu banyak sebab produksi belum mencapai nilai tersebut. “Dari hitung-hitungan saya, kalau semua pembuat gula semut mampu menghasilkan 3 kg/hari di NTB khususnya Lombok, hanya mampu produksi 2 kontainer atau 40 ton saja,” jelas Mustaan. Pihaknya sudah menemukan kesepakatan untuk melakukan ekspor dengan jumlah segitu dan sebenarnya dirinya diminta mulai mengirim di bulan-bulan ini. Tetapi karena berbagai pertimbangan terutama pasar lokal yang sedang butuh, pengiriman ditunda sampai akhir puasa nanti. Oleh karena itu, sekarang ini pihaknya sedang berupaya untuk mengajak pembuat gula semut yang berada di semua kabupaten di Lombok untuk bekerjasama memenuhi permintaan tersebut. “Saya juga sudah meminta bantuan dinas terkait untuk mengumpulkan pembuat gula merah agar lebih terintegrasi,” kata Mustaan. Dirinya juga sudah mulai mengurus persyaratan ke Dinas Perdagangan untuk penerbitan SKA ekpor gula semut ini jika jadi. Karena dirinya memang ingin mengangkat nama daerah bahwa produk gula merah NTB tidak kalah saing dengan daerah lainnya. “”Setidaknya kalau ini jalan, banyak lapangan pekerjaan yang akan tercipta karena ini memang sangat memberdayakan masyarakat pedesaan,” sebutnya. (uul)

BISNIS salon yang tumbuh pesat di Kota Mataram membuat banyak pengusaha yang tertarik mencoba peruntukannya di bidang ini. Salah satunya adalah Tygia Salon di Abian Tubuh yang baru resmi beroperasi sejak 15 April 2018. Seperti dikatakan pemilik Tyga Salon, Ayu Tisna Wati, mengaku, jika dirinya tertarik membuka salon, karena dirinya sangat menggemari dunia kecantikan sejak dulu. “Selain itu, saya memang dulu pernah kerja di kosmetik sehingga sudah ada basisnya,” terangnya saat dihubungi Ekbis NTB beberapa waktu lalu. Ia menambahkan salonnya ini memang dikhususkan untuk perawatan rambut dan wajah melihat dari tren yang sekarang digemari. Sehingga target konsumen pun memang dikhususkan ke sana, karena ketertarikan yang besar di perawatan itu. Meski terbilang baru, Ayu mengatakan bahwa perawatan yang didapatkan pengunjung di Tygia Salon sangat maksimal. “Di sini kita ada perawatan khusus bagi pengunjung yang memiliki masalah rambut khusus ataupun kering,” jelasnya.

Dirinya menggunakan produk khusus mulai dari sampo sampai vitamin rambut untuk perawatan khusus tersebut. Sedangkan untuk perawatan wajah, Tygia Salon juga menawarkan facial untuk masalah kulit berjerawat ataupun pengunjung yang menginginkan wajah yang lebih cerah dengan perawatan facial brightening. Untuk lebih menggaet konsumen baru di tempatnya, Ayu memberikan promo menarik bagi pengunjung Tygia Salon. “Kita ada promo khusus creambath varian buah hanya Rp 30 ribu saja, yang sudah termasuk gratis massage atau lulur setengah badan,” ujarnya. Promo ini berlaku sampai bulan Mei atau bisa diperpanjang lagi agar banyak pengunjung yang tertarik datang. Untuk masalah harga, perawatan di Tygia Salon dibanderol dengan harga yang terjangkau, mulai Rp 20 – 150 ribu saja. Ayu menggunakan semua media promosi untuk mengenalkan Tygia Salon kepada khalayak ramai, mulai dari sosial media sampai menyebar brosur. “Responnya sih cukup

bagus sejauh ini, dilihat sudah ada pengunjung yang datang” akunya. Ke depannya, ia sangat optimis usahanya ini akan terus berkembang dan bisa dikenal oleh masyarakat. Ia juga berharap pelanggan Tygia Salon juga bisa bertambah seiring waktu berjalan. (uul)

(Ekbis NTB/ist)

Seorang pengunjung sedang mendapat pelayanan perawatan rambut di Tygia Salon.

Bisnis

Travelloby, ’’Food Bus’’ Pertama di Kota Mataram Konsep jajanan kaki lima yang sekarang banyak memanfaatkan kendaraan pick up atau kendaraan roda tiga sebagai lapak jualan sudah lumrah ditemui di penjuru kota Mataram.Tetapi saat melihat Travelloby yang setiap harinya nongkrong di sekitaran jalan Majapahit depan dinas PUPR mungkin kita akan terheran-heran dengan lapak jualan mereka yang sangat. Bagaimana tidak, mereka menggunakan bus berukuran besar yang diubah menjadi dapur terbuka mereka. ADIMAS, pemilik Travelloby kepada Ekbis NTB menjelaskan di Kota Mataram, baru Travelloby yang memiliki konsep food bus ini di mana di luar negeri yang umum dikenal adalah food truck. “Dengan food bus ini, kita bisa berkeliling kemana-mana untuk menjangkau konsumen tanpa memikirkan tempat lagi,” jelasnya. Diakuinya, konsep food bus belum bisa seperti yang di ada di Pulau Jawa, di mana pengunjung bersan-

tap langsung di dalam busnya tetapi karena keunikannya inilah yang membuat Travelloby mulai dikenal pecinta kuliner Kota Mataram. Foodbus yang mulai beroperasi sejak tanggal 14 Februari silam ini menawarkan aneka menu-menu makanan yang tentunya menambah daftar makanan di Mataram. “Pegawai Travelloby kami kursuskan langsung dengan chef untuk belajar menumenu yang dijual disini,” kata Adimas.

(Ekbis NTB/uul)

Pembeli sedang membeli makanan di salah satu food bus di Jalan Majapahit Mataram belum lama ini.

Travelloby menawarkan berbagai menu, mulai hotdog, french fries, rice bowl, dan scramble egg dengan porsi yang sangat mengenyangkan. Misalnya seperti menu hotdog yang berukuran sangat besar dan cukup untuk dimakan 2 orang. “Malahan awalnya porsinya lebih besar dari itu saat pertama kali kita buka, tetapi karena masukan dari berbagai pihak makanya kita ubah ukurannya,” terangnya. Hotdog yang ditawarkan Travelloby ada 2 varian yaitu daging dan ayam dengan mayonaise yang melimpah. Adimas menjelaskan memang menu hotdog inilah yang paling menjadi favorit pengunjung selama ini. Tidak usah khawatir dengan harga, menu makanan di Travelloby dibanderol dengan harga yang terjangkau mulai dari 20 ribuan saja. Rata-rata pengunjung Travelloby, kata Adimas, mengaku sangat senang dengan kehadiran food bus ini karena unik dan memberikan warna baru di Mataram. “Warnanya yang mencolok dan ukurannya yang besar memudahkan mereka untuk mampir kesini sekaligus mencoba makanan di sini,” imbuhnya. Tetapi meskipun begitu, ia mengaku karena ukuran bus yang digunakan besar menyulitkannya untuk mengatur jam operasional Travelloby. “Sebenarnya kita ingin beroperasi sejak pagi terutama di dekat sekolah atau kampus, tetapi karena tempat yang terbatas dan bus kita yang besar jadinya sulit,” terangnya. Ke depannya, Adimas berharap Travelloby bisa tetap diterima oleh pecinta kuliner Mataram dan menambah daftar tempat makan di sini. (uul)

Menikmati Sensasi Menu Es Kepal Milo MINUMAN es kepal milo yang sedang menjadi tren di Pulau Jawa euforianya sudah bisa dinikmati di Lombok, khususnya Kota Mataram. Menu minuman bisa diperoleh dan dinikmati di Warung BMW (Banyak, Murah, Wuenak) di jalan Dr Wahidin Rembiga Mataram. Handyanto, pemilik Warung BMW menjelaskan dirinya tertarik membuat menu ini setelah melihat di berbagai media akan kepopuleran menu es kepal milo ini. “Selain itu, minuman ini juga cocok untuk dijual di sini dan orang sini memang banyak yang pecinta coklat makanya saya mencoba,” terangnya kepada Ekbis NTB beberapa waktu lalu. Warung BMW masih terbilang baru, karena baru dibuka hampir 2 minggu lalu dengan menawarkan berbagai menu andalan. Dinamakan Warung BMW karena porsi yang disediakan disini sangat banyak dibandingkan di tempat lain tetapi dengan harga yang murah Es kepal milo ini, kata Han – sapaan akrabnya, terbuat dari serutan es batu dengan tambahan racikan bubuk milonya yang merupakan resep sendiri. Tampilan es kepal milo ini memang menggoda karena serutan es yang dibentuk sekepalan tangan dengan taburan bubuk milo serta berbagai topping, mulai keju, chocochips, milo cococrunch, meses dan kacang yang menggoda lidah. “Dari semua topping yang ada, yang menjadi favorit adalah topping kacang, chocohips, dan milo cococrunch,” sebutnya. Meski terbilang baru, ia mengatakan respons pengunjung akan menu ini sangat besar dilihat dari jumlah penjualan menu setiap harinya. “Dalam sehari saya bisa menjual 20-30 porsi es kepal milo ini, meski memang belum ngantri tetapi setidaknya pengunjung datang silih berganti,” kata Han. Harganya pun termasuk murah, hanya dibanderol Rp 10 ribu saja. Pengunjung biasanya tahu akan menu es kepal milo dari warung BMW melalui sosial media yang marak sekarang ini. Selain menu es kepal milo, Warung BMW juga menawarkan menu ayam geprek dan steak yang menjadi andalan di sini. Steak yang ditawarkan Warung BMW pun harganya terjangkau karena memang ingin mengubah image steak yang selama ini dicap mahal oleh masyarakat. “Steaknya di sini masih main yang lokal, mulai dari steak ayam dan daging dengan harga yang murah,” jelas Han. Menu ayam geprek juga menjadi favorit disini dengan tingkat kepedasan sesuai pilihan pengunjung. Juga ada menu Chicken Wings pedas manis yang dibuat seperti chicken wings ala Korea dengan bumbu pedas manis yang meresap. Rasanya pun sangat pas di lidah orang Lombok yang cenderung menyukai rasa pedas. Selain itu juga, ada menu nasi goreng cumi yang sayang untuk dilewatkan karena porsinya benar-benar mengenyangkan. Harga untuk menu-menu di warung BMW berkisar mulai Rp 5 – 120 ribu untuk menu steak sirloin impor. Ke depannya, Han berharap Warung BMW bisa semakin dikenal oleh banyak orang sehingga pengunjung juga bertambah. “Kami juga berencana untuk mengeluarkan menu minuman baru nantinya yaitu Cheese-String yang merupakan perpaduan teh dan kopi yang dipadukan dengan keju,” tukasnya. (uul)

(Ekbis NTB/uul)

Produk Es Kepal Milo yang sedang tren di Indonesia.

Bu Kus Catering, Utamakan Kualitas BERAWAL dari kemauannya untuk mencari penghasilan tambahan dalam membantu suami, menjadi awal mula Wagini,S.H. memulai usaha makanannya sejak 2011 silam. Dimulai dari membuka lapak setiap harinya di CFD Udayana menjadi titik awal bisnis kateringnya mulai berkembang. “Karena banyak pembeli di sana yang meminta untuk pesanan katering, bermodal nekad saya mulai membuat usaha katering ini,” jelasnya saat ditemui di rumah produksi Bu Kus Catering di Pagutan Mataram belum lama ini. Bu Kus, panggilan akrabnya, menerangkan dirinya memban-

gun usaha kateringnya dengan modal seadanya. Tetapi dengan tekad yang kuat dan keinginan untuk terus berkembang menjadi cambuk baginya untuk terus bekerja keras seperti sekarang ini. “Usaha saya mulai dikenal setelah ada pesanan dari Astra untuk menangani katering karyawan tanpa memiliki peralatan yang memadai, saya sewa alatnya,” ceritanya. Setelah itu, melalui mulut ke mulut serta sosial media perlahan usahanya mulai dilirik oleh masyarakat sampai sekarang ini. “Alhamdulillah sekarang saya sudah banyak dipercaya memegang acara, salah satunya adalah saat kunjungan Presiden dan

Wakil Presiden RI ke Lombok,Bu Kus Catering dipercaya menangani konsumsinya selama di sini,” tutur ibu 2 anak ini. Bu Kus menceritakan yang menjadi keunggulan dari Bu Kus Catering ini adalah dirinya selalu menjaga dan mempertahankan kualitas rasa masakan yang dibuat. Meskipun dirinya tidak selalu melihat kinerja karyawannya, sudah SOP yang dimiliki, sehingga rasa dan kualitas tetap terjaga. Ada beberapa menu prasmanan yang ditawarkan oleh Bu Kus Catering yang bisa dipilih sesuai dana yang dimiliki konsumen. Mulai dari paket hemat seharga Rp 35 ribu/orang, paket standar Rp 37.500/

orang, paket spesial Rp 40 ribu/orang, paket super Rp 45 ribu/orang, dan paket super spesial Rp 50 ribu/ orang. Selain itu ada juga paket nasi kotak mulai harga Rp 27.50040.000/orang serta paket tumpeng. “Dari menu prasmanan itu, yang paling banyak diminati adalah paket spesial dan paket super karena pelanggan akan mendapatkan gratis 2-3 pondokan yang bisa dipilih menunya,”terang bu Kus. Agar kualitas rasa tetap terjaga, Bu Kus Catering hanya menerima 1 pesanan tiap harinya meskipun ada yang memesan lebih banyak. Hal itu dilakukannya agar karyawan yang dimilikinya bisa bekerja maksimal serta rasa masakan terjaga.

“Pelanggan bisa pesan jauh-jauh hari sebelumnya, atau kalau kebetulan pas hari itu tidak ada pesanan, 2 hari sebelumnya juga bisa,” jelasnya. Pelanggan Bu Kus Catering, imbuhnya, datang dari berbagai wilayah di Pulau Lombok dan paling jauh datang dari Gili Trawangan. “Kita berencana ke depannya untuk ekspansi pasar ke luar agar lebih bersaing dengan yang lain dengan tetap mengutamakan kualitas dan pelayanan,” kata Bu Kus. Apalagi selama ini Bu Kus Catering sudah banyak menerima penghargaan dari berbagai instansi sehingga menjadi modal awal untuk bersaing secara nasional maupun lokal. (uul)

Pemimpin Umum: Agus Talino Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Raka Akriyani Redaktur Pelaksana: Marham Koordinator Liputan : Akhmad Bulkaini Redaktur : Marham, Zainudin Syafari, Akhmad Bulkaini Staf Redaksi Mataram : U'ul Efriyanti Prayoba Lombok Barat: M.Haeruzzubaidi, Lombok Tengah : Munakir. LombokTimur: Rusliadi, Yoni Ariadi. KLU : Johari. Sumbawa Barat : Heri Andi. Sumbawa : Arnan Jurami, Indra Jauhari. Dompu : Nasrullah. Bima : Rafiin.Tim Grafis : A.Aziz (koordinator), Didik Maryadi, Jamaludin, Mandri Wijaya Kantor Redaksi : Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257.Tarif Iklan : Iklan Baris : Rp 20.000/baris Min 2 baris max 10 baris (1 baris 30 character). Display B/W (2 kolom/lebih): Rp 30.000/mmk. Display F/C : Rp 35.000/mmk. Iklan Keluarga : Rp 20.000./mmk. Iklan Advertorial : Rp 15.000/mmk. Iklan NTB Emas (1 X 50 mmk): Rp 500.000/bulan (25 X muat). Iklan Peristiwa : Rp 350.000/kavling. Alamat Bagian Langganan/Pengaduan Langganan: Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Harga Langganan: Rp 85.000 sebulan (Pulau Lombok) Rp 90.000 sebulan (Pulau Sumbawa), Pembayaran di muka. Harga eceran Rp 5.000. Terbit 1 kali se-minggu. Penerbit: PT Suara NTB Pers. Percetakan: PT Bali Post.

Ekbis NTB

 Wartawan Ekbis NTB selalu membawa tanda pengenal, dan tidak diperkenankan menerima/meminta apa pun dari nara sumber.


Ekbis NTB

Ekbis NTB Senin, 23 April 2018

3

CMPDP Tingkatkan Jumlah Tenaga Profesional Pasar Modal PASAR modal merupakan salah satu elemen penting untuk pembangunan ekonomi, terutama di negara berkembang. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang memiliki potensi yang besar di industri pasar modal, dimana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia menjadi indeks yang paling potensial di dunia untuk 10 tahun terakhir, yaitu sebesar 125.40%. Namun demikian, potensi pasar modal di Indonesia masih terkendala oleh minimnya jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) di pasar modal, sehingga kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap industri pasar modal belum dapat difasilitasi secara optimal. Akan tetapi, hal tersebut juga berarti terbukanya peluang untuk berkarir di pasar modal. Self-Regulatory Organization (SRO) yang dimotori oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki target untuk menjadikan pasar modal Indonesia menjadi pasar modal yang terbaik di kawasan ASEAN pada tahun 2020. Oleh karena itu, selain sosialisasi dan edukasi melalui serangkaian program kepada masyarakat, pasar modal Indonesia juga dituntut harus memiliki SDM profesional yang kompeten dan mampu menjawab

tantangan di masa depan. Untuk itu penyiapan SDM yang memadai dan berkualitas sudah menjadi suatu program yang harus mendapatkan prioritas dari seluruh organisasi pelaku pasar modal Indonesia khususnya SRO yang memiliki fungsi sebagai regulator. Mempertimbangkan hal-hal tersebut, PT BEI, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) selaku SRO, kembali menyelenggarakan Capital Market Professional Development Program (CMPDP) pada tahun 2018. CMPDP memiliki tujuan jangka menengah dan panjang dengan cara mempersiapkan talenta pasar modal yang akan menjawab tantangan di masa depan dan membantu menggerakan industri pasar modal Indonesia pada cita-cita di atas. Pada tahun 2016 jumlah kandidat CMPDP yang ditempatkan di SRO 26 orang dan di tahun 2017 sebanyak 31 orang. Proses seleksi CMPDP dilakukan secara terpusat oleh The Indonesia Capital Market Institute (TICMI). Pada tahun 2018 ini, jumlah pelamar CMPDP sebanyak 3.962 orang pelamar. Setelah melalui proses seleksi administrasi, sebanyak 3.575 kandidat akan mengikuti seleksi tertulis CMPDP yang akan

(Ebis NTB/bul)

CMPDP - Kepala BEI Mataram, Gusti Ngurah Putra Sandiana mengawasi tes tulis CMPDP di kantor BEI Mataram kemarin dilaksanakan serentak di 29 kota besar di Indonesia yakni Jakarta, Serang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Banda Aceh, Medan, Padang, Pangkal Pinang, Batam, Riau, Bengkulu, Lampung, Palembang, Jambi, Pontianak, Palangkaraya, Banjarmasin, Denpasar, Balikpapan, Makassar, Ambon, Kendari, Manokwari, Jayapura, Mataram (NTB), dan Manado. Calon kandidat akan mengikuti proses tes tertulis pada tanggal 21 April 2018. Bagi peserta yang lulus tes tertulis akan mengikuti serangkaian tes lainnya seperti Psikotes, FGD, dan Interview sampai dengan terpilihnya peserta terbaik yang akan mengikuti 6 bulan program

pengembangan dan 6 bulan on the job training. Nantinya, setiap lulusan CMPDP akan ditempatkan bekerja di SRO. Dengan demikian, SRO akan memiliki SDM profesional yang andal dan memadai guna mendukung operasional bisnis dan mengembangkan industri pasar modal Indonesia sehingga pasar modal Indonesia dapat menjadi yang terbesar di ASEAN dan bersaing secara global. Seleksi tertulis CMPDP di kantor BEI Mataram juga berlangsung sukses. Sebanyak 14 orang mengikuti ujian tes dari seleksi ratusan peserta yang melamar. Kepala BEI Mataram, Gusti Ngurah Putra Sandiana mengharapkan,ada perwakilan NTB yang lolos secara

nasional, dan kembali ke NTB untuk turut memajukan pasar modal di NTB. Diketahui, TICMI merupakan anak perusahaan dari Bursa Efek Indonesia (BEI), Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang berperan sebagai pusat referensi, edukasi, dan sertifikasi Pasar Modal Indonesia. TICMI menyediakan berbagai macam data dan informasi pasar modal Indonesia sejak tahun 1977, yang dapat diakses secara mudah untuk kebutuhan profesional maupun akademis. Selain itu TICMI juga merupakan Lembaga Pendidikan Khusus Pasar Modal (LPKPM) yang diakui OJK untuk melaksanakan pendidikan dan sertifikasi di bidang pasar modal. Sebagai bentuk dukungan TICMI dalam program inklusi dan literasi pasar modal, TICMI menyelenggarakan seminar/ workshop terkait pasar modal/ keuangan yang terbuka untuk masyarakat umum. TICMI memiliki visi untuk menjadi penyelenggara pendidikan dan sertifikasi profesi pasar modal terkemuka yang diakui baik secara nasional maupun internasional serta menjadi data provider pasar modal terbesar dan terlengkap di Indonesia. (bul/*)

Pengurus Baru Resmi Dilantik

HNSI Layak Jadi Fasilitator Pelaksanaan Program untuk Masyarakat Pesisir PENGURUS Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Provinsi NTB masa Bhakti 2017-2022 resmi dilantik. Pelantikan sekaligus dirangkai dengan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) HNSI guna menyusun program-program yang berhubungan langsung dengan kelautan perikanan. Pelantikan Ketua HNSI NTB, H. Djoko Supriyanto dan gerbong pengurus dibawahnya, dilakukan oleh Wakil Ketua HNSI pusat sekaligus Direktur Kapal Perikan KKP, DR. Agus Suherman. Hadir juga Sekda NTB, H. Rosyadi Sayuti, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB, L. Hamdi. Hadit pula unsur Lanal Mataram, Polda /Komandan Pol Airud. Baznas Provinsi NTB, Dinas yang membidangi kelautan perikanan di kabupaten/kota, Ketua DPC HNSI Se NTB, WCS, BKKPN Kupang Wilayah Gili Matra, Ketua/

Sekret Kelompok Pengolah dan Pemasar Kota Mataram , Penyuluh Perikanan, Dewan Pembina dan Pengurus HNSI dan stakeholders lainnya. Dalam kesempatan ini, Sekda NTB Rosyadi Sayuti mengingatkan agar HNSI Provinsi NTB bisa menjadi model bagi HNSI provinsi lainnya di Indonesia. Mendukung program-program kelautan perikanan yang diakukan oleh pemerintah. Apalagi dengan tingginya perhatian pemerintah saat ini kepada masyarakat pesisir. Wakil Ketua HNSI pusat DR. Agus Suherman memperkuat agar HNSI NTB konsisten mengawal program-program yang ditujukan kepada masyarakat pesisir. Misalnya, program asuransi nelayan. Pembinaan dilakukan sebaikbaiknya kepada masyarakat, serta HNSI NTB harus mampu berkreatifitas. Sementara itu Kepala Dinas

Ekspor Ikan Masih Fluktuatif Dari Hal. 1 Endang Triwahyuningsih mengharapkan agar kegiatan ekspor yang dilakukan oleh pengusaha di dalam daerah tidak melulu bahan mentah. Agar nilai tambah produksi lebih tinggi, sebaiknya dilakukan pengolahan terlebih dahulu di NTB dalam bentuk barang setengah jadi atau barang jadi. Keberadaan industri pengolahan di dalam daerah secara langsung akan memberikan nilai tambah yang banyak dan memberi efek berganda bagi

masyarakat. “Ikan itu bisa diolah, bisa jadi pakan, bisa jadi produk kalengan dan lainnya. Jika itu sudah ada tentu dampaknya efek berganda kepada sektor yang lain,” katanya. Jika ada investor yang mau berinvestasi di bidang perikanan, maka potensi berkembangnya sangat tinggi. Karena sumber daya perikanan di perairan NTB sangat besar, termasuk di dalamnya rumput laut yang menjadi salah satu program unggulan Pemprov NTB. (ris)

Merugikan NTB Dari Hal. 1 Adanya branding ikan dari NTB, otomatis tentunya nanti akan berdampak pada peningkatan permintaan pembeli dari luar akan memesan ikan dari NTB. Jika permintaan ikan meningkat, tentunya harga ikan juga otomatis akan meningkat pula. ‘’Selain itu adanya bagasi yang disediakan Silk Air bagi pengusaha lokal untuk mengirimkan produknya ke luar dan belum dimanfaatkan secara maksimal. Mungkin ada dalam persoalan regulasi.’’ Karena secara logika, pengusaha lokal tidak mungkin jual ke Bali lebih murah jika bisa jual langsung. ‘’Mungkin regulasi untuk ekspor ada batasan tertentu, sedangkan ke Bali bisa jual dengan jumlah berapapun,’’ terangnya. Untuk itu, ujarnya, perlu ada kerjasama semua elemen masyarakat dan swasta untuk mengidentifikasi permasalahan ini sebab sekarang ini bisa dibilang dalam kondisi yang rugi. ‘’Secara kumulatif kerugian kita cukup besar, karena jika bicara ekonomi memang membicarakan real uang dengan real investasi,’’ kata Iwan. Tidak hanya itu, kemudahan yang diberikan oleh Balai Karantina Ikan untuk mengurus persyaratan ekspor yang belum banyak dimanfaatkan juga oleh pengusaha memang membutuhkan sosialisasi yang terus-menerus. Pemerin-

tah harus terjun langsung ke lapangan dengan menanyakan langsung ke pengusaha masalah apa yang dihadapi oleh mereka. Apakah mereka memang tidak tahu kemudahan itu yang kecil kemungkinannya, atau bisa jadi masalah permodalan dan kuota pengiriman. Pemerintah memang bertugas membuat regulator dan mendorong dunia usaha ini maju serta aktif bukan hanya di atas kertas saja. ‘’Sehingga paling pertama harus identifikasi dulu masalahnya apa? Karena secara logika pengusaha pasti ingi untung yang lebih banyak,’’ paparnya. Hal lain yang harus diperhatikan, tambahnya, harus dicari hambatan produksi yang mungkin dihadapi oleh nelayan atau pengusaha saat menangkap ikan. Karena permasalahan ini, penyelesaiannya harus dari hulu ke hilir. Jika produksi berkurang, harus ada upaya sistematis untuk peningkatan produksi dengan memodernkan peralatan yang dimiliki nelayan. ‘’Kalau memang masalah di standardnya, harus ada lembaga yang merupakan gabungan dari pengusaha dan difasilitasi oleh pemerintah. Sehingga semua pihak yang ada di NTB harus bersinergi untuk mendorong nilai tambah produk perikanan NTB,’’ terangnya. (uul)

(Ebis NTB/bul)

Pelatikan Pengurus HNSI NTB dirangkai penyerahan zakat dari Baznas kepada masyarakat pesisir melalui pengurus HNSI kabupaten/kota Kelautan dan Perikanan NTB, Ir. L. Hamdi, M. Si, mengatakan, pemerintah daerah mengharapkan HNSI akan menjadi mitra yang baik dalam rangka membina anggotanya/nelayan-nelayan. “Kita dibantu misalnya HNSI ini bisa memberikan sosialisasi, fasilitasi terkait perizinan, penguatan kelembagaan, kemudian pembinaan kita sama-sama melakukannya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,” demikian L. Hamdi. Kesiapan menjadi mitra pemerintah, dan stakeholders lainnya disampaikan juga oleh Ketua HNSI Provinsi NTB, H. Djoko Supriyanto. Mantan Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB ini men-

yatakan, tidak saja program program pemerintah,programprogram yang dilaksanakan oleh BUMN, atau unsur-unsur lainnya yang berkaitan langsung dengan masyarakat pesisir, kelautan perikanan sanggup didukung. “Kami siap dilibatkan, termasuk untuk program-program CSR (corporate sosial responsibility) kita dan jajaran HNSI di kabupaten/kota siap memfasilitasi. Siap kita dilibatkan agar bantuan program lebih tepat sasaran,” ujarnya. HNSI NTB berkeinginan kuat mendukung penurunan angka kemiskinan di wilayah pesisir. Sebelum dilantik, kegiatan-kegiatan pemberdayaan telah dilakukan. Salah satun-

ya melalui kemitraan dengan Baznas NTB untuk menyalurkan zakatnya. Tahun ini Baznas NTB juga mempercayakan kepada HNSI NTB dalam menyalurkan zakat sebesar Rp 300 juta kepada 370 nelayan. Penguatan modal ini dilakukan sekaligus pendampingan agar kebermanfaatannya sesuai yang dihajatkan. Mendukung produktifitas usaha masyarakat peisir, guna memangkas pengaruh rentenir. “Semua itu masuk di program yang kami susun di Rakeda ini, untuk kami Persiapkan mengikuti Munas HNSI Di Jakarta tanggal 58 Mei 2018 ini,” demikian H. Djoko.(bul)

(Ebis NTB/bul)

Jajaran Ketua SCRM bersantai menikmati fasilitas CoreHotel Premier Senggigi.

Komunitas Country Surabaya ”Eksplore” Potensi Investasi di Lombok PULUHAN anggota Komunitas Surabaya Country Musik Rock (SCMR) berkunjung ke NTB untuk menikmati Lombok. Selain mencari suasana baru, mereka juga datang untuk mengeksplorasi potensi berinvestasi di Pulau Seribu Masjid ini. Untuk pertama kalinya SCMR berkegiatan di luar Jawa Timur. Komunitas ini dalam waktu dekat akan berusia 6 tahun. SCMR termasuk komunitas country terbesar di Indonesia. Biasanya, SCMR berkegiatan hanya di seputar Surabaya. Oleh jajaran ketua SCMR, diputuskan untuk mencari suasana baru. Lombok kemudian dipilih sebagai alternatif utama tujuannya di luar Pulau Jawa. Alasan memilih Lombok, lebih dikarenakan suasana pariwisata yang cenderung masih sangat tenang. Selain itu, beragam pilihan destinasi wisata, budaya dan hiburannya juga tak kalah menarik. Lombok sedang dikembangkan menjadi Bali kedua di Indonesia. Selama di Lombok, SCMR ini tinggal di CoreHotel Premier Senggigi, Lombok Barat. Hotel ini juga sengaja dipilih sebagai tempat tinggal sementara dan tempat ber-country. Hotel bintang tiga yang mulai beroperasi pada pertengahan Maret 2018 ini dianggap sebagai hotel yang cukup refresentatif. Hotel bintang tiga, rasa hotel bintang empat. Cocok dengan selera SCRM yang setiap berkegiatan selalu dipilih hotel-hotel bintang bintang lima. Pilihannya tak keliru, apalagi CoreHotel Premier Senggigi di Jl Raya Senggigi Km 12, Senggigi, Batu Layar ini menyediakan 92 kamar. Dengan dua type : Jr Suite 8 Kamar, Superior 84 Kamar. “Hotelnya nyaman, fasilitasnya lengkap. Makanan yang disajikannya juga enak. Hotel ini juga menjadi pilihan kami karena hotelnya bintang tiga, rasanya bintang lima” demikian kesimpulan jajaran ketua SCRM. Pada malam hari, komunitas musik legend dari Amerika ini menghabiskan waktu dengan bercountry. Apalagi,

Terkendala Fasilitas Ekspor Dari Hal. 1

Ekspor Ikan Turun Dari Hal. 1 ‘’Di Lombok kan belum banyak penerbangan langsung ke luar negeri. Tidak seperti di Bali yang setiap hari ada penerbangan langsung sehingga lebih tertarik mengirim ke Bali,’’ jelasnya. Padahal potensi perikanan di NTB yang sangat besar jika dikirim menggunakan nama daerah itu akan mampu mendongkrak potensi perekonomian daerah. Seperti di Sumbawa, ada kapal khusus yang setiap hari mengangkut hasil lobster dan ikan untuk lang-

sung dibawa ke Bali, selanjutnya diekspor. Wira menerangkan, tidak adanya cold storage berukuran besar yang mampu menampung produksi perikanan di NTB menjadi kendala terbesar pengusaha. Sehingga instansi terkait harus bekerja sama dalam mengatasi permasalahan tersebut agar pengusaha juga tertarik mengirim hasil perikanan dengan menggunakan nama NTB agar tidak hanya menjadi penonton saja. Jika mampu mengirim dengan nama NTB, otomatis banyak

sektor lainnya yang akan ikut terpengaruh. Meski baru sedikit pengusaha yang mengurus SKA di Disdag. Wira mengatakan, sudah ada satu pengusaha lagi yang sedang mengurus persyaratan SKA untuk izin ekspor ikan ke luar negeri. ‘’Sekarang masih dalam tahap pengurusan berkas, tapi dia sudah memiliki pembeli yang pasti jadi tinggal jalan,’’ kata Wira. Pengusaha asal Sumbawa tersebut berencana akan mengirim ikan Kerapu untuk pasar luar negeri dengan jumlah yang cukup besar. (uul)

Harus Pakai SKA dari Daerah Dari Hal. 1 Jika SKA ekspor sering dikeluhkan oleh pemerintah daerah, para nelayan justru lebih sering mengeluhkan soal ribetnya perizinan turut melaut. Karena sebelum nelayan turun melaut, mereka harus mendapatkan izin dari Syahbandar dan Dinas Perikanan dan Kelautan NTB. Namun karena proses perizinan yang dinilai tidak simpel membuat nelayan tidak banyak yang turun melaut. “Nelayan kami itu masih punya keyakinan semacam primbon. Ini waktu yang tepat untuk pergi melaut. Bahkan mereka punya waktu yang tepat untuk mengisi kapal dengan es batu dan lain sebagainya. Namun jika di saat waktu yang tepat itu izin melaut belum keluar, mereka biasanya tak akan pergi melaut hari itu,” katanya. Hamja selaku pemilik UD

Versace Mandiri cukup getol melakukan ekspor di tahun 2016 lalu. Ekspor ikan tuna dengan tujuan mancanegara melalui Bali. Dari Bali, produk ikan selanjutnya dikirim ke sejumlah Negara seperti Jepang, China, Negara-negara Eropa serta Amerika. Meski dikirim melalui Bali sebagai pintu ekspor, namun asal barang tetap tercatat dari NTB. Dengan modal aset sekitar 30 kapal yang berkapasitas 7 – 20 GT plus kapal mitra kerja yang lain membuat usahanya cukup berkembang. Namun sayangnya sejak 2017,aktivitas ekspor sudah tidak dilakukannya lagi lantaran perizinan melaut yang semakin ketat.” Sekarang izin turun melaut semakin ketat. Banyak nelayan nganggur” tuturnya. Ia menyarankan kepada otoritas terkait seperti Syahbandar dan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi NTB untuk sedikit melonggarkan

proses perizinan melaut bagi nelayan agar produksi ikan bisa memenuhi pasar. “ Ekspor ikan sekarang menurun lantaran nelayan makin malas turun melaut karena proses izinnya itu yang tidak simpel,” katanya. Hamja mengatakan, ikan tuna yang menjadi komoditas ekspor termasuk ikan imigran. Artinya jenis ikan ini tidak menetap di satu samudera, namun terus menerus mengarungi lautan luas. Tak heran nelayannya beberapa kali menemukan ikan tuna dengan label Amerika yang kemungkinan dilakukan untuk penelitian. Namun di samping karena masalah izin melaut yang dinilai cukup ribet, masalah cuaca juga menjadi faktor utama lesunya kegiatan ekspor ikan ini. Angin barat yang terjadi di awal tahun membuat stok ikan menipis, bahkan nihil.(ris)

anggota SCRM ini rata-rata pandai memainkan alat-alat musik, memiliki kemampuan bernyanyi country. Sementara anggota SCRM yang perempuan turut mengiringi dengan berdansa ala country. Di siang hari, SCRM memanfaatkan waktu untuk berbelanja, berkunjung ke berbagai destinasi wisata. Misalnya, ke Gili Trawangan, Senggigi, dan berkunjung ke pantai-pantai cantik lainnya. Selain tujuan utama adalah mengunjungi Kawasan EKonomi Khusus (KEK) Mandalika di Kute, Lombok Tengah. Dalam kunjungannya ke Lombok, jajaran pimpinan SCRM ikut secara lengkap. Ketua Umum SCRM, Joedy Tunggal dan tiga Ketua SCRM lainnya, Gun Jovi, Willu Sutanto, dan Santoso Kalim. Komunitas ini memiliki 450 anggota di Surabaya. Setelah kunjungan perdananya ini, rencananya akhir tahun 2018 ini sudah direncanakan SCRM datang kembali ke Lombok, dengan mengajak seluruh anggotanya. “Apa yang kami nikmati saat di Lombok, akan kami ceritakan kembali kepada komunitas kami. Dan akan kami sampaikan kepada jaringan bisnis kami. Akhir tahun ini kami akan datang dengan jumlah yang lebih besar,” kata Joedy Tunggal. Anggota SCRM rata-rata adalah pengusaha. Para eksportir, pabrikan, property dan beragam usaha-usaha besar yang ada di Jawa Timur. “Kami datang ke Lombok, selain menikmati pariwisatanya. Kita juga melihat-lihat dimana potensi anggota SCRM bisa masuk berinvestasi. Disini kan ada KEK Mandalika, kita lihat-lihat juga potensinya,” imbuh Gun Jovi. Apalagi dengan kabar akan dikembangkannya KEK Mandalika dengan penyediaan fasilitas Sirkuit MotoGP menjadi daya tarik tersendiri untuk mengeksplorasi potensi investasinya. “Karena itulah, kami datang untuk jalan-jalan, berbelanja, bercountry dan akan mempromosikan potensi investasi yang ada di NTB,” demikian Gun Jovi. (bul)

Fasilitas yang melayani ekspor saat ini hanya bandara. Itupun terbatas tujuan ekspornya. Sehingga untuk ekspor produk-produk kelautan perikanan, semisal udang, ikan, rumput laut yang membutuhkan kontainer fasilitasnya tak memadai. Sehingga pengusaha memilih ekspor menggunakan pelabuhan lain di Jakarta, Surabaya, Semarang, termasuk Bali. Jelas asal barang akan menggunakan nama bukan NTB. ‘’Status pengiriman barang kita masih antar pulau,’’ jelas kepala dinas. Meski begitu, pemerintah

daerah tetap berusaha mendorong pengusaha melakukan ekspor langsung dari NTB. Tentu sesuai kemampuan fasilitas yang tersedia untuk ekspor. Misalnya menggunakan cargo yang disediakan Silk Air untuk kapasitas 5 ton sehari dengan tujuan Singapura. Selain itu, penting juga menurut kepala dinas, pengusahanya didorong untuk melakukan pengolahan di dalam daerah. Yang mana saat ini hanya satu perusahaan yang telah mulai melakukannya. “Ada tiga pengusaha besar di NTB untuk komoditas perikanan tangkap. Mereka masih mengirim antar pulau,” demikian L. Hamdi. (bul)

NTB Punya Barang, Daerah Lain Punya Nama Dari Hal. 1 Sertifikat ini menjadi rekomendasi kualitas perikanan sudah memenuhi standar internasional dan merupakan layanan sertifikat bagi UPI (Unit Pengolahan Ikan) sebelum melakukan ekspor (syarat ekspor). Namun, sampai saat ini, tuturnya, baru 12 sertifikat HACCP yang rutin dikeluarkan Balai Karantina Ikan Mataram. Padahal, masih banyak potensi yang dapatdiekspor. Karena itulah, unit usaha perikanan diminta untuk memanfaatkan kemudahan dimaksud. ‘’Kita mendorong ekspor langsung ikan-ikan dari NTB. Ataupun hasil pengolahan turunannya menggunakan atas nama NTB langsung. Kita berikan gratis, biayanya telah ditanggung oleh KKP (Kementerian Kelautan Perikanan) agar neraca ekspor kita di luar tambang ter-

dongkrak,’’ demikian Farchan. Beragam kemudahan diberikan oleh Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (KIPM) Mataram untuk mendongkrak nilai ekspor hasil perikanan kelautan NTB yang terkait pelayanannya. Di antaranya, selain pelayanan sertifikasi HACCP yakni kemudahan pelayanan sertifikasi CPIB (Cara Pembenihan Ikan yang Baik) dan CKIB (Cara Karantina Ikan yang Baik). Balai KIPM Mataram akan mempercepat pengajuan penerbitan HACCP, CPIB dan CKIB. Misalnya, dalam SOP, HACCP diterbitkan 14 hari sejak pengajuan. ‘’Kami juga akan jemput bola, dan turun ke pengusaha dan pembudidaya ikan untuk mempercepat proses penerbitan sertifikatnya. Hal ini kita lakukan salah satunya untuk meningkakan nilai ekspor perikanan kita di NTB,’’ demikian Farchan. (bul)


Ekbis NTB

Ekbis NTB Senin, 23 April 2018

Inspiratif Expo Inspiratif Expo untuk Semua Kalangan DINAS Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) menggelar Inspiratif Expo setiap hari Ahad dengan memanfaatkan momen Car Free Day di Jalan Udayana Mataram. Inspiratif Expo ini bertujuan menyediakan wadah bagi banyak pihak

untuk bersentuhan dengan publik, seperti mempromosikan program unggulan atau potensi yang dimiliki. Menurut Kepala Diskominfotik NTB Drs. Tri Budiprayitno, MSi., pada awalnya, kegiatan ini diikuti oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD),

(Ekbis NTB/ist)

POSE BERSAMA - Pengisi acara di Inspiratif Expo pose bersama usai acara kemarin.

(Ekbis NTB/ham)

Pemeriksaan kesehatan oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al Azhar Mataram.

(Ekbis NTB/ham)

Perwakilan Bank Indonesia Mataram mensosialisasikan bagaimana mengenali uang palsu dan asli di Inspiratif Expo.

baik di lingkup provinsi maupun kabupaten/kota, tapi sekarang diberikan kesempatan bagi banyak pihak yang memiliki program-program atau produk yang ingin dipublikasikan pada khalayak. ‘’Syukur-syukur kalau itu bisa memberikan inspirasi, karena ini kami sebut sebagai Inspiratif Expo,’’ terangnya, yang ditemui di sela-sela cara, Ahad, (22/4). Ahad kemarin sejumlah instansi mengisi Inspiratif Expo, yakni dari Perwakilan Bank Indonesia Mataram terkait penukaran uang dan sosialisasi terkait masalah uang, perwakilan dari Universitas Islam Al Azhar Mataram, stand kuliner dari masyarakat umum, Generalli terkait wakaf, penampilan dari SMAN 6 Mataram.Tergabung juga dari Unit Pelaksana Teknis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Pencanangan Hari Pendidikan Nasional yang direncanakan dipusatkan di NTB Dalam hal ini, pihaknya mempersilakan jika ada pihak yang ingin berpartisipasi di acara ini. Jika ingin tampil, ujarnya, harus berkoordinasi seminggu sebelum acara. Termasuk bagi penyandang disabilitas di daerah ini, Inspiratif Expo siap dipersilakan untuk mengisi acara. Tidak hanya itu, terkait dengan digunakannya momen Car Free Day untuk kegiatan Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2018 di Kota Mataram, Diskominfotik NTB siap memberikan dukungan atau support dalam bentuk publikasi. Bahkan, Inspiratif Expo tetap akan digelar pada hari Ahad tanggal 6 Mei mendatang dengan menampilkan kegiatan-kegiatan yang diharapkan mampu mensukseskan MNEK 2018 di Kota Mataram. Sementara Alex Iskandar pewakilan dari BI Cabang NTB, kehadirannya untuk mensosialisasikan tentang ciri keaslian uang Rupiah kepada masyarakat agar tidak tertipu dengan uang palsu. Rupiah adalah salah satu simbol negara yang patut kita jaga kehormatannya di mata dunia. Sebagai alat pembayaran yang sah di republik ini, maka sepatutnya kita mengenali ciriciri keaslian uang Rupiah dengan mengenali ciri-ciri keaslian uang Rupiah. Direktur Generali Lombok Ahmad Juniarta pada kesempatan itu memperkenalkan dan mengajak masyarakat bergabung dengan asuransi jiwa. Generali mengajak Yuk Wakaf Mulai 10.000,- sedekah abadi sebagai bekal dunia akhirat. (ham)

4

Ervin Juara Nasional, Menginspirasi di Inspiratif Expo Udayana MESKI memiliki keterbatasan tidak menjadi penghalang bagi Ervin Ramadhani Savitri, siswi Kelas XI SMAN 6 Mataram untuk berprestasi dan mewujudkan cita-citanya. Siswi inklusi ini mampu membuat nama sekolah dan daerah bangga atas prestasi yang diraihnya. Ervin – sapaan akrabnya mampu meraih juara I Nasional Solo Singer Berkebutuhan Khusus Tahun 2017 di Jakarta. Belum lagi saat duduk di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Pembina Mataram, Ervin juga meraih 1 nasional SDLB/MILB/SMPLB/MTsLB di Palembang Sumatera Selatan tahun 2015 lalu. Tidak hanya itu, pada momen Inspiratif Expo yang digelar Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) NTB di ajang Car Free Day di Jalan Udayana Mataram, Ahad (22/ 4), Ervin mampu menghipnotis pengunjung yang hadir. Diiringi Grup Musik SMAN 6 Mataram menghibur pengunjung Car Free Day di Jalan Udayana Mataram Ervin membawakan lagi ‘’Kutemukan Asa’’ yang merupakan lagi ciptaannya sendiri. Lagu ini juga menjadi soundtrack Film dengan judul yang sama dan dimainkanTeater Odop SMAN 6 Mataram.Bahkan, saat tampil di panggung Inspiratif Expo, Ahad kemarin, penampilan Ervin mampu memberikan hiburan yang maksimal pada penonton. Kepala SMAN 6 Mataram, Sunoto

bersama sejumlah guru yang hadir pada acara ini juga memberikan apresiasi terhadap Ervin yang telah mengharumkan nama sekolah sekolah selama ini. Sunoto menuturkan, sebagai siswa inkluasi, Ervin tidak canggung bersekolah dengan siswa normal lainnya.Malahan di Teater ODOP, Ervin justru mampu memberikan suasana teater menjadi hidup dan berkarakter. Termasuk dalam film yang diproduksi pihak Teater Odop belum lama ini. Sebagai siswa penyandang tuna netra, tuturnya, Ervin tidak malu dan canggung bergaul bersama teman-temannya. Malahan sebagai siswa penyandang tuna netra, kehadiran Ervin justru mampu membawa nama harum nama sekolah, baik di bidang musik atau teater. Bagi Sunoto, kehadiran Ervin telah mampu memberi inspirasi bagi banyak pihak, terutama bagi siswa yang normal untuk lebih berprestasi lagi. Dalam kesehariannya di sekolah, ujarnya, Ervin belajar bersama siswa reguler lainnya tanpa dibedakan. ‘’Jadi apapun aktivitas siswa reguler, siswa inklusi ikut atau sama persis. Itulah bedanya sekolah inklusi dan SLB,’’ terangnya, seraya menegaskan komitmen pihaknya dalam memberikan pelayanan terbaik pada siswa tanpa membedakan satu sama lain. Di tahun ajaran 2017-2018, ada 5 siswa inklusi, khususnya tuna netra yang belajar di SMAN 6 Mataram. Dalam belajar,

mereka dipenuhi kebutuhannya untuk menuntut ilmu yang sama dengan siswa normal lainnya. Salah satunya, belajar menggunakan huruf Braille yang sudah disediakan sekolah. Sementara Ervin Ramadhani Savitri, tetap berkomitmen untuk menjadi yang terbaik. Di tengah keterbatasan yang dimilikinya, Ervin terus mengasah bakatnya di bidang musik dan teater. Dirinya juga sangat berterima kasih atas dukungan pihak sekolah, orang tua dan pemerintah daerah yang selama ini mendukungnya dalam setiap kegiatan yang diikutinya. Ervin yang bercita-cita menjadi guru dan musisi ini bertekad terus berprestasi dan mengharumkan nama sekolah, orang tua dan daerah. Dirinya juga berharap pada peringatan Hari Kartini tahun 2018 ini, kaum perempuan semakin diberikan kesempatan di berbagai bidang dan sektor. Pada Inspiratif Expo kemarin, pihak SMAN 6 Mataram menampilkan sejumlah persembahan, seperti hiburan musik, drama, hingga penampilan Grup Tari Pelegongan Mesatie yang dibawakan Trisna, Putu Ayu, Ria, Nanda mendapat respons positif dari pengunjung yang hadir. Begitu juga, sejumlah siswa yang tergabung dalam Teater Odop, yakni Salim, Nurmayani, Hamdani, Juldani Aditya, Ning mampu memukau pengunjung yang hadir. (ham)

(Ekbis NTB/ist)

Kepala Diskominfotik Tri Budiprayitno pose bersama pihak SMAN 6 Mataram dan pengisi acara

(Ekbis NTB/ham)

Penampilan Tari Pelegongan Mesatie dari SMAN 6 Mataram di Inspiratif Expo.

(Ekbis NTB/ham)

Kepala SMAN 6 Mataram Sunoto bersama Ervin Ramadhani Savitri

(Ekbis NTB/ham)

Penampilan Grup Musik SMAN 6 Mataram dengan vokal Ervin Ramadhani Savitri di Inspiratif Expo.

HUT Yayasan Maraqitta’limat

66 Tahun Kiprah Membangun Umat YAYASAN Maraqitta’limat kini sudah berusia 66 tahun. Yayasan yang didirikan oleh TGH Muhammad Zainuddin Arsyad ini telah menjelma manjadi wadah organisasi yang turut secara aktif membangun umat nyaris dalam semua lini kehidupan. Dalam rangka tasyakuran HUT ke 66 Yayasan Maraqitta’limat, pada hari Sabtu (21/4) kemarin, sekitar 10 ribu jamaah menyemut di kompleks Pondok Pesantren Yayasan Maraqitta’limat yang terletak di Desa Mamben Lauk, Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur. Selain merayakan tasyakuran HUT yayasan, kegiatan juga dirangkai dengan Haul yang ke 26 Almaghfurullah TGH Muhammad Zainuddin Arsyad. Almaghfurullah telah meletakkan dasar yang kuat bagi berdirinya Yayasan Maraqitta’limat sehingga mampu berkembang dengan sangat pesat. Selain ribuan masyarakat, puluhan tokoh agama, tokoh masyarakat serta unsur pemerintah daerah dan TNI/Polri turut serta menghadiri kegiatan tersebut. Kegiatan dimulai pukul 09.00 Wita dan diawali dengan lantunan solawat. Ketua Dewan Pembina Yayasan Maraqitta’limat Dr.Drs, TGH.Hazmi Hamzar, SH, MH langsung memimpin pembacaan solawat yang di-

ikuti oleh ribuan jamaah yang hadir. Di momen khusus ini, Dr TGH Hazmi Hamzar memberikan sambutan tunggal sekaligus pengajian dengan materi riwayat berdirinya Yayasan Maraqitta’limat dan perkembangan terkini. Tausiyah juga berisi seputar ajakan untuk mengikuti semua teladan Rasulullah SAW yang sangat mulia. Dalam perjalanannya, yayasan ini berkembang dengan menyentuh hampir semua sisi kehidupan masyatakat, mulai dari pendidikan, kesehatan serta ekonomi. Karena masyarakat yang kuat adalah masyarakat yang memiliki ilmu pengetahuan, berdaya secara ekonomi dan sehat jasmani rohani. Pada awal berdirinya yayasan ini, kondisi ekonomi masyarakat sedang terpuruk. Saat itu hampir semua tanah masyarakat di Sambelia, Sembalun dan sebagian Lotim, serta Bayan di KLU telah digadaikan di perbankan. Oleh karena itu, masyarakat pun sangat kesulitan untuk sekadar makan, apalagi menyekolahkan anaknya. “Disinilah, almarhum ayah saya berfpkir agar bagaimana ekonomi masyarakat bisa stabil, serta dakwah Islam tetap jalan.” tuturnya. Makanya, Yayasan Maraqitta’limat harus terus berperan dalam semua sisi kebutuhan umat. Setelah beberapa tahun, secara perlahan aset yang diga-

daikan sudah bisa kembali dengan beberapa pola, salah satunya perubahan pola pertanian. Dalam kesempatan itu, TGH Hazmi menyampaikan sebuah riwayat yang sangat menyentuh hati jamaah yang hadir di acara tersebut. Riwayat yang disampaikan adalah kisah saat Rasulullah menemukan seorang yatim yang menangis tersedu di saat Hari Raya Idul Fitri. TGH Hazmi membacakan dialog antara Rasulullah dengan si yatim yang sangat menyentuh. Si yatim kehilangan kebahagiaan masa kecil karena ditinggal sang ayah yang gugur di medan jihad. Di akhir riwayat, anak yatim yang mengadu tentang penderitaannya akhirnya memiliki orang tua yang sangat istimewa yaitu Rasulullah SAW sendiri. Artinya, semua ummat Nabi Muhammad sudah sepatutnya meneladani sifat dan akhlak Nabi Muhammad SAW yang sangat mulia. Terkait dengan perilaku ummat Muslim terhadap anak yatim, TGH Hazmi mengajak jamaah untuk selalu memperhatikan dan mengasuh anak yatim dengan sepenuh jiwa dan tanggung jawab. “ Karena itulah di Maraqitta’limat ini kami juga membangun panti-panti asuhan sebagai tempat mengasuh anak yatim dan membangun masa depan mereka yang cerah. Jangan sampai mereka menjadi yatim ilmu dan adab.

Karena sekarang banyak anak yang masih lengkap orang tuanya, namun seolah menjadi yatim karena tak memiliki ilmu dan adab” katanya. Yayasan Maraqitta’limat sedari awal sangat konsen dalam hal pendidikan. Saat ini sudah lebih dari 100 lembaga pendidikan yang sudah berdiri dibawah bendera yayasan ini mulai dari TK/RA, Madrasah Ibtidaiyah/SD, Madrasah Tsanawiyah/SMP, Madrasah Aliah/ SMA/SMK sampai perguruan tinggi. Untuk perguruan tinggi, Yayasan Maraqitta’limat membangun kampus STIKES Hamzar, STKIP Hamzar serta STEI Hamzar. “ Insya Allah tahun ini akan kami bangun dua Institut. Salah satunya Insitut Doktor Hazmi Hamzar yang konsen dalam bidang pendidikan hukum. Kemudian yang kedua adalah Institut Hamzar yaitu gabungan tiga sekolah tinggi yang sudah ada, Awalnya kami akan jadikan Universitas, namun sepertinya harus dilakukan secara bertahap” katanya. Tiga kampus yaitu STIKES Hamzar, STKIP Hamzar serta STEI Hamzar adalah sebuah refresentasi dari tiga komponen uta-

ma pembentuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dimana IPM dibentuk dari perhitungan kualitas pendidikan, ekonomi dan derajat kesehatan masyarakat.Yayasan Maraqitta’limat ingin terus berkontribusi untuk peningkatan IPM NTB. Tidak mungkin kita bisa mengubah keadaan ini bersama masyarakat kalau tidak ditingkatkan kualitas keilmuannya. Makanya kami akan terus mengembangkan pendidikan” kata Hazmi. TGH Hazmi mengatakan, dirinya sangat menekankan masyarakat, terlebih kepada jamaah Yayasan Maraqitta’limat agar memperhatikan masalah pendidikan untuk putra putrinya. Karena Islam menyuruh seluruh ummat Muslim untuk terus belajar dan menuntut ilmu untuk meraih

Tidak mungkin kita bisa mengubah keadaan ini bersama masyarakat kalau tidak ditingkatkan kualitas keilmuannya. Makanya kami akan terus mengembangkan pendidikan

derajat dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. “Semiskin-miskinnya jamaah Maraqitta’limat, paling tidak putra-putrinya minimal sudah tamat SMA,” tegas TGH Hazmi yang diiringi dengan applause dari hadirin. Bagi siswa yang tidak mampu, lembaga pendidikan Yayasan Maraqitta’limat memberikan pendidikan secara gratis. Di acara HUT tersebut, hadir dua pasang calon kepala daerah guna memenuhi undangan yayasan. Mereka adalah pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gu-

bernur NTB TGH Ahyar Abduh – Mori Hanafi ( Ahyar-Mori) serta Calon Bupati dan Wakil Bupati Lombok Timur H Sukiman Azmi – H Rumaksi ( Sukma). Baik Ahyar Abduh maupun Sukiman Azmi mengaku sangat bersyukur bisa bersilaturahmi dengan ribuan jamaah Maraqitta’limat yang bersemangat hadir di tempat tersebut. “ Selamat datang di rumah besar kami di Ya y a s a n Maraqitta’limat. Sekarang pak Ahyar sudah punya rumah,” katanya (ris/*)

Dr.Drs, TGH.Hazmi Hamzar, SH, MH


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.