Ekbis NTB Edisi 23 April 2018 | Ekbis NTB

Page 1

Ekbis NTB

MINGGUAN TERBIT SEJAK 15 AGUSTUS 2016 E-mail: ekbisntb@gmail.com

SENIN, 23 APRIL 2018

4 HALAMAN NOMOR 29 TAHUN KE 2 TELEPON: Iklan/Redaksi/ Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Gula Semut Kekait Siap Ekspor ke Pasar Eropa

Inspiratif Expo untuk Semua Kalangan DINAS Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) menggelar Inspiratif Expo setiap hari Ahad dengan memanfaatkan momen Car Free Day di Jalan Udayana Mataram. Inspiratif Expo ini bertujuan menyediakan wadah bagi banyak pihak untuk bersentuhan dengan publik, seperti mempromosikan program unggulan atau potensi yang dimiliki. Halaman 4

(Ekbis NTB/bul)

KEBERADAAN pohon aren yang tumbuh subur di Desa Kekait Kecamatan Gunungsari Lombok Barat (Lobar) telah lama dimanfaatkan masyarakat mulai dari batang sampai buahnya. Desa ini dikenal sebagai salah satu sentra pembuatan gula aren terbaik di Lombok, karena melimpahnya bahan baku air nira yang diolah menjadi gula aren. Bentuk gula aren yang dulunya hanya berupa gula batok atau gula bumbung sejak beberapa tahun terakhir mulai dilakukan inovasi menjadi gula semut yang bernilai ekonomi tinggi. Halaman 2

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Kekuatan Ekonomi dan Dunia Usaha NTB

Merugikan NTB PRODUK perikanan NTB yang dikirim menggunakan nama daerah lain, menurut akademisi Universitas Mataram (Unram) Dr. H. Iwan Harsono, SE,M.Ec., merupakan suatu kerugian yang besar bagi NTB. ‘’Karena ini sebenarnya merupakan image branding dari NTB yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Tetapi potensi kita tidak terpakai malahan dipakai (Ekbis NTB/uul) daerah lain. Itu meruH. Iwan Harsono pakan kerugian besar,’’ terangnya kepada Ekbis NTB belum lama ini. Nilai ekonomi yang tercatat di daerah lain itu tentunya memberikan harga yang murah bagi pengusaha ikan di NTB. Karena masih tercatat dalam perdagangan dalam negeri. Sementara di daerah lain menjual ikan ke luar negeri dengan harga yang mahal. ’’Pemerintah harusnya segera mengurus hal ini dan membuat brand image ekspor ikan memang dari NTB,’’ kata mantan Ketua Karian KAPET (Kawasan Ekonomi Terpadu) Bima ini. Menurutnya, branding image perikanan NTB ini yang pertama harus dibenahi terlebih dahulu. ‘’Jangan hanya pengusaha mengirim produk perikanannya ke Bali. Kemudian dari Bali yang mengirim ke luar negeri dan di sana yang dikenal bahwa ikan itu berasal dari Bali, pastinya ada peningkatan permintaan,’’ jelas Iwan.

Ekspor Ikan Turun

Bersambung ke hal 3

Ekspor Ikan

NTB Punya Barang, Daerah Lain Punya Nama

IKAN-ikan yang ditangkap di NTB banyak yang diekspor tidak menggunakan atas nama NTB. Tapi menggunakan daerah lain. Inilah yang dihadapi NTB saat ini. Memang harus diakui, hasil perikanan tangkap biasanya dikirim antardaerah, seperti tujuan Bali atau Jawa Timur. Padahal, jika pengusahanya mengirim langsung, neraca ekspor NTB untuk komoditas non tambang bisa digenjot. Kepala Seksi Pengawasan dan Informasi di Balai Karantina Ikan Mataram, M. Farchan, S. Pi. MP mengatakan, pengiriman ikan antarpulau memang diawasi dan dicatat langM. Farchan sung di pintu-pintu keluarn-

Ekspor Ikan Masih Fluktuatif KEGIATAN ekspor ikan yang dilaku- di 231 ribu Dolar Amerika. Turunnya kan oleh nelayan dan pengusaha dari persentase ekspor ikan dan udang kareNTB jumlahnya masih fluktuatif. Hal itu na adanya ekspor hasil galian tamterjadi karena hasil tangkapan nelayan bang dengan jumlah yang sangat menmemang sering tak menentu, terutama dominasi yaitu 40 juta Dolar Amerika atau 91,26 persen. untuk komoditas ikan tangkap. Kepala BPS Provinsi NTB Endang Data Badan Pusat StatisTri Wahyuningsih kepada Ekbis tik (BPS) NTB menunjukNTB mengatakan, data yang disajikan, kegiatan ekspor untuk kan BPS terkait ekspor impor setiap komoditas ikan dan bulan berasal dari Bea dan Cukai. “ udang pada bulan FebruData itu berdasarkan pemberiari 2018 sebesar 109 ribu tahuan ekspor barang serta pemberDolar Amerika atau sebesar itahuan impor barang. Se30,95 persen. Tingginya dangkan Surat Keterangan persentase ekspor ikan Asal (SKA) barang berasdan udang lantaran al dari Dinas Perdaganekspor bahan galian gan,” katanya. tambang di bulan Terkait dengan itu nihil. kerugian yang dialami Namun jika oleh pemerintah dibandingkan daerah jika ekspor dengan bulan menggunakan SKA Maret 2018, ekprovinsi lain, ia mespor ikan dan minta untuk meudang hanya lakukan konfirmasi menyumbang ke Dinas Perdaganpersentase 0,53 gan NTB,” karenpersen dari keselua BPS tidak tahu ruhan ekspor. Meski secara detail,” menyumbang share di tambahnya. bawah 1 persen, naBersambung mun nilai ekspor jusEndang Tri Wahyuningsih tru meningkat menja(Ekbis NTB/bul)

ke hal 3

Bersambung ke hal 3

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Harus Pakai SKA dari Daerah (Ekbis NTB/bul)

Tidak saja hasil sumber daya alam NTB di daratan yang banyak dikirim ke luar negeri melalui daerah lain. Sebut saja, ekspor gerabah atau kerajinan tangan yang selama ini merupakan produksi khas NTB. Hasil tangkapan ikan dari NTB yang diekspor dari daerah lain, maka produksi ikan itu terpaksa berganti pemilik menjadi daerah tempat pengiriman barang.

(Ekbis NTB/bul)

BERDASARKAN data Dinas Perdagangan (Disdag) Provinsi NTB, realisasi ekspor sektor perikanan NTB dari bulan Januari-Maret 2017 dengan Januari-Maret 2018 mengalami penurunan. Seperti yang disampaikan Kepala Seksi Ekspor Disdag, Rachmat Wira Putra,ST,M.Ec.,Dev kepada Ekbis NTB mengatakan bahwa pada Januari-Maret 2017, nilai ekspor perikanan NTB mencapai 305.280,050 dolar Amerika sedangkan pada januari-Maret 2018 mencapai nilai 302.006,457 dolar Amerika. Wira menyebutkan, ada 3 komoditi utama ekspor perikanan dari NTB yaitu mutiara, udang vannamei, dan ikan hias yang dikirim ke pasar Asia dan Eropa. Nilai ekspor mutiara pada bulan Januari-Maret 2018 ini mencapai 19.814,490 dolar Amerika dengan tiga negara tujuan yaitu Hongkong dan India. Sedangkan ekspor ikan hias bernilai ekspor sebesar 3.714,440 dolar Amerika dan udang Vannamei mencapai nilai 185.150,00 dolar Amerika. ‘’Untuk udang Vannamei, yang paling banyak dikirim ke Cina dan Mesir untuk bibitnya,” jelasnya. Ia kemudian menunjukkan berkas terakhir SKA pengiriman udang Vannamei ke Tiongkok dengan volume 63.000 kg dan Mesir sebanyak 1.900 kg bibit unggul udang. Sedangkan pasaran ekspor ikan hias lebih banyak untuk pasaran Italia dan Jerman dengan berbagai jenis ikan. Pengekspor komoditi perikanan tersebut merupakan perusahaan yang berlokasi di Pulau Lombok yang memang setiap bulannya rutin mengirimkan pesanan. ‘’Memang persyaratan untuk mengekspor ke luar negeri itu tidak mudah. Karena perusahaan itu harus memenuhi berbagai persyaratan yang menjadi ketentuan baku,’’ kata Wira. Diakuinya memang masih banyak pengusaha di NTB yang lebih memilih mengirim barangnya melalui daerah lain karena berbagai macam alasan, terutama masalah transportasi.

ya. Salah satunya di Pelabuhan Lembar. Hanya saja, untuk ekspor langsung keluar negeri, menggunakan buyer daerah lain. Seperti salah satunya Bali. ‘’Artinya, kita yang menghasilkan, di negara lain atas nama daerah di luar NTB. Karena tidak diekspor langsung dari NTB,’’ jelas Farchan kepada Ekbis NTB. Untuk fasilitas ekspor. Silk Air, salah satu maskapai internasional dengan tujuan langsung ke Singapura sebenarnya menyediakan 5 ton kapasitas bagasi untuk ekspor ikan dari NTB . Sayangnya, bagasi ini tidak dimanfaatkan oleh pengusaha lokal. Untuk mendorong ekspor ikan dari NTB, Balai Karantina Ikan Mataram memberikan kemudahan kepada pengusaha untuk mendapatkan sertifikat Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) atau sertifikat mutu pengolahan.

Bersambung ke hal 3

ADANYA laporan kegiatan ekspor barang dari NTB yang menggunakan Surat Keterangan Asal (SKA) luar daerah patut disayangkan. Bagaimanapun juga, hasil produksi yang berasal dari sumberdaya alam lokal harus memiliki keterangan asal dalam daerah serta memberi kontribusi yang optimal bagi masyarakat. Anggota DPRD NTB yang juga pengusaha ikan Hamja kepada Ekbis NTB mengatakan, selama melakukan aktivitas ekspor ke luar negeri, dia selalu menggunakan SKA dalam daerah, terlebih perusahaannya berada di NTB. Jenis ikan yang menjadi komoditas utama ekspor adalah ikan tuna. Jenis ikan ini yang paling laku di perdagangan internasional. Namun menurutnya, selama tiga bulan terakhir mulai Januari – Maret 2018, belum ada ikan yang bisa ditangkap oleh nelayan, karena masih berada di siklus tahunan angin barat. Setiap musim angin barat tiba, nelayan yang mencari jenis ikan tertentu biasanya memilih untuk istirahat melaut, karena cuaca yang tak bersahabat. “ Sekarang sudah tiga bulan kami tak turun melaut. Baru April ini mulai terlihat ada ikan yang bisa ditangkap oleh nelayan. Makanya saya ragukan jika ada data pengiriman ikan ke luar negeri selama Januari sampai Maret kemarin,” kata Hamja.

Bersambung ke hal 3

Hamja (Ekbis NTB/ris)

Terkendala Fasilitas Ekspor TERBATASNYA fasilitas ekspor membuat pengusaha perikanan kelautan lebih memilih mengantarpulaukan ikan hasil tangkapan di NTB. Terkecuali untuk komoditas kelautan perikanan yang dikirim tak memakan banyak tempat. Misalnya ikan hias. Memang merugikan, ketika hasil perikanan tangkap yang demikian banyak dari NTB, diterbangkan keluar negeri atas nama daerah lain. ‘’Jelas rugi,’’ tandas Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB, Ir. L. Hamdi, M. Si. Produksi perikanan tangkap di Provinsi NTB berasal dari jumlah produksi perikanan tangkap di perairan laut dan perairan umum dan daratan (sungai, waduk, bendungan). Untuk perikanan tangkap di laut, wilayah perikanan tangkap Provinsi NTB berada di dua Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPP-RI). Yaitu Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPP-RI 573) yakni dari Samudera Hindia bagian selatan

(Ekbis NTB/bul)

L. Hamdi Jawa sampai bagian selatan Nusa Tenggara, Laut Sawu dan Laut Timur bagian Barat dan Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPP-RI713) yakni dari Laut Makasar, Teluk Bone, Laut Flores danLaut Bali. Zona penangkapan ikan di Provinsi NTB meliputi: Laut Jawa, Laut Flores, Samudera Hindia, Selat Lombok, Selat Alas, Teluk Ekas, Teluk Saleh, Teluk Cempi, Teluk Waworada dan Se-

lat Sape. Musim penangkapan ikan pada umumnya berlangsung pada bulan Juli sampai September ( Musim Angin Timur) dan musim paceklik biasanya terjadi pada bulan Oktober sampai Maret (Musim Angin Barat ). Jenis-jenis ikan ekonomis penting dan dominan yang tertangkap dan didaratkan antara lain Tuna, Tongkol, Cakalang, Lemuru, Kembung, Selar, Cumi -cumi, Cucut, Ekor Kuning, Hiu, Ikan Terbang, Layang, Kuwe, Kakap, Kerapu, Lobster,Teri, Teripang, Udang, Ikan Hias, Rajungan, Siput Mutiara, dan sebagainya. Di antara jenis -jenis tersebut, yang menjadi komoditas unggulan seperti, Tuna, Tongkol, Cakalang, Kakap, Kerapu, Lobster, Udang dan Cumi - cumi. Sedangkan jenis ikan yang tertangkap pada produksi perikanan tangkap di perairan umum daratan adalah jenis ikan Mas, Nila, Sepat Siam, Tawes, Mujair dan jenis ikan air tawar lainnya. Produksi perikanan tangkap tahun 2017 mencapai 183.633,30 ton meningkat 5,74 % jika

dibandingkan produksi tahun 2016 sebesar 173.657,2 ton. Capaian nilai tukar nelayan adalah sebesar 112,25. Pengembangan perikanan tangkap dilakukan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi usaha dengan memberikan bantuan kapal penangkap ikan dan fasilitasi proses pengurusan izin kapal penangkap ikan kepada nelayan. Sehingga dapat menjangkau perairan laut yang lebih jauh dan potensial. Di sisi lain, intensifikasi usaha dilakukan melalui pemberian bantuan sarana penangkapan ikan (perahu, mesin, alat tangkap). Alat bantu untuk mengumpulkan ikan seperti lampu inventer dan rumah ikan/rumpon. Untuk ekspor, kepala dinas mengatakan Dinas Kelautan Perikanan Provinsi NTB pada dasarnya cukup mudah memberikan rekomendasi SKP (Surat Kelayakan Pengolahan) untuk penerbitan rekomendasi ekspor oleh Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) melaui Balai Karantina Ikan dan Pengolahan Mutu (BKIPM) Mataram.

Bersambung ke hal 3


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.