MINGGUAN TERBIT SEJAK 15 AGUSTUS 2016 E-mail: ekbisntb@gmail.com
SENIN, 22 JANUARI 2018
Ekbis NTB
4 HALAMAN NOMOR 20 TAHUN KE 2 TELEPON: Iklan/Redaksi/ Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Kekuatan Ekonomi dan Dunia Usaha NTB
‘’BELI mobil hanya tinggal isi bensin’’. Itu slogan Wuling Motors pada konsumennya ketika kehadirannya pertama kali Indonesia, termasuk di NTB. Memang demikian adanya. Selama tiga tahun, konsumen dimanjakan dengan mendapat layanan serba gratis. Halaman 2
Kebun Raya Lemor, Tujuan Wisata Baru di Lotim
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Tiga Tahun Konsumen Wuling Motor Dilayani Gratis
KEBUN Raya Lemor menjadi salah satu tujuan wisata baru di Gumi Selaparang, Lombok Timur (Lotim). Kawasan seluas 124,9 hektar yang terdiri dari 82,9 kawasan hutan konservasi dan kawasan hutan dengan tujuan khusus (KHDTK) seluas 42 hektar semakin banyak dikunjungi wisatawan. Halaman 3
’’Panen Raya’’ Usaha Advertising di Tahun Politik Pelaksanaan Pilkada di NTB yang berlangsung serentak tahun 2018 membawa berkah. Suksesi di tahun politik ini, secara langsung berpengaruh terhadap pada perkembangan perekonomian masyarakat, khususnya Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UKM) yang bergerak di usaha advertising dan sablon. Bakal calon kepala daerah yang akan bertarung, jauh-jauh hari sudah mulai menampilkan atribut dan baliho dalam upaya memperkenalkan diri sekaligus mempromosikan diri ke publik. DI NTB, dalam Pilkada serentak 2018, selain akan memilih Gubernur/ Wakil Gubernur. Ada tiga pemilihan kepala daerah, masing-masing di Kabupat-
en Lombok Barat, Lombok Timur dan Kota Bima. Dalam menarik simpati dan dukungan masyarakat, para kandidat pasti menggunakan berbagai sarana
kampanye, baik berupa spanduk, baliho serta alat kampanye lainnya. Sudah bisa dipastikan, permintaan berbagai macam atribut mulai dari baju kaos, slayer, topi, spanduk, baliho, bendera bakal pasangan calon, hingga bendera partai sudah mulai banyak dipesan. Permintaan atribut kampanye tentu akan meningkat, jika KPU sudah menentukan pasangan calon dan nomor urut calon di KPU. Sementara sekarang ini, pasangan bakal calon baru sebatas memesan atribut untuk
Bersambung ke hal 3
Abdul Aziz Bagis L. Azril Sopandi
(Ekbis NTB/uul)
(Ekbis NTB/uul)
LAYANI - Salah satu pengusaha periklanan di Mataram sedang melayani pesanan dari konsumen. Sebagian besar konsumen yang memesan saat sekarang ini berasal dari tim sukses pasangan bakal calon dan penyelenggara pilkada (foto kiri). Atribut partai yang mulai banyak dipesan menjelang pilkada serentak tahun 2018.
(Ekbis NTB/dok)
Ada Aktivitas Ekonomi yang Masif di Pilkada Langsung PADA sejumlah forum diskusi, konsep Pilkada langsung masih sering menuai kritik yang keras lantaran biaya yang dikeluarkan oleh negara sangat besar. Tak jarang juga muncul pendapat dan usulan agar Pilkada itu dikembalikan saja proses pemilihannya kepada DPRD. Namun Komisi Pemilihan Umum (KPU) NTB memiliki argumentasi ekonomi yang ril terkait dengan kelebihan pilkada langsung secara ekonomi. Ketua KPU NTB Lalu Aksar Ansori kepada Ekbis NTB mengatakan, Pilkada langsung yang memiliki biaya mahal sering dikritik. Karena belum mampu menjawab persoalan kemiskinan , buruknya infrastruktur, buruknya pelayanan publik dan setumpuk masalah-masalah klasik lainnya. Namun realitas ekonomi selama pelaksanaan Pilkada memiliki aspek matematis yang dapat diketahui secara langsung. Aksar menerangkan pada Pilkada 2018, ada geliat ekonomi di semua desa/kelurahan yang berjumlah sebanyak 1.137 desa/kelurahan, 116 kecamatan dan 10 kabupaten/kota di NTB.
Bersambung ke hal 3
Terdampak di Sektor Perdagangan dan Jasa BADAN Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB memprediksi perputaran uang di musim pilkada tidaklah kecil. Sejumlah sektor yang akan terdampak oleh aktivitas Pilkada mulai dari sektor perdagangan hingga sektor jasa. Namun saat ini, geliat ekonomi dari pelaksanaan event demokrasi itu belum memuncak, karena baru memulai proses tahapan pilkada. Kepala BPS Provinsi NTB Endang Tri Wahyuningsih pada Ekbis NTB mengatakan, pada saat penyelenggara Pilkada melakukan sejumlah pengadaan serta para kontestan secara massif memesan kaos, baliho, stiker dan kebutuhan politik lainnya, barulah akan tampak perputaran ekonomi tersebut. Pemesanan baju kaos berskala besar bergambar pasangan calon
menjadi ciri khas pilkada langsung, karena pola sosialisasi semacam ini masih dianggap cukup efektif untuk mengenalkan pasangan calon kepada para pemilih. Namun permintaan baju kaos akan berpengaruh terhadap sektor industri, sementara industri produsen baju kaos di dalam daerah masih sangat terbatas, sehingga konsumen akan memesan di Jawa. “Kadang mereka pesan di Jawa, artinya hanya terdampak sektor perdagangan di sini. Dampak lainnya yaitu bagi penyediaan akomodasi dan konsumsi. Ini masuk dalam sektor perdagangan,” kata Endang. Musim Pilkada serentak sebenarnya menjadi kesempatan yang sangat bagus bagi pelaku industri dalam daerah untuk menyiapkan segala kebutuhan terkait dengan politik. Seperti pengada-
an baliho, umbul-umbul, alat peraga kampanye, penyediaan transportasi dan lain sebagainya.
Bersambung ke hal 3
(Ekbis NTB/dok)
Aktivitas Ekonomi Bergerak Positif KANTOR Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB memproyeksikan pertumbuhan ekonomi NTB akan terdongkrak sebesar 0,12 persen, sebagai dampak dari aktivitas pesat demokrasi yang sedang berlangsung tahun ini. Bank Indonesia telah melakukan pemantauan pergerakan ekonomi masyarakat sejak jauh-jauh hari sebelumnya. Tahun politik dinilai akan menjadi magnet positif pergerakan ekonomi NTB
kepada trend yang lebih baik. Kepala BI NTB, Prijono, didampingi para Deputi, Wahyu Hidayat, Ocky Ganesia, dan para analisnya mengemukakan, secara keseluruhan, diproyeksikan ekonomi NTB akan tumbuh cukup baik, antara 5 sampai 6 persen di 2018 ini, tanpa memasukkan sektor pertambangan. Semua indikator-indikator pembentuk pertumbuhan ekonomi, dilihat sudah bergerak positif. Share pertumbuhan ekonomi sebesar 0,12 persen tersebut, lumayan besar. Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi ini, dengan melihat historis pertumbuhan ekonomi NTB
Bersambung ke hal 3
Harus Ada Efek Ganda TINGGINYA pesanan atribut kampanye pada pengusaha percetakan, konveksi dan lainnya pada pilkada 2018 ini diharapkan memiliki multiplier effect (efek ganda) yang maksimal pada masyarakat. Pengusaha yang mendapatkan banyak pesanan akan mempekerjakan karyawan dalam jumlah banyak, sehingga dampak pilkada bisa dirasakan masyarakat. “Artinya harus memiliki efek ganda yang didorong oleh bergeraknya sektor-sektor tertentu seperti percetakan dan konveksi yang nantinya juga berpengaruh terhadap sektor lainnya,” jelas Pengamat Ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram, Dr. Abdul Aziz Bagis, belum lama ini. Aziz menambahkan, secara teori efek tersebut bisa dimungkinkan terjadi. Namun, yang perlu didalami adalah apa yang paling mendominasi dari terjadinya efek ganda tersebut. Jika yang paling mendominasi adalah penyewaan tempat untuk baliho, ia agak meragukan efek tersebut, karena rata-rata baliho besar yang berada di tempat strategis dimiliki oleh pengusaha besar bukan yang berskala kecil.
Bersambung ke hal 3