MINGGUAN TERBIT SEJAK 15 AGUSTUS 2016 E-mail: ekbisntb@gmail.com
SENIN, 13 NOVEMBER 2017
Ekbis NTB
4 HALAMAN NOMOR 12 TAHUN KE 2 TELEPON: Iklan/Redaksi/ Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Kekuatan Ekonomi dan Dunia Usaha NTB
KERIS merupakan salah satu tradisi dari nenek moyang yang keberadaannya dilengkapi dengan berbagai kepercayaan akan daya magis bagi sang pemiliknya. Apalagi sejak keris diakui UNESCO sebagi warisan budaya non-bendawi sejak tahun 2005 semakin menambah minat para pecinta dalam mengoleksi keris. Halaman 2
Sejumlah SPBU Segera Terapkan Pembayaran Uang Elektronik
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Lestarikan Tradisi Lewat Samplengan Keris
Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) secara nasional semakin gencar disuarakan. Sistem pembayaran dengan uang elektronik akan diberlakukan hingga ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Sembilan SPBU di Kota Mataram akan dijadikan percontohan dengan pembayaran menggunakan kartu. Halaman 4
Lulus Kuliah, Cari Kerja Susah
Prof Mansur Afifi
CARI KERJA Para pencari kerja memadati bursa kerja yang digelar Disnakertrans beberapa waktu lalu. Minimnya lapangan pekerjaan yang tersedia, membuat lulusan perguruan tinggi atau SMA/SMK sulit mendapatkan pekerjaan yang cocok.
Tidak Bisa Sampai Nol Persen TINGKAT pengangguran terbuka di Provinsi NTB mengalami tren penurunan jika melihat angka-angka statistik. Kondisi pengangguran di NTB Bulan Agustus tahun 2017 ini sebanyak 79,449 orang atau lebih baik daripada Agustus tahun lalu yang berjumlah 97 ribu lebih. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPK) pada Agustus tahun lalu sebesar 3,94 persen, turun menjadi 3,32 persen. Meski terus mengalami perbaikan, angka pengangguran itu tidak akan bisa mencapai nol persen karena adanya sejumlah faktor. Pengamat Ekonomi dari Universitas Mataram (Unram) Prof. Mansur Afifi kepada Ekbis NTB mengatakan, pengangguran itu memiliki beberapa jenis, misalnya pengangguran musiman, struktural dan lain sebagainya. Pengangguran struktural muncul apabila keterampilannya sudah tak diperlukan lagi. “ Misalnya tukang ketik atau pekerjaan lain yang semakin banyak tidak dipakai lagi, itu yang menyebabkan orang menganggur,” katanya. Selanjutnya, terus munculnya angka pengangguran juga bisa disebabkan seseorang baru lulus dari pendidikannya. Saat pencacahan sebelumnya dia tercatat sebagai bukan angkatan kerja, karena masih sekolah atau kuliah, maka setelah menyelesaikan pendidikannya dan belum mendapat pekerjaan, dia termasuk dalam kategori pengangguran. “ Sehingga tidak mungkin angka pengangguran terbuka itu menjadi nol persen. Kalau di negara maju ditetapkan bahwa angka pengangguran terbuka itu tidak mungkin kurang dari 4 persen. Itu kesepakatan para ekonom di negara maju. Itu pasti ada orang nganggur setiap saat, tidak mungkin tidak ada orang nganggur,” katanya. Pengangguran juga bisa lahir dari para pekerja yang kontraknya sudah habis. Misalnya tukang bangunan. Saat proyeknya sudah selesai, dia tercatat sebagi pengangguran baru. “Namun secara umum saya melihat perkembangannya semakin bagus karena pengangguran itu menurun,” katanya.
Kesulitan para lulusan khususnya sarjana mencari pekerjaan di tengah persaingan yang ketat menjadi masalah, terutama bagi para lulusan baru. Adanya gelar atau titel yang disandang tidak menjamin mereka bisa langsung diterima pasar kerja. Sementara orang tua dan orang di sekitarnya menuntut mereka harus mendapatkan pekerjaan. Belum lagi, lapangan pekerjaan sangat sulit di tengah kondisi perekonomian saat ini. DIWISUDA Oktober 2017, Oktalia P, salah seorang lulusan Fakultas Pertanian Universitas Mataram ini sudah merasakan bagaimana sulitnya mencari pekerjaan. Titel sarjana yang disandang tidak menjadi jaminan ia bisa langsung diterima kerja. Sebagai seorang sarjana, Oktalia tidak mau disebut pengangguran.
‘’Saya sudah nganggur terhitung 2 minggu sejak wisuda kemarin. Sekarang ini belum dapat kerja,” terangnya pada Ekbis NTB, pekan kemarin. Okta menuturkan, sangat ingin kerja kantoran. Sehingga ia berupaya memasukkan lamaran pekerjaan saat ada lowongan.
Bersambung ke hal 3
(Ekbis NTB/bul)
Jumlah Lulusan Tiap Tahun Bertambah
Pengangguran di NTB Menurun Sejalan dengan turunnya jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga mengalami penurunan. TPAK pada Agustus 2017 tercatat sebesar 68,49 persen. Turun 4,13 persen poin dibanding semester lalu dan turun sebesar 3,07 persen poin dibanding setahun yang lalu.
Bersambung ke hal 3
(Ekbis NTB/dok)
BADAN Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB baru-baru ini merilis keadaan ketenagakerjaan di Provinsi NTB. Tercatat bahwa pengangguran di NTB kondisinya menurun. Data resmi yang disampaikan Kepala BPS Provinsi NTB, Endang Tri Wahyuningsih menyebutkan, jumlah angkatan kerja NTB pada Agustus 2017 sebanyak 2.396.169 orang. Turun 124.505 orang dibanding Februari 2017 (semester lalu). Dan turun 68.162 orang dibanding Agustus 2016 (setahun yang lalu). Menurut data, penduduk yang bekerja pada Agustus 2017 sebanyak 2.316.720 orang. Turun 106.720 orang dibanding keadaan semester lalu dan berkurang 50.590 orang dibanding keadaan setahun yang lalu. Sementara, jumlah pengangguran sebanyak 79.449 orang. Mengalami penurunan sekitar 17.775 orang dibanding semester lalu dan berkurang sebanyak 17.572 orang dibanding setahun yang lalu.’’Musim tembakau adalah salah satu faktor yang memicu pengangguran berkurang,’’ terangnya.
Endang Tri Wahyuningsih
lebih tinggi dibandingPENURUNAN kan jumlah pertumbujumlah angkatan kerja han mahasiswanya. di NTB tidak dibarengi ‘’Misalnya tahun 2016 dengan jumlah lulusan jumlah mahasiswa di dari sekolah maupun NTB mencapai 40 ribu perguruan tinggi yang naik menjadi 50 ribu di ada di NTB. Menurut tahun 2017. Tetapi 11 Kepala Dinas Pendidiribu yang DO itu kan bisa kan dan Kebudayaan menurun. Tetapi di sini Provinsi NTB, Drs. tidak pernah terjadi yang H.M.Suruji, jumlah luseperti itu,’’ kata Suruji. lusan sekolah dan perSuruji menyebutkan, guruan tinggi setiap jumlah lulusan sekolah tahunnya bertambah. yang tinggi tidak menKarena angka partisi(Ekbis NTB/dok) jamin semuanya terserpasi masyarakat selalu H. Muh. Suruji ap ke dunia kerja. “Kabertambah. ‘’Untuk SD angka partisipasinya lau yang itu, datanya ada di BPS. Semendekati 100%, demikian juga dengan dangkan di kita hanya ada jumlah lulusSMP, SMA/SMK/MA angka partisipas- an saja,’’ terangnya. Ia mengatakan, lulusan SMA/SMK inya juga bertambah. Dari 60% menjadi 80% dalam 10 tahun terakhir,’’ terangn- yang melanjutkan ke PT di NTB masih rendah, hanya mencapai 30% saja. Ada ya saat ditemui beberapa waktu lalu. Suruji mengatakan, jika jumlah lulu- beberapa faktor yang melatarbelakangi san dan peserta didik terus meningkat mereka tidak melanjutkan ke PT. ‘’Sepsetiap tahun, terutama untuk pendidi- erti jauhnya lokasi, faktor biaya sama kan SMA/SMK/MA. Menurut data Dik- orangtua mereka yang berpikir mereka bud dalam 10 tahun terakhir pertumbu- sudah dewasa sehingga bisa memilih han APK dan APM SMA/SMK d NTB hidupnya sendiri,’’ terangnya. Tetapi angka harapan pendidikan di meningkat. Dari data APK di semua kabupaten/kota dari angka 70% di tahun NTB termasuk tinggi, mencapai 13 tahun 2007/2008 meningkat menjadi 95% di artinya sudah mencapai perguruan tingtahun 2016/2017, sedangkan data APM gi. “Dari 5 orang responden, hanya 1 yang dari 74,55% meningkat menjadi 83,35%. ingin mencapai PT sedangkan yang lain“Sama juga dengan perguruan tinggi nya merasakan SMA saja,” kata Suruji. Setelah mereka lulus SMA, apakah yang tiap tahun peserta didiknya meningkat karena angka melanjutkan ke jen- mereka langsung terserap ke dunia kerja atau tidak bukan menjadi wewenang jang PT juga meningkat,” tukasnya. Kecuali jika angka drop-out (DO) jauh Dikbud lagi. “ (uul)
Bersambung ke hal 3
Investasi di Daerah Kurangi Pengangguran ANGKATAN kerja yang semakin hari semakin banyak menjadi sebuah tantangan pemerintah daerah dalam rangka menyediakan lapangan pekerjaan baru. Pengangguran biasa maupun pengangguran terdidik sama-sama harus dicarikan jalan keluar yang baik, sehingga mereka bisa bekerja sesuai dengan keahlian masing-masing. Wakil Ketua Komisi V Bidang Tenaga Kerja DPRD NTB H.MNS Kasdiono kepada Ekbis NTB mengatakan, investasi di NTB selama ini telah banyak menyerap tenaga kerja yang cukup signifikan. Hal ini bisa terlihat di Lombok bagian selatan, dimana geliat pariwisata mulai tampak bagus. Di tahun 1990-an, Lombok bagian selatan merupakan basis TKI, bahkan cukup banyak dari mereka yang berangkat bekerja ke luar negeri melalui jalur non prosedural. Namun sekarang trennya sudah menurun. Salah satu penyebabnya adalah berkembangnya daerah wisata Mandalika. Itu artinya bahwa investasi itu telah mengurangi pengangguran. “Memang yang masih menjadi persoalan di kita adalah tingkat pendidikan pencari kerja itu, antara 50 sampai 60 persen itu dimonopoli oleh angkatan kerja SD atau SD tidak tamat. Sampai di sana saja dulu. Tugas kita menjaga agar itu tidak lebih luas lagi,” katanya. Meskipun tingkat pendidikan angkatan kerja banyak yang rendah, namun mereka tetap mampu berkompetisi. Namun dengan syarat konsep mencari kerja di era pasar bebas harus diubah. Jika dulu, seseorang harus melamar kerja dengan menyodorkan curriculum vitae (CV) dan menyerahkan sepenuhnya kepada perusahaan terkait dengan besaran gaji yang diperoleh.
dirinya sendiri. Hal ini diketahui setelah dilakukan evaluasi secara berkala terhadap lulusan BLK. ‘’Bursa kerja untuk umum kita juga didukung APBN APBD. Termasuk bursa kerja untuk lulusan-lulusan SMK. Kita membuka jaringan untuk magang kerja di luar negeri, salah satunya ke Jepang. Dan kita berkoordinasi dengan investor-investor yang ada di NTB. Agar memprioritaskan tenaga kerja lokal. Kita lakukan terus menerus,’’ ujarnya. Melalui Kepala Bidang Penempatan dan Perluasan Kerja, Abdul Hadi, Wildan sependapat dengan data BPS yang mencatat penurunan angka pengangguran.
Bersambung ke hal 3
H. Wildan
Bersambung ke hal 3 ( Ekbis NTB/dok)
DINAS Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB memaksimalkan dukungan APBD dan APBD untuk memfasilitas angkatan kerja mendapatkan pekerjaan yang layak. Baik di dalam maupun di luar negeri. Berbagai kegiatan penumbuhan wirausaha baru juga tak ketinggalan diperhatikan. Dengan harapan ruang-ruang kerja bagi angkatan kerja baru terbuka lebih banyak. Kepala Disnakertrans Provinsi NTB, Drs. H. Wildan menjelaskan banyak hal yang sudah diperbuat untuk menekan angka pengangguran sesuai tupoksinya. Fasilitas yang disiapkan adalah BLK NTB di Mataram salah satunya. Di mana, tahun lalu BLK Mataram meluluskan lebih dari 1000 angkatan kerja dan memiliki lisensi. Lulusan yang tidak ditampung dunia kerja, klaim Wildan telah mampu H. Muh. Amin membuka lapangan pekerjaan untuk
(Ekbis NTB/dok)
(Ekbis NTB/dok)
Fasilitasi Angkatan Kerja Dapat Pekerjaan yang Layak
H.MNS Kasdiono