MINGGUAN TERBIT SEJAK 15 AGUSTUS 2016 E-mail: ekbisntb@gmail.com
SENIN, 16 APRIL 2018
Ekbis NTB
4 HALAMAN NOMOR 28 TAHUN KE 2 TELEPON: Iklan/Redaksi/ Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Kekuatan Ekonomi dan Dunia Usaha NTB
BEBERAPA tahun lalu, masyarakat menjadi keranjingan akan pesona batu akik yang menjadi tren di tahun itu. Tidak heran kemudian bermunculan penjual batu akik serta pencinta batu akik musiman yang dengan mudah ditemukan di penjuru Kota Mataram. Tetapi setelah beberapa tahun berlalu, perlahan batu akik mulai ditinggalkan kecuali oleh pecinta setianya. Halaman 2
Literasi dan Inklusi Keuangan di NTB Masih Rendah ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Pesona Batu Akik yang Mulai Ditinggalkan
Banyak Masyarakat Simpan Uang di ”Bawah Bantal” HINGGA kini masih banyak dijumpai masyarakat NTB yang belum mengenal lembaga keuangan. Disamping pemahaman mereka terhadap lembaga keuangan yang sangat kurang, akses mereka terhadap industri keuangan juga masih terbatas. Tak heran banyak masyarakat yang masih menyimpan uangnya di “bawah bantal”. Artinya uang masih disimpan di dalam rumah seperti orang yang hidup di zaman lampau. Halaman 4
123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 POPULASI Rusa Timor yang mulai 123456789012345678901234567 berkurang setiap tahunnya memang menim123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 bulkan kondisi yang dilema bagi banyak pi123456789012345678901234567 hak. Seperti yang disampaikan Pengamat 123456789012345678901234567 Peternakan dari Fakultas Peternakan Univer123456789012345678901234567 sitas Mataram Dr. Ir. Lalu Ahmad Zainuri, 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 M.Rur.Sc, di tahun 1990-an masih banyak 123456789012345678901234567 rusa yang bisa ditemukan dengan mudah di 123456789012345678901234567 Pulau Sumbawa. Karena lingkungan alamn123456789012345678901234567 ya masih terjaga dengan baik. 123456789012345678901234567 Digambarkannya, saat orang melintasi 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 jalanan di Sumbawa akan sering ditemu123456789012345678901234567 kan rusa liar yang menyeberang jalan, kare123456789012345678901234567 na populasinya masih banyak, berbeda 123456789012345678901234567 dengan sekarang. ‘’Indonesia merupakan 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 negara nomor 1 untuk hewan yang teran123456789012345678901234567 cam punah karena hutan dibabat habis, 123456789012345678901234567 perburuan liar, perubahan iklim, dan akibat 123456789012345678901234567 lainnya,’’ jelasnya. 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 Zainuri menjelaskan Rusa Timor ini oleh 123456789012345678901234567 masyarakat belum dianggap sebagai harta 123456789012345678901234567 kekayaan, beda dengan kambing atau sapi. 123456789012345678901234567 Hal ini tentunya dikhawatirkan akan mem123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 buat populasi Rusa Timor berkurang teru123456789012345678901234567 tama adanya peralihan lahan menjadi ke123456789012345678901234567 bun ataupun tempat tinggal. Ia mencontoh123456789012345678901234567 kan, alih fungsi lahan di Dompu yang dulu123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 nya merupakan kawasan hutan, diubah 123456789012345678901234567 menjadi lahan jagung oleh masyarakat den123456789012345678901234567 gan alasan ekonomi. 123456789012345678901234567 Tentunya itu merupakan dilema, karena 123456789012345678901234567 di satu sisi masyarakat membutuhkan tem123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 pat untuk menanam sedangkan di satu sisi 123456789012345678901234567 rusa timor dan hewan lainnya juga membu123456789012345678901234567 tuhkan tempat untuk berkembang biak. 123456789012345678901234567 ‘’Sekarang untung ada penangkar yang 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 peduli akan rusa ini, karena meski pejabat 123456789012345678901234567 juga ikut memelihar tetapi berhenti sama 123456789012345678901234567 saja hilang,’’ kata Zainuri. 123456789012345678901234567 Ia menambahkan jika menginginkan 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 populasi rusa bertambah, selain dari pen123456789012345678901234567 angkar juga dibutuhkan suatu pengemban123456789012345678901234567 gan kawasan yang dihijaukan untuk pen123456789012345678901234567 angkaran rusa, sehingga tidak menggang123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 gu kebutuhan manusia dan lingkungan juga 123456789012345678901234567 bisa terkonservasi. 123456789012345678901234567 ‘’Tidak hanya rusa saja, tetapi juga ternak 123456789012345678901234567 atau hewan lainnya bisa berkembang biak 123456789012345678901234567 dengan banyak,’’ ujarnya. 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 Dalam hal ini, kawasan konservasi yang 123456789012345678901234567 ada di Gunung Rinjani bisa dimanfaatkan, 123456789012345678901234567 tetapi asal ada kemauan dari pemerintah 123456789012345678901234567 untuk membiayainya. Karena tidak hanya 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 dari masyarakat umum serta kalangan aka123456789012345678901234567 demisi saja, tetapi pemerintah juga memil123456789012345678901234567 iki komitmen juga. Kawasan yang diren123456789012345678901234567 canakan haruslah diperbaiki terlebih dahu123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 lu atau bisa saja dengan mencari pulau atau 123456789012345678901234567 gili yang tidak produktif sebagai kawasan 123456789012345678901234567 konservasi rusa timor ini. 123456789012345678901234567 Penangkar, kata Zainuri, memang tujuan123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 nya hanya untuk senang-senang saja kare123456789012345678901234567 na kepedulian mereka akan Rusa Timor. Ia 123456789012345678901234567 mengatakan, dulu Unram pernah melakukan 123456789012345678901234567 penangkaran Rusa Timor di Lingsar, tetapi 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 sering ditangkap oleh war123456789012345678901234567 ga jika ada rusa yang ke123456789012345678901234567 luar. ‘’Mereka senang 123456789012345678901234567 dong pas ada yang ke123456789012345678901234567 luar, karena masih 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 menganggap rusa itu 123456789012345678901234567 adalah hewan liar,’’ ter123456789012345678901234567 angnya. 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 Bersambung 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 ke hal 3 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567 Lalu Ahmad Zainuri 123456789012345678901234567 123456789012345678901234567
Siapkan Konservasi Khusus
Maskot NTB dan Populasi yang Terancam Punah Siapa yang tidak mengenal rusa. Atau orang Lombok menyebut, hewan yang menjadi maskot NTB ini dengan nama mayung. Populasinya setiap waktu terus menyusut. Perburuan liar, dan minimnya kegiatan penangkaran membuatnya yang tersisa sekitar seribuan ekor. Padahal, Mayung ini telah menjadi maskot NTB, bersamaan dengan lahirnya provinsi dengan dua pulau ini. DA) NTB banyak mencegah pengiriman rusa di pintu keluar dan masuk NTB Kepala Sub Bagian Tata Usaha BKSDA NTB Lugi Hartanto, menyebut, jumlah Rusa Timor di NTB di alam saat ini populasinya diperkirakan hanya sekitar 1000-an ekor dan populasi di penangkaran 500-an ekor. Populasi tersebut, tersebar di beberapa kawasan baik hutan konservasi maupun hutan lindung dan Hutan Produksi, Taman Nasional Gunung Rinjani,
Bersambung ke hal 3
DINAS Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) NTB sudah sejak lama berinisiatif mempertahankan populasi rusa, khususnya Rusa Timor. Tujuannya, agar maskot NTB ini tak terancam punah. Kendati begitu, Disnakeswan juga berhasrat mendukung pengembangbiakan rusa, sehingga mampu menghasilkan potensi ekonomi baru bagi masyarakat. ‘’Menarik ini, kita bisa mengkoordinasikannya dengan BKSDA sebagai leading sektornya. Kita juga bisa (Ekbis NTB/bul) mengkoordinasikannya ke Iskandar Zulkarnain Kementerian Pertanian Dirjen Perbibitan dan Produksi Ternak. Serta stakeholders terkait,’’ kata Sekretaris Dinas Nakeswan Provinsi NTB, Iskandar Zulkarnain, S. Pt., M. Si., mewakili Kepala Dinas Nakeswan Provinsi NTB, drh. H. Aminurrahman, M. Si. Didampingi Kepala Bidang Kesehatan Hewan, drh. Bima Priyatmaka, dikatakan Iskandar Zulkarnanin mengaku, sampai sekarang ini belum ada pengembangan ternak rusa. Kalaupun ada, masih sebatas penelitian-penelitian yang dilakukan oleh akademisi. ‘’Karena rusa ini memerlukan domestikasi. Kalau kita, kebijakannya, dari sisi ekonomi masih lebih menguntungkan mengembangkan sapi, kerbau dan kambing. Rasa pangsa pasarnya terbatas,’’ jelas Bima. Rusa masih dikembangkan sebatas hobi. Bagi yang menangkarkannya. Pengembangbiakan oleh peternakan sampai saat ini belum ada yang melakukannya. Iskandar menegaskan, ke depan Disnakeswan bisa mendorong masyarakat untuk mengembangbiakannya. Dalam rangka menyelamatkan populasinya. ‘’Ini tanggung jawab kita bersama. Bukan hanya BKSDA,’’ ujarnya. Disnakeswan berkeinginan akan mendorong penelitianpenelitian. Iskandar mengatakan, turut prihatin bila melihat statistik populasinya. Apalagi rusa adalah maskot NTB yang yang harus dipertahankan populasinya. Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) pernah mengusulkan, kalau NTB mengembangkan kuliner-kuliner daging rusa. Tapi tidak massif, hanya restoran-restoran tertentu yang bisa dengan catatan, daging rusa yang dikomersilkan adalah rusa hasil penangkaran.
Bersambung ke hal 3
Jaga Populasi Rusa SATWA Rusa Timor (Cervus Timorensis) yang selama ini menjadi maskot resmi Pemerintah Provinsi NTB berstatus cukup rentan punah di wilayah NTB lantaran populasinya terus menurun. Salah satu upaya yang bisa dilakukan Dinas Kehutanan Provinsi NTB bersama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) NTB yaitu menjadikan satu zona khusus sebagai lokasi pemeliharaan Rusa Timor. Salah satu kawasan yang cocok adalah di Taman Nasional Gunung Tambora di Pulau Sumbawa. Anggota Komisi II Bidang Kehutanan DPRD NTB H Burhanudin, S.Sos, MM., kepada Ekbis NTB mengatakan, Yek Agil
di kawasan Taman Nasional Gunung Tambora masih banyak rusa timor yang hidup secara liar. Agar keberadaannya tidak terancam punah, Pemprov NTB bersama dengan pengelola taman wisata harus melakukan proteksi yang ketat agar tidak ada lagi aktivitas perburuan liar di daerah tersebut. “ Mungkin ada satu kawasan tersendiri. Katakanlah kawasan hutan tertentu yang kita jadikan budidaya rusa yang liar itu. Misalnya di salah satu kawasan taman nasional. Kalau kawasan Gunung Tambora itu cukup banyak hewan itu di sana. Mungkin bisa di sana dibuat. (Ekbis NTB/dok)
Disnakeswan akan Kembangkan Rusa
(Ekbis NTB/uul)
MENYUSUT - Rusa-rusa yang sedang dalam proses penangkaran BKSDA. Jumlah rusa di NTB, khususnya Rusa Timor semakin menyusut setiap tahunnya, karena perburuan dan perusakan alam tempat rusa berkembang biak.
(Ekbis NTB/dok)
JENIS rusa atau dengan nama latin (Cervus spp) merupakan satwa dilindungi. Hal ini sesuai dengan PP Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa, jenis rusa termasuk jenis satwa dilindungi. Jenis rusa di NTB adalah Rusa Timor (Cervus timorensis). Sebagai hewan yang menjadi konsumsi dan peliharaan masyarakat, Rusa Timor cukup banyak diminati, baik dari dalam daerah maupun luar daerah. Tak heran, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKS-
Bersambung ke hal 3
Burhanudin
(Ekbis NTB/uul)
Melihat dari Dekat Tempat Penangkaran Rusa KEBERADAAN Rusa Timor atau dalam bahas latin dikenal sebagai Rusa Timorensis merupakan salah satu hewan asli Indonesia yang banyak tercatat dalam fabel atau cerita rakyat Indonesia. Rusa Timor ini merupakan ikon fauna Provinsi NTB yang bisa dilihat dalam logo provinsi. Pada awalnya rusa merupakan satwa liar tetapi saat ini pemerintah telah menetapkan status rusa sebagai hewan liar yang dapat didomestikasi melalui SK Menteri Pertanian No 362/KPTS/TN/12/V/ 1990 pada tanggal 20 Mei 1990. Karena keberadaannya di alam liar yang setiap tahun mulai berkurang,terutama jumlah populasi dan persebarannya, Rusa Timor dimasukkan dalam status konservasi “vulnerable” (rentan)
oleh IUCN Red List. Tapi sejak beberapa tahun terakhir, sudah mulai banyak bermunculan penangkar yang peduli akan keberadaan rusa di alam bebas. Salah satu tempat penangkaran Rusa Timor yang cukup dikenal yaitu di PT Sadhana Arif Nusa yang terletak di Desa Puyung, Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah yang sejak 10 terakhir dikembangkan. Posisinya yang terletak tepat di samping kampus Poltekpar Lombok memudahkan pengunjung mencari lokasi ini. Masuk ke tempat ini gratis alias tidak dikenakan biaya. Karena memang berada di tanah milik Pemda. Menempati area seluas 12 hektar, lokasi penangkaran terletak di tengah-tengah kandang pengembangbiakan
kambing yang menjadi hewan ternak utama di sini. Saat Ekbis NTB berkunjung bertepatan dengan waktu pemberian makan bagi para rusa yang berjumlah 25 ekor di kandang seluas 5 are ini. “Ada tiga bayi rusa yang baru lahir di sini. Terakhir tanggal 9 April lalu rusanya melahirkan. Mungkin minggu ini juga ada yang melahirkan, tiga induk,” terang Halipah, pengurus kandang di sela-sela memberi makan rusa. Pria yang tahun ini genap 3 tahun bekerja sebagai pengurus rusa mengatakan,
Bersambung ke hal 3
BERI MAKAN Petugas BKSDA memberi makan pada rusa yang berada di penangkaran. (Ekbis NTB/ist)