Edisi 14 Agustus 2017 | Ekbis NTB

Page 1

Ekbis NTB

MINGGUAN TERBIT SEJAK 15 AGUSTUS 2016 E-mail: ekbisntb@gmail.com

SENIN, 14 AGUSTUS 2017

4 HALAMAN NOMOR 48 TAHUN KE 1 TELEPON: Iklan/Redaksi/ Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Kekuatan Ekonomi dan Dunia Usaha NTB

MEMASUKI Dusun Labuapi Utara, Desa Labuapi Lombok Barat (Lobar), terlihat aktivitas warga yang sedang mengukir kayu menjadi topeng. Ada juga yang bertugas mengamplas ukiran topeng tadi agar lebih halus yang biasanya dilakukan oleh kaum perempuan. Di Lombok, Labuapi sudah lama dikenal sebagai sentra pembuatan topeng terbaik. Halaman 2

Baru Capai Rp 479 Miliar, Penyaluran KUR Dinilai Lamban

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Menghidupkan Kembali Topeng Khas Lombok

PENYALURAN Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Provinsi NTB dinilai masih lamban. Data dari Sistem Informasi Kredit Program (SIKP) menunjukkan, penyaluran KUR di NTB sampai dengan tanggal 31 Juli 2017 bar u mencapai Rp 479,9 miliar. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, penyaluran KUR dengan bunga 9 persen per tahun ini mencapai angka Rp 1,97 triliun. Halaman 4

Kemilau ’’Emas Hijau’’ Hijau’’

Antara Pesimisme dan Harapan BAWA Seorang buruh sedang membawatembakau yang baru dipanen di Jerowaru Lombok Timur beberapa waktu lalu.

(Ekbis NTB/yon)

(Ekbis NTB/uul)

Lalu Sukardi

Tembakau merupakan salah satu komoditas strategis dalam memajukan ekonomi ekonomi di di satu satu daerah. daerah. Sehingga Sehingga tidak tidak berlebihan berlebihan jika jika komoditas komoditas ini ini disebut disebut sebagai ‘’emas hijau’’. Dikatakan ‘’emas hijau’’, karena harganya yang mahal, seperti seperti halnya halnya harga harga emas. emas. Karena Karena harganya harganya yang yang mahal, mahal, petani petani di di Pulau Pulau LomLombok bok berlomba-lomba berlomba-lomba mengembangkan mengembangkan komoditas komoditas ini. ini. Namun, Namun, dalam dalam perjalanan perjalanan waktu waktu komoditas komoditas yang yang telah telah membumi membumi itu, itu, harganya harganya terkadang terkadang tak tak menentu. menentu. Diantara Diantara rasa rasa pesimisme pesimisme itu, itu, petani petani berharap berharap harga harga tembakau tembakau terjaga. terjaga. BULAN Juni hingga Desember merupakan masa menanam tembakau. Pada masa-masa inilah, ribuan petani tembakau mengadu peruntungan dengan menanam tembakau. Ada

petani yang beruntung, karena hasil panennya bagus. Ada juga yang kurang beruntung (rugi), karena tembakaunya gagal panen.

Bersambung ke hal 3

MASYARAKAT yang tetap memilih untuk menanam tembakau di tengah iklim dan harga yang tidak menentu, menurut pengamat pertanian, Dr. Ir. L. Sukardi, M.Si, tidak terlalu menguntungkan petani. “Dari segi ekonomi makro, memang ekonomi menjadi lebih dinamis karena menyerap tenaga kerja yang banyak,” ujar Dosen Agribisnis Fakultas Pertanian Dr. Ir. L. Sukardi, MSi., saat ditemui Ekbis NTB, Sabtu (12/8). Menurutnya, dari segi ekonomi mikro, bertanam tembakau tidak terlalu menguntungkan petani. “Yang untung itu pelaku bisnisnya seperti pengepul. Petani tembakau itu lebih banyak yang petani swadaya, hanya sedikit yang petani mitra,” jelasnya. Sukardi menerangkan jika petani mitra sudah pasti menjual kemana, sedangkan petani swadaya belum jelas dijual kemana hasil panennya.. Ia menambahkan jika resiko budidaya tembakau sangatlah tinggi. “Apalagi cuaca sekarang yang tidak tentu yang pasti berpengaruh ke budidaya tembakau,” ujarnya. Ia menjelaskan jika hujan turun saat masih kecil, petani pasti mengeluarkan banyak uang untuk mengganti tanaman yang rusak. Sedangkan jika hujan turun saat tanaman siap panen, petani dipastikan rugi.

Bersambung ke hal 3

(Ekbis NTB/yon/uul)

SIAP DIPOTONG - Baiq Muliati menunjukkan tembakau rajangan yang sudah diikat dan dipotong untuk dijemur. Jika cuaca sedang cerah, waktu penjemuran hanya membutuhkan waktu dua hari (foto kiri). Proses oven tembakau setelah dipanen di Jerowaru Lombok Timur. Petani tembakau mengklaim pada saat oven tembakau biaya yang dibutuhkan cukup besar.

Semua Harus Menghasilkan

Keuntungan

KONSEP kemitraaan yang dirancang dalam budidaya tembakau Virginia ditujukan agar sama-sama saling menguntungkan. Antara petani dengan perusahaan mitra sama-sama menikmati hasil. Jika terjadi ketimpangan, maka kegiatan bisnis di bidang tembakau ini tidak akan bisa berjalan dengan baik. Hal ini diungkapkan, Statiun Manajer PT Sadhana Arifnusa, Kuswanto Setiabudi. Menjawab Ekbis NTB, Kuswanto menguraikan, proses kemitraan harus tetap terjalin dengan baik. Petani dengan perusahaan harus samasama untung baru kemudian bisnis maju. Jika hanya petani yang untung, maka tidak bisa bisnis dijalankan. Begitupun jika perusahaan saja yang untung, aktivitas bisnis tidak akan bisa berlanjut. ‘’Kalau petani saja atau perusahaan saja yang untung, maka bisa bangkrut, tembakau pasti tutup,’’ paparnya. Dalam kegiatan bisnis tembakau ini konsepnya adalah kerelaan

dan selama ini tidak ada unsur pemaksaan dalam membangun mitra di tengah semakin peliknya persoalan tembakau. Kondisi pertembakauan saat ini diakui Kuswanto memang banyak pihak yang menyoroti. Termasuk pemerintah yang diketahui sedang melahirkan Rancangan UndangUndang Pertembakauan. Prinsip bagi perusahaan, siap untuk diatur. “Saya siap diatur,” ungkap Kuswanto. Adanya kecurigaan hanya pihak perusahaan saja yang meraup untung besar dinilai Kuswanto sah-sah saja. Katanya, dalam hal budidaya prinsip tidak ada paksaan bagi petani untuk menjalin mitra dengan perusahaan-perusahaan. Pilihan petani untuk melakukan budidaya adalah haknya. Perusahaan mitra kemudian hanya menjalankan tugas kemitraannya. Memang patut ditanyakan kata Station Manajer PT Sadhana Arifnusa soal bisnis tembakau beberapa tahun terakhir ini.

Bersambung ke hal 3

Tembakau Masih Menjanjikan DINAS Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB masih optimis tahun ini petani tembakau akan untung. Selama kualitas tembakaunya memenuhi standar grade atas. Apalagi kualitas tembakau asal NTB bersaing dengan kualitas tembakau Brazil. “Sepanjang kualitas tembakau petani bagus, saya yakin untung,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB, Ir. Husnul Fauzi, M.Si., belum lama ini. Ada beberapa hal yang saat ini menjadi kekhawatiran besar bagi petani, terutama soal anomali cuaca. Husnul Fauzi mengatakan, hingga bulan Agustus ini, keadaan cuaca 0-20 mm, artinya tak terlalu ekstrem. Kendati demikian, petani juga harus melakukan antisipasi dengan membuat guludanguludan agar tak terjadi genangan. Kendati hujan, menurut kepala dinas, tak menjadi soal meskipun tembakaunya layu. Asalkan dipastikan air mengalir. Beberapa waktu lalu terjadi hujan lebat yang mengakibatkan tembakau petani layu di bagian selatan Lombok Tengah maupun Lombok Timur. Namun, hujan yang mengguyur ini diklaim tak ada persoalan bagi petani. ‘’Kuncinya jangan panik, pastikan ada saluran air. Kecuali yang menanam pada lahan yang rata, tidak ada guludan.

Bersambung ke hal 3

Cuaca Tak Menentu

Petani Tembakau Pilih Sewakan Lahan KONDISI cuaca yang tidak menentu pada musim kemarau tahun ini, membuat banyak petani tembakau di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) urung menanam tembakau. Ada yang memilih menanam tanaman lain. Ada juga yang memilih menyewakan lahannya ke petani luar Loteng. ‘’Dari pada kosong, lebih baik disewakan saja. Itu lebih aman,’’ aku Salapudin, petani asal Mujur Praya Timur. Dikatakanya, para petani di wilayah ada sedikit keraguan-raguan untuk menanam

tembakau. Mengingat kondisi cuaca yang tidak menentu, sehingga petani takut merugi, jika kemudian memaksakan diri menanam tembakau. ‘’Kalau berhasil jelas akan menguntungkan. Tapi kalau dengan kondisi cuaca sekarang ini, potensi gagal jauh lebih besar. Jadi lebih baik disewakan. Petani tidak harus keluar biaya justru dapat uang dari hasil sewa lahan,’’ ujarnya. Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian Loteng, Ir. L. Iskandar, mengaku tahun

ini pemerintah menargetkan luas tanam tembakau sekitar 7.500 hektar. Namun dengan kondisi cuaca yang sekarang ini, pihaknya pesimis target luar lahan tersebut bisa tercapai. “Sampai bulan Juni kemarin, luas tanam tembakau kita baru sekitar 3 ribu hektar. Masih jauh dari target tanam kita tahun ini,” terangnya. Selain faktor cuaca, besarnya biaya tanam yang harus disiapkan menjadi pertimbangan lain kenapa kemudian banyak petani tembakau Loteng yang tidak menan-

am tembakau tahun ini. Petani sekarang banyak yang beralih menanam tanaman lain. Bahkan ada yang membiarkan lahan kosong tanpa ditanami apapun. Pemerintah dalam hal ini tidak bisa berbuat apa-apa. Karena pemerintah tidak punya kewenangan untuk mengatur petani harus menanam apa. ‘’Kita hanya memberikan gambaran kondisi cuaca. Masalah akan menanam apa itu sepenuhnya ada ditangan petani,’’ demikian Iskandar. (kir)

Petani Tembakau Tak Berhenti Menanam ANOMALI cuaca kerap kali menimbulkan kerugian bagi petani tembakau virginia di Lombok, seperti yang terjadi pertengahan Juli kemarin. Namun petani tembakau yang tangguh tidak pernah jera menanam komoditas “emas hijau” itu, karena selama puluhan tahun terakhir, para petani lebih sering menikmati keberhasilan. Wakil Ketua Komisi II Bidang Pertanian DPRD NTB H.M Nasihuddin Badri, M.AP kepada Ekbis NTB mengatakan, pihaknya pernah berdiskusi dengan Kepala Dinas Pertanian NTB perihal banyaknya tanaman tembakau yang layu akibat diterpa hujan selama berharihari pada bulan Juli lalu. Namun tanaman tembakau itu sebenarnya tidak mati, melainkan “pingsan” kemudian segar kembali setelah cuaca kembali membaik. ‘’Cuaca yang kemarin itu bukan menyebabkan kematian tanaman tembakau. Hanya saja petani kita kurang sabar, lebih dahulu takut melihat kerugiannya.Padahal jika dibiarkan, tanaman tembakau itu secara perlahan akan semakin segar dan sehat kembali,’’ kata Nasihuddin. Ia mengatakan, pada dasarnya petani tembakau lebih sering untung daripada rugi. Misalnya saja dalam 10 kali menanam, terdapat sekali atau dua kali mereka tergolong merugi karena tanaman tembakaunya gagal. Selebihnya petani tembakau tergolong lebih sering berhasil. “ Kalau hanya rugi sekali tidak mungkin membuat mereka lemah semangatnya,” ujar politisi Partai Demokrat ini. Nasihuddin mengatakan, keberhasilan menanam tembakau ikut mewarnai tradisi sosial di kalangan masyarakat Lombok. Misalnya, saat panen tembakau virginia berhasil, banyak petani yang berangkat haji karena keuntungan yang diraih cukup besar. “Tidak mungkin mereka kecut hanya karena sekali merasa rugi. Jadi ini menurut pendapat saya, mereka tetap bersemangat menanam tembakau,” tegasnya. Bentuk perhatian pemerintah terhadap petani tembakau selama ini, salah satunya dengan diberikannya pupuk bersubsidi. Selain itu ada pula pembangunan sarana dan prasarana ekonomi pertanian seperti pembangunan talud, pembangunan jalan usaha tani, juga program yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Program yang bersumber dari DBHCHT untuk petani tembakau virginia juga tidak tergolong kecil. Dana ini dimanfaatkan untuk beragam program yang arahnya untuk kebaikan petani tembakau di daerah ini, “ Kalau dana DBHCHT ini rinciannya panjang,” ujarnya.

Bersambung ke hal 3


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Edisi 14 Agustus 2017 | Ekbis NTB by e-Paper KMB - Issuu