Edisi Senin,12 Maret 2018 | Ekbis NTB

Page 1

MINGGUAN TERBIT SEJAK 15 AGUSTUS 2016 E-mail: ekbisntb@gmail.com

SENIN, 12 MARET 2018

Ekbis NTB

4 HALAMAN NOMOR 24 TAHUN KE 2 TELEPON: Iklan/Redaksi/ Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Kekuatan Ekonomi dan Dunia Usaha NTB ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Mantan TKI Jadi Eksportir Kopi DARI TKI Korea, kini ia menjadi bos kopi. Pemahamannya tentang kopi sepertinya tak dangkal. Walhasil, tinggal menunggu sepucuk kertas, jadilah ia eksportir kopi pertama di NTB. Ini kisah tentang Lalu Thoriq. Ia adalah cermin dari mantan TKI yang pandai melihat peluang. Merintis karir hingga ia ketemu titik nadir, menikmati perannya kini sebagai bos kopi. Halaman 2

Bersama Membangun Negeri Melalui Kampung KB di Inspiratif Expo KEPALA Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) NTB Dr. Drs. Lalu Makripuddin terus berusaha optimal agar masalah Keluarga Berencana (KB) menjadi prioritas banyak pihak di NTB, mulai dari instansi pemerintah provinsi, kabupaten, kecamatan hingga pemerintah desa. Adanya dukungan dari Pemprov NTB berupa Peraturan Gubernur (Pergub) Tentang Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), khususnya Kampung KB membuat jajaran Perwakilan BKKBN NTB mudah dalam melaksanakan tugas di lapangan. Termasuk dari pemerintah kabupaten hingga pemerintah desa. Halaman 4

(Ekbis NTB/uul) (Ekbis NTB/bul)

Disumbang Pengangguran Terdidik PELATIHAN - Selesai sekolah, banyak lulusan SMA/SMK atau perguruan tinggi mengikuti pendidikan dan pelatihan di BLK. Mereka mengambil jurusan atau keterampilan sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Selesai di BLK mereka kemudian membuka usaha atau mendaftar di perusahaan yang sesuai dengan keterampilan yang dimiliki.Sementara nampak para pencari kerja mencari kerja di Bursa Kerja yang digelar oleh pemerintah bersama perusahaan yang membuka lowongan di Mataram Mall (kanan).

Angka Setengah Pengangguran yang Mengkhawatirkan Angka Pengangguran Masih Tinggi, Apa Kabar Program WUB? JUMLAH pengangguran di Provinsi NTB masih fluktuatif atau turun naik di bulanbulan tertentu. Pada tahun 2017 lalu, jumlah pengangguran di NTB tercatat sebanyak lebih dari 97 ribu orang. Turun naiknya jumlah pengangguran di NTB turut dipengaruhi oleh banyaknya masyarakat yang bekerja musiman. Selain itu, munculnya angkatan kerja baru tak seluruhnya mampu terserap di pasar kerja. Sekretaris Komisi V Bidang Tenaga Kerja DPRD NTB M Hadi Sulthon kepada Ekbis NTB mengatakan, untuk mengatasi pengangguran ini, ada sejumlah upaya yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah. Selain menggelar bursa kerja secara rutin, pemerintah daerah juga harus mendorong masyarakat untuk berwirausaha. Karena itu program penciptaan wirausaha baru (WUB) yang dicetuskan Pemprov NTB mestinya dilakukan dengan serius dan tepat sasaran. “ Program puluhan ribu wirausaha baru yang digaungkan Pemprov NTB masih jauh dari harapan,” katanya. Program penciptaan wirausaha baru sesungguhnya memiliki dampak yang signifikan untuk menurunkan angka pengangguran jika program ini dilakukan dengan terukur dan tepat sasaran. Selain memberikan pelatihan kepada angkatan kerja, mereka juga diberikan peralatan untuk melanjutkan usahanya. Tak cukup sampai di sana,

Bersambung ke hal 3

M Hadi Sulthon (Ekbis NTB/dok)

Klaim Pemprov NTB melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB yang berhasil menekan jumlah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) masih dipertanyakan. Pasalnya dari posisi angka terakhir 79.000 TPT pada Agustus 2017 sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), nyatanya pekerja setengah menganggur justru trennya naik. Pemerintah daerah tak boleh abai. TPT memang bergerak turun dari 3,94 persen pada Agustus 2016 menjadi 3,32 persen pada Agustus 2017. Di mana, TPT di perkotaan cenderung lebih tinggi dibanding TPT di perdesaan. Pada Agustus 2017, TPT di perkotaan sebesar 4,52 persen, sedangkan TPT di perdesaan hanya 2,32 persen. ‘’Dibandingkan setahun yang lalu, terjadi penurunan tingkat pengangguran TPT di perdesaan sebesar 1,50 persen poin sedangkan di perkotaan TPT naik sebesar 0,42 persen poin,’’’ ungkap Kepala BPS NTB, Endang Tri Wahyuningsih pada Ekbis NTB pekan kemarin. Menurutnya, jumlah Angkatan Kerja NTB pada Agustus 2017 sebanyak 2.396.169 orang, turun 124.505 orang dibanding Februari 2017 (semester lalu) dan turun 68.162 orang dibanding Agustus 2016 (setahun yang lalu).

K o mponen pembentuk angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja dan pengangguran. Penduduk yang bekerja pada Agustus 2017 sebanyak 2.316.720 orang, turun 106.720 orang dibanding keadaan semester lalu dan berkurang 50.590 orang dibanding keadaan setahun yang lalu. Sementara itu, jumlah pengangguran sebanyak 79.449 orang, mengalami penurunan sekitar 17.775 orang dibanding semester lalu dan berkurang sebanyak 17.572 orang dibanding setahun yang lalu. Masih menurut Endang, berdasarkan rekam datanya. Berdasarkan lapangan pekerjaan utama pada Agustus 2017, penduduk NTB paling banyak bekerja pada sektor pertanian yaitu sebanyak 829.637 orang (35,81 persen).

Endang Tri Wahyuningsih (Ekbis NTB/dok)

Bersambung ke hal 3

Disnakertrans Klaim Indikator Menekan Pengangguran Tercapai BICARA pengangguran tak akan ada habisnya. Selama populasi penduduk terus naik. Saat ini jumlah pengangguran di NTB tersisa sebanyak 79.000 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB pada Agustus 2017. Angka pengangguran menurut klaim pemerintah daerah, khususnya Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB telah memenuhi target. Bahkan sebelum waktu yang ditentukan. Hingga berakhirnya masa kepemimpinan Dr. TGH. M. Zainul Majdi bersama H. Muh. Amin, SH., MSi., akhir 2018 ini, pengangguran ditargetkan tersisa 4,6 persen. Nyatanya, saat ini pengangguran sudah ditekan sampai 3.32 persen, sesuai data BPS. H. Wildan ‘’Semoga angka pengangguran tidak bertambah lagi. Semoga tak

terjadi gejolak cuaca dan persoalan ekonomi,” kata Kepala Disnakertrans Provinsi NTB, Drs. H. Wildan pada Ekbis NTB belum lama ini. “Tapi target sudah dilampaui dari waktu yang direncanakan sampai berakhirnya masa kepemimpinan bapak gubernur,” klaimnya. Dalam menekan pengangguran, khususnya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) ada beberapa upaya yang dilakukan. Di antaranya, melalui dukungan anggaran APBN dan APBD 2018 ini, dilaksanakan program langsung misalnya, mempekerjakan langsung masyarakat dengan memberikan pelatihan menjadi pekerja mandiri. Misalnya pelatihan untuk ibu rumah tangga agar menjadi produktif. (Ekbis NTB/dok)

Bersambung ke hal 3

Tamat Kuliah, Sulitnya Mencari Kerja MALU, itulah perasaan banyak lulusan sekolah kejuruan atau kuliah di perguruan tinggi bergengsi, jika harus menganggur. Belum lagi harus melihat besarnya biaya yang dikeluarkan orang tua untuk biaya kuliah. Tapi, begitu tamat kuliah ternyata pekerjaan begitu sulit diperoleh. Tak heran, jika melihat data Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Agustus 2017, jumlah pengangguran di NTB tersisa sebanyak 79.000. Jumlah ini terus bertambah, karena setiap tahun banyak perguruan tinggi baik ngeri dan swasta di NTB dan luar daerah yang meluluskan ribuan sarjana baru. Sementara pasangan Dr. TGH. M. Zainul Majdi bersama H. Muh. Amin, SH., MSi., akhir 2018 ini, menar-

getkan pengangguran tersisa 4,6 persen. Sementara, saat ini pengangguran konon sudah ditekan sampai 3,32 persen. Di satu sisi, harus diakui tingginya angka angkatan kerja di NTB yang mencapai puluhan ribu merupakan dilema bagi para pencari kerja memperebutkan lowongan kerja di perusahaan maupun instansi. Banyaknya pesaing, membuat calon penarcari kerja yang mulai berpikir untuk mengasah kemampuan diri atau mencoba berusaha sendiri agar bisa mendapatkan penghasilan setiap harinya. Seperti yang diungkapkan oleh Wilia Agustiani yang sudah beberapa tahun ini berkutat mencari pekerjaan. Perempuan 23 tahun ini mengatakan setelah

lulus SMA beberapa tahun lalu, ia memang langsung bekerja di salah satu retail modern di Kota Mataram tetapi setelah 3 bulan bekerja ia memutuskan berhenti. ‘’Saya merasa tidak betah kerja di sana karena bebannya yang berat, juga kontrak saya yang selesai jadinya saya tidak lanjutkan,’’ terangnya. Perempuan asal Karang Pule, Kota Mataram ini menjelaskan setelah berhenti bekerja, otomatis ia hanya diam di rumah. Namun, Wili sering ikut pelatihan dari dinas-dinas misalnya ada pelatihan atau seminar-seminar. Ia mengaku tidak tertarik untuk mencari kerja meskipun tahu ada lowongan. ‘’Tidak enak diperintah itu, lebih baik

saya punya usaha sendiri saja lebih enak, fleksibel,’’ akunya. Untuk itu, sejak sebulan terakhir dirinya mengikuti pelatihan di BLK NTB untuk mendapatkan pelatihan di bidang olahan hasil pertanian. ‘’Kalau sudah selesai di sini, saya ingin punya usaha sendiri karena sekarang kan sudah ada ilmu yang kita punya. Setidaknya bisa jadi bos, meski masih kecil-kecilan,” senyum Wili. Hal senada disampaikan oleh Marniani asal Labulia, Lombok Tengah, yang mengatakan jika mencari pekerjaan di zaman sekarang ini sangat sulit. “Yang gampang membuat kerja tapi kalau ada modalnya,” jelasnya.

Bersambung ke hal 3

ANGKA pengangguran di NTB yang mencapai 97 ribu orang masih di bawah rata-rata nasional yang mencapai 5 persen. Sementara angkatan kerja di NTB sebanyak 2,5 juta orang atau di kisaran 3 persen, di bawah rata-rata nasional. Meski demikian, kondisi ini tidak boleh dibiarkan pemerintah daerah. Pemerintah daerah harus mencari cara atau strategi agar pengangguran, khususnya pengangguran terdidik bisa diminimalisir. Jika dilihat dari tingkat pendidikan para pencari kerja ini sebagian besar merupakan pengangguran terdidik yang disumbang lulusan SMK dan D3, baru kemudian lulusan universitas. “Justru yang menyumbang tenaga kerja terbanyak adalah lulusan SMP ke bawah dengan persentase mencapai 60%. Ini kan mengkhawatirkan menurut kita, walaupun angka pengangguran kecil tapi angka kemiskinan cukup tinggi,” terang akademisi dari Universitas Mataram, Dr. Ihsan Rois, M.Si., pada Ekbis NTB belum lama ini. Menurutnya, angka kemiskinan yang tinggi, tambahnya, disebabkan meski bekerja ternyata gajinya tidak sesuai dan SDM yang pendidikannya rendah. Hal itulah yang menjadi masalah karena pengangguran terdidik dari lulusan SMK dan D3 ini justru seharusnya disiapkan untuk mengatasi pengangguran. Ketersediaan lapangan pekerjaan, imbuh Ihsan, tergantung pada supply and demand menurut teori ekonomi. “Dari segi penawaran, tenaga kerja dan kualitas yang tidak sesuai apalagi di jaman modern seperti ini. Mereka butuhnya pekerja yang kualitasnya mumpuni, yang standarnya baik sesuai tuntutan zaman,” ungkapnya.

Bersambung ke hal 3

Ihsan Rois (Ekbis NTB/dok)

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

’’Skill’’ dan Kompetensi Penting untuk Bersaing MASIH tingginya angka pencari kerja di NTB menjadikan para pencari kerja ini haruslah kreatif terutama dengan menambah kemampuan serta kompetensinya dalam bersaing memperebutkan pekerjaan. Untuk itu, setiap bulannya Balai Latihan Kerja (BLK) NTB yang berada di jalan TGH Saleh Hambali Nomor 2 Dasan Cermen membuka kelas pelatihan yang selalu dibanjiri peminat. Menurut Kasubbag TU BLK NTB Sri Utami, pembelajaran yang ada di BLK ini dibagi menjadi dua bagian yaitu, pembelajaran di kelas dan On Job Training (OJT). Saat OJT nanti, peserta pelatihan akan ditempatkan di berbagai perusahaan mitra BLK. ‘’Di sini delapan kejuruan yang ada di sini dengan sub kejuruan yang bisa dipilih mulai dari administrasi perkantoran sampai sepeda motor,’’ jelasnya. Dari semua kejuruan yang ada, ujarnya, paling banyak peminatnya adalah administrasi perkantoran, pengolahan pertanian serta perhotelan. Ia menjelaskan untuk tahun ini, UPTD BLK NTB yang berada di bawah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTB ini menerima 47 paket untuk dana APBN dan 16 paket dari APBD yang sudah dibagi jadwalnya. ‘’Yang sudah kita lakukan 14 paket, dari APBD sebanyak 1 paket dan 13 paket dari APBN. Sudah selesai sekarang angkatan pertamanya dan di pertengahan bulan ini akan kita terima pendaftaran lagi,’’ terangnya. Selain itu, ujarnya, peserta di BLK ini kebanyakan merupakan lulusan SMK yang mungkin selama masa pendidikan tidak mendapatkan praktik yang mencukupi.

Bersambung ke hal 3

Sri Utami (Ekbis NTB/uul)


2

Ekbis NTB Senin, 12 Maret 2018

Bisnis

Roemah Kayana, Konsep Etnik dengan Menu Tradisional SEBAGAI ibukota provinsi, Kota Mataram menawarkan berbagai tempat kuliner dengan sajian yang menggugah selera. Selain rasa, konsep serta suasana tempat yang menarik juga menjadi daya tarik dalam menarik pengunjung. Mengusung konsep etnik tradisional yang dipadukan dengan gaya kontemporer, Roemah Kayana bisa menjadi referensi tempat makan yang patut dicoba oleh pecinta kuliner NTB. Berlokasi di Jalan Parta Nomor 4, Abian Tubuh, lesehan yang langsung menyatu dengan rumah pemiliknya ini menawarkan tempat seperti rumah sendiri. “Roemah Kayana sendiri sudah berdiri sejak setahun belakangan. Konsep kita memang hommies agar suasananya rumahan makanya kita mengambil konsep lesehan etnik modern,” terang Ayik, owner Roemah Kayana saat ditemui beberapa waktu lalu. Ia mengaku, sebelum diberi nama Roemah Kayana dirinya menggunakan nama Warung Kayana tetapi ternyata tidak cocok nama dan tempatnya. “Kayana berarti dermawan dalam bahasa Sansekerta, agar selalu ingat bersedekah dan dermawan,” tambah mantan jurnalis di Newmont ini. Roemah Kayana sendiri menawarkan menu-menu tradisional yang disesuaikan dengan permintaan pasar. “Saya membuat menu sesuai dengan yang sedang hits sekarang ini,” jelasnya. Ia mencontohkan seperti menu nasi Liwet yang menjadi andalan di Roemah Kayana yang memang sedang tren di beberapa daerah. “Tetapi yang menjadi khas di sini adalah jajanan pasar yang tidak akan ditemui di tempat makan lain,” terang Ayik. Ia mencontohkan seperti menu Singkong Bekerem yang hanya ditemui bisa ditemui di tempat ini. Selain menu jajanan pasar, Roemah Kayana juga menyediakan menu-menu tradisional seperti ayam betutu baik kampung dan potong, pelecing, nasi liwet dan lainnya. Sedangkan minumannya, ada es buah selasih, es daluman, es dawet, dan lainnya. “Saya tetap turun langsung untuk masaknya agar kualitas rasanya terjamin,” jelasnya. Rasa masakan memang menjadi andalan untuk tetap membuat pengunjung kembali lagi ke Roemah Kayana. Selain itu, kata Ayik, kenyamanan pengunjung juga menjadi prioritas. “Pegawai di sini selalu menerima siapa saja di sini dengan selalu tangan terbuka dan kita terbuka menerima kritikan dan saran dari pengunjung,” terangnya. Harga untuk menu di Roemah Kayana sendiri berkisar mulai dari Rp 11 ribuan dengan berbagai paket menu yang bisa dipilih. “Harganya sudah termasuk PPN agar pengunjung tidak kaget dengan harganya,” ujarnya. Meski tempatnya tidak di pinggir jalan utama, tidak sulit menemukan lokasi Roemah Kayana, karena ada plang nama di pinggir jalan yang menjadi petunjuk. “Banyak pengunjung yang datang ke sini tahu dari sosial media ataupun dari mulut ke mulut,” kata Ayik. Terbukti dari pengunjung Roemah Kayana yang datang dari berbagai wilayah di Lombok dan Sumbawa, bahkan sampai luar daerah. “Memang pangsa pasar kita adalah keluarga, bukan anak muda seperti yang lain,” jelasnya. Menurutnya, ini dikarenakan suasana tempatnya yang memang cocok untuk tempat kumpul keluarga. Ke depannya, ia akan terus berkreasi dan berinovasi, sehingga tidak kalah dengan para pesaing. (uul)

(Ekbis NTB/uul)

Roemah Kayana yang mengusung etnik tradisional untuk memuaskan pelanggan dan pembeli.

Mantan TKI Jadi Eksportir Kopi Dari TKI Korea, kini ia menjadi bos kopi. Pemahamannya tentang kopi sepertinya tak dangkal. Walhasil, tinggal menunggu sepucuk kertas, jadilah ia eksportir kopi pertama di NTB. Ini kisah tentang Lalu Thoriq. Ia adalah cermin dari mantan TKI yang pandai melihat peluang. Merintis karir hingga ia ketemu titik nadir, menikmati perannya kini sebagai bos kopi. Media ini sepakat bertemu di satu malam pada pekan kemarin. Berkunjung ke tempatnya, aroma kopi menyeruak dari pintu besi ruko berukuran 8x7 meter di depan lapangan Karang Genteng, Pagutan Mataram. Di situlah “Rumah Kopi”, milik Lalu Thoriq. Berkunjung ke sini, rasanya seperti masuk ke sebuah ruangan laboratorium. Deretan toples berisi biji kopi dari berbagai asal di NTB dipajang, pada rak-rak yang didesain sedemikian rupa. Biji kopi chery kering, hingga yang sudah dikupas bersih dapat kia jumpai. Ada juga deretan toples berisi biji kopi yang sudah disangrai, lengkap dengan tingkat kekeringan yang berbedabeda. Tersedia kopi robusta, arabika, dan liberia, dan ekselsa. Kopi dari berbagai asal dikumpulkan di sana, kopi Sembalun, Sajang, Gangga, Praba, Stiling, Tepal dan kopi Tambora. Sekitar setengah jam berdiskusi, barulah Lalu Thoriq menyajikan secentong mini kopi. Bubuk kopinya sekitar 15 gram, standar bagi yang tak rutin ngopi. Bagi yang penikmat kopi, takarannya beda lagi. Gula disediakan di atas

meja. Manisnya disesuaikan dengan selera. Seruput, rasanya memang nikmat. Kopinya lain dari kopi biasanya. Mungkin karena kopinya diolah sesuai standar. Ada ampas, sengaja tak digiling halus. Ampas ini juga nikmat dikunyah.Yakinlah, kita akan ketagihan ngopi, setelah mencoba kopi di Rumah Kopi ini. Secangkir harganya variatif dari Rp15.000 hingga sampai Rp45.000. Tempat ini sebenarnya bukan dikhususkan untuk nongkrong. Melainkan, di sanalah tamu-tamunya dari luar negeri diterima. Rumah Kopi ini menjadi laboratorium, sebelum tamu-tamunya memesan, mana jenis kopi yang diinginkan untuk dikirim. “Agar orang tak membeli kucing dalam karung. Di sini kita tunjukkan bijinya, rasanya, dan kelasnya,” kata Lalu Thoriq. Perjalanannya panjang hingga ia menjadi bos kopi. Sekitar 2004 – 2009 lalu ia menjadi TKI, mengikuti program G to G pemerintah. Ia menjadi buruh migran di negeri ginseng. Sepertinya menjadi tradisi di Korea, ngobrol sambil ngopi. Tak perlu dipertanyakan kenapa kedai-kedai kopi cukup menjamur di sana. Lalu Thoriq di sana juga

sering nongkrong dan ngopi. Di sanalah awalnya ia mengetahui kebutuhan kopi Negara itu cukup tinggi. Sayangnya, kopi dipasok dari Vietnam, Brazil, Kenya, ada tambahan pasokan dari Mandailing. Banyak yang dipelajarinya tentang kopi di sana. Hasilnya menjadi TKI sebenarnya tak begitu nampak secara finansial. Beberapa usaha setelahnya ia geluti, tak juga berhasil. Ia lalu banting setir menjadi guide pada 20152016, menjadi anggota Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), spesialis bahasa Korea dan Arab. Ia kemudian mendapat panggilan

mendampingi salah satu tamu dari Korea. Dari sanalah awal mula ia bergelut dengan dunia kopi. Tamu ini pada awalnya ingin sekali menikmati kopi khas NTB. Sayangnya, tak ada tempat khusus kopi di Lombok. Diantar ke salah satu tempat ngopi di pusat perbelanjaan di Mataram, ia tak menemukan selera kopi yang dicari. Lalu Thoriq kemudian berinisiatif membelikan biji kopi di pasaran. Disangrai, dan disajikan. Kopinya kopi tradisional. Tak juga tamu ini menemukan rasa kopi yang dicari. Sampai empat kali ia datang ke Lombok, hanya ingin men-

Lalu Thoriq memperlihatkan produk kopi yang ada di outletnya

cari kopi dengan kualitas rasa yang diminta. Tamu itu kemudian meminta diantarkan ke kebun kopi, di Gangga. Keyakinannya kuat, bahwa kopi NTB sangat berkualitas. Karena ia tumbuh di pegunungan aktif dengan ketinggian 600 hingga 100 MDPL. 20 Kg biji kopi petani kemudian dipesan, lalu di bawanya pulang ke negaranya. Diproses sesuai standar Korea. “Dari sanalah diketahui bahwa Kopi NTB memiliki keistimewaan, empat varian rasa. Gula merah, cokelat, apel, dan caramel,” kata Lalu Thoriq. Dari sana ia kemudian diundang presentasi ke Korea Selatan. Diminta kesanggupannya menyuplai bahan baku kopi ke Korea. Mintanya 500 ton per tahun. Saat ini ia masih menyanggupi mengirim puluhan ton. Sembari bekerjasama dengan para petani dari berbagai daerah di NTB. Mitranya itu juga telah memodalinya lebih dari setengah miliar untuk mengembangkan kopi yang khusus untuk dikirim ke Korea. “Mereka siap membina, karena dia yakin kebutuhan tidak bisa dipenuhi cepat. Butuh bertahun-tahun lagi untuk memenuhi permintaannya yang cukup besar itu,” imbuhnya. L.Thoriq saat ini menunggu rekomendasi dari Kementerian Perdagangan. Dokumennya telah diurus oleh Bidang Perdagangan Luar Negeri di Dinas Perdagangan Provinsi NTB. Tinggal selangkah lagi. Lebih dari itu, semoga kerjasama ini akan membuka ruang pasar yang lebih luas untuk produksi kopi NTB. (bul)

(Ekbis NTB/bul)

Sorghum Cookies, Oleh-oleh Khas Lombok yang Beda MUNGKIN di antara kita, tidak terlalu mengenal tanaman sorghum yang dulunya banyak ditanam oleh petani tetapi sekarang sudah mulai dilupakan orang. Keberadaannya yang sudah mulai langka membuat Nur Rahmi Yanti, SP sejak tahun 2014 mulai tertarik untuk membuat olahan dari sorghum. “Kalau untuk panganan lokalnya sudah sejak tahun 2007 saya berkecimpungnya,” terang Yanti, panggilan akrabnya, saat dihubungi beberapa waktu lalu. Ia bersama rekannya, Muhammad Bayu Hermawan,SH sebagai penemu sorghum di NTB, menambahkan pemilihan sorghum sebagai bahan produknya dikarenakan tanaman ini sudah hampir punah eksistensinya. “Sedangkan tanaman ini adanya hanya di 3 provinsi saja, salah satunya di NTB,” tambahnya. Selain itu, ia ingin mengubah pandangan masyarakat akan sorghum yang hanya dikenal sebagai pengganti nasi saja. “Produk yang saya buat ini merupakan turunan olahan sorghum yang dimodifikasi menjadi lebih modern,” jelasnya. Dengan merk Yant Healthy Cookies yang berlokasi di Rembiga, Yanti membuat produk cookies yang terbuat dari 100% tepung sorghum. “Resepnya otodidak yang saya peroleh dari ibu saya yang pintar membuat kue,” jawabnya. Ada 10 varian rasa cookies yang diproduksinya, mulai green sorghum with nuts, white cookies mix sorghum and casava with milk, red cookies sorghum, soft blue with pineapple, purple cookies with raisin, black cookies with chocolate,yellow cookies with sorghum sweetener, pink cookies with cheese, glowing cookies mix varian cookies sorghum dan orange cook-

ies sorghum brown balls. “Dari ke-10 varian rasa itu, yang menjadi favorit adalah varian putih dan kuning,” kataYanti. Dalam sebulan, dirinya bisa memproduksi sampai 500 kotak cookies dengan ukuran 200-400 gram yang dbanderol seharga Rp 30 ribu. “Sebulan saya bisa menghabiskan sampai 4 ton sorghum sebagai bahan baku,” terangnya. Sorghum ini diperolehnya dari para petani yang sudah bermitra dengannya, sehingga memiliki lahan terapan sendiri untuk budidaya sorghum. “Lokasinya di Tanak Beak, Lombok Tengah jadi kami tidak kesulitan mencari bahan baku,” jelasnya. Meski termasuk oleh-oleh khas Lombok, ternyata tidak banyak orang Lombok yang mengetahui produk ini. “Rata-rata belum tahu ya, makanya pemasaran saya lebih banyak di luar daerah,” ujar Yanti. Walaupun begitu, sudah banyak prestasi yang diraih oleh dirinya dengan produk sorghum cookiesnya, mulai dari penghargaan dari Bank Mandiri, Astra, Soprema, dan Unilever. Untuk pemasaran, selain di toko sendiri di Rembiga, sorghum cookies juga bisa ditemui di Transmart,dan Islamic Center.“Bakalan menyusul juga di toko kue 3&4 nantinya,” sahutnya. Yanti menerangkan dirinya berencana untuk memindahkan tempat produksi sekarang di Rembiga ke Lombok Tengah agar dekat dengan sumber bahan baku. Selain cookies, produk turunan sorghum yang dibuatnya juga beragam, mulai minuman,tepung, beras sorghum dan gula cair. “Ke depannya tentunya kami akan memperluas pasar kami baik b to b, c to c. Target kami bisa menggantikan gandum yang kebutuhannya sangat luar biasa di Indonesia,” harapnya. (uul)

(Ekbis NTB/uul)

Produk oleh-oleh khas Lombok yang berbahan baku sorghum.

Fashion

Keris, Warisan Kuno yang Masih Diminati

HS Mode Factory Outlet Tawarkan Mode Terbaru dan ’’Limited Edition’’

KERIS adalah identitas Indonesia. Benda ini adalah warisan kuno.meski begitu, ia justru masih banyak peminat. Tidak saja dari dalam negeri, di luar negeripun permintaan masih menjanjikan. Tak banyak orang yang menjaga warisan leluhur ini eksis. Produksinya pun terbatas. Di tahun 2018 ini, ada beberapa kolektor keris yang masih bertahan, khususnya di Kota Mataram. Pada masa lalu, keris berfungsi sebagai senjata dalam peperangan,sekaligus sebagai benda pelengkap sesajian. Pada penggunaan masa kini, keris lebih merupakan benda aksesori (ageman) dalam berbusana, memiliki sejumlah simbol budaya, atau menjadi benda koleksi yang dinilai dari segi estetikanya. Dalam sebuah literatur, asal usul keris belum sepenuhnya terjelaskan karena tidak ada sumber tertulis yang deskriptif mengenainya dari masa sebelum abad ke-15, meskipun penyebutan istilah “keris” telah tercantum pada prasasti dari abad ke-9 Masehi. Pengetahuan mengenai fungsi keris dapat dilacak dari beberapa prasasti dan laporan-laporan penjelajah asing ke nusantara. Media ini menjumpai salah satu kolektor keris di Kota Mataram, Lalu Erwin. Ia tinggal di salah satu komplek perumahan di Kota Mataram. Saat bertemu dengannya, guru SMK 4 Negeri Mataram ini terlihat sedang menghunus keris yang menjadi koleksinya. Tangannya nampak sangat meyakinkan, ketika perlahan-lahan keriskeris itu dibersihkan. Empat bilah keris sedang dibersihkan. L. Erwin menggunakan jeruk nipis. Katanya, air jerus nipis dapat merontokkan karat. Benar saja, tak beberapa lama setelah potongan jeruk nipis digosok, bilah keris yang dibersihkannya nampak mengkilat. Besi keris-keris itu tidak ter-

FASHION menjadi bagian tidak terpisahkan dari wanita yang rela mengeluarkan budget besar-besaran mengikuti tren terbaru. Tetapi mereka menginginkan mode yang berbeda dengan yang lain, sehingga terkesan tidak pasaran. Mengkhususkan diri dalam fashion mode wanita, HS Mode Factory Outlet menyediakan berbagai produk fashion yang bervariasi tergantung pilihan pengunjung. “Kemarin memang outlet ini menyediakan fashion bagi pria dan perempuan, tetapi sekarang kita mengkhususkan diri untuk fashion wanita,” terang Manager operasional HS Mode Factory Outlet Dini Hafsari belum lama ini. Outlet yang berlokasi di Jalan Pendidikan Nomor 7 Gomong, Mataram. Nama HS yang merupakan singkatan nama dari pemiliknya ini seperti outlet butik pada umumnya

menyediakan berbagai macam brand lokal maupun luar negeri dengan kualitas premium. “Pangsa pasar kita memang untuk kalangan menengah ke atas tetapi dengan harga yang bisa terjangkau oleh semua kalangan,” jelasnya. HS Mode FO menyediakan berbagai fashion wanita mulai dari blouse, tunik, outer, gamis, jilbab, dan lainnya. Dini menambahkan model yang tersedia termasuk limited edition sehingga model tersebut tidak tersedia dalam jumlah banyak. “Jangan takut untuk sama dengan yang lain jika menggunakannya, karena di sini stoknya paling banyak 5 tapi dengan warna yang berbeda,” paparnya. Dari semua produk yang tersedia, produk best-seller di HS Mode FO adalah blouse dan tunik. “Apalagi bagi mereka yang baru memakai hijab memilih pakai tunik karena ukurannya

(Suara NTB/uul)

Dini serta karyawan HS mode FO.

yang panjang dan nyaman dipakai untuk semua acara. Sedangkan blouse banyak digunakan untuk kerja atau kuliah,” terangnya. Produk-produk yang ada diambil langsung dari pabrik di Jakarta sehingga terkesan eksklusif. Untuk harga, kisaran produk di HS Mode dibanderol mulai dari harga Rp 90 ribuan. “Sampai akhir bulan ini, kita juga mengadakan diskon cuci gudang besar-besaran untuk menghabiskan stok,” kata Dini. Produk yang didiskon merupakan fashion pria dan wanita dengan berbagai merk terkenal dengan kualitas terbaik. Pengunjung HS Mode, imbuhnya, kebanyakan merupakan mahasiswa dan pekerja kantoran yang tahu dari lewat depan outlet maupun tinggal di sekitarnya. “Ibu-ibu yang kebetulan jemput anaknya di sekolah depan juga banyak yang masuk sini sambil menunggu. Banyak yang bilang takut masuk sini karena dikira harganya mahal, tetapi ternyata tidak,” ujarnya. Pemasaran HS Mode lebih banyak melalui sosial media karena pengunjung bisa melihat produk terbaru disana. “Kita banyak kirim barang sampai Lombok Timur dan Lombok Utara bahkan sampai Sumbawa setelah mereka melihat produk baru di sosial media kami,” ujar Dini. Meski banyak outlet fashion di kota Mataram, HS Mode mengutamakan pelayanan dan kualitas produk yang oke agar konsumen tetap balik. “Ke depannya, kami berencana ingin membuka cabang baru jika HS Mode perkembangannya bagus,” jelasnya. (uul)

mintaan dari Malaysia setiap bulan. lihat seperti besi kini. L. Erwin kemudian menunjukkan, Keris-keris ini juga dikirim ke Belanmana keris yang usianya tua, dan mana da. Karena disana ada museum keris,” yang usianya relative muda. Salah satu demikian L. Erwin. Hampir setiap hari diluar jam aktif kerus yang dipegang konon usianya sudah cukup tua. Tapi tak disebut angka mengajarnya, ia nampak sibuk. Berbtahun umurnya. Besi keris nampak berbin- agai kegiatan ia lakukan. Dari memtik-bintik terang, ada juga garis-garis. Ia bersihkan keris, membuat gagang, hingga memoles gagang. Rumahnya menyebut besinya dari batu meteor. Memasuki rumahnya mungkin agak nyaris tak pernah sepi tamu. Mereka sedikit berbeda. Maklum, dari teras ru- yang mengunjunginya, rata-rata berumahnya dijejali bilahan-bilahan berb- rusan soal keris. Berbicara harga jualnya, sejuah ini agai jenis kayu. Katanya akan dibuat sebagai gagangnya. Di dalam rumah- belum ada yang dihargai fantastis. nya, kita bisa menjumpai beberapa Realtif normal, dari ratusan ribu, hingperkakas berusia lama. Di antaranya ga jutaan rupiah. Tergantung tingkat gentong kuno, lukisan tua, dan beber- usia keris. Soal ukuran, biasanya tak apa perkakas orang tempo dulu. Ia dipersoalkan. Bagi kolektor yang beruntung, keris mendapatkan barang-barang itu dari mereka yang datang menawarkannya. bahkan terjual hingga puluhan miliar Etalase kaca berukuran besar mil- diluar negeri. Orang luar negeri meniknya penuh dengan gagang dan ganggap keris sebagai barang yang sarung keris berbagai ukuran dan uki- sangat antik. Karena itu, jangan panran. Beberapa jenis keris tersimpan dang keris sebelah mata.(bul) disana, belati juga ada. Usia besi-besi tajam berpahat itu tentu berbeda-beda. Lalu Erwin juga baru saja usai mengepak pesanan. Keris-keris yang dibelinya akan dikirim ke beberapa pemesan di dalam negeri. Untuk pesanan luar negeri, ia masih menunggu telpon. Sesekali ia juga bercerita tentang pengalaman supranaturalnya menyimpan keriskeris itu. Apakah keris masih diminati? L . Erwin mengiayakannya. Peradaban modern tak membuat keris hanya menjadi kisah sejarah. Benda ini masih banyak dicari. Soal penggunaannya, pria kelahiran Rarang, Lombok Timur ini tak tak terlalu jauh menjabarkannya. “Dari dalam negeri peme(Ekbis NTB/bul) sanannya rutin. Ada juga per- L. Erwin menunjukkan koleksi keris yang dimiliki.

Pemimpin Umum: Agus Talino Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Raka Akriyani Redaktur Pelaksana: Marham Koordinator Liputan : Akhmad Bulkaini Redaktur : Marham, Zainudin Syafari, Akhmad Bulkaini Staf Redaksi Mataram : U'ul Efriyanti Prayoba Lombok Barat: M.Haeruzzubaidi, Lombok Tengah : Munakir. LombokTimur: Rusliadi, Yoni Ariadi. KLU : Johari. Sumbawa Barat : Heri Andi. Sumbawa : Arnan Jurami, Indra Jauhari. Dompu : Nasrullah. Bima : Rafiin.Tim Grafis : A.Aziz (koordinator), Didik Maryadi, Jamaludin, Mandri Wijaya Kantor Redaksi : Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257.Tarif Iklan : Iklan Baris : Rp 20.000/baris Min 2 baris max 10 baris (1 baris 30 character). Display B/W (2 kolom/lebih): Rp 30.000/mmk. Display F/C : Rp 35.000/mmk. Iklan Keluarga : Rp 20.000./mmk. Iklan Advertorial : Rp 15.000/mmk. Iklan NTB Emas (1 X 50 mmk): Rp 500.000/bulan (25 X muat). Iklan Peristiwa : Rp 350.000/kavling. Alamat Bagian Langganan/Pengaduan Langganan: Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Harga Langganan: Rp 85.000 sebulan (Pulau Lombok) Rp 90.000 sebulan (Pulau Sumbawa), Pembayaran di muka. Harga eceran Rp 5.000. Terbit 1 kali se-minggu. Penerbit: PT Suara NTB Pers. Percetakan: PT Bali Post.

Ekbis NTB

 Wartawan Ekbis NTB selalu membawa tanda pengenal, dan tidak diperkenankan menerima/meminta apa pun dari nara sumber.


Ekbis NTB

Ekbis NTB Senin, 12 Maret 2018

CGV Cinemas Mataram Hadirkan Pemain Film Benyamin Biang Kerok CGV Cinemas Mataram sudah beberapa kali mendatangkan para pemain film-film yang sedang tayang. Kali ini CGV mendatangkan artis peran Reza Rahardian yang berperan sebagai Pengki dan Delia Husein sebagai Aida dalam film Benyamin Biang Kerok. Banyak penggemar yang datang dan ingin bertemu kedua artis ini. Sebelum menyapa penggemarnya di Lombok, Reza dan Delia menyempatkan diri nonton bareng. Salah satu auditorium di CGV Cinemas Mataram dipenuhi penonton yang ingin menyaksikan Film Benyamin Biang Kerok bersama Reza dan Delia. “Kita sudah beberapa kali mendatangkan artis khususnya artis dari film yang sedang tayang. Kita ingin berikan kesempatan kepada penggemar atau penonton yang ada di Lombok untuk bertemu dengan artis idolanya,” kata Head of Marketing Site CGV Cinemas Mataram, Teguh Widyo, di Mataram, Minggu (11/3). Ia melihat antusias penonton di Lombok untuk bertemu para pemeran film Benyamin Biang Kerok cukup bagus. Terbukti dengan banyaknya penggemar yang hadir pada acara temu sapa bersama dua pemeran Benyamin Biang Kerok yang datang pada Minggu (11/3) sore. “Mereka kurang lebih satu jam di sini untuk menyapa penggemarnya,” ujarnya. Sebenarnya film Benyamin Biang Kerok ini merupakan versi yang baru dari judul yang sama. Berbeda dengan versi lama, Pengki di Benyamin Biang Kerok terbaru adalah anak orang kaya yang hidup bergelimang uang.

(Ekbis NTB/ist)

Film yang tayang sejak 1 Maret 2018 ini bisa dibilang meminjam judul dan nama pemeran utama dari film versi 1972. Sementara Benyamin Biang Kerok garapan Hanung Bramantyo dihidupkan lagi dengan cerita baru. Karakter Pengki yang diperankan Benyamin Sueb diteruskan Reza dalam film versi anyar. Dengan gaya yang kocak dan tawanya yang khas, Reza terbilang sukses memerankan tokoh Pengki. Berbeda dengan film lama, Pengki yang diperankan oleh Reza Rahadian ad-

Disnakertrans Klaim Indikator Menekan Pengangguran Tercapai Dari Hal. 1 Pelatihan diberikan selama 2 smpai 3 hari, lalu diberikan stimulan (dukungan bantuan). Selain itu, bantuan wirausaha muda yang diberikan dan difasilitasi pemerintah daerah. Tidak hanya itu, para penyandang disabilitas juga tak luput diperhatikan. Di NTB ada sebanyak 60 ribuan jumlah difabel. Di dalamnya tentu ada komposisi pengangguran. Mereka yang memiliki keterbatasan fisik ini juga diberikan pelatihan dan pembinaan. Selanjutnya, perusahaan juga diminta menampungnya. Sesuai Undang Undang ketenagakerjaan tahun 2016, bahwa setiap perusahaan memiliki kewajiban menampung penyandang difabel, 1 persen dari total jumlah karyawannya. Dalam hal ini, Disnakertrans akan melakukan pengawasan dan pembinaan kepada perusahaan perusahaan agar memenuhi amanat undang undang itu. “Selain difabel, kepada lansia juga kita memiliki program,” tambahnya. Adanya program ini, pihaknya mengharapkan ada kucuran APBN dalam mem-

bantu mengurangi pengangguran di NTB, Hal lain yang juga dilakukan, pihaknya telah mempersiapkan program untuk penempatan tenaga kerja, baik dalam negeri, maupun luar negeri. ‘’Sementara untuk kegiatan padat karya, programnya memfasilitasi kelompok kelompok ternak mengembangkan diri melalui kandang kolektif. Harapannya, ternak lebih cepat dikembangkan,’’ ujarnya. Program besar yang dilaksanakan setiap tahun yang paling menyedot perhatian yakni bursa kerja atau job fair. Tahun 2018 ini ada dua kali kegiatan rencananya. Antara April-Mei digelar job fair mini melibatkan 15 perusahaan. Sebelum akhir tahun akan dilaksanakan job fair skala besar, akan diminta kesediaan 40 perusahaan yang ada di NTB. “Melalui program program tersebut, bekerjasama dengan stakeholders, kita berharap angka pengangguran dapat ditekan sebesar besarnya,” demikian H. Wildan.(bul)

Angka Pengangguran Masih Tinggi, Apa Kabar Program WUB? Dari Hal. 1 wirausaha baru ini mestinya harus dibimbing serta dikontrol agar mereka mampu berwirausaha dengan baik, bahkan menciptakan lapangan pekerjaan baru. “Yang ahli perbengkelan, mereka didorong bikin bengkel. Yang ahli bidang kerajinan tangan agar diberikan peralatan yang dibutuhkan, sehingga usahanya bisa berkembang,” ujarnya. Politisi PAN ini juga mengajak generasi muda untuk mengubah pola pikir dalam mencari pekerjaan. Karena tak bisa dipungkiri bahwa mayoritas angkatan kerja baru hanya mengejar status Aparatur Sipil Negara (ASN) dan bekerja di kantoran. Harus disadari bahwa peluang ASN memang sangat terbatas. Karena itulah pola pikir entrepreneurship harus ditumbuhkan, karena peluang untuk mencapai kesuksesan di bidang wirausaha sangat terbuka lebar. “ Kuncinya memang harus kreatif, terlebih di era digital ini. Era sekarang ini ada banyak sekali peluang dan tantangan yang bisa diambil oleh angkatan kerja baru. Pemda harus mendorong agar jiwa-jiwa kreatif itu selalu muncul,” katanya. Untuk menumbuhkan industri baru dari hasil wirausaha itu, salah satu tantangannya adalah munculnya ritel modern yang semakin banyak jumlahnya. Tak hanya di kawasan perkotaan, gerai ritel modern semakin berjejal sampai ke pelosok desa. Pemda tidak bisa serta merta mem-

Dukung Pemerintah Desa Miliki LKM Syariah Anggota Komisi XI Bidang Keuangan DPR RI H. Willgo Zainar mendukung Pemerintah Desa memiliki Lembaga Keuangan Mikro (LKM) berbasis syariah. Setiap pemerintah desa sejak beberapa tahun terakhir memang memiliki nilai APBDes yang cukup besar yang berasal dari sejumlah sumber. Salah satu sumber APBDes yang paling besar tentunya dari dana desa yang ditransfer Pemerintah Pusat.

SWAFOTO - Reza dan Delia melakukan swafoto bersama penonton yang ada di salah saty auditorium CGV Cinemas Mataram yang sedang menayangkan film Benyamin Biang Kerok.

berikan izin pengoperasian ritel modern dengan jumlah yang nyaris tak terkontrol. Banyaknya ritel modern bisa menjadi ancaman bagi pelaku usaha yang dibangun oleh masyarakat. Pemda diminta untuk memproteksi dampak buruk dari bisnis ritel modern tersebut, karena ia memandang bahwa persaingan antara ritel modern dengan toko yang dikelola oleh masyarakat sangat jomplang. Hampir semua yang dijual oleh toko milik warga, dijual juga oleh ritel modern tersebut. “ Memang ritel modern juga menyerap tenaga kerja lokal, namun jumlahnya kan tidak begitu banyak. Persaingan antara ritel modern dan toko milik warga tidak bisa sama, karena di sana banyak sekali promo-promo menarik, aneka diskon dan lainnya” kata Sulthon. Hadi Sulthon juga menyoroti masih tingginya pengangguran dari lulusan SMK. Karena tingginya angka pengangguran dari lulusan SMK ini, ia meminta kepada Dinas Pendidikan Provinsi NTB untuk mendesain kurikulum yang membuat lulusan sekolah vokasi tersebut terserap di pasar kerja. “SMK ini keahliannya masih terbatas. Keahlian mereka setengah-setengah. Karena itu tenaga guru serta kurikulum pendidikannya harus yang mampu menjawab pasar kerja,” ujarnya.(ris)

alah anak orang kaya yang hidup bergelimang uang di rumah berteknologi canggih. Dalam film versi baru, Pengki menikmati kekayaan hasil kerja keras ibunya (Meriam Bellina), pebisnis terkemuka di Indonesia. Sebaliknya, ayah Pengki (Rano Karno) hidup sederhana di rumah bergaya Betawi sambil mengurus kambing. Pengki punya sahabat setia, Somad (Adjis Doa Ibu) dan Achie (Aci Resti). Kalau sedang tidak melatih tim sepak bola anak-anak di kampung Betawi, mereka sibuk menjalankan misi rahasia dengan bantuan teknologi rakitan Somad. Misi mereka saat ini adalah menyelamatkan Aida (Delia Husein), penyanyi pujaan hati Pengki yang dipenjara oleh mafia kejam, Said To Nirojim (Komar). Pengki bersama Somad dan Achie berencana menyabotase kasino ilegal di Jakarta setelah mengetahui markas dan pemukiman warga Betawi pinggiran akan digusur. Kasino yang mereka sabot adalah milik Said yang saat itu sedang berjudi bersama Hengki. Kedu-

anya adalah mafia terbesar yang menguasai bisnis judi. Sebagai anak Betawi kaya, Pengki dianggap lelaki tak berguna. Maminya selalu menganggap Pengki hanya sebatas anak manja yang menghambur-hamburkan uang ibunya. Cintanya kepada Aida mengubah sikap Pengki. Pengki jadi punya cita-cita yaitu memiliki sekolah yang bisa menampung anak-anak miskin. Sayangnya, Said memergoki hubungan PengkiAida sekaligus berhasil membongkar kedoknya saat dia menyatroni kasino miliknya. Kisah yang menarik inilah yang membuat banyak penggemar film Benyamin sangat ingin betemu dengan artis idolanya ini. Dengan didatangkannya Reza dan Delia, manajemen CGV Cinemas Mataram berharap bisa mengobati kerinduan para penggemar di Lombok terhadap artis peran ini. “Dalam waktu dekat akan kita datangkan lagi artis salah satu film. Untuk kepastiannya akan kita umumkan segera, siapa saja artis yang akan datang,” ujarnya. (lin)

WILLGO Zainar kepada Ekbis NTB mengatakan, semakin banyak pemerintahan desa yang sudah memiliki Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Ada banyak entitas bisnis yang dijalankan oleh desa, mulai dari toko sembako, usaha air minum, pengelolaan destinasi wisata, usaha batako hingga program simpan pinjam. “Saya sangat setuju kalau di desa ada LKM Syariah. Karena dana desa itu skemanya diatur oleh pusat ya sehingga harus sesuai dengan peruntukan dan lain sebagainya,” kata Willgo Ia mengatakan, LKM di desa berpotensi menggerakkan ekonomi di desa asalkan lembaga tersebut mampu dikelola dengan baik, profesional dan memiliki sumber daya yang memadai. Ada banyak hal positif yang diperoleh oleh masyarakat sekitar jika lembaga keuangan hadir di desa. Misalnya pada aspek pengembangan usaha skala mikro seperti warung, pedagang bakulan hingga industri rumahan. Masyarakat memang harus diberikan literasi yang baik terkait dengan pentingnya lembaga keuangan dalam urusan ekonomi. Tak bisa dipungkiri, sebagian masyarakat masih dihadapkan dengan minimnya akses ke

Disumbang Pengangguran Terdidik Dari Hal. 1 Namun di lapangan, yang diharapkan dari supply tenaga kerja tidak bisa diharapkan. Tidak sesuai dengan kualifikasi yang diinginkan oleh perusahaan. Apalagi jika calon pegawai ini menginginkan gaji yang tinggi yang tidak bisa disediakan oleh perusahaan. ‘’Kalau UMR di NTB sudah sesuai, tetapi pertanyaannya apakah semua pengusaha mampu membayar pekerjanya senilai itu,’’ tanyanya balik. Diakuinya, banyak pengusaha tidak membayar pekerjanya sesuai UMR, karena melihat lagi dari segi kualifikasinya yang tidak standar. Para pencari kerja yang juga tidak mau memperbarui dirinya dengan memiliki kompetensi untuk menunjang mencari kerja. Kompetensi itu sangat penting. ‘’Berkaca dari

Malaysia di mana perusahaan di sana sangat mementingkan sertifikat kompetensi dalam menerima pegawai di samping ijazah,’’ jelasnya. Namun, yang menjadi masalah, lulusan yang dihasilkan oleh BLK dan SMK apakah sesuai dengan yang dibutuhkan oleh dunia kerja. ‘’Apakah kurikulumnya sesuai dengan yang diinginkan dunia kerja. Kemudian kejenuhan jurusan yang ditawarkan hanya itu-itu saja padahal sekarang ada jurusan spesifik yang dibutuhkan dunia kerja,’’ terang Ihsan. Selain itu, pola pikir masyarakat yang hanya terpaku untuk mencari kerja yang harus diubah oleh lembaga pendidikan ini. ‘’Mereka yang keluar dari SMK atau lembaga pelatihan ini harus mampu berpikir untuk menjadi pengusaha. Berkaca dari Singapura yang sebagian besar

penduduknya menjadi pengusaha,’’ jelasnya. Apalagi potensi di NTB sangat besar untuk dimanfaatkan oleh para angkatan kerja. Sehingga jika bisa menciptakan pengusaha-pengusaha baru bisa menyerap tenaga kerja yang banyak. ‘’Kalau bilang kendala modal. Sekarang sudah mudah kan bisa memanfaatkan dunia maya untuk mempromosikan diri atau usahanya,’’ terangnya. Memang tidak dinafikan peran pemerintah juga penting terutama untuk dana investasi. “Kalau ada investasi, pasti ada pertumbuhan ekonomi sehingga semua pihak harus saling bekerja sama,” kata Ihsan. Ia berharap para angkatan kerja ini harus bisa kreatif dan berinovasi dengan baik, sehingga bisa memenangkan pertempuran dalam merebut dunia kerja. (uul)

Tamat Kuliah, Sulitnya Mencari Kerja Dari Hal. 1 Ia menjelaskan kesulitan mencari kerja ini dikarenakan terlalu banyak saingan. Sebab banyak sarjana yang menganggur akibat kurang kreatif atau modal yang tidak ada. “Saya sudah puluhan kali melamar di instansi tetapi sepertinya di sana masih tinggi KKN-nya, masih sistem kekeluargaan,” ungkapnya. Menurutnya, generasi muda yang sekarang maunya kerja instan, meski gajinya sedikit, yang penting pakai seragam agar terkesan gaya. ‘’Padahal kerja kan tidak mesti di kantor yang penting jelas tujuannya untuk nyari uang,’’ ujar perempuan 30 tahun ini. Ia sebenarnya ingin memiliki usaha sendiri agar mandiri, tetapi karena modal yang terbatas mimpi itu masih terkendala. ‘’Pemerintah lebih baik membina atau melatih para pencari kerja ini untuk buat inovasi,’’ harapnya. Selain itu penyediaan modal dan sarana pemasaran menjadi poin pentingnya. Sama juga yang dikatakan Risnalia asal Montong Gading, Lombok Timur ini mengatakan selama 5 bulan setelah lulus dirinya sudah berulangkali memasukkan lamaran kerja. “Dari delapan kali ngelamar, empat di antaranya saya lolos tetapi tidak ada

yang cocok dan tidak minat makanya masih nganggur,” jelasnya. Saat ditanya memang minat bekerja kantoran, ia menjawab mau tetapi yang bisa memberikan gaji yang banyak. “Tidak tergantung jurusan sih kerjanya di mana,” katanya. Untuk mengisi waktu luangnya, ia sekarang memulai usaha jualan gorengan di rumah yang setidaknya bisa memberikan pemasukan yang lumayan baginya. “Saya sebenarnya lebih memilih usaha sendiri karena bisa kita atur waktunya sedangkan kalau kerja kantoran harus tepat waktu,” terang lulusan S1 Fakultas Teknologi Pangan Unram ini. Dengan berusaha sendiri, juga melatih dirinya agar mampu bersaing dengan yang lain. “Kalau bisa ke depannya, pemerintah bisa menyediakan lapangan pekerjaan yang luas bagi para pencari kerja,” sahutnya. Sementara Mizmar Huda di Praya Lombok Tengah menginginkan bisa bekerja di bidang yang diinginkan atau sesuai jurusan. Tamat di SMK Jurusan Listrik, dirinya menginginkan bisa bekerja di PLN atau perusahaan yang bermitra dengan PLN. Namun, akibat banyaknya persaingan dirinya masih belum bisa lolos. Dalam hal ini, dirinya hanya mengandalkan panggilan

3

warga untuk memasang instalasi listrik di rumah atau instansi. Namun, itu tidak bisa rutin dilakukan setiap hari. Akibatnya, dirinya terpaksa bekerja serabutan asalkan dapur tetap menyala dan memenuhi kebutuhan keluarganya. Lain halnya dengan Salman, salah satu guru honor di sekolah di Lombok Barat. Salman menganggap bekerja sebagai seorang guru honor bukanlah profesi atau pekerjaan. Baginya, menjadi guru honor adalah ajang pengabdian pada masyarakat, karena upah yang diterima jauh dari kata sejahtera. Belum lagi, upah atau honor yang diterima di bawah Upah Minimum Provinsi dan diberikan 1 kali dalam 3 bulan. Sementara harga kebutuhan pokok terus naik. Untuk itu, ia berusaha mencari cara agar tetap makan bersama keluarga. Salah satunya dengan membuka usaha bekam di rumahnya. Setidaknya dari bekam ini, ia mampu mendapatkan penghasilan yang cukup untuk biaya kebutuhan sehari-hari. Meski demikian, menjadi ASN atau PNS adalah tujuan utamanya. Dirinya berharap pada seleksi penerimaan CPNS tahun 2018, dirinya bisa diterima, baik lewat jalur formasi umum atau pengangkatan tenaga honor. (uul)

perbankan karena literasi yang rendah. Mereka sering menempuh upaya paling klasik dalam mengakses modal yaitu ke rentenir. Upaya ini tak akan pernah memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Karena itu LKM sangat diharapkan hadir di desa untuk melayani keuangan masyarakat. “ Sangat mendukung jika ada kesadaraan seperti itu. Karena LKM itu sendiri akan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sehingga lebih akuntabel, lebih governance serta diharapkan lembaga ini kridibel, sehingga lembaga ini bisa berhubungan dengan lembaga keuangan lainnya,” tambah politisi Partai Gerindra ini. Sebelumnya, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa dan Kependudukan dan Pencatatan Sipil ( DPMPD Dukcapil) NTB Dr. H. Ashari mengatakan, BUMDes sejatinya memiliki fungsi yang besar bagi kemajuan pemerintah desa mela-

lui sejumlah usaha yang bisa dikembangkan. Namun harus diakui masih banyak kendala yang dihadapi oleh pemerintah desa di NTB, mulai dari dana, lahan, gedung hingga SDM pengelola BUMDes. “Untuk meningkatkan SDM, tahun ini kami akan lakukan pembinaan serta peningkatan kapasitas untuk kepala desa, aparatur serta para pengurus BUMDes ini,” kata Ashari. DPMPD Dukcapil NTB mendorong agar BUMDes juga memiliki LKM atau program simpan pinjam berbasis syariah. Produk ini sangat penting untuk membantu permodalan masyarakat yang membutuhkan tambahan biaya usaha tanpa harus mengandalkan lembaga keuangan yang tidak jelas. BUMDes ikut membina dan memantau kredit masyarakat guna mensukseskan program yang dijalankan, karena aspek pembinaan tak dipungkiri memiliki posisi yang sangat penting dalam proses ini. (ris)

’’Skill’’ dan Kompetensi Penting untuk Bersaing Dari Hal. 1 ‘’Sebenarnya tujuan BLK ini kan agar para peserta ini bisa mandiri setelah keluar dari sini karena mereka sudah memiliki ilmunya,’’ jawabnya. Memang setelah menjalani pelatihan di BLK NTB, bukan berarti peserta akan langsung mendapatkan pekerjaan tetapi harus mencari kembali. ‘’Setidaknya mereka memiliki skill serta sertifikat untuk menunjang mereka dalam mencari kerja,’’ ujar Tami. Apalagi jika ada kesempatan, mereka bisa uji kompetensi yang BLK NTB lakukan dengan bekerjasama dengan LSP dari Surabaya karena BLK NTB belum memilikinya. ‘’Uji kompetensi ini sebenarnya penting karena di luaran sana, perusahaan sudah mementingkan sertifikat kompetensi sebagai salah satu syarat,’’ terangnya. Selain keterampilan, peserta BLK juga mengedepankan perilaku mereka ke depannya dalam menghadapi dunia kerja. ‘’Karena kita tidak ingin saat anak-anak dilepas untuk OJT ke tempat kerja, ada

protes terkait attittude mereka yang tidak sopan. Kalau mereka bisa menjaga sikap mereka, sering tempat mereka OJT itu menambah waktu OJT karena kinerjanya yang bagus,’’ ujarnya. Ia mengakui memang pelatihan di BLK termasuk singkat sehingga hasil pembelajaran yang diterima tidak maksimal. Pemerintah melalui BLK NTB memang hanya mampu memberikan pelatihan singkat bukan bantuan usaha kepada para peserta, tetapi setidaknya dengan bekal ilmu tersebut mereka bisa mandiri. “Dari data tahun 2017 kemarin, lulusan di sini yang sudah bekerja hampir mencapai 95% dari total 600-an peserta,” terangnya. Pihaknya menargetkan di tahun ini, lebih dari 1000 peserta didik yang akan diberi pelatihan agar mereka memiliki skill yang kompeten. “Kami berencana di tahun ini akan membuat Indotel sendiri sebagai tempat TUK untuk jurusan perhotelan. Apalagi potensi pekerjaan di bidang perhotelan sangat terbuka lebar dengan adanya KEK Mandalika nantinya,’’ ujarnya. (uul)

Angka Setengah Pengangguran yang Mengkhawatirkan Dari Hal. 1 Disusul oleh sektor perdagangan dan jasa kemasyarakatan masing-masing sebanyak 514.871 orang (22,22 persen) dan 363.364 orang (15,68 persen). Dilihat berdasarkan tren sektoral, hampir tidak ada lapangan pekerjaan yang konsisten naik atau turun kontribusinya dalam penyerapan tenaga kerja. Kontribusi penyerapan tenaga kerja bergerak fluktuatif antar semesternya. Selama Agustus 2016–Agustus 2017, sektor-sektor yang mengalami peningkatan persentase penduduk yang bekerja adalah sektor industri (2,91 persen poin), sektor perdagangan (2,84 persen poin), sektor konstruksi (0,90 persen poin). Sedangkan sektor-sektor yang mengalami penurunan adalah sektor pertanian (3,09 persen poin), sektor jasa kemasyarakatan (1,56 persen poin). Sektor lainnya (listrik gas dan air minum ,pertambangan dan penggalian) (0,98 persen poin), sektor transportasi dan pergudangan dan komunikasi (0,88 persen poin), dan sektor keuangan (0,14 persen poin). Penyerapan tenaga kerja hingga Agustus 2017 masih didominasi penduduk bekerja berpendidikan rendah yaitu SMP ke bawah sebanyak 1.559.978 orang (67,34 persen). Sedangkan penduduk bekerja berpendidikan menengah (SMA sederajat) sebanyak 513.943 orang (22,18 persen). Penduduk bekerja berpendidikan tinggi hanya sebanyak 242.799 orang (10,48 persen) mencakup 41.481 orang, berpendidikan Diploma dan 201.318 orang berpendidikan universitas. Endang kemudian menekankan pada angka penduduk setengah bekerja di NTB. Indikator ini mampu menjelaskan tidak semua penduduk bekerja memiliki produktivitas yang tinggi, diindikasikan oleh perbedaan jam kerja. Pe-

kerja tidak penuh terbagi menjadi dua kelompok yaitu pekerja setengah penganggur dan pekerja paruh waktu. Persentase pekerja penuh pada Agustus 2017 sebesar 63,07 persen sedikit menurun dibandingkan keadaan Agustus 2016 (65,80 persen). Sedangkan persentase pekerja tidak penuh sebesar 36,93 persen naik 2,74 persen poin jika dibanding Agustus 2016 (34,20 persen). Pekerja setengah penganggur, persentasenya naik dari 13,87 persen menjadi 17,27 persen dalam setahun terakhir. Sementara persentase pekerja paruh waktu turun dari 20,32 persen menjadi 19,66 persen. ‘’Nah, setengah bekerja inilah yang perlu menjadi perhatian. Terutama mereka yang bekerja hanya 35 jam per minggu. Artinya mereka masih butuh pekerjaan lain untuk tambahan penghasilan,’’ kata Endang. Terhadap persoalan ketenagakerjaan ini salah satu kunci pentingnya ada di Dinas Nakertrans. Bagaimana mengoptimalkan peran Balai Latihan Kerja di NTB. Salah satu yang menjadi perhatian adalah BLK internasional yang ada di Aikmel, Lombok Timur. Memiliki potensi cukup besar melahirkan SDM- SDM yang berkualitas. Sayangnya, sebagian besar diisi oleh SDM dari luar daerah untuk memenuhi kebutuhannya. Program- program pelatihan di BLK juga menurutnya sangat penting dikawal. Pastikan seperti apa implementasi pelatihan yang telah mereka terima. Demikian juga harus dipersiapkan sarana dan prasarana pendukung bagi lulusan SMK, agar dominasi pengangguran dari lulusan SMK dapat diminimalisir. ‘’Dan pikirkan bersama bagaimana konversi sektor pertanian yang menyerap paling besar tenaga kerja, namun pendapatannya kecil,’’ demikian Endang. (bul)


4

Industri Keuangan

Ekbis NTB Senin, 12 Maret 2018

(Ekbis NTB/ham)

Sekda NTB H. Rosiady H. Sayuti memberikan sambutan di acara Bersama Membangun Negeri Melalui Kampung KB dalam acara Inspiratif Expo yang digelar Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) NTB di Jalan Udayana Mataram, Minggu (11/3). Sekda NTB H. Rosiady H. Sayuti dan Kepala Perwakilan BKKBN NTB H. Lalu Makripuddin pose bersama dalang cilik Rahadian Reno Wardana.

Sekda NTB H. Rosiady H. Sayuti, Kepala Perwakilan BKKBN NTB, Staf Ahli Gubernur Nurhandini Eka Dewi, Kepala Diskominfotik NTB Tri Budiprayitno pose bersama.

KEPALA Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) NTB Dr. Drs. H. Lalu Makripuddin terus berusaha optimal agar masalah Keluarga Berencana (KB) menjadi prioritas banyak pihak di NTB, mulai dari instansi pemerintah provinsi, kabupaten, kecamatan hingga pemerintah desa. Adanya dukungan dari Pemprov NTB berupa Peraturan Gubernur (Pergub) Tentang Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), khususnya Kampung KB membuat jajaran Perwakilan BKKBN NTB mudah dalam melaksanakan tugas di lapangan. Termasuk dari pemerintah kabupaten hingga pemerintah desa. ‘’Kita di NTB merupakan satusatunya provinsi yang memiliki landasan kuat dalam melaksanakan Kampung KB, karena sudah ada peraturan gubernur. Kampung KB harus disukseskan oleh kita semua di provinsi dan kabupaten/kota, kecamatan dan desa,’’ ujarnya saat memberikan sambutan pada kegiatan Bersama Membangun Negeri Melalui Kampung KB dalam acara Inspiratif Expo yang digelar Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) NTB di Jalan Udayana Mataram, Minggu (11/3). Hadir juga di acara ini, Sekda NTB Ir. H. Rosiady H. Sayuti, MSc., PhD., Staf Ahli Gubernur

bergotong royong. Selain itu, ada intervensi dari kepala dinas untuk memberikan bantuan. Bahkan secara berkala setiap tahun menggelar workshop. Dalam workshop ini ketua pokja bertemu dan membahas permasalahan yang dihadapi dan bersamasama merumuskan apa yang akan dilakukan, baik oleh masyarakat atau instansi terkait. Hasil pertemuan itu kemudian dituangkan dalam instruksi bupati. Isinya adalah, semua instansi harus mendukung apa yang diusulkan oleh Kampung KB, sehingga cepat terealisasi. Karena Kampung KB tidak memerlukan menunggu terlalu lama, mungkin 6 bulan atau 8 bulan sambil melihat perubahan yang terjadi di kampung itu. Perubahan itu terjadi pada lingkungannya maupun hal lain yang menyangkut masalah yang dihadapi Kampung KB. ‘’Alhamduillah karena instruksi bupati, maka intervensi dilakukan instansi terkait sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Ini artinya bisa terlaksana, berkat dukungan kita semua,’’ ujarnya. Bahkan, ada salah satu wakil bupati di luar NTB yang mendukung penuh program KB. Di mana, SKPD tidak diperbolehkan ikut rapat, kalau tidak ada program untuk Kampung KB. Di NTB masih belum sampai seperti itu. Meski demikian, ada banyak camat di

Bersama Membangun Negeri Melalui Kampung KB di Inspiratif Expo

Kepala Perwakilan BKKBN NTB Lalu Makripuddin

Kepala Perwakilan BKKBN NTB Lalu Makripuddin menyerahkan hadiah pada salah satu pemenang kuis yang digelar Perwakilan BKKBN NTB di Inspiratif Expo.

Duta GenRe NTB Baiq Mega Hikmah

Bidang Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Nurhandini Eka Dewi, Kepala Diskominfotik NTB Drs. Tri Budiprayitno, MSi., dan sejumlah pejabat BKKBN Perwakilan NTB lainnya. Sebagai bentuk realisasi dari pergub itu, ujarnya, sekarang ini di NTB sudah ada 126 Kampung KB yang tersebar di kabupaten/ kota. Pihaknya akan terus menambah Kampung KB di NTB, sehingga semakin banyak keluarga yang mengikuti program KB ini. Menurutnya, ada beberapa kriteria pihaknya dalam menjadikan sebuah Kampung KB. Pertama, tingkat pendidikan rendah, kemiskinan tinggi dan banyak keluarga belum mengikuti program KB. Inilah yang menjadi prioritas pihaknya bersama pemerintah provinsi, kabupaten dan kota di NTB. Makripuddin mengakui, Kampung KB memberikan banyak inspirasi dari warga kampung untuk berubah atau menjadi lebih baik. Dia mencontohkan, bagaimana satu Kampung KB di Kabupaten Sumbawa, yakni Kampung KB yang ada di Kecamatan Lisung dan Kecamatan Lape, mampu menggugah kesadaran warga sekitar untuk lebih meningkatkan kesamaan dalam bermasyarakat. Masyarakat yang ada di Kampung KB ini memiliki kesadaran memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat secara

NTB yang tidak mau menandatangani APBDes jika tidak menganggarkan untuk Kampung KB. ‘’Dan Alhamdulillah hampir semua desa yang ada Kampung KB menganggarkan dana APBDes Kampung KB. Hal ini tidak lepas dari keberadaan Pergub Tentang MKJP yang di dalamnya ada Tentang Kampung KB luar biasa pengaruhnya di lapangan,’’ terangnya. Pihaknya juga menyambut positif rencana Instruksi Presiden tentang Kampung KB sudah ada di meja Sekretariat Negara dan direncanakan sebulan lagi keluar. Walaupun di beberapa lokasi, banyak ketua pokja Kampung KB menegaskan tidak perlu menunggu Instruksi Presiden atau undangundang dalam bekerja. Untuk itu, pihaknya mengharapkan dengan adanya Kampung KB merupakan salah satu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang ada di NTB. Sementara Sekda NTB H. Rosiady H. Sayuti, mengingatkan generasi muda untuk merencanakan masa depannya. Menurutnya yang lebih penting adalah bagaimana menyelesaikan pendidikan lebih dahulu baru memikirkan masalah pernikahan. Usia ideal menikah itu, kata sekda adalah 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk perempuan. Sekda juga mengapresiasi

yang dilakukan BKKBN Perwakilan Provinsi NTB yang melakukan kegiatan di Inspiratif Expo yang digelar Diskominfotik NTB. Dari sosialisasi yang dilakukan BKKBN ini, generasi muda bisa mengetahui tentang Kampung KB, Generasi Berencana (GenRe) dan kegiatan lainnya. Sekda juga mengingatkan dampak dari menikah usia dini yang banyak berakibat buruk bagi generasi muda itu. Selain hilang masa depan juga belum terjamin mereka bisa melahirkan generasi yang sehat. Acara ini juga diisi dengan sejumlah kegiatan, seperti penampilan dalang cilik Rahadian Reno Wardana, murid Kelas V SD di Gerung yang membawakan masalah dampak menikah usia dini dan banyaknya perceraian yang terjadi. Penampilan cucu dari dalang kondang H. L. Nasib AR ini mendapat sambutan meriah dari penonton. Selain itu hadir juga Duta GenRe NTB Baiq Mega Hikmah, mahasiswa Fakultas Komunikasi Universitas Mataram yang memberikan motivasi pada generasi muda untuk terus berprestasi dan menghindari nikah dini. Termasuk penampilan Wahyu, pesulap dari SMAN 8 Mataram dan acara menarik lainnya. (*)

Skutik Premium Honda PCX Gebrak Pasar Otomotif NTB

ASTRA Motor NTB secara resmi mulai memasarkan All New Honda PCX produksi Indonesia yang telah lama ditunggu oleh pecinta skutik premium. Setelah diperkenalkan perdana oleh PT Astra Honda Motor (AHM) pada bulan Desember tahun lalu, skutik premium Honda ini dibanderol dengan harga On The Road (OTR) NTB Rp29.720.000 untuk tipe CBS dan Rp32.720.000 untuk tipe ABS. Skutik premium All New Honda PCX dengan desain sophisticated & luxurious ini memiliki empat pilihan warna yaitu Glamour Gold, Wonderful White, Brilliant Black dan Majestic Matte Red. Ke empat varian warna tersebut memiliki pilihan tipe CBS maupun ABS. Region Head Astra Motor NTB, Wahyudi Saputra di acara peluncuran Honda PCX di Mataram, Sabtu (10/3) mengatakan All New Honda PCX telah menjadi partner dalam pemenuhan gaya hidup, fashion, dan kebanggaan pengendaranya. Sebagai pionir skutik

premium di Indonesia, desain All New Honda PCX kini semakin mewah dan elegan serta dilengkapi dengan fitur yang canggih sesuai dengan keinginan konsumen. Sejak diperkenalkan di bulan Desember tahun lalu, All New Honda PCX tercatat atas jumlah 100 pemesanan inden di NTB. “Sebagai bentuk apresiasi kepada konsumen, maka indent pertama sampai bulan Maret akan mendapatkan jaket exclusive. Kami ingin membagikan kepuasan dan kebanggaan bagi pengendaranya didukung dengan layanan purna jual terbaik di seluruh jaringan Honda di Indonesia,” imbuhnya. Motor skutik premium ini diproduksi di pabrik AHM Sunter dengan mengusung mesin generasi terbaru 150cc, eSP, serta memiliki konsumsi bahan bakar 45 Km/liter berdasarkan metode pengetesan ECE R40 standar Euro 3 dengan mengaktifkan fitur Idling Stop System (ISS).

Tampilan baru All New Honda PCX semakin mewah melalui penyematan bodi samping berkontur baru, serta penyematan desain baru pada lampu depan dan belakang yang meningkatkan tampilan mewah dari desain styling Sophisticated & Luxurious. Hadir semakin canggih melalui fitur baru full digital panel meter yang menghadirkan multi informasi dalam satu panel, serta Honda Smart Key System baru yang terintegrasi dengan alarm anti maling dan Answer Back System. Kenyamanan berkendara yang menyenangkan dapat dirasakan konsumen Honda dari generasi terbaru All New Honda PCX melalui penyematan fitur baru yakni Anti-Lock Braking System (ABS) untuk menunjang keselamatan berkendara di tipe ABS, desain velg baru, dan ban yang lebih lebar, yaitu depan 100/80-14 dan belakang 120/70-14. Wheelbase yang lebih pendek dengan ukuran 1.313mm mempermudah pengendalian bagi pengendara.

Lampu LED di semua sistem pencahayaan membuat All New Honda PCX semakin mewah. Dilengkapi dengan Enhanced Smart Power (eSP) teknologi minim gesekan dan efisiensi pendinginan mesin, serta transmisi yang menghadirkan performa mesin terbaik pada model ini. Pada sisi kenyamanan, model ini telah dilengkapi DC socket untuk power charger yang disematkan pada konsol box sisi depan, dan sistem pengereman combi brake hidrolis dengan 3 piston caliper untuk tipe CBS yang memberikan kestabilan saat pengereman. Skutik premium ini juga tercatat sebagai pelopor penggunaan lampu hazard di segmen skutik premium di Indonesia. Pada fitur fungsional, Honda PCX memiliki kapasitas tanki BBM terbesar di kelasnya yaitu 8 liter dan fitur praktis berupa tombol pembuka tangki dan jok yang terintegrasi dengan kunci kontak. Model ini juga dilengkapi seat stopper yang menahan posisi jok agar tidak tertutup

saat sedang menyimpan atau mengeluarkan barang. Suspensi ganda yang nyaman di belakang menghadirkan sensasi berkendara sempurna dengan posisi berkendara yang memanjakan. Untuk memperkuat tampilan mewah dan elegan All New Honda PCX, dihadirkan Honda Genuine Accesoris (HGA) berupa High Windscreen, Garnish Headlight, Garnish Fuel Cover, Garnish Taillight, End Cap Muffler, dan Panel Step Floor yang dipasarkan dengan harga Harga Eceran Ter tinggi (HET) mulai Rp 120.000 hingga Rp 600.000. Sementara itu, untuk mendukung penggemar All New Honda PCX tampil semakin fashionable, Astra Motor NTB menyiapkan Honda apparel berupa Honda Luxury Helmet dengan pilihan warna white, red doff, dan silver seharga Rp330.000. Selain itu, Astra Motor NTB juga menghadirkan Bikers Leather Jacket berwarna hitam seharga Rp385.000. (bul)

(Suara NTB/ist)

Produk terbaru Honda PCX yang siap menggebrak pasaran otomotif di NTB.

Satu-satunya di NTB, Paket Aqiqah di Dapur Selaparang

(Ekbis NTB/uul)

Pemilik Dapur Selaparang pose bersama.

(Ekbis NTB/uul)

Karyawan Dapur Selaparang pose bersama. Mereka terus berusaha memberikan pelayanan terbaik pada pelanggan.

MESKI baru dibuka tanggal 12 Januari 2018 lalu, Dapur Selaparang sudah mulai dikenal luas oleh para pecinta kuliner kota Mataram. Melalui menu-menu masakan serta tempat yang luas, menjamin kepuasan tersendiri bagi para pengunjungnya. Apalagi di Dapur Selaparang tersedia beragam paket yang bisa dipilih, mulai paket pernikahan, arisan, reuni, bahkan yang paling beda adalah paket Aqiqah. “Paket Aqiqah ini merupakan paket yang paling beda di Dapur Selaparang dan merupakan satu-satunya yang ada di NTB, bahkan di Indonesia. Tidak akan ditemukan di tempat lain selain disini,” jelas Ika MW Sahid, owner Dapur Selaparang. Lesehan yang berlokasi di Jalan Dakota Nomor 17 Rembiga ini pada Minggu (11/3/ 2018) kemarin menggelar acara paket Aqiqah pertama kali di sini dengan undangan mencapai 500 orang. Ika menerangkan untuk paket Aqiqah, konsumen akan

mendapatkan semua keperluan aqiqah lengkap, mulai dari tenda, sound system, kambing, sampai hiburannya. “Kita sediakan paket Tuan Guru sampai Zikir Zaman Modernnya sebagai hiburan. Pemesan tinggal tahu beres saja, cukup bawa diri saat acaranya,” terangnya panjang lebar. Selain itu, undangan serta takilan (bekal) untuk tamu juga disediakan. “Benar-benar komplit dapatnya, tidak perlu repot lagi,” ceritanya. Lokasi Dapur Selaparang yang luas juga mampu menampung sampai 500 tamu yang diundang untuk acara Aqiqah ini. “Cukup dengan budget Rp 100 ribu/orang, maka pembeli sudah mendapatkan paket lengkap dari kami,” ujar Ika. Paket Aqiqah ini diadakan melihat kondisi di Kota Mataram sekarang yang rata-rata tidak memiliki halaman luas

dalam menampung tamu, sehingga Dapur Selaparang memberikan solusi untuk hal itu. “Selain paket Aqiqah, kami juga menyediakan paket Sunat lengkap dengan dokter sunatnya,” imbuhnya. Andri Alif Padli, SH selaku bagian Umum Dapur Selaparang menjelaskan meski baru, menu-menu disini sudah menjadi daya tarik bagi pengunjungnya. “Yang menjadi fa-

vorit di sini adalah daging Ragi Belek Maulid Lombok yang tidak akan ditemukan di tempat lain,” jelasnya. Banyak tamu dari luar negeri yang telah memesan menu ini karena rasanya yang khas dan beda dari yang biasanya. “Bahkan kemarin kami kedatangan tamu permaisuri Pangeran Belanda yang secara khusus datang makan ke tempat kami,” ceritanya. Dapur Selaparang bisa menampung sampai 200 orang pengunjung di aula serta 500 orang secara keseluruhan. “Kita memiliki 19 berugak sekenem yang mampu menampung 10 orang/berugak,” kata Andri. Pengunjung juga akan mendapatkan beragam fasilitas yang tersedia mulai free WIFI dan karaoke dengan puluhan lagu di dalamnya. “Kita juga menawarkan berbagai macam paket disini, tetapi yang paling banyak diminati disini adalah paket D den-

gan harga Rp 500 ribu untuk 10 orang,” imbuhnya. Fitri Rahmawati, salah satu pengunjung Dapur Selaparang mengatakan bahwa dirinya ketagihan akan menumenu yang tersedia. “Rasa menu yang ada di sini sesuai dengan lidah saya, pedasnya pas,” akunya. Ia mengaku menu yang menjadi favoritnya disini adalah ragi belek Maulid Lombok serta ayam pedas manis. “Sekali nyoba bisa bikin ketagihan apalagi harganya bersahabat dengan kantong kalangan menengah ke bawah,” ujarnya. Pengunjung lainnya, Lilis Fitriani, yang kebetulan menggelar reuni untuk alumni SMKN 1 Mataram angkatan 1997-1998 di Dapur Selaparang mengaku puas dengan pelayanan yang diberikan. “Apalagi tempatnya luas serta pelayanannya yang oke punya pastinya,” jawabnya. Selain itu, fasilitas yang lengkap menjadi nilai plus di matanya. (uul/*)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.