Edisi 09 Oktober 2017 |Ekbis NTB

Page 1

MINGGUAN TERBIT SEJAK 15 AGUSTUS 2016 E-mail: ekbisntb@gmail.com

SENIN, 9 OKTOBER 2017

Ekbis NTB

4 HALAMAN NOMOR 8 TAHUN KE 2 TELEPON: Iklan/Redaksi/ Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Kekuatan Ekonomi dan Dunia Usaha NTB ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Gendang Mainan dari Limbah GENDANG merupakan salah satu alat musik khas NTB yang banyak digunakan untuk mengiringi acara-acara sakral masyarakat, seperti pernikahan, sunatan dan lainnya. Tidak heran, banyak yang menyukai alat musik tradisional ini termasuk anak-anak. Apalagi dengan beredarnya mainan gendang di pasar atau dibawa oleh penjual mainan yang harganya terjangkau. Halaman 2

BBPOM Gelar Sosialisasi Obat dan Makanan Bersama Tokoh Masyarakat di Lombok Tengah UNTUK lebih mengenalkan masyarakat terhadap produk makanan dan obat-obatan yang beredar di pasaran, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Mataram mengadakan sosialiasi obat dan makanan bersama tokoh masyarakat yang digelar di dua lokasi selama dua hari berturut-turut. Acara pertama digelar di Majelis Ta’lim Dato Lopan Center Embung Bengak, Aikmual, Praya pada Sabtu (7/10). Sedangkan acara kedua bertempat di Pondok Pesantren Nurussalam Reak,Tanak Awu,Pujut pada Minggu (8/10). Halaman 4

Bisa Dilapor ke APH

(Ekbis/ist) (Ekbis NTB/bul)

TERA ULANG - Proses tera ulang yang dilakukan Pertamina pada salah satu SPBU (kiri). Sementara para pemilik kendaraan bermotor sebagai konsumen tetap SPBU membeli bahan bakar di salah satu SPBU di Kota Mataram. Pihak Pertamina, pemerintah daerah, pengelola SPBU harus menjamin bahan bakar yang dibeli sesuai takaran.

Takaran Kurang, ’’Mencurangi’’ Konsumen Secara Halus Pemilik kendaraan bermotor sudah yakin, jika bahan bakar yang diisi pada kendaraannya di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sudah sesuai takaran. Saat membeli BBM, apakah itu Premium, Pertalite, Pertamax dan Solar dengan harga nominal, pemilik kendaraan selama ini yakin bahwa tidak ada masalah. Namun, temuan Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram beberapa waktu lalu terkait dua SPBU di Kota Mataram yang terindikasi ‘’mencurangi’’ konsumen melalui mesin pengisian bahan bakar, cukup membuat masyarakat khawatir. BERMULA dari langkah Bagian Metrologi Disdag Kota Mataram pada hari Rabu 29 September 2017 yang melakukan tera ulang di sejumlah SPBU di Kota Mataram menjadikan konsumen was-was. Waktu itu, Bagian Metrologi menemukan dua SPBU, yakni SPBU Karang Jangkong yang bermasalah pada bagian mesin pengisian Pertalite. Sementara di SPBU Sayang – Sayang, Bagian Metrologi menemukan masa-

lah di mesin pengisian Solar. Waktu itu, di dua SPBU ini, Bagian Metrologi menemukan takaran atau ambang batas pengisian bahan bakar diduga tak sesuai ketentuan. Tim juga menemukan pencetak bukti pembayaran rusak dan lainnya. Setidaknya temuan ini menyebabkan konsumen merasa khawatir, karena telah membayar bahan bakar sesuai dengan yang tertera di mesin pengisian bahan bakar. Sementara, volume BBM yang diterimanya kurang. Temuan ini tentu saja membuat kon-

sumen khawatir dan was-was. Seperti pengakuan Desy – warga Kota Mataram. Desy mengaku membeli bahan bakar di SPBU, karena searah dengan tempat kerjanya. Namun, Desy mau tidak mau harus membeli bahan bakar di SPBU yang sempat bermasalah pada mesin pengisiannya. Sebagai konsumen, dirinya ia sempat khawatir, karena merasa ada yang aneh saat mengisi bahan bakar di kendaraannya. ‘’Saya merasa khawatir beli bensin di salah satu SPBU di Mataram, karena takarannya aneh. Selalu merasa kurang saja rasanya, selalu beda takarannya dengan SPBU lainnya,’’ akunya pada Ekbis NTB pekan kemarin. Desy menyebut, takaran pengisian bahan bakar bisa dikurangi, karena teknologi

(Ekbis NTB/bul)

Bersambung ke hal 3

Curang, Ancaman Berat pada Pengelola SPBU

Setengah Lebih SPBU di NTB Belum Standar Pasti PAS

Reggi Senjang Pramagarjita

sekarang ini memungkinkan untuk dilakukan. ‘’Biasanya kalau isi di tempat lain garis tertentu untuk bensinnya, tetapi di tempat itu ndak seperti itu,’’ ungkapnya. Untuk itu, ia selalu melihat layar pengisian agar sesuai dengan nominal yang dibayarkannya. Meski demikian, dirinya jarang membeli penuh, karena merasa belum puas dengan pengisian yang dilakukan petugas SPBU. Beda dengan konsumen lainnya, Indri. Indri mengaku tidak khawatir dicurangi saat mengisi bahan bakar di kendaraannya di SPBU. Baginya, apakah takaran petugas yang mengisi bahan bakar ke kendaraannya pas atau tidak, Indri tidak mempermasalahkannya.

n mekanina menerapka ke pa da m ta k ya in si r M B A H A N Ba ka kebutuhan is m e di st ri bu al ui pi ha k m el an t ak ka up er ra m ya ) as BM m (B t. Semua akk swasta yang utama masyarakaungan dengan ketiga. Piha al m em ad ai od ub m rh i be m em il ik tivitas yang otif, sangat in fr as tr uk tu r om n ot ka in ap es yi -m en in m mes an ia ed rs rupa Stasiun da kete bergantung kepa merintah te- pendukung beah an B ak ar Pe B i. in n Pe ng is ia bahan bakar seluruh kebuU). lah menyediakan dikelola oleh Umum (SPB ya ke pa da in ng us ib ya tr D is tuhan itu sa ha an pe la t masyarakat inilah yang perlu sa la h sa tu pe ru rtamina. . Pe ati konsumen merah, namanya endukung op- lebih dicerm ak mungkin, tid m n k ka tu BBM un Sebab bu esin otomotif, erasional mesin-m manya, PerBersambung ke hal 3 ta kendaraan teru

HIMPUNAN Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Provinsi NTB belum bersikap atas temuan tim pengawasan terhadap dua SPBU yang terindikasi takaran penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak sesuai standar. Hiswana Migas hanya sebatas mengimbau, agar anggotanya menerapkan Standar Operasional Pelayanan (SOP), sebelum (Ekbis NTB/bul) memberikan pelayanan Komang Gandhi kepada konsumen. Ketua Hiswana Migas Provinsi NTB, I Komang Gandhi pada dasarnya, tidak begitu setuju dilakukan penyegelan terhadap SPBU-SPBU yang tidak sesuai takaran. Seharusnya, Bagian Metrologi melakukan perbaikan bersama secara langsung untuk standarisasi takaran. Sebab penyegelan bisa berpotensi merugikan konsumen, karena pelayanan penjualan terhenti, sekaligus merugikan pengusahanya.

Bersambung ke hal 3

Pengelola SPBU dan Disdag Sebut Hanya Kerusakan Mesin TEMUAN Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram ada mesin pengisian SPBU yang bermasalah pada takarannya membuat konsumen khawatir. Di mana, ada mesin SPBU yang mengisi bahan bakar ke kendaraan tidak sesuai dengan ambang batas yang ditetapkan. Bahkan, mesin pengisian yang bermasalah saat pengisian bahan bakar ke kendaraan sempat disegel. Kondisi ini tidak diingkari Pengawas SPBU Sayang Sayang, Sabri didampingi Zulkhairi. Sabri menyebut, saat tim dari Disdag Kota Mataram melakukan pengecekan, mesin pengisian salah satu bahan bakar mengalami kerusakan. ‘’Bukan kecurangan, tetapi mesinnya tidak bisa diprogram kemarin itu sama printnya yang rusak dan kemarin belum diperbaiki,’’ akunya saat ditemui Ekbis NTB belum lama ini.

Menurutnya, kerusakan mesin menyebabkan pencetakan nota tidak bisa dilakukan, sehingga dilakukan secara manual. ‘’Tetapi setelah dilakukan sidak kemarin, perbaikan mesin sudah kami lakukan dan sekarang sudah beroperasi seperti biasa,’’ klaimnya. Sabri mengatakan, memang mesin-mesin di SPBU ini sudah berusia cukup tua, yaitu 20 tahun. Di mana, mesin pengisian bahan bakar yang paling tua adalah untuk solar. Begitu juga mesin pengisian lainnya yang L. Alwan Basri sudah berusia tua.

Diakuinya, pihaknya belum mampu untuk membeli mesin baru karena keterbatasan modal. Apalagi membeli mesin baru membutuhkan dana yang tidak sedikit. Meski demikian, Sabri dan Zulkhairi menjamin mesinmesin tersebut bisa mengisi bahan bakar sesuai dengan standar. Apalagi mesinmesin pengisian bahan bakar tetap diperbaiki. ‘’Yang servis langsung dari pihak Pertaminanya sendiri setiap sebulan sekali untuk mengeceknya,’’ jelasnya. Tidak han(Ekbis NTB/dok)

ya itu, mesin pengisian bahan bakar sudah ditera ulang kembali agar takaran yang diterima konsumen pas. “Kalau untuk teranya biasanya dilakukan Dinas Perdagangan atau Badan Metrologi tergantung koordinasi dari kita,” terangnya. Terkait pengisian bahan bakar, pihak pengelola SPBU dilakukan setiap harinya tergantung kebutuhan. “Soalnya kita punya stok misalnya 16 ton tetapi tergantung tinggal berapa stok yang kita masih punya di sana berapa,” kata Sabri. Pengiriman BBM disini, kata Sabri, maksimal dilakukan hanya 2 kali sehari dengan maksimal 16 ton BBM. “Kalau disini Premium yang paling banyak omzetnya sampai 8 ton/hari, Solar 2 ton/ hari dan Pertalite 2-3 ton/hari,” ujarnya.

Bersambung ke hal 3

PELAYANAN penyedia jasa terhadap konsumen sudah diatur melalui serangkaian undang-undang. Terlebih pelayanan yang menggunakan alat ukur, timbangan, takaran dan sejenisnya. Munculnya temuan Dinas Perdagangan Kota Mataram terkait dengan adanya beberapa SPBU yang menyalahi ketentuan, karena diduga tidak memberikan takaran yang pas kepada para konsumen, hal itu harus menjadi atensi bersama. Akademisi Bidang Hukum Bisnis Universitas Mataram (Unram) Dr.Lalu Wira Pria Suhartana, SH, MH kepada Ekbis NTB mengatakan, terhadap barang atau jasa yang tidak sesuai diterima oleh konsumen adalah pelanggaran terhadap UU No 8/1999. Jika penyedia layanan merugikan konsumen dapat diadukan ke Lembaga Perlindungan Konsumen, bahkan jika ada unsur tindak pidana dapat ditindaklajuti (dilaporkan) ke aparat penegak hukum (APH) ‘’Jadi temuan dari pemerintah daerah itu adalah sebuah bukti hukum. Bisa ditindaklanjuti ke perlindungan konsumen atau ke penegak hukum jika ada unsur pidana. Unsur pidana muncul jika pelaku usaha sengaja atau lalai dalam memperhatikan alat takarnya yang berakibat pada kerugian konsumen,’’ katanya. Mengomentari kasus temuan Disperindag Kota Mataram soal dugaan kecurangan beberapa SPBU dalam pengisian BBM ke konsumen, Lalu Wira menilai hanya pelaku usaha yang memahami cara kerja alat di SPBU tersebut. Konsumen sendiri tidak paham dengan hal itu. ‘’Apalagi jika diminta melihat volume apakah benar sesuai dengan yang kita beli atau tidak. Kalau barang yang sifatnya padat bisa, kalau barang yang sifatnya cair itu agak susah konsumen menilainya,’’ katanya. Lalu Wira menekankan, pemerintah memiliki kewenangan untuk melakukan kontrol yang efektif. Pengawasan dan kontrol tersebut harus dilaksanakan baik secara terjadwal atau tidak. Sehingga hal-hal yang jauh dari pengetahuan masyarakat secara detail bisa diantisipasi. ‘’Temuan-temuan seperti ini harus ditindaklanjuti agar menjadi pembelajaran,’’ terangnya. Berkaitan dengan sudah adanya Perda Tera/Tera Ulang milik Pemprov NTB, maka ia mendorong agar Perda tersebut berlaku efektif. Dalam Perda itu ada SKPD teknis harus bertanggung jawab melaksanakan tugas dan kewajibannya sehingga bisa efektif. ‘’ Kita minta pertanggung jawaban pemer- intah, kita meminta juga klarifikasi dari pihakpihak terkait dengan adanya temuan SPBU yang melanggar aturan takaran itu,’’ katanya. Dalam kapasitas sebagai konsumen, tentu pernah ada dugaan bahwa kemungkinan takaran dimiliki oleh beberapa SPBU tidak tepat. Namun sebagai konsumen ia tidak bisa melakukan apapun karena tidak memiliki keahlian di bidang itu. ‘’Kalau hanya sekadar rasa ( dirugikan ) ya penah, namun tidak bisa dijadikan acuan. Karena butuh keahlian khusus untuk meLalu Wira ngatahui hal itu Pria Suhartana karena menyangkut teknis. (ris) (Ekbis NTB/dok)

Tera Ulang Alat Secara Menyeluruh DPRD NTB meminta SKPD terkait yang memiliki kewenangan untuk melakukan tera/tera ulang agar melaksanakan seluruh tugas dan fungsinya dengan maksimal. Kegiatan tera adalah salah satu upaya untuk memberikan perlindungan kepada konsumen. Penekanan ini muncul menyusul adanya temuan dari Dinas Perdagangan Kota Mataram terkait SPBU yang melakukan kecurangan, terutama dalam pengisian bahan bakar ke konsumen. “Kita berharap ini akan melindungi konsumen dari potensi kerugian dan lainnya, jangan sampai karena kelalaian atau kesengajaan dari petugas kita, tidak aktif melakukan tera ulang, sehingga mengakibatkan kerugian pada pihak konsumen,” kata Wakil Ketua DPRD NTB H Abdul Hadi, SE, MM., kepada Ekbis NTB belum lama ini. Ia mengatakan, Lembaga Perlindungan Konsumen juga bisa ikut terlibat dalam pengawasan kepada pihak yang harus melakukan tera ulang agar hakhak konsumen terpenuhi.

Bersambung ke hal 3

H. Abdul Hadi (Suara NTB/dok)


2

Ekbis NTB

(Ekbis NTB/uul)

Senin, 9 Oktober 2017

GENDANG - Gendang mainan yang banyak diminati anak-anak. Gendang ini dibuat dari limbah.

Gendang Mainan dari Limbah Gendang merupakan salah satu alat musik khas NTB yang banyak digunakan untuk mengiringi acara-acara sakral masyarakat, seperti pernikahan, sunatan dan lainnya. Tidak heran, banyak yang menyukai alat musik tradisional ini termasuk anak-anak. Apalagi dengan beredarnya mainan gendang di pasar atau dibawa oleh penjual mainan yang harganya terjangkau.

Ayam geprek khas Mbok Jutek

Ia mengaku jika hampir seluruh keluarganya berkecimpung membuat gendang mainan ini. Namun gendang yang dibuat hanya beda merek dan pemasaran. Gendang mainan dengan merk Amat Banyak ini dibuat Amat dengan memanfaatkan limbah yang banyak ditemukan di pasar.

gkan yang besar modalnya sampai Rp 15 ribu,” tukasnya. Ia mengatakan pembuatan gendang mainan tidak membutuhkan waktu yang lama. “Karena di sini sudah dibagi tugasnya untuk apa saja jadinya cepat selesai,” katanya. Dalam sehari, jika rajin, ia bisa memproduksi 80-100 gendang mainan setiap harinya. Amat yang dibantu 4 pegawainya untuk produksi mengatakan jika pasaran gendang mainan miliknya ini sudah diminati sampai Pulau Sumbawa. “Toko mainan sama pedagang

Perawatan Cantik di Salon Yotu Ia menerangkan ada berbagai perawatan kecantikan yang ditawarkan oleh Salon Yotu, mulai dari ujung kaki sampai ujung rambut. “Misalnya seperti sulam alis, sambung bulu mata, perawatan rambut, nail art, serta perawatan wajah,” kata Cici. Untuk perawatan wajah, di Salon Yotu tersedia perawatan Baby Glow yang sedang menjadi tren dan merupakan perawatan baru. “Baby Glow ini membuat pemakainya tidak perlu lagi menggunakan bedak dan membuat wajah menjadi bercahaya dan bersih,” terangnya. Ia menambahkan jika perawatan Baby Glow ini bisa membuat pengunjung yang memiliki masalah kulit seperti kusam dan jerawat bisa mulus kembali. Perawatan Baby Glow ini menggunakan alat agar memberikan hasil yang maksimal. Perawatan ini juga memberikan efek yang lama bagi wajah pengguna,

sampai 2 bulan. “Jadi setelah 2 bulan baru si pemakai perawatan kembali untuk di-recharge,” jelasnya. Selain baby Glow, perawatan yang menjadi andalan adalah nail art dan nail extention. “Nail art-nya kita sesuaikan dengan tren yang ada, kalau untuk nail extention tergantung panjang pendek kukunya,” terangnya. Konsumen juga bisa memesan make up di Salon Yotu kapanpun waktunya. Bahkan, pihaknya pernah menerima pesanan make up jam 3 pagi. Namun, konsumen diharuskan untuk memesan jauh hari sebelumnya agar persiapannya maksimal. Maka tidak heran, konsumen Salon Yotu datang dari berbagai kalangan. “Kalau harga di sini untuk Baby Glow harganya mulai dari Rp 450 ribu, sedangkan untuk nail art mulai dari Rp 150 ribu,” jelasnya. Selain perawatan kecantikan,

Bisnis

BEBERAPA waktu belakangan, menu ayam geprek banyak dijadikan sebagai menu andalan berbagai tempat makan. Ayam geprek Mbok Jutek merupakan salah satu tempat makan yang memperkenalkan ayam geprek sebelum merebak seperti sekarang. Tempat makan yang berlokasi di Jalan Selaparang Nomor 37 Cakranegara ini menawarkan sensasi ayam geprek dengan citarasa pedas khas Lombok. Menurut Yongki, pemilik dari Ayam Geprek Mbok Jutek, tempat makannya ini baru berdiri 1 tahun yang lalu. “Pemilihan namanya agar bisa menarik perhatian sehingga pengunjung penasaran untuk mencoba. Karena ayam gepreknya sendiri pedas sehingga orang yang mencoba kepedasan dan jutek,” jelasnya saat ditemui beberapa waktu lalu. Ia menambahkan jika di awal dibuka, konsep tempat makannya adalah para pelayan bermuka jutek saat menghadapi konsumen agar sesuai dengan namanya. “Tetapi banyak pengunjung yang kaget, karena sikap pelayan yang berbeda jauh dari biasanya sehingga kita ubah konsepnya,” kata Yongki. Menu andalan yang menjadi primadona di tempat ini tentu saja adalah Ayam Geprek Kremes Judes. “Yang membedakan hanya bumbunya saja di mana ayam geprek disini ayamnya digeprek bersamaan dengan sambalnya sehingga meresap,” jelasnya. Ayam geprek kremes judes ini bisa dipilih konsumen level pedasnya, bisa tidak pedas atau sangat pedas. “Tetapi disini banyakan pilih yang sangat pedas, karena orang di sini (Lombok, red) pecinta pedas,” kata Yongki. Menu ini memang menawarkan ayam geprek dengan sambal yang loyal dan citarasa pedas yang membuat selera makan. Rasa ayamnya juga empuk dan bumbu sambalnya meresap sampai ke dalam. Harga untuk menu ayam geprek ini sendiri dibanderol seharga Rp 30 ribu. Selain menu ayam geprek, di Ayam Geprek Mbok Jutek juga tersedia berbagai menu bebek, ikan, mi, dan lainnya dengan namanama yang eyecatching dan patut untuk dicoba. “Kita juga ada paketan dengan harga terjangkau, cocok untuk anak sekolahan atau mahasiswa,” kata Yongki. Ia menambahkan jika konsumen Ayam Geprek Mbok Jutek berasal dari semua kalangan. “Apalagi tempat kita luas sampai belakang, kalau yang di belakang konsepnya outdoor biasanya anak-anak muda suka disitu untuk foto atau nongkrong,” ujarnya. Ayam Geprek Mbok Jutek juga bisa dipesan melalui layanan kurir. “Kalau beli lewat itu, pembeli mendapatkan free es teh dengan harga yang sama untuk ayam gepreknya,” katanya. Ke depannya, ia berencana untuk terus mengembangkan branding usahanya agar semakin dikenal oleh masyarakat. (uul)

besar. Itu harga di saya, beda kalau yang pengecer,” kata Amat. Tidak heran, mainan buatannya banyak diminati oleh para orang tua yang ingin membelikan anaknya mainan. Amat mengaku dirinya tidak takut bersaing dengan gendang mainan dari luar Lombok. Kalau buatan luar mereka biasanya buat dari kayu asli sehingga harganya mahal. Sementara yang dibuat Amat harganya murah dan bahannya juga murah. Ia menambahkan gendang buatannya gampang dimainkan, karena dilengkapi juga dengan pemukulnya. (uul)

Gaya PERAWATAN kecantikan menjadi salah satu kebutuhan wanita masa kini yang selalu berusaha untuk mendapatkan penampilan yang maksimal. Tidak heran bisnis salon merebak sangat cepat di Kota Mataram sebagai pusat ibukota. Salah satunya adalah Salon Yotu yang berlokasi di Jalan Selaparang, Cakranegara. Salon ini menawarkan berbagai produk kecantikan dan perawatan dengan hasil yang maksimal. Menurut Cici Idayani, pegawai Salon Yotu, mengatakan salon yang sudah ada sejak 1,5 tahun ini didirikan oleh ownernya, karena kecintaannya akan dunia kecantikan. “Ownernya yaitu Yoviani sudah sering mengikuti sekolah kecantikan dan lomba-lomba, sehingga beliau tertarik membuat usaha salon,” terangnya seraya menunjukkan sertifikat dan piagam milik ownernya yang tergantung di salon.

Pedasnya Ayam Geprek Khas Mbok Jutek

keliling itu juga sudah banyak yang minati,” jelasnya. Ia menambahkan jika saat musim ramai seperti sekarang, para penjual pengecer sampai berebut untuk mendapatkan produknya. “Bahkan mereka 5 hari sebelumnya sudah memesan agar tidak kehabisan nantinya,” ujarnya. Harga untuk gendang mainan ini dibanderol dengan harga yang terjangkau untuk semua kalangan. “Harganya mulai dari Rp 10 ribu untuk yang berukuran kecil, kalau berukuran sedang Rp 15 ribu, dan Rp 30 ribu untuk yang berukuran

Memperkenalkan Daerah Lewat Kopi Awet Muda TERINSPIRASI dari seringnya mengikuti pelatihan membuat Ritaudin Itok memulai usaha produk kopi. Itok – sapaan akrabnya memilih kopi, karena dirinya suka minum kopi dan daerah asalnya di Batu Kuta Narmada banyak kopi. Untuk itu, Itok pun membuat usaha pembuatan kopi Awet Muda. Pemilihan nama Awet Muda didasarkan atas slogan daerahnya, Narmada, yang terkenal dengan mata air awet muda yang berada di Taman Narmada. Sebelumnya Itok membuat produk rengginang dan kaliadem dengan merk yang sama. “Penjualannya juga lancar tetapi kemudian saya fokus ke kopi,” terangnya yang baru awal tahun ini memulai usaha kopinya. Sebelum usaha makanan, dirinya merupakan pengusaha percetakan dan sablon

(Ekbis NTB/uul)

TUNJUKKAN - Ritaudin Itok menunjukkan produk kopi lokal hasil produksinya. Produk ini banyak dikirim ke luar daerah.

yang cukup dikenal. Bahan baku kopi yang digunakan Itok merupakan kopi dari wilayah Narmada seperti dari Sesaot, Pakuan dan daerah sekitarnya. “Kopi yang saya pakai merupakan kopi hutan yang menurut penelitian mahasiswa dari Universitas Udayana memiliki kandungan kafein paling rendah,” jelasnya. Dalam penelitian juga disebutkan jika dalam 1000 gram kopi Narmada hanya mengandung 0,82 gram kafein. Proses pembuatan kopinya sendiri, diakui Itok, masih menggunakan cara tradisional dengan tungku dan wajan tanah liat. “Jadi pekerja saya kebanyakan ibu-ibu yang sudah punya bagian masing-masing, jadinya di sini hanya dikemas saja,” ujarnya. Ia mengaku jika kopi produksinya merupakan kopi asli tanpa campuran apapun. Ke depannya, dirinya berencana untuk membuat varian rasa baru, seperti jahe dan bebele. Dalam sebulan, Itok bisa memproduksi sampai 2 kuintal kopi atau sekitar 1.400 sachet dengan ukuran 100 gram. “Masa kedaluarsanya bisa sampai 8-12 bulan,” jelasnya. Pemasaran produknya diakuinya 80% lebih banyak berasal dari luar daerah, seperti Pulau Jawa, Sulawesi dan Sumbawa. ‘’Kalau di sini baru ada di Windows Shopping dan Transmart sama lewat media sosial,” tukasnya. Harga kopi berukuran 100 gram dibanderol Rp 15 ribu, 150 gram dihargai Rp 22.500 dan Rp 45 ribu untuk ukuran 300 gram. Dengan produk kopinya ini, Itok mampu meraih gelar Pemuda Pelopor dari Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi di tahun ini. “Mulanya mau dikirim ke nasional tetapi gugur karena ada persyaratan yang salah,” jelasnya. Ia berharap dengan produknya ini bisa membuat daerahnya, terutama Batu Kuta bisa dikenal oleh banyak orang. “Saya berencana untuk membuat desa ini menjadi desa wisata ke depannya,” ujarnya. (uul)

(Ekbis NTB/uul)

PERAWATAN - Seorang konsumen sedang mendapat perawatan di Salon Yotu. Salon Yotu juga menyediakan butik, sehingga pengunjung bisa menyewakan baju untuk berbagai kebutuhan. Salon Yotu buka

setiap hari mulai dari jam 09.00 – 21.00 tetapi bisa disesuaikan dengan keinginan konsumen. (uul)

Kerajinan dari Sampah dan Tali Kur yang Bernilai Ekonomi BERAWAL dari dirinya yang tertarik karena melihat sampah yang banyak dan kualitas bungkus sampah yang bagus, membuat Husni Hari tergerak untuk membuat kerajinan dari sampah dan bernilai. Lin – sapaan akrabnya pun memulai usahanya sejak 2 tahun lalu dengan membuat kerajinan, seperti dompet, tas, bunga, dan lainnya. Pada Ekbis NTB belum lama ini, Ketua Rumah Kreatif Bank Sampah Linsi, Desa Kesik, Masbagik ini mengatakan dirinya pernah mengikuti pelatihan sebelum terjun ke usaha tersebut. “Dengan membuat kerajinan seperti dompet, tas, dan bunga ini bisa mengurangi sampah yang ada di desa kami,” kata Lin. Ia mengatakan dirinya mengajak masyarakat sekitarnya untuk membantunya membuat kerajinan tersebut. “Yang aktif bantu saya ada 25 orang, kalau yang tidak aktif banyak,” katanya. Lin mengatakan masyarakat sudah mulai tertarik untuk menjual sampah ke tempatnya. “Saya tidak belinya dengan uang tetapi dengan sistem barter dengan sembako,” katanya. Ia menambahkan dengan sistem tersebut, dirinya bisa membuat ecokios yang sudah berjalan setahun belakangan. “Ecokios itu menyediakan berbagai kebutuhan seperti beras, minyak goreng, dan lainnya

yang nanti dibarter warga dengan sampahnya,” ujarnya. Selain membuat kerajinan dari sampah, Lin juga membuat kerajinan dari tali kur dan rajut. “Kalau kerajinan dari tali kur dan rajut mulainya sejak setahun belakangan karena melihat aktivitas warga di sana,” kata Lin. Ada beberapa kerajinan yang dibuatnya seperti tas dan sepatu. “Kalau yang rajut ini banyak yang sudah pesan karena unik,” tukasnya. Harga yang dibanderol Lin untuk produk-produknya beragam. Untuk tas dari sampah dibanderolnya mulai Rp 15 – 200 ribu, tas dari tali kur dari harga Rp 25 – 150 ribu, bunga dari sampah dari Rp 25 – 50 ribu, dan sepatu rajut seharga Rp 200 ribu. “Banyak yang peminatnya mulai dari remaja sampai ibu-ibu,” katanya. Dirinya sudah sering mengikuti pameran serta memasarkan langsung melalui bank sampahnya. “Kita juga bermitra dengan Bank Sampah NTBM milik mbak Aisyah untuk memasarkan produk k a m i ,” ujarnya. (uul)

KERAJINAN - Inilah kerajinan berbahan baku sampah dan tali kur yang bernilai jual tinggi.

Pemimpin Umum: Agus Talino Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Raka Akriyani Redaktur Pelaksana: Marham Koordinator Liputan : Akhmad Bulkaini Redaktur : Marham, Zainudin Syafari, Akhmad Bulkaini Staf Redaksi Mataram : U'ul Efriyanti Prayoba Lombok Barat: M.Haeruzzubaidi, Lombok Tengah : Munakir. LombokTimur: Rusliadi, Yoni Ariadi. KLU : Johari. Sumbawa Barat : Heri Andi. Sumbawa : Arnan Jurami, Indra Jauhari. Dompu : Nasrullah. Bima : Rafiin. Tim Grafis : A.Aziz (koordinator), Didik Maryadi, Jamaludin, Mandri Wijaya Kantor Redaksi : Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Tarif Iklan : Iklan Baris : Rp 20.000/baris Min 2 baris max 10 baris (1 baris 30 character). Display B/W (2 kolom/lebih): Rp 30.000/mmk. Display F/C : Rp 35.000/mmk. Iklan Keluarga : Rp 20.000./mmk. Iklan Advertorial : Rp 15.000/mmk. Iklan NTB Emas (1 X 50 mmk): Rp 500.000/bulan (25 X muat). Iklan Peristiwa : Rp 350.000/kavling. Alamat Bagian Langganan/Pengaduan Langganan: Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Harga Langganan: Rp 85.000 sebulan (Pulau Lombok) Rp 90.000 sebulan (Pulau Sumbawa), Pembayaran di muka. Harga eceran Rp 5.000. Terbit 1 kali se-minggu. Penerbit: PT Suara NTB Pers. Percetakan: PT Bali Post.

Ekbis NTB

Wartawan

Ekbis NTB

selalu membawa tanda pengenal, dan tidak diperkenankan menerima/meminta apa pun dari nara sumber.

(Ekbis NTB/uul)

alah produk asli Lombok. Adalah Ahmad Jumahir, yang meneruskan usaha keluarganya dalam pembuatan gendang mainan ini. “Mulanya ibu saya yang buat sejak tahun 2004 lalu, baru kemudian saya yang pegang,” jelasnya saat ditemui Ekbis NTB beberapa waktu lalu. (Ekbis NTB/uul)

SIAPA sangka gendang mainan yang banyak dijual itu dibuat di sebuah los sederhana di pasar Mandalika, Bertais. Tampilannya yang menarik dengan warna-warna ngejreng banyak yang menyangka mainan tersebut berasal dari luar Lombok, tetapi nyatanya ad-

Bahan bakunya mulai dari bekas kaleng cat, kaleng susu, karung, serta karpet. “Untuk karungnya saya pakai yang karung bekas pelet udang, karena di sini banyak bekasnya, sedangkan untuk kaleng saya dapat dari pengepul,” jelasnya. Gendang buatannya biasanya berisi 1 kaleng untuk ukuran kecil dan berisi 2 kaleng untuk yang berukuran besar. Modal untuk membuat gendang mainan ini, menurut Amat, tidaklah terlalu banyak. “Kalau yang berukuran kecil Rp 8 ribu bisa untuk 2 gendang, sedan-


Ekbis NTB

Ekbis NTB Senin, 9 Oktober 2017

3

Produk Laku Pandai Milik Perbankan Masuk Sekolah (Ekbis/ris)

SERAHKAN - Direktur Kepatuhan PT Bank NTB, H. Ferry Satrio, menyerahkan sejumlah bantuan kepada Direktur Binmas Polda NTB, Kombes Pol. Benny Basyir.

Bank NTB - Polda NTB Salurkan Bantuan untuk Warga Kurang Mampu PT. BANK NTB kembali memberikan perhatian kepada masyarakat kurang mampu. Bank Pembangunan Daerah (BPD) ini menggandeng Polda NTB untuk penyaluran bantuan sosial dari dana corporate social responsibility (CSR) yang dimiliki perbankan ini. Direktur Kepatuhan PT Bank NTB, H. Ferry Satrio, Jum’at(6/10) mewakili Direktur Utama Bank NTB, H. Komari Subakir menyerahkan langsung sejumlah bantuan kepada perwakilan Korps Baju Cokelat di daerah, dengan diterima langsung oleh Direktur Binmas Polda NTB, Kombes Pol. Benny Basyir. Bantuan yang sasarannya kepada masyarakat kurang mampu tersebut selanjutnya disalurkan Minggu (8/10) kemarin. Ferry Satrio mengatakan, penyaluran bantuan sosial dikoordinir oleh pihak Polda NTB sebagai salah satu bentuk kemitraan dalam membantu masyarakat yang kurang mampu. Sekaligus menjadi rangkaian kegiatan Polda NTB Peduli dalam rangka memperingati Hari Kesaktian Pancasila dan Hari Ulang Tahun (HUT) TNI ke 72. “Kerjasama dengan Polda NTB untuk penyaluran bantuan ini sebagai bentuk kemitraan dalam membantu masyarakat kurang mampu,” kata Ferry didampingi Sekretaris Perusahaan PT Bank NTB, Febrianto Budi Cahyono saat penyerahan. Dalam program sosial Polda NTB Peduli, PT Bank NTB menyerahkan sebanyak 1 ton beras dan 100 dos mie instan. Bantuan sosial dalam bentuk bahan makanan tersebut, dikoordinir langsung oleh Polda NTB dan kemudian diserahkan kepada masyarakat kurang mampu yang berada di sejumlah titik di Kota Mataram. Diharapkan melalui program ini akan bisa meringankan beban masyarakat kurang mampu dalam memnuhi kebutuhan pangan mereka. Terlebih lagi, Bank NTB sudah menyiapkan program sosial (CSR) sebagai tanggungjawab kemanusiaan dan kali ini melalui kemitraan bersama Polda NTB untuk penyalurannya. (bul)

Pengelola SPBU dan Disdag Sebut Hanya Kerusakan Mesin Dari Hal. 1 Bukan Kecurangan Sementara Kepala Disdag Kota Mataram L. Alwan Basri, menegaskan, jika temuan tim saat tera ulang beberapa waktu lalu di beberapa SPBU hanyalah kesalahan teknis. “Itu hanya masalah mesin saja karena yang namanya mesin SPBU bergerak setiap harinya, sehingga terjadi aus,” jelasnya saat dihubungi beberapa waktu lalu. Ia menjelaskan, jika kesalahan tersebut bukanlah disebabkan oleh faktor kesengajaan. “Kalau kami inginnya berdiri di tengah-tengah, agar tidak merugikan konsumen dan menguntungkan pengusaha,” kata Alwan. Pihaknya tetap melakukan pengawasan yang rutin terhadap SPBU dengan melakukan tera ulang. “Tera ini sebenarnya untuk timbangannya saja, kalau SPBU itu mesinnya yang kita awasi untuk pergerakannya,” kata Alwan. Ia mengatakan, setelah sidak kemarin dan ditemukan kerusakan, pengusaha SPBU sudah melakukan perbaikan terhadap mesin-mesinnya. “Para pengusaha juga tidak mau rugi, sehingga mereka langsung bersurat di hari itu dan langsung kita layani untuk

perbaikannya,” jelasnya. Mesin-mesin yang digunakan oleh SPBU di Kota Mataram sendiri diakuinya berbeda, ada yang tua dan muda. “Yang penting kita lihat dari hasil akhirnya untuk melakukan pengawasan,” terangnya. Apalagi mesin-mesin SPBU yang digunakan pengusaha bukan berasal dari satu merk saja tetapi dari banyak merk dengan kualitas berbeda. Di Mataram, ada 11 SPBU yang melayani kebutuhan BBM konsumen. “Ada juga saat dilakukan sidak ditemukan mesin hasilnya plus bukan minus saja, yang menguntungkan konsumen dan merugikan pengusaha,” kata Alwi. Temuan plus maupun minus ini keduanya juga disegel oleh Disdag Kota Mataram agar tidak merugikan kedua belah pihak. Diskoperindag Kota Mataram berencana akan melakukan sidak kembali dalam waktu dekat ini. “Dari 11 SPBU yang ada di Mataram ada 127 selang pipa bensin atau nozel yang kita periksa untuk diukur teranya,” kata Alwi. Oleh sebab itulah ia mengatakan pihaknya berada di tengah-tengah agar semua pihak tidak merasa dirugikan. (uul)

Tera Ulang Alat Secara Menyeluruh Dari Hal. 1 DPRD NTB juga siap melakukan cek ke lapangan jika dibutuhkan terkait dengan pelaksanaan tera/tera ulang terhadap semua mesin yang berkaitan dengan pelayanan publik, termasuk di SPBU. NTB sudah memiliki perda tera/tera ulang, bagaimana efektivitasnya saat ini? Menurut Abdul Hadi instansi terkait yang diberi kewajiban tera/tera ulang seperti Dinas Perdagangan secara berkala harus melakukan kegiatan tersebut, mulai dari mesin, kendaraan bermotor, timbangan termasuk SPBU yang sangat berhubungan dengan pelayanan konsumen. “ Itu seharusnya dilakukan secara lebih aktif. Dinas terkait harus secara pro aktif melakukan tera ulang, jangan setelah ada laporan masyarakat baru melakukan tera ulang. Kita minta rekan-rekan komisi II bisa menekan eksekutif agar lebih aktif untuk melindungi konsumen dengan cara melaksanakan Perda tentang tera/ tera ulang,” katanya. Menurutnya, jika ada pihak yang lalai melakukan tera ulang, maka sesuai dengan yang tercantum dalam Perda Tera/Tera Ulang yang dimiliki Pemprov NTB, mereka bisa diberikan sanksi. Pemprov NTB memiliki Perda Tera/Tera Ulang yang disah-

kan tahun 2013 lalu. Perda ini disahkan didasarkan pada potensi alat ukur, takar alat timbang dan perlengkapannya di NTB yang mencapai puluhan ribu. Namun yang mampu dilayani pelayanan tera/tera ulang baru sebagiannya saja, padahal fungsi tera/tera ulang ini juga untuk melindungi konsumen. Ia menekankan bahwa pentingnya kepastian alat ukur yang akuntabel, sehingga tidak ada keraguan lagi dalam setiap transaksi di masyarakat karena alat ukur sudah sesuai ukuran dan timbangan. Selama ini, lanjut Abdul Hadi, sebagai konsumen karena sudah merasa percaya kepada pemerintah dan pihak pengusaha, barang yang diterima sudah dianggap tepat. Konsumen tidak pernah mengecek dengan detil sekian liter yang diperoleh saat membeli BBM di SPBU. “ Kita malah berprasangka bahwa kendaraan kita terlalu boros jika BBM cepat habis di kendaraan,” katanya. Oleh karena itu, pihak penyedia layanan diharapkan tidak merugikan konsumen dengan cara-cara yang melanggar aturan, karena yang rugi kedepannya adalah penyedia layanan itu sendiri karena tidak lagi mendapat kepercayaan dari konsumen.(ris)

Program Laku Pandai atau Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif milik perbankan kini sudah masuk ke lingkungan pendidikan. Produk Laku Pandai milik Bank Mandiri yaitu “ Si Makmur” misalnya mulai masuk ke SMP dan SMA di Kota Mataram melalui jalur kantin sekolah. SALES Representatif Branch Banking Bank Mandiri Mataram Purna Bakti Prasetyo kepada Ekbis NTB mengatakan, produk keuangan milik perbankan masuk ke lingkungan pendidikan dalam rangka edukasi perbankan bagi siswa. Siswa perlu diberikan edukasi dan literasi perbankan agar mereka melek pengelolaan keuangan sejak dini. “Nanti melalui kantin, siswa bisa menabung karena kantin sekolah dijadikan agen atau mitra Mandiri. Kebetulan dari semua yang dicoba telah berhasil, misalnya di SMPN 13. Mereka sudah menabung rata-rata diatas 1 juta

saldonya. Mereka malah tidak mau mengambil. Merek mau mengambil pas lulus sekolah,” katanya. Di produk “Si Makmur” ini, siswa bisa melakukan sejumlah transaksi keuangan seperti setor tunai, tarik tunai, transfer, pembayaran, belanja online dan lain sebagainya. Mereka melakukan transaksi itu di kantin sekolah yang sudah menjadi agen Bank Mandiri. Ia menilai, minat siswa untuk menabung di bank melalui produk Laku Pandai sudah tumbuh cukup bagus. Karena itu kedepannya akan tetap dilakukan sosialisasi ke

lingkungan pendidikan agar siswa mampu mengelola keuangan dengan baik sejak dini. Khusus di bank Mandiri Cabang Mataram, jumlah sekolah yang sudah terlayani produk “ Si Makmur” masih kurang dari 10 sekolah dengan jumlah nasabah sekitar seratusan siswa. “Kami sudah melakukan sosialisasi baru di SMA 8, SMP13, MAN 1 Mataram, SMA Hangtuah dan SMP 3 Dolar Ampenan. Sosialisasi bertahap karena “Si Makmur” ini relatif baru didengar. Dia buka saja tidak masalah, dia mau nabung kapan saja boleh,” tuturnya. Prasetyo mengatakan, produk “ Si Makmur” milik Bank Mandiri ini hampir sama dengan tabungan reguler, namun tidak memiliki ATM. Produk perbankan ini menggunakan sms banking dalam setiap transaksinya. Selain masuk ke lingkungan sekolah, produk Laku Pandai

Poltekpar Berbagi Resep Standar Ideal Toilet di Objek Wisata POLITEKNIK Pariwisata (Poltepkar) Negeri Lombok melalui Program Studi Divisi Kamar menggalakkan aksi standarisasi toilet di kawasan objek wisata. Hal ini dilakukan dalam rangka mendongkrak pendapatan dan pergerakan ekonomi di sektor unggulan daerah ini. Kegiatan standarisasi toilet ini dilakukan baru-baru ini secara perdana di objek wisata Loang Baloq, Kota Mataram. Civitas akademika Poltekpar Negeri Lombok berhasil mengandeng seluruh elemen, mulai dari pemerintah daerah, masyarakat setempat hingga para PKL ikut mengambil bagian. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah program pelatihan cara dan tips membersihkan toilet dengan standar opersional prosedur pembersihan yang sebenarnya, memberikan pemahaman mengenai fasilitas toilet yang standar, hingga memberikan solusi cara membersihkan toilet menggunakan bahan olahan rumahan seperti cuka,perasan jeruk nipis,kulit pisang,soda,minyak

(Ekbis/ris)

Firman goreng dan alkohol. “Bahan-bahan pembersih yang sederhana dan mudah didapat ini disosialisasikan untuk menyiasati saat warga tidak mampu membeli bahan pembersih dari pabrik,” kata Ketua Program Studi Divisi Kamar, Firman Koma Febdilan, S.Pd,M.Par. Toilet adalah salah satu fasilitas vital yang harus ada di setiap objek wisata. Keberadaannya haruslah sangat layak untuk dimanfaatkan oleh wisatawan. Toilet yang memenuhi standar biasanya dapat mendukung pen-

ingkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke satu objek wisata. Untuk memberikan kenyamanan bagi penggunanya, Firman menjabarkan standar toilet umum mengacu pada standar Asosiasi Toilet Infonesia (ATI) seperti, ruang untuk buang hajat besar idealnya P = 80-90 cm, L = 150-160 cm, T = 220-240 cm. Sementara ruang untuk hajat kecil idealnya L = 70-80 cm dan T = 40-45 cm. Sirkulasi udara mempunyai kelembaban 40 - 50 %, dengan taraf pergantian udara yang baik yaitu mencapai angka 15 air-change/jam. Pencahayaan toilet umum dapat menggunakan pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Iluminasi standar 100 - 200 lux. Konstruksi bangunan, lantai dengan kemiringan minimum 1 % dari panjang atau lebar lantai. Dinding, ubin keramik yang dipasang sebagai pelapis dinding, gypsum tahan air atau bata dengan lapisan tahan air. Langit-langit, terbuat dari lembaran yang cukup kaku dan rangka yang kuat sehingga memudahkan perawatan dan tidak kotor. (bul)

(Ekbis/ris)

Literasi Perbankan di Sekolah Bank Mandiri juga mulai menyasar petani. Para petani diedukasi agar memiliki rekening bank melalui “Si Makmur” yang nantinya akan digunakan untuk transaksi usaha pertanian seperti pembelian pupuk dan obat-obat tanaman. “ Nanti Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) itu kita fasilitasi untuk transaksi digital. Misalnya belanja pupuk, dia tidak pakai cash lagi, ting-

gal transfer, barangnya diantar,” terangnya. Proyek percontohan Laku Pandai yang menyasar petani akan dilaksanakan di Lombok Tengah. Belanja non tunai dinilai memiliki banyak manfaat bagi masyarakat. Selain untuk memudahkan transaksi, uang elektronik juga untuk mencegah peredaran uang palsu yang saat ini masih banyak dijumpai di desa-desa. (ris)

Belum Kantongi Izin

Talk Fusion Diperintah Hentikan Kegiatan SATUAN Tugas (Satgas) Penanganan Dugaan Tindakan Melawan Hukum di bidang penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan investasi atau Satgas Waspada Investasi akhirnya memerintahkan pengurus Talk Fusion segera menghentikan kegiatan penjualan produk di Indonesia. Perintah untuk menghentikan kegiatan karena perusahaan tersebut dinilai tidak memiliki izin usaha sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. “Satgas Waspada Investasi juga menghimbau seluruh associate Talk Fusion agar tidak melakukan perekrutan anggota baru sampai dengan izin usaha diperoleh,” kata Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam L. Tobing dalam siaran persnya kepada media ini. Menurutnya, Satgas Waspada Investasi telah menerima pengaduan dari masyarakat

bahwa Talk Fusion masih melakukan kegiatan usaha meskipun telah dihentikan oleh Satgas Waspada Investasi sejak Februari 2017. Kegiatan Talk Fusion ini dilakukan tanpa izin sehingga diduga melanggar ketentuan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan dan berpotensi merugikan masyarakat. Menurut Tongam, Satgas Waspada Investasi telah melakukan berbagai upaya untuk membangun kesadaran masyarakat agar tidak mengikuti kegiatan Talk Fusion. Masyarakat seharusnya sudah memahami bahwa Talk Fusion belum ada izin kegiatan usaha di Indonesia. Talk Fusion adalah perusahaan yang menjual aplikasi informasi dan teknologi yang berpusat di Florida Amerika Serikat sejak tahun 2007. Perusahaan ini menjual aplikasi dengan cara multi level marketing (MLM), dan masuk ke Indonesia pertama kali pada tahun 2012 tanpa izin. (ris)

Curang, Ancaman Berat pada Pengelola SPBU Dari Hal. 1 Gandhi mengatakan, sifat mesin yang digunakan di SPBU sangat dinamis dan berubah-ubah setiap harinya. Bisa saja takarannya melebihi ketentuan, atau sebaliknya kurang dari ketentuan. Jika melebihi ketentuan, dapat menguntungkan konsumen. Sementara jika kurang dari ketentuan, hal itu mestinya tak boleh terjadi. Karena itu, ia mengingatkan kepada anggotanya, agar setiap hari melakukan swatera, sebelum petugas SPBU melayani pembeli. Terhadap adanya indikasi SPBU tak sesuai takaran, ambil saja kasus yang terjadi

di SPBU Karang Jangkong dan SPBU Sayang-Sayang. SPBU yang terbukti melakukan kecurangan takaran BBM, bisa dikenakan denda hingga Rp 60 miliar, karena dianggap merugikan masyarakat. Selain dikenakan denda besar, pemilik SPBU juga dikenakan pidana dengan ancaman kurungan hingga 6 tahun penjara. “Ancaman itu bisa diterima, mirip-mirip temuan di SPBU Karang Jangkong, dan Sayang-Sayang,” kata Gandhi. Karena itu, sikapnya, dalam waktu dekat rencananya akan mengumpulkan seluruh anggota dan stakeholders terkait untuk menyamakan persepsi dalam rangka tepat

sasaran. Ia juga mengimbau kepada anggotanya untuk mengikuti program Pasti PAS yang standarnya terpenuhi, Senyum, Salam, Sapa, kualitas dan kuantitas produk yang diterima oleh pelanggan. Untuk Pasti PAS, menurutnya investasi tak terlalu berat, dan dia yakin anggotanya mampu. Syarat Aasti diantaranya, tertib administasi, perlengkapan pengukuran kualitas dan kuantitas BBM, keseragaman pakaian dan atribut, kotak P3K, nozzle, WC, oilcather (SPBU bersih), area pembongkaran tersendiri, penerangan, area penjualan, menerapkan prosedur pelayanan 3S (Senyum, Salam, Sapa).(bul)

Takaran Kurang, ’’Mencurangi’’ Konsumen Secara Halus Dari Hal. 1 Indri justru mengeluh, ketika membeli bahan bakar di eceran. ‘’Kalau beli di luar (eceran, red) harga bensinnya suka dinaikin dan kadang juga tidak tepat ukurannya. Tapi jika membeli di SPBU harga BBM yang dibeli tepat dan ukurannya juga pas,’’ ujarnya. Indri membandingkan harga premium misalnya yang di eceran bisa sampai Rp 8-9 ribu/liter dibandingkan di SPBU yang hanya Rp 6.500. Indri juga mengaku dirinya pernah mendengar ada kasus SPBU yang melakukan kecurangan, tapi sudah diselesaikan oleh pengelola SPBU. “Tapi sekarang kan sudah ada perbaikan mutu SPBU jadi saya rasa aman-aman saja,” ujarnya. Begitu juga dengan Evi, salah satu konsumen yang mengaku lebih menyukai membeli BBM di SPBU. Selain itu, terjamin keasliannya. Evi biasanya membeli bahan bakar seharga Rp 10-15 ribu dan bisa bertahan sampai 1 mingguan jika digunakan di sekitaran rumah saja. Ia tidak merasa khawatir membeli bensin di SPBU, karena yakin takaran dan keaslian bahan bakar tidak masalah. Tidak Boleh Dibiarkan Berbeda halnya dengan pernyataan Ketua Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Indonesia (YLKI) NTB H. M. Shaleh, SH, MH. Menurutnya, kasus ini tidak boleh dibiarkan dan harus mendap-

at atensi dari pemerintah. “Ini merupakan salah satu bentuk kecurangan mereka. Mesin itu kan tidak bekerja, kan manusia yang bekerja,” ujarnya saat dihubungi beberapa waktu lalu. Penggunaan mesin tua untuk SPBU, menurut Shaleh, adalah salah satu bentuk pembiaran yang dilakukan pengusaha dalam mencari keuntungan. “Persoalan biaya atau tidak, ini kan pengusaha. Kalau memang tidak ada biaya, kenapa dioperasinalkan,” katanya. Shaleh menegaskan, temuan ini harusnya ditindaklanjuti ke pihak berwajib agar bisa menjadi shock therapy bagi para pengusaha yang bergerak di bidang SPBU. ‘’Persoalan terbukti atau tidak itu nantinya menjadi urusan polisi dan pengadilan agar menjadi shock therapy bagi mereka supaya tidak diikuti oleh yang lain,” jelasnya. Shaleh mengatakan hal ini melanggar hak-hak konsumen karena konsumen harusnya diberitahu sebelumnya. “Kalau tidak ada temuan itu, konsumen tidak tahu adanya mesin tua yang penting isi bensin,” ujarnya. Adanya kasus ini, Shaleh meminta pihak-pihak terkait untuk melaporkan kecurangan itu. Apalagi sesuai dengan UU Perlindungan Konsumen, maka yang berhak membuktikan kesalahan adalah pihak pelapor. Penggunaan mesin tua untuk SPBU, kata Shaleh, tidak pernah dilakukan pemberitahuan kepada konsumen wa-

laupun sering dilakukan perbaikan. Nyatanya kejadian kurang takaran saat mengisi bahan bakar merugikan kepentingan konsumen. Ia melihat, jika pengurangan BBM yang diterima konsumen saat mengisi jika di bawah 5% masih tahap wajar, karena faktor angin. Namun, kalau sampai 20 % kurangnya dari 1 liter itu baru aparat melakukan pengawasan. YLKI sendiri pernah melakukan pengawasan terkait BBM ini di beberapa SPBU di Kota Mataram. Saat turun bersama tim pengawas terpadu, pihaknya tidak menemukan ada kecurangan. Dalam hal ini, pembelian BBM di SPBU, merupakan faktor kepercayaan pembeli. “Yang melakukan pengawasan jangan hanya sekadar menemukan saja tetapi ditindaklanjuti agar konsumen juga percaya,” terangnya. Shaleh juga menambahkan agar pengusaha SPBU harus terus berkoordinasi dengan Pertamina jika peralatannya rusak atau tua. Pertamina perlu melakukan pengawasan rutin di lapangan, sehingga jika ada apa-apa bisa memperingatkan pengelola SPBU. Untuk itu, harus ada kerjasama antara pengusaha dengan konsumen agar tidak terjadi hal seperti ini. “Perlu ada pemberitahuan dari SPBU jika ada hal di luar yang diinginkan oleh konsumen kepada pihak SPBU. Harus ada papan pengumumannya agar konsumen tidak hanya diam saja,” tutupnya. (uul)

Setengah Lebih SPBU di NTB Belum Standar Pasti PAS Dari Hal. 1 ada pihak-pihak yang bermain curang. Atau karena faktor kelalaiannya, pun faktor keterbatasan pengawasannya yang mengakibatkan hak-hak konsumen yang sewajarnya tidak terpenuhi. Karena itu, harus hati-hati, teliti sebelum membeli, dan jadilah konsumen cerdas. Mengapa? Berangkat dari kegiatan inspekasi mendadak (Sidak) yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan Kota Mataram belum lama ini kepada beberapa SPBU di Kota Mataram. Dua SPBU mungkin sedang apes, SPBU Karang Jangkong, dan SPBU Sayang-Sayang, salah satu nozelnya disegel. Persoalannya, ke dua SPBU ini diduga menjual BBM tidak sesuai takaran. Alasan yang anggap masuk akal menyeruak. Salah satunya, karena mesin – mesin yang digunakan bergerak dinamis. Itulah yang mempengaruhi takaran bisa kurang atau bisa lebih. Namun tim menemukan indikasi takaran kurang di dua SPBU ini. Ada juga yang menganggap karena memang mesin yang digunakan sudah tua. Semua memberi respons atas temuan itu. Tanpa terkecuali pihak Pertamina Depo Ampenan yang langsung melakukan pemeriksaan. Meskipun SR Pertamina Depo Ampenan, Reggi Senjang Pramagarjita mengatakan, sudah melakukan perbaikan dan kondisinya khusus di SPBU Karang Jangkong sudah sesuai standar setelah ditera. Sementara layanan untuk pengisian solar di SPBU Sayang-Sayang hingga kini disegel dan tak dipasok oleh Pertamina sampai nozelnya sesuai takaran normal. Reggi mengakui, dua SPBU ini termasuk SPBU-SPBU dengan usia mesin sudah tua. Di NTB, terdapat sebanyak 67 SPBU yang tersebar dari Ampenan-hingga Sape. Dari sejumlah SPBU ini, hanya 32 yang sudah berstandar Pasti PAS. Pasti PAS adalah SPBU yang mendapat sertifikat Pasti PAS dari auditor independen. Adanya sertifikat ini diharapkan SPBU dapat memberikan

pelayanan terbaik kepada masyarakat. Diharapkan konsumen akan mendapatkan BBM yang berkualitas dengan takaran yang pas. Saat ini konsumen dapat melihat logo Pasti PAS di beberapa SPBU. SPBU Pasti PAS ini dibagi menjadi tiga kategori. Pertama, jaminan kualitas pelayanan, dapat dipercaya, dan dapat dikenali melalui logo dan sertifikat Aasti PAS. Logo Pasti PAS terdapat pada bagian kantung kiri operator, merasakan pelayanan yang ramah dengan menerapkan prinsip 3S (Senyum, Salam, Sapa). Untuk SPBU yang tidak Pasti PAS, Reggi mengatakan, harusnya menggunakan acuan tera metrologi. Dari Pertamina sendiri, SPBU-SPBU tersebut pengawasannya memang tidak dilakukan rutin setiap bulan, rata-rata minimal dua bulan sekali. ‘’Untuk temuan kemarin, memang karena kondisi mesin (tua). Sudah kita informasikan ke Hiswana Migas untuk rekan-rekan SPBU yang memiliki mesin sudah lama, dilakukan dengan dua cara. Yakni dengan berkoordinasi lebih awal dengan Bagian Metrologi, yang sebelumnya 1 tahun sekali, menjadi 2 kali setahun. Yang kedua kami minta mereka untuk segera menghitung ulang rencana investasi pompa baru,’’ saran Reggi. Pertamina melakukan pembinaan SPBU. Karena itu, harusnya sebelum melakukan penjualan BBM, petugasnya melakukan swatera sebagai SOP. Tetapi pengawasan, dapat dilakukan bersama bersama Metrologi. ‘’Karena itu, untuk meningkatkan pelayanan, Pertamina menyediakan contact centre 1500000 apabila dirasa konsumen ada hal-hal yang kurang mengenai pelayanan di setiap SPBU,’’ imbuhnya. Pertamina menurut Reggi, sejak pertengahan tahun sudah banyak memberikan sanksi kepada SPBU. Persoalannya rata-rata karena tidak dilakukan tera ulang setelah waktunya. Artinya, masih banyak PR yang harus diselesaikan Pertamina dan stakeholders, agar konsumen tak menjadi korban.(bul)


Ekbis NTB

Ekbis NTB Senin, 9 Oktober 2017

WAKIL Gubernur (Wagub) NTB H. Muh. Amin, SH., MSi., memberikan apresiasi terhadap kegiatan Inspiratif Expo Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) yang digelar setiap Minggu pagi di Car Free Day (CFD) Jalan Udayana Mataram.Tidak hanya itu, wagub mengharapkan kegiatan Inspiratif Expo tetap diteruskan, karena manfaatnya besar bagi masyarakat. Apresiasi wagub ini dis-

ampaikannya saat menghadiri langsung Inspiratif Expo pada pekan ketujuh, Minggu (8/10). Inspiratif Expo yang digelar Diskominfotik NTB ini didukung TVRI NTB, iNews TV, TV9, Lombok TV, RRI Pro2 FM, Harian Lombok Post dan Harian Suara NTB. Pada pekan ini, sejumlah Organisasi Perangkat Daerah/BUMN ikut memeriahkan kegiatan ini, seperti, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Mataram, PT. Telkom, Komisi Informasi

Provinsi NTB, Bawaslu, KPU dan dimeriahkan penampilan seni dari SMAN 5 Mataram. Bahkan, pada acara pembukaan Inspiratif Expo kemarin, Wagub yang didampingi Kepala Diskominfotik NTB Drs. Tri Budiprayitno, Kepala Biro Pemerintahan Setda NTB H. Wirajaya Kusuma, Ketua Komisi Informasi Provinsi NTB Ajeng Roslinda Motimori dan ratusan siswa SMAN 5 Mataram, dengan penuh semangat mengikuti senam pagi

selama beberapa menit. Wagub melihat Inspiratif Expo sebagai salah satu media efektif untuk memperkenalkan, mensosialisasikan produk ataupun berbagai informasi pembangunan pada masyarakat atau generasi muda. Di mana, masyarakat yang santai sambil berolahraga pada acara CFD bisa mendapatkan informasi hasil pembangunan atau hasil-hasil yang dicapai oleh pemerintah di berbagai sektor. ‘’Tidak hanya itu, acara ini

4

bisa sebagai media memberikan pemahaman kepada anakanak muda tentang perkawinan usia dini, menjauhi perilaku menyimpang dan menyadari bahayanya penggunaan atau peredaran narkoba dan obatobatan terlarang,’’ terangnya. Untuk itu, wagub mengingatkan Inspiratif Expo ini perlu terus dilakukan secara rutin, karena manfaatnya sangat besar, terutama dalam menambah wawasan bagi masyarakat tentang

berbagai macam informasi pembangunan. Begitu juga anakanak usia sekolah bisa mendapatkan informasi yang sangat berguna bagi masa depan anakanak itu sendiri, khususnya berkaitan dengan pernikahan dini. Apresiasi senada disampaikan Wakil Kepala Bidang Humas SMAN 5 Mataram M. Zuprin. Menurutnya, kegiatan Inspiratif Expo yang digelar Diskominfotik NTB sangat bagus, karena memberikan kesempatan pada gen-

erasi muda menyalurkan potensi yang dimiliki. Apalagi siswa yang memiliki bakat dan kemampuan di bidang seni diberikan kesempatan tampil menghibur masyarakat di CFD setiap Minggu pagi. Pada kesempatan ini, SMAN 5 Mataram menampilkan grup perkusi, tari Zikir Zaman, baca puisi dan musik. Menurutnya, kesempatan ini bisa menjadi ajang bagi siswa menggali potensi yang dimiliki. (ham/*)

(Ekbis NTB/ist)

POSE BERSAMA - Wagub NTB H. Muh. Amin pose bersama dengan tenaga pendidik dan siswa SMAN 5 Mataram pada acara Inspiratif Expo Diskominfotik NTB, Minggu (8/10). (Ekbis NTB/ist)

BERSAMA - Wagub NTB H. Muh. Amin didampingi Kepala Diskominfotik NTB Tri Budiprayitno, Kepala Biro Pemerintahan Setda NTB H. Wirajaya Kusuma dan Ketua Komisi Informasi NTB Ajeng Roslinda Motimori pose bersama siswa SMAN 5 Mataram, Minggu (8/10).

(Ekbis NTB/ist) (Ekbis NTB/ist)

Penampilan grup perkusi SMAN 5 Mataram.

NYANYI - Diiringi Percis Band, Kepala Biro Pemerintahan Setda NTB H. Wirajaya Kusuma menyumbang lagu pada acara Inspiratif Expo Diskominfotik NTB, Minggu (8/10).

(Ekbis NTB/ist)

Penampilan tari Zikir Zaman SMAN 5 Mataram

BBPOM Mataram Gelar Sosialisasi Obat dan Makanan Bersama Tokoh Masyarakat di Lombok Tengah UNTUK lebih mengenalkan masyarakat terhadap produk makanan dan obat-obatan yang beredar di pasaran, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Mataram mengadakan sosialiasi obat dan makanan bersama tokoh masyarakat

yang digelar di dua lokasi selama dua hari berturut-turut. Acara pertama digelar di Majelis Ta’lim Dato Lopan Center Embung Bengak, Aikmual, Praya pada Sabtu (7/10). Sedangkan acara kedua bertempat di Pondok Pesantren Nurussalam Reak,Tanak Awu,Pujut pada Minggu (8/10). Acara di Majelis Ta’lim Dato Lopan Center Embung Bengak, Aikmual, Praya dihadi-

ri oleh Ketua Yayasan Dato Lopan Center (DLC) TGH H.L. Makmur Shaleh,tokohagama,AsistenIBidang Pemerintahan Kabupaten Lombok Tengah, tokoh masyarakat, dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah. Sedangkan acara di Pondok Pesantren Nurussalam Reak,Tanak Awu,Pujut dihadiri pula oleh Ketua Yayasan Ponpes Nurussalam, Drs.H.L. Solimun Faisol, MA, tokoh adat, serta ratusan masyarakat yang memenuhi lokasi acara. Dalam sambutannya, Kepala BBPOM Mataram, Dra I Gusti Ayu Nengah Suarningsih, App,M.H, mengatakan sosialiasi ini diperlukan karena peredaran produk obat dan makanan telah menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

“Sekarang isunya adalah penyalahgunaan obat untuk kalangan remaja khususnya tramadol,” jelasnya. Ia mengatakan bahwa di Lombok Tengah telah ditemukan kasus penyalahgunaan tramadol. Selain itu, Suarningsih menekankan bahwa Lombok Tengah yang menjadi destinasi wisata produk UKM sangat beragam dan perlu mendapatkan sertifikat halal. “Kita menggandeng pihak MUI untuk mendapat label halal agar mampu bersaing,” jelasnya. Sedangkan dalam sambutannya, Asisten I Bidang pemerintahan Kabupaten Lombok Tengah, H.L Muh. Amin, mengatakan bahwa di Loteng banyak beredar produk obat dan makanan yang disalahgunakan oleh masyarakat. “Misalnya membuat obat sendiri, serta obat

tertentu yang digunakan untuk semua penyakit,” jelasnya. Ia mengharapkan adanya pelatihan bagi guru-guru sekolah tentang produk makanan dan obat yang berbahaya. Sedangkan dalam memberikan materi, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Dra. Hj. Ermalena, M.HS mengatakan jika membeli produk makanan atau obat, konsumen harus teliti dalam memilih. “Perhatikan kemasannya, izin BPOM, tanggal kadaluarsa serta komposisi bahannya. Jangan sampai anak-anak kita memakan makanan yang tidak jelas,” terangnya. Ia mengatakan sekarang perilaku konsumsi masyarakat sudah berubah dibandingkan dengan dulu. “Juga saat membeli kosmetik perlu diperhatikan komposisi bahannya serta penggunaan obat

yang berbahaya juga perlu diperhatikan. Karena ada pihak tertentu yang menyasar anak muda sebagai sasarannya,” jelasnya. Sedangkan Suarningsih menambahkan saat membeli obat, masyarakat wajib membaca labelnya agar lebih jelas cara penggunaannya. “Jamu tradisional juga perlu diperhatikan labelnya, apalagi tramadol,” jelasnya. Ia menegaskan bahwa tramadol hanya bisa diperoleh melalui resep dokter.

I Gusti Ayu Nengah Suarningsih, App,M.H, Kepala BBPOM Mataram

Hj. Ermalena, M.HS, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI

Foto Bersama. Dari kiri ke kanan : Kepala Dinas Kesehatan Lombok Tengah, Asisten I Bidang Pemerintahan Kabupaten Lombok Tengah, HL Muh. Amin, Kepala BBPOM Mataram, Dra I Gusti Ayu Nengah Suarningsih, App,M.H, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Hj. Ermalena, M.HS, Ketua Yayasan Dato Lopan Center (DLC) TGH H.L. Makmur Shaleh (tiga dari kanan) dan dua tokoh masyarakat.

Hj. Ermalena saat memberikan pemaparan

BBPOM Mataram juga akan fokus untuk melakukan penyuluhan terhadap siswa sekolah dan guru tentang peredaran obat berbahaya. “Kita juga menghar a p k a n masyarakat yang hadir disini bisa menyebarkan informasi pada yang lainnya,” t u k a s nya.(uul/*)

Suasana diskusi dengan narasumber Hj. Ermalena, dan I Gusti Ayu Nengah Suarningsih yang dipandu oleh moderator I Nyoman Sumasada selaku Kabid Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen

Ketua Yayasan Ponpes Nurussalam Reak, Tanak Awu, Pujut Drs.H.L. Solimun Faisol, MA, saat memberikan sambutan dalam acara Sosialisasi Obat dan Makanan Bersama Toko Masyarakat yang diselenggarakan oleh BBPOM Mataram di Ponpes Nurussalam Reak,Tanak Awu, Pujut Lombok Tengah.

I Gusti Ayu Nengah Suarningsih saat memberikan pemaparan Masyarakat sangat antusias mengikuti kegiatan sosialisasi

Salah satu peserta yang bertanya dalam sesi diskusi


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.